Title: Umma I love you
Rating: M. (bukan NC)
Genre : Family, humor, romance, fluffy story.
Cast:
- Jung Yunho
- Jung Jaejoong (Kim Jaejoong)
- Jung Changmin
Disclaimer: Semua cast milik Tuhan.
.
Karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
.
.
"SAKIT AAHHHHH!"
"Iya sabar sayang—aduh jangan tarik rambutku, Aww! Tarik nafas dalam-dalam…huhh…hahh…"
"Uhhh…sakit sekali Yunho-ah! Kau saja yang melahirkan! ARRRGHH!"
"Uisa-nim, cepat lahirkan anakku!"
.
Umma I love you.
.
"Mmmaaaa~ hikss…"
Jaejoong terkesiap. Masih pagi-pagi sekali ia mendengar suara tangisan. Jaejoong melirik ke arah jam dinding sekilas, dan ia dapat melihat bahwa ini masih jam empat pagi. Dengan mata yang belum terbuka sempurna, yeoja yang masih berumur dua puluh empat tahun itu –namun sekarang seorang ibu- menyibak selimut yang menghangatkan tubuhnya, dan bergegas untuk melihat anak laki-laki tercintanya yang masih berusia dua tahun. Jung Changmin namanya.
"Kemana sayang?"
Jaejoong merasakan lengannya ditahan oleh seseorang. Ia menoleh dan mendapati suaminya yang bernama Jung Yunho itu sedang tersenyum walaupun matanya masih setengah tertutup.
"Changmin terbangun. Aku harus menyusuinya."
"Jangan lama-lama~ aku kedinginan kalau kau tidak disini. Atau kalau boleh, setelah Jung kecil menyusu, bagaimana kalau Jung besar yang menyusu juga?"
BLUSH.
Semburat merah kini terpancar di pipi putih mulus seorang Jung Jaejoong.
"Tck! Pagi-pagi sudah pervert. Lebih baik kau juga bangun dan bantu aku memasak,"
Yunho memeluk gulingnya kembali, "Kalau begitu, tidak jadi ah. Aku mau tidur lagi saja~ Lagi pula ini masih sangat pagi."
"Yayaya... tidurlah sesukamu." Jaejoong memutar matanya kesal dan beranjak pergi.
Yunho berpikir bahwa Jaejoong akan tertangkap perangkapnya, namun kelihatannya yeoja manis berpipi tirus tak peduli dengan perkataan suaminya. Buru-buru Yunho bangun, dan mengejar Jaejoong.
"Ya! Tunggu aku! Aku bercanda tadi!"
.
Jaejoong melangkah masuk ke dalam kamar Changmin. Melihat anaknya dengan mata yang masih sayu, Jaejoong mengangkat kaus yang ia pakai, dan mengeluarkan benda kesukaan anaknya. Dengan cepat, Changmin menyambar gundukan besar itu. Beberapa menit kemudian, bocah kecil itu tertidur.
Jaejoong juga ikut tertidur kembali saat menyusui Changmin. Hmm, ia masih sangat sangat lelah. Mungkin dampak dari 'kerja keras' nya dengan Yunho semalam.
Selang beberapa saat kemudian, Jaejoong terbangun dan mencoba melepaskan kuluman Changmin pada nipplenya. Ia meringis karena gigi Changmin bergesekan dengan nipplenya. Dan saat mentari semakin menunjukan sinarnya, namja kecil Jung itu nampaknya harus bangun.
"Changminnie~"
"Mma~ Mma~" namja kecil itu menepuk-nepuk tangannya dengan lucu dan matanya berkedip-kedip.
"Aigoo..jagoan kecil umma, sudah bangun eoh? Poppo?!" Jaejoong menyodorkan bibirnya, dan langsung disambar oleh namja cilik itu.
"Sekarang kita sarapan~ Ayo bangun," Jaejoong mengulurkan tangannya dan Changmin langsung mengangkat kedua tangannya.
"Mamm…" gumam Changmin dengan lucu.
Jaejoong membawa Changmin ke ruang makan, dimana Yunho sedang duduk membaca Koran. Changmin langsung melompat-lompat kecil saat melihat appa-nya berada di dekatnya.
"Yeobo, kau jaga uri Minnie sebentar, aku mau mengambil makanan."
"Heung, baiklah. Ayo Minnie, sini~" Yunho membuka lebar tangannya dan Changmin yang tadinya berada dipelukan Jaejoong, langsung mencondongkan tubuhnya; memeluk appanya.
"App..pa!" bocah kecil itu berucap lagi dengan suara yang lucu.
"Halo Jung Changmin, mimpi indah eum?" Tanya Yunho sambil mencium pipi gembul anaknya.
"Mik! Mik! Min, Mik! Anguun~" (Min mimik pas bangun)
"Eoh? Min mimik umma? Eotte? Enak?"
"Eung, cal~ mik…cal~" (Besar..mimik besar~)
Yunho terkekeh mendengar perkataan Changmin, tapi ia makin semangat menggoda anaknya. "Mimik umma besar eoh? Besarnya bagaimana?"
Changmin langsung mengangkat tangannya dan tangan kecilnya membuat sebuah lingkaran untuk memperkuat imajinasi mesum appanya. "Cal…kali…" (besar sekali) "Pi, Min uka…" (tapi min suka)
"Hihihihi…sama, appa juga suka mimik umma. Dulu waktu Minnie belum lahir, appa suka Mimik umma. Enak kan?"
"Eung! Nak!" (enak)
Tanpa disadari, seorang yeoja sudah berdiri dari tadi di depan meja makan dengan wajah yang memerah padam. "Ehemm!"
"E-eh, sayang.."
"Mau makan tidak?" Tanya Jaejoong ketus.
"I-iya.." Yunho mendadak gugup. Pasti ia akan diomeli istrinya nanti karena membahas tentang 'mimik kesayangan Changmin'. Tapi memang apa salahnya? Mereka kan suami istri.
"Appa! Tu Mik Cal!" (itu Mimik besar!)
Yunho hanya bisa menelan ludahnya berat dan menggaruk lehernya kaku.
Tiga.
Dua.
Satu.
"JUNG CHANGMIIIIN!"
.
Yunho menatap istrinya yang sedang berdiri tepat di hadapannya sambil tangan lentiknya mengikat dasi sang nampyeon. Yunho memperhatikan betapa indahnya istri pilihannya itu. Ugh ugh~ lihat, doe eyes nya yang menggemaskan yang terkadang Yunho dengan inosen, lalu pipi tirusnya, bibir merahnya yang seperti buah cherry… dan kita turun ke bawah lagi, ada dadanya yang…ah, besar montok berisi dan padat..kyaaa! Yunho menelan ludahnya dengan berat hingga menimbulkan tatapan heran dari Jaejoong.
"Kenapa?" Tanya Jaejoong sambil mendongakkan kepalanya. Maklum, suaminya itu lebih tinggi darinya.
"Besar…" ucap Yunho tak sadar.
"Be-besar? Besar apa?"
"Dadamu.."
"E-eh, yunnie kau bicara apa?" Jaejoong langsung merona dan mendorong tubuh Yunho yang tadinya sangat dekat dengannya.
"Boohh..."
Gawat. Mendengar suara Yunho dengan berat seperti itu, Jaejoong tahu. Sangat tahu. Apa keinginan lelaki tampan itu. "Please sayang jangan sekara—"
"Boohh… apa kau mengira kita akan bercinta sekarang?"
"YAK! Kau Jung!" Jaejoong kesal merasa telah dipermainkan.
"Boo, ingat. Kau ini juga Jung. Jadi jangan memanggilku seperti itu eum?"
Chu~
"Mnnpph! Yun—mmph! Bearhmnphh!"
"GAH! Dasar mesum! Sudah sana, pergilah kerja. Aku dan Changmin akan tinggal di rumah. Dan awas kau genit dengan yeoja-yeoja disana. Ku pastikan, kau tidak dapat jatah untuk beberapa bulan kedepan. Arraseo?"
Yunho terkekeh melihat wajah istrinya memerah karena malu dan juga menahan emosinya. Hihi~ his wife is really adorable right?
"Arraseo. Kupastikan aku akan berdiam diri di kantor, yang artinya aku akan dapat jatah penuh seminggu ini."
"Mwo? Seminggu penuh? Tuhan~ yun, kau ingin membunuhku ya? Hole ku bisa longgar jika selalu dimasuki seminggu penuh."
"Yasudah, aku genit saja dengan yeoja di kantor." Yunho mencoba memanas-manasi.
"Sure, lakukan. Dan lihat saja barangmu sebentar malam sudah berada di luar kamar,"
"Ish! Arraseo arraseo! Aku tidak akan genit dengan yeoja disana, istriku yang cantik dan sexy eum? Yang mimiknya besar kata Changmin~"
PUK!
"Stop membicarakan dadaku, Tuan Jung Yunho." Ujar Jaejoong ketus.
"Baiklah~ yasudah boo, aku berangkat dulu. Jangan lupa sebentar siang datang ke kantorku ya, kalau bisa Minnie juga ikut.. okay?"
"Ne, hati-hati sayang~"
Yunho melangkah mendekati pintu di kamarnya dan memegang gagang pintu tersebut. Tapi sedetik kemudian, Yunho berbalik dan segera memeluk istrinya yang masih berdiri di tempat sebelumnya.
"I love you~" Yunho menaruh dagunya di bahu Jaejoong kedua tangannya melingkar di pingang ramping Jaejoong.
Tak lama kemudian, Jaejoong tersenyum dan ia membalas pelukan Yunho. "I love you too~"
.
Terik matahari siang itu cukup menusuk, namun untungnya gedung Jung Coorporation itu dilengkapi dengan AC yang cukup banyak di setiap sudut ruang.
Para karyawan segera berlarian ke arah kantin saat mendengar kata istirahat terucap dari atasan mereka.
Sedangkan atasan mereka, Jung Yunho. Ia masih saja berkutat dengan beberapa berkas yang terlihat masih menumpuk di atas meja kerjanya. Ck, workaholic.
Bukan kah makan siang harusnya menjadi kesempatannya untuk mengisi perut atau bahkan sedikit beristirahat, untuk mendinginkan otaknya yang mulai terasa penat akibat banyaknya file yang harus ia check, kemudian di tanda-tangani? Aigoo..
Kemudian, terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari luar.
"Permisi. Sajangnim, ada yang ingin bertemu anda."
"Hng~" Yunho hanya berdengung meng-iyakan tanpa melihat siapa yang datang.
Saat sosok itu masuk, Yunho bahkan tidak melihat ke arahnya. Terlalu banyak file yang harus ia periksa. Ckck.
BLAM!
Pintu tertutup. Yunho segera mengangkat kepalanya, "Hai booj..ae.." yunho melotot, "KAU?"
.
.
.
"Lama tak bertemu Yunho-ya~"
'Boa. Aish. Yeoja itu datang lagi.' Batin Yunho dalam hati.
"Mau apa?"
"Ya! Kau jahat sekali sih, aku kan hanya ingin melihatmu saja,"
"Oh jinjja?" jawab yunho ketus tanpa memandang Boa. Melihat hal itu, Boa segera berjalan ke depan Yunho lalu sedikit menduduk; membuat belahan dadanya terekspos.
Untung saja Yunho tidak melihatnya. Atau tidak mau melihat tepatnya. Yunho bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas di hadapannya. Mungkin kertas-kertas itu lebih menarik ketimbang pemandang yang sudah tersaji didepannya.
Benar-benar suami yang setia.
"Yunho-ya.."
"Hm,"
"Ya, menengoklah sedikit~" ucap Boa dibuat-buat nada manja.
"Punya istriku lebih besar."
"M..MWO?"
"Boa-ssi, kalau kau datang hanya untuk memamerkan sesuatu yang tidak baik untukku, kau bisa lihat disana ada pintu, bagaimana kalau anda keluar?"
"YA!"
CKLEK!
Sosok cantik itu masuk tanpa menoleh terlebih dahulu, "Sayang, aku datang bersama Chang…m..in.." Jaejoong terpaku melihat pemandangan yang berada didepannya.
Yunho sedang duduk di kursi kerjanya dan Boa memamerkan belahan dadanya di depan Yunho, suaminya. What the?!
"Oh sayang? Sini, aigooo… kau cantik sekali sih hari ini~" Yunho langsung memanggil Jaejoong dan menginstruksi agar Jaejoong duduk pangkuannya dan Changmin masih berada dalam troller.
"Boa-ssi, istriku sudah datang. Kalau kau benar-benar tidak ada kepentingan, kebetulan pintu masih terbuka, jadi kuharap kau bisa meninggalkan ruangan ini secepatnya."
Jaejoong masih terdiam ditempatnya tanpa berkutik.
"Sayang, kenapa?" Tanya Yunho pada Jaejoong yang terdiam. "Kesini~" ujar Yunho lagi sambil menepuk pahanya.
Selambat kura-kura, Jaejoong berjalan perlahan sambil mendorong troller Changmin dan segera duduk di paha Yunho.
"..what the," gumam Boa yang masih bisa di dengar Jaejoong.
Tiba-tiba saja, ide liar melintas di otak Jaejoong. Ia memposisikan buttnya dengan sangat menggoda dan tangan lentiknya meraba dada suaminya.
"Kau sudah makan sayang?" Tanya Jaejoong seduktif dan melirik sinis ke arah Boa.
"Ahh~ aku belum makan, karena makananku baru saja tiba hehe.."
"Mwo? Baru saja tiba?" Jaejoong melirik dengan tatapan meledek pada Boa, "Memangnya makananmu apa hmm?"
Yunho mencolek tubuh Jaejoong dan menyesap sedikit bibir yeoja cantik itu. Boa hanya bisa menganga dan membelalakan matanya.
"Makananku adalah…tubuh sexymu Joongie-ah~" Yunho menangkup kedua pipi Jaejoong dan melumat bibir merah istrinya itu. Dan ciuman mereka, kedua insan itu tersenyum puas.
Sedangkan Boa, ia hanya terdiam dan tanpa YunJae sadari, yeoja itu keluar dari ruangan kerja Yunho sambil menghentak-hentakan kakinya; dan membuat suara nyaring akibat high heels yang digunakannya.
Heeeh~ wanita banyak gaya.
Lihat penampilan Jaejoong saat ini. Ia hanya menggunakan dress selutut dan wedges berheels rendah. Simple bukan? Bukan berarti ia tidak mempunyai baju mewah lainnya.
Lupakah siapa dia? Dia istri Jung Yunho. Salah satu orang terkaya di korea. Dia punya banyak uang. Tapi bukankah sederhana itu indah? -_-b
Setelah ciuman itu berakhir, Yunho menghisap saliva yang berada dipinggir bibir Jaejoong dan mengecup singkat bibir merah itu. Aah~ betapa merahnya wajah Jaejoong sekarang ini.
"Jadi, tadi ada tamu istimewa hm?" Tanya Jaejoong tersenyum tawar.
"Hehh, kau cemburu sayang?" Yunho mengelus bahu putih milik istrinya dan menaruh dagunya disana.
"Aku? Ti..tidak."
"Ya! Kalau tidak, artinya kau tidak mencintaiku eoh? Harusnya kau cemburu karena namja yang paling kau cintai ini digoda oleh yeoja lain?"
"Yunho-ya..sebenarnya…" Jaejoong membuang nafas berat, "Aku mencintai namja lain juga."
DEG.
Seketika atmosfir disitu berubah. Yunho terdiam,, dan kemudian, Jaejoong bangkit dari pangkuan Yunho. Ia berjalan pelan mengitari seisi ruangan kerja suaminya.
"A..aku..maafkan aku Yunho..aku..ah, ada pria lain.." suara Jaejoong terdengar lirih.
"Ma..maksudmu joongie?" Yunho memiringkan kepala dan menautkan alisnya; heran.
"Maafkan aku Yunho, aku juga mencintai namja lain…"
"Joo..joongie…"
"Maafkan aku Yunho, seharusnya aku mengatakan ini dari jauh-jauh hari.."
"A..aku tak mengerti maksudmu, Joongie.." Yunho mulai berkaca-kaca. Matanya memerah dan tangannya bergetar sambil meremas sebuah file.
"Aku tak bisa menyangkali aku juga cinta pada namja lain selain dirimu.."
"Joongie.."
"Dia selalu menarik perhatianku disaat kau tak ada Yunho..a..aku mencintai dia Yunho,"
"A-a.." lidah Yunho mendadak kelu. Matanya tak berkedip dan setetes airmata jatuh dari pelupuk matanya.
"Maaf Yunho-ya, selain dirimu aku juga mencintai-"
"SIAPA DIA JOONGIE?!" Yunho berteriak marah. Jadi, selama ini Jaejoong mengkhianatinya? Rumah tangga yang mereka bangun kini harus hancur karena ia mempunyai simpanan?
Airmata Yunho mengucur deras namun tidak ada isakan yang keluar.
Ya.
Yunho menangis dalam diam.
Ia.. ia hanya tidak percaya, pernikahannya kini… harus hancur?
Dan hancur karena sebuah pengkhianatan konyol?
"J-joongie siapa dia..siapa dia Joongie…" suara Yunho terdengar sangat lirih.
Jaejoong hanya diam.
"Katakan Joongie, katakan siapa dia…"
"Ayo.. ayo joongie, jangan hanya diam.. biar kubunuh dia, siapa dia Joongie..hiks.."
Akhirnya.
Isakkan itu keluar. Yunho terisak.
"Maafkan aku Yun..a-aku..aku sangat mencintai dia…hiks.. aku tak bermaksud Yun.."
"Katakan jaejoong-ah, biar kubunuh dia! KUBUNUH DIA JAEJOONG-AH!" Yunho memukul keras meja kerjanya. Seorang Jung Yunho, ia meneteskan airmata di depan istrinya, Jung Jaejoong. Atau ah—harus kah sekarang kita memanggilnya Kim Jaejoong?
"Uri changmin.. aku mencintai dia, Yunnie.."
"…"
Yunho terdiam.
Ia menatap Changmin yang tertidur dengan damai di troller biru di sebelah meja kerjanya. Sepertinya ia baru saja dibodohi.
"HAHAHAHAHAHA~" Jaejoong tertawa lepas dan memegangi perutnya. "Lihat wajahmu Yunnie! Kau seperti anak kecil yang tidak diberikan permen HAHAHAHAHA!"
Yunho tertawa kecil dan menghapus airmatanya dengan canggung. Kemudian, cepat-cepat ia menggendong Jaejoong ala bridal style.
"Kyaaaa hahahaha~" Jaejoong kembali tertawa lepas saat Yunho membawanya ke atas sofa dan merebahkannya disana.
"Ahahaha, Yunnie geli~" yeoja cantik itu menggeliat saat Yunho menindihnya dan menyelusupkan kepalanya ke belahan dadanya.
"Mnhh.." Yunho menyesap belahan dada Jaejoong, dan Jaejoong hanya bisa meremas rambut cokelat brunette milik suaminya. "Ahh~"
"Mulai nakal hmm? Bisa-bisanya kau membodohiku nyonya Jung yang centil?"
"Hehehe~ hanya pemanasan sedikit Yunnie~"
"Mwoya? Pemanasan macam apa itu? Kau benar-benar menghancurkan image cool-ku nyonya Jung!"
"Dan sedikit pembalasan tentunya. Habisnya kau tadi berduaan dengan yeoja gila itu!"
Yunho menyeringai. "Cemburu?"
"Aku tidak mengatakan demikian," Jaejoong memainkan kancing kemeja Yunho.
Yunho mendekatkan wajahnya ke Jaejoong sehingga mereka saling bertatapan.
"Saranghae eum?"
Yunho mengecup kedua pipi tirus Jaejoong bertubi-tubi dan dalam.
"Hahahaha! Geli sayang~ geliiii~ hihihi…"
Yunho menghentikan kecupannya dan menatap Jaejoong lagi, dan kali ini lebih dalam. "Jangan tinggalkan aku.."
"I love you~"
Chu~
Yunho melumat bibir berwarna merah cherry milik istrinya yang selalu terasa manis.
"Hmmph.." Jaejoong melenguh merasa nikmatnya ciuman Yunho. Ayolah, Jaejoong sendiri telah mengakui bahwa Yunho adalah kisser yang pro ~(*-*~)
"Mpck! Ck! Mnnhh.."
"Nik..mat..mpph.." Gumam Yunho ngawur. Jaejoong pun merona mendengar erangan Yunho barusan. Bibirnya melengkung membuat sebuah senyuman namun ia tak melepaskan tautan bibirnya dengan Yunho, maka dari itu, Yunho mengetahui bahwa Jaejoong tersenyum.
"Sudah..ah.."
Yunho pun melepaskan French kiss mereka dengan lembut. Bibir Jaejoong terlihat megkilat akibat salivanya dan Yunho yang bercampur.
"Kau posesif sekali sih~" ujar Jaejoong sambil menjilat permukaan bibirnya.
"Yang berarti aku sayang," balas Yunho tak mau kalah.
"Hahh baiklah baiklah terserah saja~ aku mau membangunkan Changmin karena sudah jam makan siang, aku juga membawa makanan untukmu sayang~"
Jaejoong bergegas mengambil tas yang ia taruh dibawah troller Changmin dan menaruhnya di atas meja yang disediakan disana. Setelah itu, Jaejoong bertelut di depan troller Changmin dan mengusap-usap rambut Changmin dengan sayang.
"Baby-ya~"
"Baby-ya.. kkajja bangun, eum? Kita mau makan…"
"Changminnie.. ayo bangun sayang.."
Jaejoong mencolek pipi Changmin yang gembul dan sesekali mencubit-cubit kecil hidung mancung Changmin yang menurun dari ayahnya; Yunho.
"Nnngh…mma…mma…"
"Hiks..mma.."
Jaejoong tersenyum kecil melihat bayinya sudah membuka matanya perlahan dan merengek karena terbangun dari tidurnya.
"mma..mma…hiks…hiks.."
"Aigoo, uri Minnie uljima ne, kita akan makan siang, Minnie bangun ya? Ayo sayang~ ada appa disini.."
Jaejoong perlahan mengangkat badan Changmin dan langsung menggendongnya sesekali menimangnya. Changmin hanya diam merasakan dekapan hangat ummanya. Nampaknya ia nyaris tertidur lagi. Aigoo, kenapa changmin seperti kebo/?
"Yun, tolong ambilkan bubur Changmin di dalam tasnya." Jaejoong menggerakan kepalanya seraya menunjuk letak tas besar yang berisi perlengkapan Changmin, pasalnya kedua tangan Jaejoong kini sedang menggendong Changmin.
Yunho berdiri dan mengambil bubur yang masih ada di dalam kemasan. Tak lupa ia mengambil tempat makan kecil, air dan juga sendok kecil dengan hiasan beruang diatasnya.
"Hehe, beruang..hehe.." Yunho cengegesan melihat sendok beruang berwarna cokelat di genggamannya.
"Ya, wae? Aku yang memilih sendok itu untuk Changmin, lucu bukan?"
"Ne..lucu, dan mengingatkan akan sesuatu.."
"Apa eum?"
"Saat kita bercinta, kau berkata aku ini mirip beruang ganas..haha!"
Jaejoong merasakan pipinya memanas dan ia berpura-pura mencium Changmin yang masih sayu itu.
"Sudahlah, palli. Mana buburnya, Changmin akan tertidur lagi nanti."
Yunho memberikan bubur dan sendok beruang itu kepada Jaejoong dan dengan cepat Jaejoong mengatur makan siang bayi kecilnya itu.
"Kajja, aaaa~" Jaejoong mengaduk sedikit bubur cair didalam tempat makan kecil yang ada ditangannya, dan menyendokkan pada Changmin.
Dengan lucu, bayi kecil itu membuka mulut mungilnya dan tertawa. "Kya… anak umma pintar eum?" yeoja cantik itu mengecup bertubi-tubi pipi Changmin.
Yunho tersenyum sumringah melihat dua orang yang ia sangat kasihi itu. Ia berjalan mendekat ke arah mereka dan memeluk pinggang Jaejoong.
"Liburan ini kita kemana hmm?"
Jaejoong menoleh. "Terserah saja," jawabnya singkat lalu kembali menyuapi Changmin.
"Bagaimana kalau kita… jalan-jalan ke Jeju-do?"
"Jeju?" ujar Jaejoong memiringkan kepalanya dan matanya bertemu langsung dengan mata musang Yunho. Yunho tersenyum singkat disana.
"Ne, lalu….hmm, menghabiskan malam indah dengan desahan erotis dan seksi milik Jung Jaejoong…kyaaa…" Yunho sedikit memekik di akhir kalimatnya dan menggoyang-goyangkan tangannya ala fangirl yang melihat sang bias.
Dalam otaknya, mungkin ia sedang membayangkan, tubuh polos Jaejoong tanpa busana dan mendesahkan namanya. Lalu mereka akan bercumbu, kemudian-
"YA! Kapan mesum mu akan hilang?!" Jaejoong menatap tajam ke arah Yunho tapi tak bisa ia pungkiri, semburat merah sudah menghiasi pipi putih mulusnya.
Tanpa Jaejoong sadari, bibir Yunho mulai mengarah ke telinga Jaejoong kemudian berbisik, "…sampai dadamu menciut!"
"YAK!"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!"
Yunho tertawa lepas melihat wajah kesal Jaejoong, sedangkan Changmin hanya terdiam melihat kelakuan kedua orangtuanya yang jejadian menurutnya '3'
"Maaf aku jadi mesum begini sayang…ahahaha…habisnya kau itu terlalu sempurna, sampai-sampai membuatku selalu berpikir kotor…ahahaha…" Yunho mencoba bicara walaupun disusuli tawaan.
"Sudah sanalah! Aku jadi tidak konsen menyuapi Minnie~"
"Baiklah baiklah~" Yunho bangkit berdiri kemudian mengecup pipi Changmin yang gembul dan berbisik sesuatu pada namja kecil itu.
"psst..psst…"
Jaejoong mengangkat keningnya, "Yak! Apa yang kalian bisikan?"
Yunho hanya tersenyum unjuk giginya yang rapih, lalu terdengar suara cempreng Changmin yang berteriak:
"MIK! CAAAAAAAL!" (mimik besar)
.
.
.
TBC
