Disclaimer : KyuMin belong to each other
Pairing : KyuMin
Rated : T
Warning : Shonen-ai, ff pertama saya (saya merasa harus memasukkan ini menjadi warning #nyengir)
diadaptasi dari komik Find a New Love © Sugiyama Miwako
Don't Like Don't Read ^^
.
.
Chapter 1
Di sini lah Sungmin sekarang, berdiri di pojok ruangan yang sekarang penuh dengan tamu undangan. Tamu undangan yang memenuhi ballroom di hotel mewah itu. Tamu undangan pesta perkawinan kakak sepupunya, orang yang selama ini selalu disanginya lebih dari seorang dongsaeng kepada hyung.
Sungmin hanya bisa menatap nanar pasangan yang baru saja mengucapkan janji suci itu.
Kelihatan sekali kalau Hankyunng –kaka sepupu Sungmin- berdiri dengan wajah sumringah di samping sang 'istri' yang bernama Cho Heechul, ah atau sekarang Tan Heechul. Meski berat untuk mengatakannya, tapi Sungmin harus mengakui kalau mereka terlihat sangat serasi.
Hankyung yana mengenakan setelan jas berwarna hitam terlihat tampan dan maskulin, berbeda dengan Heechul. Sang istri tampak mengenakan setelan jas berwarna putih bersih dengan sedikit aksen manik-manik di pinggir jasnya yang menambah cantik penampilannya.
Sungmin hanya bisa tersenyum miris melihat pasangan baru tersebut. Dia tidak pernah menyangka kepergiannya untuk darma wisata ke Pulau Jeju yang diadakan oleh sekolahnya membuat dia harus kehilangan cintanya. Padahal selama ini Sungmin selalu bisa mengatasi hama-hama pengganggu –menurut Sungmin- yang mencoba untuk mendekati Hankyung.
"Hiks… hiks…" terdengar suara orang menangis yang membuyarkan lamunan Sungmin dan seketika Sungmin menoleh mendapati sorang namja yang berdiri di sebelahnya tengah menundukan kepala dan menutup mukanya dengan kedua tangannya. Jelas sekali kalau namjaini yang sedang menangis.
"Eum… hey orang-orang melihatmu lho," ucap Sungmin dengan sedikit berbisik.
"Hiks… brisik. Bukan urusanmu!"
Demi seluruh benda pink kesayangnnya –termasuk celana dalam yang Sungmin kenakan sekarang- Sungmin bukannya mau berurusan dengan pemuda ini. Sungguh sebarnya dia sangat malas, apalagi dengan keadaan hatinya yang masih berdenyut sakit seperti ini. Hanya saja dia ini berdiri di sebelah Sungmin. Sekalo lagi di SEBELAH Sungmin, dan tentu orang-orang yang melihat hal ini akan mengira kalau Sungmin adalah penyebab pemuda bertubuh tinggi ini menangis. Dan lihat sekarang, orang-orang itu sedang melihat kearah mereka sambil berbisik-bisik. Aish… sungguh merepotkan.
Sungmin menghela nafasnya. Tidak berniat mengurusi pemuda cengeng ini dan memutuskan untuk pergi menjauh. Tapi belum selangkah Sungmin melangkahkan kakinya, pemuda itu berkata dengan suara serak.
"Rasanya sakit sekali melihat orang yang kau cintai menikah di depan matamu." Sungmin tertegun. Mencerna perkataan pemuda itu. Apakah pemuda itu juga sedang patah hati seperti yang dialaminya?
Sungmin berbalik, memperhatikan sosok pemuda itu sebentar kemudian memasukkan tangannya ke dalam kantong celana panjang yang dia kenakan dan mengeluarkan sapu tangan berwarna pink miliknya.
"ini ambillah. Aku paham sekali perasaan mu. Orang yang kucintai juga menikah," Sungmin tersenyum kecil sambil mengulurkan sapu tangannya dan tanpa sadar Sungmin juga meneteskan air matanya. Air mata yang ditahannya dari tadi sudah tidak bisa terbendung lagi, entah kenapa. Mungkin ini karena dia merasa memiliki teman seperjuangan.
Pemuda itu mengambil sapu tangan yang disodorkan oleh Sungmin. Namun masih tetap menundukkan kepalanya sehingga Sungmin sulit melihat rupa si pemuda. Sedangkan orang-orang yang melihat mereka tadi sudah kembali ke kegiatan awal mereka, tidak memperdulikan kelakuan dua pemuda yang menurut mereka tidak penting.
"Rasanya sakit sekali,"
"Iya, sakit sekali," Sahut Sungmin meng-iya-kan.
"Padahal aku belum sempat mengingkapkan perasaanku kepadanya,"
"Hu'um," Sungmin mengangguksambil mengelap air matanya.
"Dengan sekejap dia telah diambil orang lain,"
"Kau benar!" Lagi-lagi sungmin meng-iya-kan ucapan pemuda itu.
"Lagipula aku tidak suka dengan orang yang bernama Hankyung itu, dia terlihat seperti orang bodoh,"
"Kau benar!" Ucap Sungmin tanpa sadar. Dan dia menjawab dengan lumayan bersemangat. Mungkin ini dikarenan ucapa-ucapan namja ini dari tadi selalu satu arah dengan pikirannya.
Tapi, tunggu dulu sepertinya ada yang salah di sini…
Tapi apa?
Bisa diulang lagi?
Apa perlu ditandai dengan kata flashback?
Hey ayolah ulang seka-
"dilihat dari manapun aku ini lebih tampan. Aku juga tinggi. Suaraku lebih bagus, aku juga jago bermain PSP. Dan yang paling penting aku tidak bertampang bodoh seperti si Hankyung itu. Jelas aku lebih keren daripada dia," Ucap pemuda yang msih setia menutup wajahnya itu dengan lancar.
"Dan kau tahu dia memiliki kutu air,"
Sepertinya tidak perlu diulang lagi anak ini bahkan telah mengatakannya dengan lebih jelas . dan…
Apa katanya tadi? Kutu air? Sebegitu hinakah hidup seorang Tan Hankyung?
Cukup sudah Sungmin mendengar penuturan pemuda ini. Kesabarannya benar-benar sudah habis.
Mari kita hitung…
Satu,
Dua,
Ti..
BRAKK
Sungmin mengambil karangan bunga yang memang terpajang di sebelahnya dan melamkan karangan bunga malang itu kea rah muka si pemuda. Dan dengan tampang sangar tapi cute Sungmin berteriak kepada pemuda itu.
"KAU DENGAR YA KAKAK KU ITU TIDAK ADA KUTU AIRNYA DAN DIA JAUH LEBIH TAMPAN DARI KAU!" Ucap Sungmin mutlak. Sudah tak dihiraukannya lagi pandangan penuh tanya dari para tamu undangan. Sungguh hilang kesabaran pemuda manis ini.
'Wah pacarnya ngamuk,' Pikiran bodoh para tamu undangan.
.
.
.
"APAAA?" Untuk kedua kalinya di hari ini Sungmin kembali berteriak.
Sebenarnya apa yang membuatnya berteriak? Karena sungguh Sungmin sudah cukup lelah hari ini., apalgi untuk beteriak. Padahal mereka baru saja sampai di rumah. Yang Sungmin butuhkan sekarang adalah istirahat dan tidur di ranjangnya.
"iya Minnie, Eomma dan Appa sudah sepakat untuk mengajak Hanie dan Chulie tinggal di rumah kita. Hah… Eomma bisa membayangkan betapa ramainya rumah kita nanti, apalagi kalu Hannie dan Chullie sudah memiliki anak nanti. Aisshh… aku sudah tidak sabar lagi menimang cucu," ucap Eomma Sungmin menggebu-gebu.
Hankyung memang sepupu sungmin, tetapi kedua orang tua Sungmin telah menganggap Hankyung seperti anak sendiri. Apalgi setelah Hankyung kehilangan kedua orang tuanya pasca kecelakaan yang mereka alami sewaktu Hankyung masih berumur lima belas tahun.
Sebenarnya selama lima tahun ini Hankyung memang tinggal di rumah Sungmin untuk melanjutkan kuliahnya. Hankyung yang aslinya tinggal sendiri di cina memang berniat untuk meneruskan pendidikannya di korea dan dengan kebaikkan Paman dan Bibi Lee –kedua orang tua Sungmin- dia diberikan tumpangan tempat tinggal.
Bahkan setelah kuliahnya selesai dan ia telah bekerja Bibi Lee tetap bersikeras untuk menahan Hankyung di rumahnya.
"Aku tidak mau anak ku pergi. Kau tahu setelah kau tinggal di sini Bibi selalu merasa kalau Bibi mempunyai anak yang lengkap. Bibi mempunyai putra dan putri. Hannie dan Minnie." Begitulah ucapan polos yang dilontarkan oleh Bibi Lee yang sukses membuat Hankyung sweatdrop.
'Putri katanya? Apa jadinya kalau Min-ah mendengar ini,' begitulah kira-kira batin Hankyung.
Oke balik kecerita awal dimana Sungmin mendengar berita naas tadi.
"ANDWAE! Aku tidak mau! Kenapa harus tinggal di rumah ini sih?" tolak Sungmin
"Lho kenapa?" Tanya Eomma Sungmin. Merasa heran dengan sikap anaknya ini. Untung saja sekarang Hankyung dan Heechul masih berada di hotel untuk bulan madu kalau tidak Eomma Sungmin khawatir Hankyung dan Heechul akan tersinggung mendengar penuturan Sungmin itu.
Appa Sungmin pun tidak kalah terkejut mendengarnya, karena setahunya Sungmin dan Hankyung itu sangat dekat tapi kenapa tiba-tiba Sungmin berubah seperti ini.
Sungmin menarik nafasnya dalam-dalam. Cukup sudah. Sungmin sudah tidak kuat lagi. Kalau memang ini yang diingnkan kedua orang tua nya Sungmin bisa apa.
"Baiklah terserah jika mereka akan tinggal di sini, tapi… aku yang akan keluar dari rumah ini," ucap sungmin tegas.
Mendengar penuturan Sungmin sontak membuat Tuan dan Nyonya Lee terbelalk kaget.
"Apa maksudmu Lee Sungmin? Jangan bercanda. Kau tahu Appa dan Eomma tidak punya waktu meladeni candaanmu yang tidak lucu ini,"
"aku tidak bercanda Appa. Aku akan keluar dari rumah ini. Aku… aku akan tinggal di asrama sekolah," ucap Sungmin sambil menunduk. Dengan sekuat tenaga Sungmin menahan air mata yang ingin melesak keluar. Terlihat jelas bahunya bergetar menahan tangis.
Nyonya Lee yang melihat keadaan anaknya berjalan mendekati Sungmin. Diraihnya tubuh Sungmin ke dalam pelukannya.
"Katakana ada apa sebenarnya," ucap Nyonya Lee lembut sambil mengusap punggung Sungmin yg bergetar.
"Eom-Eomma… hiks… appo Eomma…" Runtuh sudah pertahanan Sungmin. Air matanya meluncur dengan mulus membasahi pipi putihnya.
"Apa, apa yang sakit, hem? Katakana pada Eomma. Eomma tahu beberapa bulan ini kau tidak seperti biasanya," ya Nyonya Lee tahu ada yang tidak beres dengan anaknya. Sungmin yang biasanya periang dan jail menjadi lebih pendiam. Sangat berbeda dari Sungmin yang sebelumnya.
Sungmin masih tetap menangis. Entah kenapa sekarang rasa sakitnya bertambah menjadi berkali-kali lipat.
Suasana menjadi hening, hanya seskali terdengar suara isakan Sungmin. Eomma Sungmin pun masih setia mendekap dan menenangkan anaknya ini. Karena walaupun Nyonya Lee sedikit agak aneh tapi sebenarnya dia memilki perhatian yang lebih pada anaknya. Begitu pula dengan Tuan Lee, sekarang dia masih terdiam di tempatnya berdiri. Bingung harus melakukan apa.
Setelah selang beberapa lama akhirnya Nyonya Lee mengangkat wajah Sungmin, dan terlihatlah matanya yang sembab dan memerah.
"Katakana pada Eomma dan Appa ada apa sebenarnya?" Tanya Nyonya Lee dengan suara yang lembut sambil mengusap bekas-bekas air mata yang tercetak di wajah putranya.
Sungmin menilik mata kelam milik ibunya.
'Mungkin inilah saatnya,' batin sungmin.
"Aku- aku…" Sungmin memejamkan matanya sebentar kemudian membukanya kembali, "Aku… mencintai Hankyung-hyung." Sungguh Sungmin sudah siap menerima semua kemarahan orang tuanya. Hey, orang tua mana yang tidak akan marah kepada putranya yang ternyata mencintai kakak sepupunya yang seorang namja sama sepertinya dan yang lebih parah lagi orang tersebut telah menjadi suami orang.
Tuan Lee mendelik marah, tapi sebelum dia mengeluarkan kata-katanya Nyonya Lee memandangnya dan mengisyaratkan untuk tetap diam.
Melihat kesungguhan yang terpancar dari bola mata hitam kelam itu Tuan Lee langsung terduduk dengan sedikit gusar dan menyerahkan masalah ini kepada istrinya. Sungguh dia masih sulit mempercayai ini.
"Jadi karena ini kau bersedih?" Tanya Nyonya Lee masih setia dengan kelembutan dalam suaranya.
Sungmin menatap ibunya tidak percaya. Ini jauh dari apa yang dibayangkannya. Lagi, air mata yang telah berhenti mengalir itu kembali membasahi pipi putih sungmin.
"Sstt… menangislah sepuasmu. Keluakan semua perasaan sakitmu Minnie. Eomma tidak mau terus-terusan melihat mu berubah suram seperti ini. Dan Hey… kau tahu masih banyak pemuda tampan di luar sana yang menuggu Minnie Eomma yang cantik dan imut ini," Sungmin tersenyum mendengar penuturan Eomma nya itu. Dipeluknya Nyonya Lee dengan erat.
Sungmin kemudian menoleh kearah Appanya ingin melihat bagaimana reaksi kepala keluarga Lee itu.
"App-appa…" panggil sungmin tergagap karena takut.
"Anak nakal. Kenapa kau bisa mencintai hyungmu sendiri? Kau tahu sendiri 'kan kalau perasaanmu itu salah," ucap Tuan Lee dingin. Sungmin hanya menundukkan kepalanya. Menerima dengan sepenuh hati kemarahan Appanya.
"Tapi… memangnya apa yang bisa Appa perbuat? Cinta itu tidak bisa memilih'kan?" Tuan Lee tersenyum menatap putranya.
Sontak Sungmin langsung mengangkat kepalanya dan menatap lagi-lagi tidak percaya kepada ayahnya. Ini benar-benar jauh dari bayangan Sungmin.
"Dan masalah kepindahanmu ke asrama sekolah apakah kau serius Minnie?" Tanya Eomma Sungmin yang menyadarkan acara tatap menatap antara Sungmin dengan ayahnya.
"Hu'um, aku serius Eomma. Aku ingin menata kembali perasaanku. Ku harap Appa dan Eomma setuju dengan keputusanku ini," Sungmin tersenyum meyakinkan.
"Terserah Minnie saja. Minnie tahu yang terbaik," Nyonya Lee kembali memeluk erat tubuh putranya.
"Gomawo Appa, Eomma. Jeongmal gomawo,"
'benar kata eomma masih banyak orang di luar sana. Mungkin aku memang harus mencari cinta yang baru,' ya… mencari cinta yang baru kedengarannya memang sangat bagus.
TO BE CONTINUE
Tadaaaa… inilah ff pertama saya, saya harap ada yang mau membaca dan memberikan komentar ^^
Gomawo ^^
