Tittle : Way for Love

Author : Kim Joungwook

Pairing : YunJae

Length : Chaptered – Chapter 1

Genre : Romance, Hurt/Comfort, drama

Summary : Hanya cerita singkat mengenai Jung Yunho dan Kim Jaejoong/Suck at Summary! Just Read!/YunJae!

Warning : Shounen-ai, BoyXBoy. Don't Like Don't Read!

.

.

.

YunJae

.

Part 1

.

Yunho berjalan pelan memasuki kelasnya. Rambutnya terlihat belum tertata rapi, kemeja coklat yang ia pakai tidak masuk sempurna kedalam celana panjangnya. Ia terlihat sedikit berantakan dengan wajah yang kusut. Ia sedikit menggerutu sembari berjalan menuju tempat duduknya.

"ada apa dengan wajahmu itu, Man?" Tanya Yoochun, teman yang sudah duduk disampingnya sejak tadi.

Yunho mengangkat kedua bahunya acuh, meletakkan kepalanya di atas meja dan memandang Yoochun malas, "semalam, Jaejoong menelponku hingga jam 3. Dan aku juga baru memejamkan mataku sebentar, saat jam 6 Jaejoong kembali menghubungiku untuk mengingatkan bahwa jam 8 aku ada kelas. Oh Man, I forgot that I have class this morning! And I'm really sleepy now." Jawab Yunho pelan.

Yoochun tertawa kecil dan menepuk pundak Yunho prihatin, "aku turut bersedih dan tahu bagaimana perasaanmu. Tapi, ada apa dia menelponmu sampai pagi seperti itu? Biasanya juga dia menginap jika ingin membuatmu begadang."

Yunho menghela nafasnya lelah, "entahlah. Tiba-tiba dia menelponku dan mengatakan bahwa dia merindukanku. Dan kau tahu sendiri bagaimana kalau dia sudah bercerita, tak ada habisnya." Jawab Yunho. Yoochun mengangguk paham.

"hey, Yoochun ah. Biarkan aku tidur. Aku tak peduli pada dosen atau siapapun yang akan mengangguku. Aku sangat mengantuk." Ucap Yunho sebelum memejamkan matanya erat. Yoochun hanya berdecak dan membiarkan Yunho tidur. Lagipula, tak ada siapapun yang akan mengganggu Yunho. Sang dosen juga tak akan repot-repot menganggu dia, asalkan nilainya bagus, sepertinya sudah cukup.

.

"Yunho!"

Belum ada 15 menit Yunho memejamkan matanya, teriakan itu sudah kembali membuatnya terjaga. Ia mengerang keras dan mengangkat kepalanya risih. Ia sudah akan memarahi siapapun yang menganggunya saat ia membuka mata dan menemukan siapa yang berteriak memanggil namanya.

Tapi saat melihat Jaejoong berdiri penuh senyum didepannya membuat semua amarah itu langsung sirna. Ia hanya diam dan mengusap kasar wajahnya, mencoba menghilangkan rasa kantuknya. Meski berakhir dengan ia menguap lebar dan menyebabkan matanya berair.

"kajja, kau bolos kelas English hari ini tak apakan?" Tanya Jaejoong kearahnya. Yunho memandang Yoochun sebentar sebelum kembali menatap Jaejoong. Ia menyunggingkan sebuah sneyuman tipis dan mengangguk kecil.

Yunho segera bangun dari duduknya dan meregangkan tubuhnya sebentar sebelum menepuk pundak Yoochun. "kuserahkan padamu ya." Ucap Yunho. Yoochun terkekeh dan mengangguk cepat, "siap master~"

Yunho balas terkekeh dan Jaejoong dengan cepat memeluk lengannya, "kajja, Yun. Annyeong Yoochun ah~" ucap Jaejoong riang.

Yoochun melambaikan tangannya dan melihat sepasang kekasih itu meninggalkan kelas. Lalu ia menghela nafasnya sedih.

"hah, sudahlah park Yoochun, Junsu akan datang sebentar lagi."

.

.

.

Jaejoong membelai lembut rambut Yunho yang kini tengah berbaring dengan menggunakan pahanya sebagai bantal. Matanya tertutup nyaman dengan senyum yang terukir jelas di bibirnya. Ia sangat menyukai sentuhan Jaejoong, apalagi mengetahui bahwa hanya ia yang bisa mendapat perhatian penuh dari namja cantik itu membuatnya lebih bahagia.

"tidurlah, Yunho ya~ Kutahu kau belum tidur. Berhenti tersenyum bodoh seperti itu! Kau membuatku takut." Gumam Jaejoong sembari menepuk pelan pipi Yunho. Namja tampan itu membuka salah satu matanya dan tersenyum lebar memandang kekasihnya itu.

Ia merubah posisinya hingga kini wajahnnya berhadapan dengan perut Jaejoong. Tangannya melingkar nyaman di pinggangnya, "arra~ aku akan tidur, chagi." Jawab Yunho tak jelas, karena tertutup perut Jaejoong.

Jaejoong sedikit berjengit saat merasakan getaran geli di sekitar perutnya saat Yunho berbicara. Tapi ia kembali tersenyum dan mencium sekilas rambut Yunho, "ne, jalja~"

Yunho hanya bergumam dan mulai tidur, kali ini benar-benar memejamkan matanya dan berlalu ke dunia mimpi. Rasa kantuknnya kembali lagi. Apalagi gumaman lirih dari bibir Jaejoong yang bersenandug membuatnya lebih mengantuk, dan ia membiarkan dirinya terlelap.

Jaejoog menghela nafas lega saat merasakan nafas teratur dari Yunho, apalagi dengkuran halus mulai terdengar. Ia merasa bersalah karena semalam sudah menyita waktu tidur namja itu. Dan kini ia ingin membuat Yunho mengembalikan waktu tidurnya yang berharga.

.

"Jae hyung!"

Teriakan itu membuat Jaejoong berjengit kaget. Ia melihat Yunho dan menghela nafas lega saat namja itu tak terbangun. Ia mengangkat wajahnya dan memandang pemilik suara yang memanggilnya itu.

"jangan berteriak Junsu, Ryeowook." Ingat Jaejoong memandang dua namja yag duduk didepannya itu. Ryeowook tersenyum tipis, sedangkan Junsu mengangguk paham.

"hyung membolos?" Tanya Ryeowook. Jaejoong menggeleng cepat, "ani. Hyung memang tak memiliki jadwal hari ini. Hyung hanya menemani Yunho. Ia yag membolos." Jawabnya.

Junsu mencibir pelan, "hyung selalu mengajak Yunho hyung membolos. Padahal Yunho hyung siswa yang rajin." Sindirnya. Ryeowook terkekeh pelan, sedangkan Jaejoong memberinya tatapan tajam.

"dia tidak serajin itu Junsu ya. Dia juga mau mau saja ku ajak bolos." Bela Jaejoong tak terima. Junsu memutar bola matanya malas dan ikut membaringkan tubuhnya disana. Ia membuat paha Ryeowook sebagai bantalnya.

"hyung juga ingin tidur dulu, ne Ryeowookie~" ucap Junsu manja. Ryeowook terkekeh dan mengangguk kecil, "ne, hyung."

Jaejoong dan Ryeowook saling berpandangan sebelum tersenyum kecil, yah, memang taman belakang kampus ini sangat menyenangkan sebagai tempat tidur. Dengan kolam buatan yang cukup besar di tengahnya dan dikelilingi rumput hijau yang lembut dan tertata rapi. Apalagi pohon-pohon yang rindang membuat sinar matahari tak terlalu terik. Dan anginnya cukup sejuk.

Ryeowook melirik Jaejoong setelah lama ia hanya diam dan memandang jauh kearah kolam. Ia mendapati sunbaenya itu juga memejamkan matanya dengan bersandar pada batang pohon. Ia menatap iri pada pasangan itu. Yang satu tampan, yang satu cantik. Sempurna.

"hah~" helaan nafas kecewa keluar dari bibirnya. Ia ingin memiliki hubungan seperti dua sunbaenya itu. Mereka sangat serasi dan romantic. Jung Yunho sangat mencintai Jaejoong, begitu pula sebaliknya. Dari luar mereka benar-benar pasangan yang tak terpisahkan. Dimana ada Jaejoong, disitu kemungkinan besar juga akan ada Yunho. Namja Jung itu akan berusaha memenuhi semua permintaan kekasihnya.

Ryeowook sudah mengenal Yunho dan Jaejoong hampir 2 tahun ini. Jaejoong adalah kakak kelasnya di kelas music, apalagi Changmin, adik Yunho adalah sahabat kekasihnya. Mereka sering pergi bersama. Yunho dan Jaejoong, ditambah Yoochun dan Junsu. Dua sunbaenya itu juga sepasang kekasih. Meski seringnya bertengkar, tapi setidaknya mereka cukup romantic. Dan hubungan keempat orang itu sangat baik. Dari cerita yang ia dengar dari mulut Changmin, mereka sudah bersahabat sejak SMP. Bahkan Jaejoong dan Yunho adalah teman sejak kecil.

Ah, ya, ngomong-ngomong soal kekasih, Ryeowook belum melihat kekasihnya sejak tadi.

"dasar Kyuhyun. awas saja jika ia tidak ke kampus hari ini."

.

.

.

Yunho dan Jaejoong berjalan berdampingan sepanjang perjalanan. Sebuah kebiasaan bagi mereka untuk berangkat dan pulang kampus bersama. Lagipula rumah mereka juga bersebelahan, jadi tak ada salahnya pulang bersama. Memang mebutuhkan waktu cukup lama, hampir setengah jam itu berjalan kaki.

Tapi daripada menggunakan mobil, lebih baik mereka menghabiskan waktu bersama untuk berjalan pulang-pergi kampus.

Itu alasan yang dipakai Yunho saat Jaejoong mengambek ingin memakai mobil. Bahkan ia sempat mengancam akan berangkat menggunakan mobilnya sendiri jika Yunho tak mau menjemputnya. Tapi, dengan bujukan Yunho akhirnya Jaejoong mau mengalah dan menuruti namja itu.

"Yun, aku berpikir untuk membuat sebuah lagu untuk anniversary kita bulan depan." Ucap Jaejoong sembari tersenyum lebar. Yunho melirik sekilas ke arah namja itu sebelum tersenyum lembut.

"terserah dirimu." Jawabnya singkat. Jaejoong mengagguk cepat, sudah biasa dengan jawaban singkat dan terkesan dingin itu. Bukan hanya satu dua tahun ia mengenal Yunho. Mereka adalah teman sekelas sejak SD, hingga SMA. Ditambah rumah mereka yang bersebelahan. Bisa dikatakan masa kecil mereka dihabiskan bersama satu sama lain.

Jaejoong adalah seorang pribadi yang cukup riang dan sedikit cerewet, meski terkadang ia menjadi pendiam dan sangat serius saat tengah mengerjakan hal yang ia sukai. Sedangkan Yunho adalah seseorang yang tak banyak bicara. Ia langsung melakukan apa yang ingin ia lakukan tanpa mengatakannya terlebih dahulu.

"kau ingin lagu seperti apa? romantic, atau sedih, atau riang, atau humor?" Tanya Jaejoong lagi. Yunho yang berjalan dengan tangan yang bergandengan dengan tangannya terliihat bergumam sejenak.

"terserah dirimu." Jawaban itu lagi yang ia dengar. Jaejoong merengut sebal, sering mendengar jawaban seperti itu bukan berarti membuatnya ingin terus mendengarnya dari bibir Yunho. ia menghentakkan kakinya dan siap untuk merajuk, "Kau me – "

"apapun jawabanku, kau tetap akan membuat sesuatu berbau romantic dan juga cheesy, jadi tak ada gunanya aku berpendapat." Potong Yunho sebelum Jaejoong sempat menyelesaikan kalimatnya.

Jaejoong mengulum senyumnya, sangat paham bahwa namja Jung itu sudah memahami dirinya luar dalam. Tiba-tiba, ia menarik tangan Yunho untuk menghentikan langkahnya. Namja yang lebih tinggi darinya itu menurut dan berbalik untuk memandangnya, "apa?"

Jaejoong hanya diam dan sedikit berjinjit untuk mengecup pipi Yunho, "aku mencintaimu." Gumannya kemudian. Yunho tersenyum lembut dan mengangkat tangannya yang bebas untuk menangkup pipi Jaejoong dan menariknya hingga mempertemukan bibir mereka.

Yunho tak pernah peduli dimana mereka berada untuk melakukan skinship dengan kekasihnya. toh, itu juga haknya untuk bermesraan dengan Jaejoong. Jadi, saat ia mencium bibir Jaejoong di tengah trotoar seperti ini, ia juga tak peduli.

Ciuman itu bukan ciuman basah seperti yang biasa mereka lakukan. Meski Yunho tak peduli pada keadaan sekitar, ia tahu pasti bahwa Jaejoong tak terlalu suka melakukan skinship ditengah banyak orang. Namja cantik itu selalu beralasan malu, dan Yunho memang mempercayainya. Jadi, itu hanya sebuah ciuman lembut tanpa lidah.

"ayo kita pulang!" bisik Yunho begitu ia melepas tautan bibir mereka. Jaejoong tersenyum dan mengangguk, "kajja!"

Dan mereka melanjutkan perjalanan itu dalam diam. Jaejoong menundukkan wajahnya yang merona, sedangkan Yunho hanya tersenyum sepanjang langkah kakinya.

.

.

.

Sebagai salah satu mahasiswa jurusan manajemen bisnis, Yunho harus selalu tahu berita mengenai dunia luar. Ayahnya yang memiliki sebuah perusahaan cukup besar, dan dapat dipastikan akan diturunkan kepadanya, mengharuskannya untuk lebih tahu tentang keadaan ekonomi politik masa kini.

Ia juga terbiasa me-manage semua kegiatannya. Bukan dalam arti membatasi kegiatannya dan membuatnya terkekang dengan jadwal yang ia buat sendiri. Ia hanya menulis apa yang akan ia lakukan tahun ini dan juga hal apa saja yang ingin ia raih.

Dan dari beratus hal yang ingin ia raih, salah satu impian terbesarnya, yang sudah ia tulis sejak lama dalam jurnal pribadi miliknya, adalah menjadikan Jaejoong sebagai pengantinnya.

Mereka sudah mengenal lebih dari 15 tahun. Sejak mereka menjadi tetangga dan juga teman sebangku saat kelas 1 SD. Dan sejak saat itu, semua kenangan masa kecil yang dapat diingatnya selalu berhubungan dengan namja cantik itu. Kurang lebih ia tahu, sejak ia menyadari bahwa ia mencintai namja itu, hidupnya hanya berpusat pada Jaejoong. Perasaannya bergantung pada apa yang dirasakan oleh namja itu.

Awalnya, Yunho selalu menyangkal semua hal yang menurutnya gila itu. Bagaimana mungkin seorang namja mencintai namja lain? Itu terdengar sangat tak masuk akal baginya.

Tapi, setelah melewati bertahun-tahun bersama Jaejoong, mengenalnya lebih dekat dan merasakan bagaimana hatinya bereaksi terhadap keberadaan namja itu, ia mulai mengalah. Mulai mengakui perasaan istimewanya pada Jaejoong. Dan itu, adalah saat paling bahagia karena ia mendapat jawaban 'yes' saat ia meminta Jaejoong menjadi kekasihnya.

Mereka menjadi kekasih saat tahun terakhir di SMP. Dan sampai sekarang, sudah hampir enam tahun mereka menjadi sepasang kekaish. Tepatnya bulan depan. Dan Yunho sangat menantikan hal itu, karena ia ingin meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Yunho belum pernah menjalani hubungan selama ini. Waktu pacarannya paling lama, dulu sebelum dengan Jaejoong hanya bertahan tak lebih dari 5 bulan. Dan menurut Yunho, waktu 6 tahun sudah sangat cukup untuk membuktikan kesungguhan mereka dalam hubungan ini. Jadi, jika Yunho menandai bulan depan saat anniversary ke-6 mereka sebagai hari ia melamar Jaejoong tak salah kan?

.

"kau sedang menulis apa, Yun?"

Suara Jaejoong yang tiba-tiba terdengar begitu pintu kamarnya terbuka membuat Yunho menutup jurnalnya begitu saja. ia menoleh dan menatap Jaejoong dengan datar, "mengetuk dulu, Jae." Ucapnya pelan.

Jaejoong hanya tersenyum lebar dan berjalan masuk lalu menghampiri Yunho yang duduk di depan meja belajarnya. Ia mengangkat lengan Yunho yang ia letakkan diatas meja dan membuat dirinya duduk diatas pangkuan namja itu. Secara reflek Yunho melingkarkan lengannnya di sekeliling pinggang Jaejoong.

"pertama, aku sudah mengirimmu pesan bahwa aku akan kemari. Dan yang kedua, berhentilah menulis jurnal itu, Yunho. Kau terdengar seperti gadis yang senang menulis buku harian. Dan lagi, kau bisa menceritakan semua masalah dan juga impianmu padaku. Bukankah itu gunanya kekasih?" Jaejoong berucap panjang sembari menatap lurus ke arah mata Yunho.

Namja tampan itu tersenyum lembut dan mengangkat tangannya untuk menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Jaejoong, "aku tahu. Dan hampir semua yang kutulis dalam jurnal itu sudah kukatakan padamu. Aku tak menutupi apapun darimu. Jadi, berhenti mengataiku seperti gadis. Aku hanya ingin mengingat apa saja yang telah aku raih selama ini." Jelas Yunho pelan. ia sangat tahu bagaimana membuat Jaejoong tak lagi mempermasalahkan suatu hal. Hanya perlu berbicara manis padanya dan menuruti keinginan namja itu, dan semua kembali normal.

Jaejoong mengangkat kedua tangannya, membuat tanpa menyerah, "Ok, kau menang." Ucapnya sembaru menyengir lebar. Yunho tersenyum kecil melihatnya.

"apa kau jadi mengajakku keluar?" Tanya Yunho. Jaejoong melingkarkan kedua tangannya disekeliling leher Yunho, mengecup sekilas bibir namja itu, "kencan, Yunho. Itu namanya kencan." Koreksi Jaejoong. Yunho memutar bola matanya malas, "itu sama saja."

Jaejoong mengangkat kedua bahuanya acuh, tak mau menanggapi perkataan itu. Akan sangat lama jadinya jika mereka saling beradu pendapat, dan Jaejoong tak mau menghabiskan senja di kamar Yunho hanya untuk berdebat.

"sekarang kau ganti baju dan pakailah pakaian yang kemarin aku beli untukmu. Aku tak mau kau hanya memakai jeans dan juga kaos seperti kemarin. Ok?"

Yunho hanya mengangguk dan menuruti ucapan Jaejoong. untuk masalah fashion, Yunho tak akan mau menolak Jaejoong. namja cantik itu bisa merajuk hingga tak mau bertemu dengannya dengan alasan malu karena dirinya terlalu old fashion. Oh, Yunho sangat membenci sifat Jaejoong yang satu ini.

"kalau begitu aku akan turun dan bertemu eomoni. Jangan lama-lama!" tambah Jaejoong sembari bangun dari pangkuan Yunho. Ia memberikan kecupan di kedua pipi Yunho dan bibirnya sebelum berjalan keluar kamar dan menutup pintunya.

Yunho tak langsung bersiap begitu Jaejoong pergi. Setelah ia ingat-ingat, Jaejoong tak terlalu suka memulai skinship yang cukup intim seperti berciuman dengannya. Seringkali Yunho yang berinisiatif melakukan hal-hal seperti itu. Dan beberapa menit tadi, ia baru saja mencium bibirnya dua kali.

"waw!"

Tak dapat dipungkiri Yunho bahwa ia menyukai perubahan Jaejoong yang satu ini. Meski cukup mengejutkan, sepertinya itu tidak buruk.

.

.

.

Yunho dan Jaejoong berjalan santai menyusuri jalanan seoul di senja hari. Sudah biasa bagi sepasang kekasih itu untuk berkencan seperti ini. Tapi tetap saja Yunho tak memungkiri bahwa ia sangat menantikan saat-saat ia hanya berdua dengan Jaejoong nya.

"bagaimana kuliahmu? Akhir-akhir ini kau sering melewatkan makan siang dengan yang lain." Tanya Jaejoong. Yunho membelai lembut rambut Jaejoong dengan tangannya yang bebas, karena tangannya yang lain digenggam erat oleh namja cantik itu.

"ada beberapa tugas yang harus kuselesaikan." Jawab Yunho singkat. Jaejoong mengangguk paham dan melanjutkan langkah mereka.

"kau ingin makan apa?"

"terserah."

"bisakah kau menjawabnya dengan benar?"

"aku menyerahkan semuanya padamu."

"setidaknya kau pasti memiliki sesuatu yang ingin kau makan sekarang."

"tidak ada."

"kau tidak pandai berbohong."

"Jae, aku serius. terserah dirimu."

"aku juga serius. kali ini terserah dirimu mau makan apa."

"Jae."

"yun."

"…"

Jaejoong menghela nafasnya saat Yunho hanya diam tak menanggapinya lagi. Selalu seperti ini. Yunho selalu menyerahan segala sesuatu ditanagnnya. Semuanya 'terserah dirimu, Jae.' Atau 'aku menurut padamu.'

Uh~ padahal Jaejoong yakin bahwa Yunho pihak dominan disini. Tapi kenapa justru ia selalu menuruti kemauan Jaejoong? he always says 'yes' for whatever Jaejoong wants.

"baiklah, sekarang aku ingin makan sushi." Ucap Jaejoong malas. Yunho tersenyum dan mengacak sayang rambut Jaejoong.

"kita akan makan sushi kalau begitu."

.

Saat pertama kali Jaejoong dan Yunho mengatakan pada orang lain bahwa mereka berkencan, tak ada yang percaya. Sejak awal, bahkan mereka tak yakin Yunho dan Jaejoong akan bisa bertahan bersama satu sama lain walau hanya sebatas teman.

Bukan tanpa alasan mereka meragukan hubungan kedua namja itu. Hanya saja, sifat keduanya sangat bertolak belakang. Jaejoong adalah tipe periang yang selalu bertindak lebih dulu sebelum berfikir. Ia lebih mementingkan kebahagiaan dan kepuasan hatinya dibandingkan memikirkan logika. Berbanding dengan Yunho yang lebih memilih untuk diam dan melihat. Ia lebih senang berpikir secara tenang apa yang harus ia lakukan sebelum bertindak. Jadi, semuanya sudah bisa ditebak bahwa Jaejoong akan menjadi yang paling sering bicara diantara keduanya.

.

.

.

Jaejoong duduk di kantin sembari menggerutu dengan wajah kesal. tangan kanannya tak berhenti memasukkan makanan ke dalam mulutnya, tapi bibirnya juga tak berhenti menggerutu. Yunho yang duduk disampingnya hanya diam sembari memakan makan siangnya dengan tenang. Sedangkan Yoochun dan juga Junsu yang duduk didepan mereka mencoba menganggap pasangan kekasih itu tak ada, mereka mencoba sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Yunho, apa kau tak merasa itu keterlaluan? Aku hanya tidak mengerjakan kuis dengan benar dan aku diberi tugas sebanyak itu. Astaga~ dia benar-benar kejam! Dasar Park sialan! Awas saja jika dia memberiku nilai C untuk mata kuliahnya, aku benar-benar akan me – "

"Jaejoong." Yunho tiba-tiba memanggil namanya dan membuatnya berhenti. Ia menoleh dan mendapati Yunho yang tengah memandangnya dengan mulut yang terbuka.

Jaejoong menghela nafas panjang dan mengambil sepotong daging miliknya lalu memasukkan ke dalam mulut Yunho.

"baiklah, aku akan berhenti." Gumam Jaejoong sembari memasukkan sepotong daging yang lain ke dalam mulutnya sendiri. Yunho tersenyum dan mengacak lembut rambut Jaejoong.

Junsu terkekeh dan bertepuk tangan melihat adegan tadi, "akhirnya kau diam juga hyung. Kau sangat cerewet." Ucapnya kemudian. Jaejoong mencibir keras dan melirik kesal ke arah Junsu.

"seperti kau tak cerewet saja." balasnya tak mau kalah. Junsu hanya tertawa lebar dan melanjutkan makan siangnya. Ia tak mau memulai pertengkaran konyol antara dirinya dengan Jaejoong.

Yoochun yang menyadari keadaan sudah lebih tenang mulai memandang Yunho yang berada didepannya, "diamana Changmin? Tak biasanya ia datang terlambat untuk makan siang." Tanya Yoochun.

Yunho mengangkat kedua bahunya, "entahlah. Ia tak mengatakan apa-apa padaku. Bahkan saat tadi berangkat, ia duluan dan meninggalkanku." Jawabnya. Ia mengecek sekali lagi ponselnya, siapa tahu ada pesan masuk dari dongsaeng kesayangannya itu.

.

"Yak Jung Changmin! Jauhkan tanganmu dari Ryeowook!"

Teriakan Kyuhyun itu membuat semua yang ada di kantin menoleh ke arah mereka. Sedangkan tiga orang yang menjadi pusat perhatian hanya cuek dan berjalan santai memasuki kantin.

"Ryeowook kenapa?" Tanya Jaejoong saat Kyuhyun, Changmin, dan Ryeowook sampai didekat meja mereka. Dapat mereka lihat Ryeowook berada dalam gendongan Kyuhyun, dan bagaimana tidak menjadi pusat perhatian jika sang Cho itu membawanya bridal style?

"salahkan adik dari kekasih kesayangan hyung itu." Jawab Kyuhyun ketus. Tanpa mempedulikan wajah kesal Changmin, ia mendudukkan dengan lembut Ryeowook disamping Yunho dan dia ikut duduk disampingnya.

Dengan menggurutu pelan, Changmin juga mendudukkan dirinya didepan Kyuhyun.

"memang apa yang dilakukan Changmin?" kali ini Junsu yang bertanya.

"tanyakan saja padanya." Masih dengan nada ketus, Kyuhyun menjawab pertanyaan sunbaenya itu. Ryeowook menghela nafas panjang melihat kekasihnya masih dalam mood yang buruk. Dan Bukannya menjawab, Changmin justru sibuk dengan makan siangnya. Ia memesan banyak-banyak makan untuknya.

"jadi, ada apa sebenarnya ini? Tak biasanya kau marah pada Changmin, Kyu?" Tanya Yoochun ikut penasaran. Kyuhyun tak menjawab dan berpura menyibukkan dirinya dengan memeriksa kaki Ryeowook yang dibalut perban. Sedangkan Changmin juga cuek saja memakan makan siangnya.

"Ryeowook?" panggilan pelan dari Yunho itu membuat Ryeowook mengangkat wajahnya yang tadi focus pada tangan Kyuhyun di kakinya. Ia meringis kecil menyadari pandangan dari 4 namja disana kearahnya.

"ini hanya kecelakaan kecil, hyung. Bukan se – "

"bagaimana mungkin hanya kecelakaan kecil? Bahkan kau tak bisa me – "

"Kyuhyun, biarkan aku yang menjelaskannya. Oke?" Ryeowook kembali memotong kalimat Kyuhyun yang tadi menghentikan penjelasannya. Kyuhyun mencibir pelan dan mencoba mengalihkan perhatiannya dengan memesan makan siang untuknya dan Ryeowook.

"jadi?" Tanya Jaejoong tak sabar. Ia sangat penasaran, karena sangat jarang Changmin dan Kyuhyun bertengkar. Mereka adalah partner-in-crime yang sangat akur.

"jadi, tadi Changmin hanya berniat untuk mengagetkanku dari belakang. Dan saat itu aku tengah berada di tangga. Tak sengaja aku terjatuh dan beruntung Kyuhyun berada di bawah, jadi taka da luka yang serius padaku. Dan tak terlalu tinggi, hanya 5 anak tangga. Tapi kaki kiriku tak sengaja terkilir." Jelas Ryeowook singkat. Keempat namja yang lain mengangguk paham.

"dan Kyuhyun pasti memaksa untuk menggendongmu kemana-mana?" tebak Yoochun. Ryeowook meringis dan mengangguk kecil, "dia memang sedikit berlebihan."

"kau namja sejati, Kyu!" ucap Yoochun sembari mengangkat tangannya ke arah Kyuhyun, berniat untuk berhigh five dengannya. Dengan senyum lebar, Kyuhyun menepukkan tangannya ketangan sunbaenya itu.

"hyung sangat tahu bagaimana menjadi namja!" balas Kyuhyun sembari terkekeh senang. Ryeowook hanya menghela nafasnya pasrah.

"tapi itu memang sedikit berlebihan." Ucap Junsu tiba-tiba. Ryeowook tersenyum mendengarnya dan menatap Junsu senang, "kita sepikiran, hyung."

"tidak juga. Bukankah itu justru romantis?" kali ini suara Jaejoong yang terdengar. Yunho langsung menoleh menatap kekasihnya itu.

"apa? Kau tak mau menggendongku jika aku sakit seperti Ryeowook?" Tanya Jaejoong ketus. Yunho tertawa dan memberikan sebuah kecupan singkat di dahi Jaejoong, "tidak akan. Ka –"

"kau jahat sekali~" potong Jaejoong sembari mengerucutkan bibirnya kesal. yunho menghela nafas kesal karena ucapannya dipotong oleh Jaejoong.

"karena aku akan selalu melindungimu hingga kau tak akan terluka. jadi aku tak perlu menggendongmu ekmana-kemana." Ucap Yunho cepat. Ia tak mau Jaejoong mengambek hanya karena masalah sepele seperti ini.

Jaejoong hanya diam dengan rona merah yang mulai menjalari kedua pipinya. Ia memukul pelan lengan yunho, "kau sangat gombal."

yang lain hanya tertawa dan melanjutkan makan siang mereka. Setidaknya, mereka mencoba mengacuhkan aura tak menyenangkan yang menguar dari tubuh Changmin dan juga Kyuhyun yang saling bertatapan sengit.

"kalian berdua makanlah dengan tenang."

Suara Yunho membuat Kyuhyun dan Changmin berhenti saling menatap tajam kearah satu sama lain. Mereka memandang Yunho sekilas dan kembali memakan makan siang mereka. Suara serius Yunho cukup menakutkan untuk dibantah.

.

.

.

Kamar itu dipenuhi dengan suara dua nafas yang saling bersahutan. Gorden yang menutupi jendela sedikit berkibar saat angin malam menyusup melalui celah yang tak tertutup rapat. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam lebih, dan dua namja dalam kamar itu masih betah untuk terjaga.

"eomoni pergi kemana?" Tanya Jaejoong saat ia sudah berhasil mengembalikan pasokan oksigennya. Yunho membelai lembut rambut Jaejoong yang kini bersandar diatas dadanya. Mereka sehabis melakukan hal-hal dewasa yang selalu ditentang oleh Changmin.

"mereka menginap di tempat samchon, ada urusan." Jawab Yunho singkat. Jaejoong mengangguk dan mulai memejamkan matanya. Tubuhnya bergerak pelan untuk mencari posisi nyaman dalam pelukan Yunho.

"sepertinya besok Changmin akan mengamuk lagi." Gumam Yunho masih membelai lembut rambut Jaejoong. namja cantik itu bergumam pelan, "biarkan saja."

Yunho terkekeh dan mengecup rambut Jaejoong, "kau cukup berisik tadi." Goda Yunho. Jaejoong mengerang keras dan mengangkat tubuhnya hingga wajahnya saling berhadapan dengan milik Yunho.

Jarinya menunjuk dada Yunho, "itu kesalahanmu. Kau bermain cukup liar malam ini." Balas Jaejoong tak mau kalah. Dan sebelum Yunho sempat menanggapinya, Jaejoong lebih dulu mengecup cepat bibir namja itu.

"aku mengantuk. Besok aku ada kuliah pagi." Ucap Jaejoong kembali merebahkan tubuhnya. Yunho hanya tersenyum dan mengeratkan pelukannya disekeliling tubuh Jaejoong.

"Jae."

"eum."

"kapan kita akan mengatakan hubungan ini pada eomma Kim?"

"kita tunggu waktu yang tepat."

"ini sudah 6 tahun. Dan eomoni juga sudah mengetahuinya."

"kita pikirkan besok pagi saja Yunho. Aku benar-benar lelah."

"aku hanya tak ingin jika nanti bumonimmu shock saat aku melamarmu."

"apa? Kau mau melamarku?" Jaejoong kembali mengangkat tubuhnya dan memandang Yunho kaget. Ia tak menyangka kata itu akan terlontar dari bibir Yunho.

"kau tak ingin menikah denganku?" Tanya Yunho bingung.

"tidak, tunggu dulu! Kau benar-benar akan melamarku sekarang?" Jaejoong balas bertanya cepat.

Yunho terkekeh dan menggeleng cepat, "tentu tidak Jaejoong. tidak sekarang." Jawabnya. Entah kenapa Yunho merasa sedikit tak suka saat mendengar Jaejoong menghela nafasnya lega.

"Jaejoong ah."

"ya?"

"kau serius kan dengan hubungan kita?"

"tentu saja."

"berarti kau berniat menikah denganku kan?"

"hahahaha, Yun, kau terdengar seperti seorang gadis yang minta untuk dinikahi."

"Jaejoong aku serius."

"Yun. Ini sudah malam dan kau pasti lelah. Kita bicara besok saja ya? Aku ingin tidur."

Yunho hanya diam dan membiarkan Jaejoong kembali memejamkan matanya. Ada perasaan tak menyenangkan saat Jaejoong tidak menjawab pertanyaannya dan justru mengalihkan pembicaraan. Tapi mungkin yang namja itu katakan benar. Ia sudah lelah malam ini, hingga ia tidak bisa berpikir dengan baik.

.

Tapi Jaejoong tak benar-benar langsung tidur setelah pembicaraan itu. Ia memikirkan lagi apa yang tadi dikatakan oleh Yunho.

Pernikahan ya?

Entahlah. Selama ini, jika Jaejoong boleh jujur, ia tidak pernah memikirkan tentang hal itu. Ia masih merasa belum siap untuk melanjutkan hubungan mereka ke tahap yang lebih serius. bahkan kedua orang tuanya belum mengetahui tentang hubungan ini. Hanya keluarga Yunho yang mengetahuinya.

Dan sekarang ia berpikir, jika seandainya Yunho melamarnya sekarang, jawaban apa yang akan ia berikan? Tentu saja ia terima kan? Bagaimanapun mereka sudah menjadi kekasih selama 6 tahun. Tapi entah kenapa ia masih merasa ragu dengan jawabannya sendiri.

Sepertinya, ia memang membutuhkan waktu untuk memikirkan soal pernikahan lebih jauh lagi. Bagaimanapun, ini pertama kalinya ia dan Yunho membicarakan soal ini.

.

.

.

TBC

Waw! Akhirnya berhasil nge-post FF Yunjae lagi. Kali ini chaptered, tapi mungkin gak sepanjang Return. Tapi entahlah, belum selesai diketik.

Dan sekali lagi aku ingatkan, semua FF ku adalah FF balas dendam karena Yunho selalu menjadi pihak yang menyakiti dan menyesal akhirnya. Jadi, sekarang aku akan membalik keadaan dengan menjadikan Jaejoong pihak antagonis disini. Hahahahaha

Tapi tenang saja, aku adalah seseorang yang sangat anti dengan sad ending. Jadi, dapat dipastikan FF ini akan berakhir dengan happy ending. Wkwkwkwk

Jadi, apakah FF ini layak untuk dilanjutkan? Review juseyo~ Gomawo ^^