©Masashi Kishimoto
Sinopsis
Naruto Uzumaki, calon mahasiswa tidak beruntung yang tinggal satu apartemen dengan hantu bernama Sakura Haruno yang selalu berupaya mengusirnya dengan berbagai cara, tapi karena sudah terbiasa menangani hal-hal mistis, Naruto sama sekali tidak terpengaruh dengan upaya keras Sakura kecuali untuk hal-hal bersifat fisik. Keduanya tidak pernah akur, sampai suatu ketika Naruto mengetahui masa lalu Sakura yang menyedihkan sehingga membuatnya bersimpati dan memutuskan untuk mewujudkan impian-impian Sakura semasa hidup.
Ghost Host oleh Creepypasta-san
Prolog
"70 ribu yen untuk uang muka dan biaya perbulannya 30 ribu yen termasuk air, listrik dan gas!?"Aku berseru takjub, untuk sebuah apartemen sebagus ini yang terletak di pusat perkotaan besar, 30 ribu perbulan sangatlah murah.
Wanita pemilik apartemen mengangguk ragu-ragu."Ya, um.. Ta-tapi sebenarnyaaa—
"Kuambil!"Aku berseru kuat-kuat dan memegang kedua tangannya dengan bahagia."Akan kuambil! Terimakasih banyak Yuuhi-san, kau menyelamatkan masa depanku."
"Ah, panggil saja aku Kurenai."
"Terimakasih Kurenai-san!"
"Dan, ummm.. Kau memegang tanganku."
"Ah! Ma-maaf."Aku segera melepaskan tangannya dan tersenyum malu sementara Kurenai-san kelihatan canggung, tapi aku benar-benar tidak ingin kehilangan apartemen ini. 30 ribu yen perbulan, itu sangatlah murah!
Apartemen baruku tidak terlalu besar, kecil malah. Berlantai empat, dan punyaku ada di lantai paling atas nomer paling ujung yaitu 408, kamar mandi dan toilet berada di satu ruangan, memiliki dua kamar tidur, ada balkon yang menghadap pada jalanan yang memperlihatkan kesibukan kota, hebatnya lagi, hampir semua peralatan rumah tangga lengkap, aku hanya perlu membeli mikrowave dan mesin cuci juga sebuah kasur, mungkin aku hanya perlu sebuah futon.
Uang tabunganku sekitar 500 ribu yen, meski aku harus membeli perlengkapan kampus, persediaan makanan dan beberapa perlengkapan rumah, bahkan uangku masih tersisa cukup banyak. Aku bisa bertahan untuk beberapa bulan kedepan, tapi tetap saja aku harus menemukan sebuah pekerjaan.
Aku membawa tasku yang tidak begitu banyak, hanya beberapa lusin pakaian dan benda-benda yang kubawa kemanapun aku pergi. Kurenai-san mencoba membantu tapi aku dengan halus menolaknya karena secara langsung dia sudah membantuku dan aku tidak ingin membuat Kurenai-san yang sudah seperti malaikat penyelamatku harus berkeringat untukku.
"Kalau begitu aku pulang. Terimakasih banyak, semoga kau betah tinggal disini."Kata Kurenai-san sambil tersenyum manis."Dan jangan sungkan menghubungiku jika terjadi sesuatu."
Entah kenapa aku merinding sendiri, caranya bicara seolah benar-benar akan terjadi sesuatu."Sudahlah."Aku mengangkat bahu dan mulai merapihkan kamarku.
Aku berhasil membereskan apartemen baruku tepat saat matahari kemerahan muncul di jendela, hal terakhir yang harus kulakukan hanyalah memasukkan pakaianku kedalam lemari. Kulihat jam, sudah jam setengah enam sore, masih sempat untuk membeli beberapa keperluan lain, sisanya akan kubeli besok.
Tidak terlalu jauh dari apartemenku, ada sebuah minirmarket yang buka 24 jam dalam seminggu, kuputuskan untuk berbelanja disana karena lebih dekat meskipun tidak begitu lengkap. Sebelum pergi, aku menyalakan semua lampu karena aku mungkin pulang agak malam dari minimarket tempatku membeli kebutuhan panganku untuk seminggu kedepan.
Ramen instan, jus jeruk, buah jeruk, apel, daging ayam, sarden, sayuran, roti, saus, beras. aku mencek belanjaanku sebelum memberikannya pada kasir, nampaknya sumuanya lengkap. Aku sudah membeli semua yang kuperlukan dan kembali ke apartemen, sementara mesin cuci dan mikrowave kuputuskan untuk membelinya besok sekalian membeli alat tulis dan mungkin beberapa lembar baju juga sepatu baru.
Kunyalakan lampu setibanya aku di apartemen. Kumasukkan semua barang belanjaanku kedalam kulkas. Aku mengambil sebuah roti, seharusnya cukup untuk malam ini karena aku terlalu capek untuk memasak, aku akan tidur.
Toktok*suara ketukan membuatku terjaga lagi."Tunggu sebentar."Aku segera membuka pintu, Kurenai-san ada di depan pintu dengan senyum manisnya dan nampan berisi mangkuk nasi, beberapa ekor ikan dan sup tofu.
"Kau pasti belum makan,"katanya,"Aku punya sedikit makanan untukmu."
"Oh! Terimakasih banyak."Aku dengan senang hati menerimanya.
"Sama-sama."Dia berjinjit dan menengok kedalam."Um, apa ada sesuatu yang terjadi?"
"Tidak ada. Apa seharusnya sesuatu terjadi?"
"Biasanya sih begitu."
"Ha?"Aku kebingungan.
Kurenai-san segera menggeleng."Bukan apa-apa."Ia membuat tawa yang kedengaran mencurigakan.
Kupersilahkan Kurenai-san masuk, namun dia dengan halus menolak, tapi caranya berjinjit untuk mengintip dari bahuku setiap kali aku lengah terlihat seperti seseorang yang panasaran, seolah sedang mencari sesuatu.
Kurenai-san mulai merenung sendiri, dia kelihatan kebingungan untuk sesuatu yang tidak kupahami kemudian tersenyum lagi padaku untuk berpamitan.
"Jangan lupa untuk mengatakan apapun hal aneh yang terjadi kepadaku, sekecil apapun itu."Katanya.
Dia pergi, lagi-lagi meninggalkan tanda tanya besar di kepalaku. Apa memangnya harus ada sesuatu yang terjadi disini?
Kemudian pikiranku segera teralihkan oleh makanan yang berada ditanganku. Kututup pintu, menguncinya lalu pergi ke ruang tidur. Terlalu malas mengeluarkan meja, kuputuskan untuk makan diatas futon, sudah sejak lama terakhir kali aku makan makanan rumah, ternyata rasanya sangat enak.
Sehabis makan aku langsung berbaring tanpa memcuci piring, akan kukembalikan besok saja piring punya Kurenai-san, soalnya dia pasti sudah tidur sekarang. Aku segera terserang kantuk, perasaan lengket yang aneh di udara, dentingan suara barang keramik bahkan suara lengkingan aneh tidak dapat membuatku tetap terjaga, aku tertidur tepat saat wajah kesal seorang gadis berambut merah muda muncul di udara.
Tbc
