Desclaimer: Boboiboy itu milik Fang.. *di death glare* iya iya.. Milik Animonsta studios.

.

Summary: "Fang.. Kacamatamu patah.." "Arghh.. Kumohon tidak lagi!" Bayang-bayang yang terjadi dimasa lalu mulai masuk ke kepala Fang. Siapa yang akan mengira jika ternyata kacamata yang selama ini Fang gunakan bukanlah kacamata biasa?

Pair: BoboiFang.

Rated: T+ mungkin?

Genre: Friendship, Horror(?).

Warn: OOC, Typo(s), tak sesuai EYD, Junior High School, No Power.. Maybe?, Gaje, Abal, Alur kecepatan(?), OC, dll.

.

A.N: Fic ini terinspirasi dari anime Natsume Yuujincou, tapi gak terlalu sama kok. Kalian tahu anime itu kan? Kalo belum tahu silahkan di tonton, itu anime bagus loh xD

.
Happy Reading-nyann~

.
.

Di salah satu lorong sekolah yang kini telah sepi, nampaklah seorang remaja berusia 15 tahun yang berdiri tepat disamping salah satu pintu kelas yang terdapat dilorong tersebut.

Remaja itu memiliki surai anggur yang cukup berantakan, sebuah jaket marun yang melingkar manis di pinggang rampingnya, dan sepasang sarung tangan yang membungkus tangannya namun tak menyembunyikan jemari-jemari lentik miliknya, ah.. Jangan lupakan kacamata yang senada dengan surainya yang bertengger manis di hidung mungilnya dan melindungi matanya.

Apa yang orang itu lakukan di lorong sekolah yang sepi? Alasannya adalah karena dia sedang menunggu seseorang yang ingin pulang bersamanya.

"Lama sekali anak itu!" Gumam Fang -remaja itu- sambil melirik Jam digital yang melingkar manis di lengan kanannya.

"Seharusnya kutolak saja ajakannya ini.." Gumam Fang menghela napas lelah.

Sungguh ia sangat ingin segera sampai ke rumahnya, duduk manis diranjang empuknya sambil membaca novel dan juga ditemani teh manis dan beberapa donat lobak merah.

Namun semua itu hanyalah angan-angan ketika istirahat tadi salah satu temannya yang -tak ingin ia akui sebagai temannya- memakai jaket jingga dan topi polkadot -yang ia juga heran bagaimana orang itu diberi izin untuk menggunakan jaket dan topi tersebut pada jam pelajaran- mengajaknya pulang bersama dengan berjanji akan membelikannya selusin lobak merah.

Ternyata si Boboiboy -sang teman yang mengajaknya pulang bersama- lupa jika pulang nanti dia akan kumpul klub bola. Ia memohon pada Fang untuk menunggunya selesai kumpul, dan berjanji akan membelikannya dua lusin lobak merah.

Dan disinilah Fang, sudah 20 menit berdiri dilorong ah lebih tepatnya disamping pintu kelasnya yang telah kosong dan sepi hanya demi dua lusin lobak merah yang dijanjikan.

"Fang!"

"Kau lama, sialan!" Fang langsung mengomel kearah pemuda jingga yang baru saja menghampirinya dengan terengah-engah.

"M-maaf.. Hah... Aku sudah.. Hah.. Berusaha datang.. Hah.. Cepat.." Ujar Boboiboy dengan napas terengah-engah karena lelah berlari.

"Sudahlah ayo kita pergi dari sini!" Ujar Fang langsung melenggang pergi meninggalkan Boboiboy yang masih terengah-engah.

"Tunggu Fang!"

"Kau pasti tak lupa akan janjimu kan, Boboiboy?"

.
Kini senyuman puas mengembang dari wajah Fang, di tangannya kini menenteng sebuah plastik yang berisi dua lusin donat lobak merah. Berbading terbalik dengan Boboiboy yang kini meratapi nasibnya sambil menatap isi dompetnya yang hampir kosong.

'Uangku..' Pikir Boboiboy nelangsa.

"Oyy Boboiboy!" Panggilan dari Fang membuat Boboiboy mendogakkan kepalanya untuk menatap punggung Fang yang beberapa langkah di depannya.

"Ada apa?" Sahut Boboiboy.

"Kenapa kau mengajakku pulang bersama? Kenapa tidak bersama temanmu yang lain?"

"Aku hanya malas pulang sendiri. Gopal, Ying, dan Yaya katanya ada urusan mendadak yang membuat mereka harus cepat sampai rumah, maka dari itu aku mengajakmu pulang bersama, Fang.." Ujar Boboiboy sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

'Sebenarnya itu bukan alasan utamaku memintamu untuk pulang bersama. Aku ingin pulang bersebelahan bersama dengan seseorang yang kusuka, hanya itu.' Pikir Boboiboy sambil menyamai langkahnya dengan Fang.

Suasana hening mengiringi perjalanan Fang dan Boboiboy, membuat Fang merasa bulu kuduknya meremang karena suasana hening yang tak biasa ini.

'Hanya perasaanku saja atau memang atmosfer disini terasa begitu berat?' Pikir Fang sambil menaikkan frame Kacamatanya yang menurun sedikit.

'Perasaan ini seperti... Perasaan yang selalu kurasakan saat kecil dulu..' Pikir Fang mulai tidak fokus. Pikiran Fang kini sangat kosong sampai tak menyadari panggilan dan tatapan Khawatir Boboiboy.

"-ng!"

"Fang!"

"FANG!"

Fang mengerjapkan matanya saat merasa goncangan pelan pada bahunya, dan seseorang yang meneriaki namanya.

"Boboiboy?" Gumam Fang saat tahu Boboiboy yang menggoncang tubuhnya.

"Kau kenapa, Fang?" Tanya Boboiboy khawatir.

"A-aku tak apa.." Ujar Fang agak tergagap sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Boboiboy juga melanjutkan langkahnya mengikuti Fang sambil memperhatikan Fang dengan raut khawatir.

Fang memang menatap lurus ke depan, namun Boboiboy tahu jika Fang sedang melamunkan sesuatu.

Kenangan-kenangan masa lalu mulai masuk kembali ke dalam pikiran Fang, bagaikan kaset rusak. Ia kembali mengingat saat ia kecil ia selalu tak punya teman, dijauhi, dibilang aneh, bahkan sampai ada yang menganggap Fang gila karena Fang selalu bercerita akan sesuatu yang tak ada. Ya, Fang memiliki kemampuan khusus dapat melihat 'mereka yang seharusnya tak terlihat' membuat Fang sering dianggap gila dan dijauhi.

Fang membenci kemampuannya itu, membuat sang kakek prihatin akan nasib yang dialami sang cucu dan membuatkan sebuah alat yang dapat 'membatasi' penglihatan Fang.

Fang sangat senang saat tahu kalau sang kakek membuatkan sebuah benda yang dapat merubah penglihatan Fang. Sang kakek memberikannya sebuah kacamata. Awalnya Fang heran mengapa sang kakek memberikannya sebuah kacamata namun sang kakek menjelaskan bahwa kacamata tersebut bukanlah kacamata biasa, ya, kacamata tersebut membuatnya tak dapat melihat sesuatu yang seharusnya memang tak terlihat. Fang sangat senang karena semenjak sang kakek memberikannya kacamata ini, Fang telah menjadi seperti anak yang lainnya.

Ya, anak pada umumnya.

"Ukkh!"

Tiba-tiba Fang jatuh terduduk ditengah jalan raya yang sepi sambil memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Boboiboy sudah berada di ujung jalan raya, ia tak menyadari Fang yang jatuh terduduk sambil memegangi kepalanya ditengah-tengah jalan raya.

Fang masih terduduk di tengah-tengah jalan raya, ia masih memegangi kepalanya yang terasa begitu sangat menyakitkan. Fang tak menyadari kalau ada sebuah truk yang mengarah padanya dengan kecepatan tinggi.

"Hey Fang, aku ingin bilang sesuatu.." Ujar Boboiboy menoleh ke belakang dan tak mendapati siapapun disana.

"Fang?" Mata hazelnya mendapati sosok yang ia cari sedang terduduk sambil memegangi kepalanya dengan raut kesakitan di tengah-tengah jalan raya dan cepat atau lambat akan segera tertabrak truk yang berkelajuan tinggi.

'A-apa?! Truk berkelajuan tinggi?!'

"Fang!" Boboiboy berteriak sambil berlari menghampiri Fang. Sedangkan Fang tak mendengar teriakan Boboiboy, dan masih tak menyadari ada sebuah truk yang akan menabrak.

"Fang!"

BRUUUKKK

Fang membelalakan matanya ketika merasa tubuhnya di dorong dan ditimpa oleh seseorang di pinggir jalan raya.

"Boboiboy?" Gumam Fang saat melihat orang yang berada di atasnya.

Boboiboy terengah-engah karna berlari untuk mendorong tubuh Fang dan tubuhnya kearah pinggir jalan raya, mengindar dari truk yang akan menabrak Fang. Ah benar Fang!

"Fang! Kau tak apa?" Tanya Boboiboy menatap wajah Fang. Boboiboy agak bingung.. Seperti ada yang kurang dari wajah Fang.

"Aku tak apa. Memangnya kenapa?" Ujar Fang bingung, masih tak sadar apa yang terjadi.

"Kau tadi hampir tertabrak truk, Fang! Aku akan berbicara dengan pengendara truk itu." Ujar Boboiboy langsung bangkit dari atas tubuh Fang dan berjalan menuju truk yang menabrak tiang listrik.

Fang bangkit berdiri. Sekilas ia melihat seorang gadis bersurai coklat panjang dan berkimono putih sedang menyeringai ke arahnya dari atas truk yang menabrak tiang itu. Fang mengerjapkan matanya dan kembali menatap keatas truk itu.

Kosong. Tak ada siapapun.

"Fang!" Fang menoleh kearah Boboiboy yang baru saja sampai disisinya.

"Truk itu.. Tak ada pengemudinya.." Ujar Boboiboy.

"bagaimana bisa?"

"Ntahlah. Oh ya Fang, dimana kacamatamu?"

Fang membelalakan matanya saat mendengar penuturan Boboiboy. Langsung saja ia meraba wajahnya. Tak ada. Kacamatanya Tak ada!

"Fang... Kacamatamu patah..." Boboiboy memungut kacamata Fang yang telah terbelah menjadi dua.

Ah.. Rupanya saat Boboiboy mendorong tubuh Fang kepinggir jalan raya, kacamata Fang terlepas dan tertimpa tubuh mereka berdua hingga terbelah menjadi dua.

Fang menatap horror kacamatanya yang berada di tangan Boboiboy. 'Oh Tidak!' Batinnya horror.

"Fang?" Boboiboy menepuk pundak Fang dengan salah satu tangannya yang bebas. Ia khawatir dengan Fang.

Fang mengalihkan tatapannya dari telapak tangan Boboiboy yang terdapat kacamatanya terbelah menjadi dua, mendogakkan kepalanya untuk menatap Boboiboy.

Fang kembali membelalakan matanya saat matanya menangkap sesuatu di belakang Boboiboy, tepat di belakang Boboiboy.

Gadis itu... Gadis yang tadi Fang liat diatas truk kini tepat berada di belakang Boboiboy. Wajahnya yang cantik dihiasi oleh cairan merah sedang menyeringai kearahnya. Gadis itu menggerakkan mulutnya, mengucapkan sesuatu tanpa suara.

/Ah.. Kutemukan kau! Tapi untuk saat ini beristirahatlah dulu, tuan putri/

Beberapa detik kemudian mata Fang terasa begitu berat, ingin segera menutup.

Dan benar saja, Fang langsung pingsan seketika. Tubuhnya yang lemas akan segera bertemu dengan jalanan yang keras kembali, namun sebelum hal itu terjadi, Boboiboy dengan sigap menangkap tubuh Fang dan membawanya kedalam dekapan Boboiboy.

"Fang... Sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

.

.

.

.

.

.

Lanjut?