Why Don't You Know?

Warn : gs!, eyd gagal,typo dsb.

MARKJIN IN YOUR AREA

[Jinyoung pov]

Aku Park Jinyoung usia ku 16 tahun, aku lahir di Jinhaegu, Korea selatan dan dibesarkan di LA. Aku saat ini menduduki bangku sekolah menengah atas dan ini masih tahun pertama. Aku juga memiliki tetangga yang senantiasa membantuku untuk mempelajari bahasa inggris atau kadang menerjemahkan apa yang orang-orang disekitarku bicarakan well bahasa inggris itu tidak mudah! Dan orang yang selalu membantuku adalah Mark Tuan aku biasa memanggilnya kak Mark.

Aku sempat berpikir bahwa aku menyukai kak Mark karena setiap kali berada didekatnya jantungku berdetak tidak seperti mestinya, nafasku seringkali tercekat saat mencium aroma pafrumenya. Tapi setelah ku pikir kembali mungkin aku hanya kagum dengannya dan lagi aku masih terlalu kecil untuk mengerti urusan cinta.

"Jie! Ayo jangan melamun kita bisa terlambat!"

Aku merutuki kebodohan ku, bisa-bisanya disaat ini aku malah memikirkan perasaanku.

"a-ah maaf kak"

Kak Mark dengan segera menarik lengan ku ke dalam mobilnya. Kak Mark baru saja legal dan sekarang sudah membawa mobilnya ke sekolah. Hmm aku juga ingin mengendarai mobil sendiri sepertinya tapi usiaku masih dibawah umur.

"hei Jie, ini hanya menurutku saja atau rok mu memang memendek?"

Dengan cepat aku menutupi kaki ku dengan tas. Sial kenapa blak-blakan sekali sih ngomongnya?

Kak Mark seperti sedang mengambil sesuatu ke jok belakang,

"pakai jaketku, rok mu itu bahaya sekali"

Dengan mudahnya wajahku memerah hanya untuk tindakan sekecil itu. Aku benar-benar memalukan!

"Eomma menyuruhku memakainya, dan ya kak Mark tau aku tidak mau mengecewakan eomma"

"tapi kalau kau sendiri merasa tidak nyaman harusnya kau utarakan saja pendapatmu"

Aku menggeleng tanda tak setuju, perkataan ibuku adalah hal yang wajib ku iyakan dan perkataan ayahku adalah hal mutlak yang harus ku kerjakan. Aku begitu menyayangi mereka. Aku terdengar seperti anak kecil.

"baiklah-baiklah kau menang" kak Mark mengelus kepalaku seperti mengelus anak anjing.

Diperjalanan kami hanya saling diam, membiarkan musik mengalun. Kak Mark terlihat menikmati musiknya. sering kali aku berpikir bahwa musik hip-hop itu aneh dentuman musiknya kadang membuatku sakit kepala bahkan bagian rapp nya sangat cepat dan banyak. Aku tidak terlalu menyukainya tapi karena kak Mark sangat menyukainya aku tidak masalah.

Saat sampai disekolah kami terus ditatap oleh teman-teman ku atau bahkan kakak kelasku. Itu terjadi karena kak Mark yang terlalu tampan dan memiliki wajah flower boy dan aku yang berasal dari asia. Perbedaan itu cukup kontras, kulit mereka putih agak kemerah-merahan dan kulitku yang putih susu lalu proposi tubuh mereka yang besar kontras dengan tubuhku yang mungkin bisa ku bilang tidak terlalu mengalami perubahan aku tetap kecil dan cara berbicara mereka yang begitu leluasa dan terkesan blak-blakan sementara aku sesekali terbata dan kadang berpikir sebelum berucap memastikan apa kalimatku sudah benar atau belum.

Kak Mark memiliki 2 perbedaan teratas tapi dia mampu mengatasi perbedaan yang terakhir, aku berpikir sederhana saja dia kan lahir disini wajar saja sudah sangat fasih. Ya walau sebenarnya kak Mark itu orang tuanya berasal dari Taiwan.

"Jinnie, nilai fisika mu yang paling tinggi diangkatan kita!" aku sedikit terkejut mendengar seruan Stephani. Suaranya begitu menggelegar.

"benarkah?"

"apa aku terlihat bohong Jinnie?"

Aku menggeleng pelan sambil tersenyum. Ngomong-ngomong urusan namaku yang dipanggil Jinnie karena mereka mengatakan saat memanggilku dengan Jinyoung akan susah dan terasa aneh, aku tidak masalah asal diabsen namaku tetap Park Jinyoung.

"sepertinya kau akan menjadi salah satu kandidat peserta lomba fisika"

Aku berbalik mendengar perkataan Sean.

"tidak semudah itu Sean"

"itu akan mudah jika orangnya adalah kau, sudahlah" Sean mengibas-ngibaskan tangannya.

"Jinnie apa kau tidak ingin merubah warna rambutmu? Apa kau tidak bosan dengan warna hitam?" stephani menaik turunkan alisnya.

Aku suka wanita dengan rambut panjang dan hitam'

Tiba-tiba Jinyoung teringat percakapannya dengan kak Mark dulu saat menolak teman wanitanya untuk berkencan dengan alasan rambutnya blonde.

"aku suka warna hitam"

Stephani merengut, "ayolah, jika aku mengajak satu orang aku emndapat potongan harga di salon langgananku"

Aku tidak mungkin menolaknya mentah-mentah kan? Setidaknya harus berbasasi dulu.

"akan ku pikirkan. Oh Mr. Drack sudah datang! Sana duduk"

"ok jangan lupa beritahu besok"

[author pov]

"ada yang ingin kau katakan Jie?"

"eum? T-tidak!"

"kau tidak terlihat tenang sejak tadi, ada apa?"

Sebenarnya Jinyoung sedang ingin bermain api, ia hanya akan menguji coba apakah Mark menyukainya atau tidak.

"b-bagaimana jika aku merubah warna rambutku? Seperti menjadi blonde atau ombre?"

"terserah itu hakmu"

Jinyoung termakan oleh api yang dibuatnya sendiri, ia merasa kecewa. Bahkan jawaban Mark seakan tidak perduli dengannya dan lagi Mark mengatakannya tanpa berpikir. Hatinya mencelos.

"kau benar"

Setelahnya tak ada percakapan yang menghiasi perjalanan pulang mereka.

"terimakasih kak, sepertinya besok aku berangkat bersama teman ku jadi duluan saja"

"benarkah?"

Jinyoung menganggukan kepalanya mantap berbanding terbalik dengan hatinya yang bimbang harus menjawab 'iya' atau 'tidak, aku hanya bercanda'.

"baiklah"

Sesampainya dirumah Jinyoung menelpon stephani untuk menyetujui merubah warna rambutnya menjadi warna grey smoke . stephani yang kegirangan pun menjemput Jinyoung saat itu juga dan merubah warna rambutnya yang semula berwarna hijau menjadi hitam.

"kenapa kau merubah rambutmu menjadi hitam?"

"aku ingin mencoba warna yang kau senangi"

"dasar kau ini!" Jinyoung tertawa mendengar alasan bodoh teman sebangkunya ini.