"Kenapa semua ini terjadi padaku?"
Izuku meratapi nasib dirinya yang sungguh tidak beruntung. Mungkin, ia tidak bisa menyebut ini ketidakberuntungan karena sebagian besar merupakan salahnya sendiri yang tidak bisa bersikap tegas saat menolak permintaan aneh Uraraka yang ia utarakan setengah jam lalu.
Boku no Hero Academia©Kōhei Horikoshi
Story©Shin Aoi
Trap?
Todoroki Shōto x Midoriya Izuku
Warning(s) : Err.. agak OOC atau malah emang OOC?, Typo(s), BL/Yaoi/Sho-ai, Crossdress!Izuku. Tidak memenuhi kaidah Bahasa Indonesia. Self Beta.
Sudah turun temurun sejak awal Yuuei Academy dibangun dan setiap satu tahun sekali akan diadakan sebuah Festival Budaya seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya.
Seluruh siswa menyambut dengan riang dan antusias, tak terkecuali si maniak pahlawan. Midoriya Izuku. Ia berharap kelasnya akan mengadakan sebuah pementasan drama bertajuk 'pahlawan vs penjahat'. Bahkan ia tidak keberatan jika menjadi script writer untuk drama tersebut.
Tetapi, tentu saja keinginannya tidak terwujud begitu saja. Setelah diadakan voting oleh Iida dan juga Yaoyorozu, kelas mereka pun menyelenggarakan maid dan butler café. Mau tidak mau Izuku pun harus menerma hasilnya karena itu sudah keputusan bersama. Jujur saja.. sedikit banyak Izuku merasa kecewa.
Tugas penting seperti memasak dan menyiapkan bahan makanan dibebankan kepada Satō Rikidō dan Yaoyorozu Momo. Satō sangat mahir dalam urusan memanggang kue atau membuat apapun yang terasa manis dan lembut untuk memanjakan lidah. Sementara Yaoyorozu, ia yang akan memasak menu utama andalan maid and butler café mereka, yaitu eggs benedict spesial ala koki elit dari anime sebelah.
Dengan kecerdasan yang gadis itu punya, tentu saja itu bukan hal yang sulit untuk mengaransemen resep awal menjadi resep miliknya sendiri dengan cita rasa khas ala dirinya.
Untuk para butler sudah pasti kelas 1-A mengerahkan seluruh lelaki di kelasnya untuk menjadi pelayan dengan sistem sif, karena masih dibutuhkan tenaga beberapa anak lelaki untuk membantu keperluan di dapur.
Jumlah perempuan dikelas 1-A sungguh sedikit. Hanya ada 6 orang itu pun jika Yaoyorozu ikut dihitung. Karena gadis seksi itu tidak bisa menjadi maid, maka jumlah para gadis yang akan menjadi pelayan pun berkurang menjadi 5 orang.
Hal itulah yang memicu petaka bagi Izuku. Satu hari sebelum dilaksanakannya bunkasai, ia diseret oleh Uraraka ke atap sekolah. Ingin berbicara privat katanya. Tetapi, sampai disana ia disambut oleh kelima perempuan lain yang menatapnya lapar.
"U-Uraraka-s-san..? k-kenapa a-aku.. b-bukankah tadi k-kau ingin b-b-berbicara b-berdua d-denganku?" Izuku berbicara terbata. Sungguh, ditatap dengan intens seolah-olah ditelanjangi oleh lawan jenismu bukanlah hal yang menyenangkan.
Izuku dapat mendengar bisik-bisik antara Yaoyorozu dan Jirō yang mengatakan 'kakinya ramping sekali.. aku iri' lalu 'kalau dilihat-lihat wajahnya manis juga ya..' dan sejenisnya bahkan yang lebih parah, Izuku mendengar salah satu gadis disana berbicara 'kira-kira Midoriya-chan akan jadi uke dari Todoroki-chan atau Bakugo-chan?'
Bloody hell. Izuku ingin berteriak saat itu juga. Apa-apaan gadis dikelasnya itu?! Ia ingin segera menggali lubang dan bersembunyi. Ah.. bisa dipastikan yang membicarakannya barusan adalah Asui Tsuyu. Bagaimana ia bisa tahu? Tentu saja, ia tahu! Sangat terlihat dari kebiasaannya untuk menambahkan honorifik –chan setiap kali ia memanggil nama teman kelasnya.
Izuku sungguh tidak menyangka jika gadis itu merupakan jenis yang anu.
Izuku terdiam. Ia ingin sekali kabur dari situasi ini, tetapi apa daya.. ia sama sekali tidak dapat melihat celah yang bisa dimanfaatkan. Alarm di otaknya berteriak bahaya begitu melihat keenam gadis dihadapannya menyeringai lebar minus Hagakure, bahkan Izuku tidak dapat melihat parasnya, tetapi ia dapat merasakan sebuah aura yang menggebu-gebu keluar dari tubuhnya. Kamehameha kah? /bukanwoy
"Ano ne.. Midoriya-san.. etto.. bagaimana menjelaskannya―"
Yaoyorozu mengusap dagunya pelan, ia terlihat sedang berpikir keras. Karena tak kunjung bicara, akhirnya Uraraka memilih untuk menepuk bahu lalu membisikkan sesuatu ke telinga gadis bersurai hitam itu dan mendapat persetujuannya berupa anggukan kecil.
"Etto.. D-Deku-kun!"
"H-HA'I?!" Izuku terkesiap seketika. Pundak dan wajahnya menegak menatap lurus Uraraka yang mengajaknya berbicara.
"J -jadilah maid pengganti Yaoyorozu-san di festival budaya besok!" Uraraka berteriak keras. Izuku bersyukur saat itu mereka berada di atap sekolah dan berharap tidak ada seorang pun yang mendengar teriakan gadis ber-quirk zero gravity barusan.
Izuku ber'huh' heboh. Bagaikan disambar petir ia mematung dengan tatapan kosong. Menjadi maid, katanya..? Uraraka melambaikan tangannya diwajah Izuku dan berujar 'Deku-kun?' berulang kali.
"Onegai, Midoriya-san.. ini semua terjadi karena jumlah wanita di kelas kita sangat minim dan aku butuh bantuanmu untuk menggantikanku karena aku akan sibuk didapur dan tidak dapat melayani tamu."
Izuku ingin menjerit keras. M-maid? Bukankah nanti ia akan memakai pakaian perempuan? Memakai rok super pendek dan bandana berenda?!
"A-aku.. t-t―
Belum sempat Izuku menolak, perkataannya pun dipotong oleh Hagakure dengan cepat. Ia dapat mendengar gadis itu berkata 'Kumohon! Midoriya-kun! Kupastikan kau akan menjadi maid paling terkenal di kelas 1-A karena wajahmu yang manis! Aku jamin itu! Selain itu, kita sangat kekurangan anggota! Hanya kau seorang yang memiliki wajah manis dan imut! Onegai!'
―sonna.." Izuku ingin mati saat itu juga. Eh—dame da. Ia harus melanjutkan mimpinya untuk menjadi pahlawan no.1 seperti All Might.
"Tolong kami, Deku-kun.. akan kupastikan tidak akan ada yang mengenalimu. Mina-chan dan Tsuyu-chan akan melakukannya nanti untukmu."
"M-melakukan a-apa?" Izuku menatap kedua gadis yang baru saja disebutkan oleh Uraraka dengan tatapan horor.
"Kero.. itu rahasia, Midoriya-chan."
"Sou yo! Itu masih rahasia, Midoriya! Cukup percayakan dirimu saja kepada kami!" Ashido menyeringai lebar.
Izuku menghela nafas lelah. Maid? Tidak mungkin 'kan? Ia adalah laki-laki tulen dan ucapan yang Hagakure bilang tadi itu sungguh melukai harga dirinya sebagai pria. Manis dan imut katanya? Aku ini laki-laki tahu! Walaupun ia sering mendapat pujian seperti itu dari kekasihnya.. tapi tetap saja..
Izuku mengacak rambutnya kasar dan menghela nafas untuk yang kedua kalinya, ia bertekad akan menolak permintaan aneh gadis-gadis dari kelasnya itu.
"B-bukannya aku tidak ingin membantu kalian.. tetapi, kalian tau 'kan? Aku ini laki-laki.. dan seorang laki-laki t-tidak mungkin memakai pakaian minim seperti itu.. d-dan a―"
Izuku tidak dapat melanjutkan ucapannya begitu melihat wajah sedih yang ditampakkan oleh keenam gadis yang merangkap sebagai teman sekelasnya dan lagi-lagi minus Hagakure. Yaoyorozu sudah menutup mulut dengan kedua tangan pula iris onyxnya berkaca-kaca.
"Midoriya-san.. onegai! Demi kesuksesan kelas kita.. selain itu, jika kita berhasil menarik banyak pengunjung selama 2 hari festival budaya, kelas kita akan menjadi juara 1 kelas paling kreatif di ajang bunkasai tahun ini!"
Memangnya penghargaan yang seperti itu ada?!
Uraraka dan yang lain ikut mengangguk menyetujui ucapan Yaoyorozu seraya menatapnya dengan jurus kitty eyes agar ia menyetujui permintaan mereka.
"Yaoyorozu-san.. k-kenapa harus aku? K-kenapa, b-bukan yang lain saja?" Izuku masih mencoba mengelak, ia akan mengulur waktu dengan memutar-mutar pembicaraan hingga gadis-gadis itu menyadari kalo ia menolak permintaanya.
Entah kemana hilangnya ekspresi sedih Yaoyorozu yang kini digantikan dengan ekspresi antusias yang tergambar jelas di paras cantiknya.
"Hm.. tadinya, aku ingin meminta Kaminari-san.. ia juga cukup manis.. tapi tidak. Aku ingin Midoriya-san yang menggantikanku." Tandasnya final.
Izuku memberanikan diri untuk bertanya alasannya dan dijawab dengan 'karena Midoriya-san itu pendek'. Jujur saja itu membuat kokoronya sedikit terluka. Tapi mau bagaimana lagi? Sepertinya ia lahir dengan mengikuti gen sang ibu yang memiliki tubuh mungil.
"Daijoubu, Midoriya-san. Kau akan dipermak habis-habisan oleh Asui-san dan Ashido-san. Percaya padaku, pasti tidak akan ada yang mengenalimu."
Yaoyorozu mengacungkan jempolnya dengan ekspresi default super datar yang membuat Izuku bergidik dan membuat dirinya semakin tidak percaya kepada gadis itu.
"T-tapi.."
"Daijoubu da yo. Deku-kun! maid dan butler café kita diadakan selama 2 hari penuh. Untuk hari pertama akan dilayani oleh butler dan spesial untuk hari kedua akan dilayani oleh maid."
"Sou yo! Benar sekali Midoriya! Jadi, di hari kedua nanti para lelaki tidak akan bertugas dikelas kita. Mungkin hanya beberapa saja dan setidaknya identitasmu aman 'kan?"
"Kero.."
Izuku kembali melambaikan tangannya mencoba menolak.
"Onegaishimasu!"
Tanpa aba-aba keenam gadis itu membungkukkan tubuhnya kearah Izuku dan sukses membuat dirinya berjengit seraya berkata,
"S-sonna.. j-jangan membungkuk s-seperti itu.. k-kalian.."
"Onegaishimasu!" ulangnya serempak.
Entah sudah berapa kali Izuku menghela nafasnya hari ini. Terlebih sejak diseret oleh Uraraka ke tempat dirinya sekarang berada.
"B-baiklah. A-aku mengerti." Izuku berucap lesu.
Mendengar persetujuan yang terucap dari bibir Izuku membuat keenam gadis yang berdiri mengelilinginya berhigh five ria dan memekik senang.
"Souka! Arigatou na! Deku-kun~"
"Kalau begitu sampai bertemu di hari kedua bunkasai nanti ne, Midoriya-san." Yaoyorozu tersenyum cerah. Sungguh berkebalikan dengan Izuku yang kini menguarkan aura suram dan mengangguk pelan, mengiyakan ucapan gadis seksi bersurai hitam itu.
"Selamat berjuang, Midoriya! ..Ah~ kau juga boleh datang di hari pertama untuk membantu bagian dapur kok." Ashido berteriak riang dan para gadis-gadis kelas 1-A pun meninggalkan atap Yuuei menyisakan Izuku untuk merenung sendiri disana.
Izuku ingin sekali berguling-guling dan mengutuk dirinya sendiri. Mengapa ia harus menjawab 'Baiklah. Aku mengerti' seperti itu?!
.
.
Saat yang dinantikan pun tiba. Hari pertama festival budaya di Yuuei berlangsung meriah. Para pengunjung dari luar Yuuei pun diperbolehkan masuk. Tentu saja harus melalui serangkaian pemeriksaan keamanan yang ketat sebelum memasuki wilayah Yuuei.
Hari pertama berlangsung kondusif, hanya saja Izuku tidak menyangka kelasnya akan kebanjiran tamu. Yah.. mengingat siapa saja yang menjadi daya tarik kelas mereka? Tentu saja, Todoroki Shōto dan Bakugō Katsuki. Mereka berdua menjadi butler paling populer. Todoroki dengan kalem mencatat pesanan tamu yang datang di café mereka, berbeda dengan Bakugō yang tampak ogah-ogahan dengan penampakan yang terlihat seperti berandal, namun tetap membuat tamu yang datang serasa ingin meledak melihat penampilannya.
Izuku mengintip dari dapur tempat mereka menyiapkan makanan. Sepertinya tamu-tamu di café mereka akan semakin membludak. Lihat saja, Katsuki yang nampak menggeram kesal karena banyak para wanita yang memanggil namanya dan sesekali ia menggumamkan kata kasar yang sudah berulang kali diingatkan Kaminari agar tidak diucapkannya.
Lelaki bermanik hijau itu kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling dapur yang masih terlihat aman dan terkendali. Yaoyorozu dan Satō terlihat sibuk menyiapkan bahan makanan. Selain itu, teriakan berupa menu-menu andalan café kelas 1-A bersliweran ditelinga Izuku. Walaupun tenaga pemasak mereka hanya 2 orang saja, tetapi kerja mereka sungguh cepat dan tepat tanpa kesalahan sedikitpun. Sepertinya tujuan untuk menjadi kelas terkreatif di ajang penghargaan festival budaya Yuuei benar-benar akan terwujudkan eh?
Izuku mengangguk mantap. Ia berpikir, perkara yang akan datang dipikirkan nanti saja. Sekarang, lakukan pekerjaan yang ada didepan mata terlebih dahulu.
"Yaoyorozu-san? Ada yang bisa kubantu?"
"Ah.. Midoriya-san? Bisa tolong kau ambilkan pisau daging diujung sana?"
"P-pisau? B-baik." Dengan cepat Izuku berjalan kearah yang baru saja ditunjuk oleh Yaoyorozu dan mengambil barang yang ia butuhkan.
Untuk hari pertama Izuku hanya membantu didapur saja. Tak ada yang spesial dan ia mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Tetapi ada satu hal yang mengganjal di benaknya.
... kemana para kelima anak perempuan yang lain? Mengapa mereka seolah hilang ditelan bumi?
.
.
Sekitar pukul satu siang mereka menutup café selama satu jam untuk istirahat. Izuku memilih untuk pergi ke taman dan mengistirahatkan dirinya di salah satu pohon besar yang rindang. Ia tidak menyadari jika ada seseorang yang sedari tadi mengikutinya dan kini berada dihadapannya.
Karena Izuku memejamkan mata, ia tidak bisa melihat siapa sosok yang berdiri didekatnya, tetapi ia dapat merasakan hawa keberadaan dari orang itu. Sebelum Izuku sempat mengangkat kelopak matanya, ia merasakan sentuhan lembut mampir di bibir tipis miliknya.
H-huh? A-apa itu?
Refleks, Izuku langsung membuka kelopak mata dan menatap siapa yang ada didepannya.
T-Todoroki-kun?!
Terkejut, Izuku sedikit membuka bibir bawahnya dan mengundang Todoroki untuk menyeringai lalu dengan sengaja mengakses rongga hangat nan manis milik Izuku lebih dalam. Perang lidah pun terjadi. Todoroki dapat mendengar erangan tertahan milik Izuku yang terdengar sangat menggelitik telinganya.
Dalam ciuman itu, Todoroki menyeringai. Ia sengaja menggigit bibir bawah Izuku dan membuat empunya memekik dan merintih kecil. Sungguh melodi yang terdengar indah untuk si pemilik netra heterokrom dan tentu saja, hanya ia yang bisa melihat dan mendengar Izuku yang seperti ini.
Todoroki terus mengajak lidah Izuku untuk menari bersama dengan miliknya hingga oksigen pun menjadi kendala dikeduanya dan mereka memutuskan untuk menyudahinya. Seutas benang saliva terbentuk diantara mereka. Izuku menjilat bibir bawahnya dan sedikit terengah. Sungguh terlihat sangat seksi di mata Todoroki.
"...hhh.. nnh..T-Todoroki-kun..?"
"Midoriya.."
Tanpa banyak berkata, Todoroki mengangkat tubuh mungil Izuku dan mendudukkannya diatas pangkuan menghadap dirinya.
"Midoriya.."
Todoroki memeluk Izuku erat. Ia sungguh merindukan pemuda bersurai hijau gelap ini. Sejak kemarin, dirinya selalu disibukkan oleh persiapan bunkasai bahkan waktu untuk sekedar mengobrol bersama kekasihnya saja tersita.
Izuku tertawa kecil dan menyisir pelan sisi kiri rambut Todoroki.
"Todoroki-kun kenapa kemari? Bukankah tugasmu belum selesai?"
"...aku mengikutimu. Biar saja, lagi pula masih ada yang lain."
"Hm.. bagaimana dengan tamu-tamu di café kelas kita?"
"Biasa saja dan berisik."
Todoroki menyamankan dirinya dipelukan Izuku sesekali ia mencium leher jenjang tak bernoda milik lelaki bernetra zamrud itu.
"Midoriya.."
"U-um?"
"Aku lihat kau pergi bersama Uraraka. Kemarin."
H-HUH?! Ga-gawat.. apa yang harus kukatakan pada Todoroki-kun?! Ia sudah terlanjur melihatnya.. kalau tidak dijelaskan, pasti akan menimbulkan salah paham.. A-Aaaaa! Aku harus bagaimana?!
Izuku berteriak didalam benaknya sesekali melirik kearah lain dan bergerak gelisah diatas pangkuan Todoroki yang membuat empunya mengerang tertahan.
"Midoriya.. kau mengujiku eh?" bariton khasnya berbisik rendah di telinga Izuku.
Netra hijaunya membelalak. Ia tidak bermaksud seperti itu. Menggumamkan kata maaf dengan lirih lalu mengecup sisi kanan pipi si surai ganda dengan wajahnya yang sudah semerah tomat matang.
"... jadi?"
Todoroki menuntut jawaban atas pertanyaan yang tadi ia utarakan. Tetapi yang ia dapat hanya gumaman gugup dari Izuku. Gusar karena tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Izuku, akhirnya Todoroki memutuskan untuk menarik lelaki mungil itu mendekat kearahnya, lebih dekat hingga bibirnya mampu menyapu sisi leher yang masing terhalang kerah seragamnya.
"...kau tahu, aku bukanlah lelaki yang sabar Midoriya.."
Setelah berkata seperti itu, dengan kasar Todoroki menggigit sisi kiri leher Izuku dan menciptakan bekas melingkar dari deretan gigi tumpul miliknya dan sedikit darah mengalir dari sana. Lelaki mungil bersurai hijau gelap itu memekik sakit seraya memejamkan matanya erat.
Baru saja, Todoroki ingin melanjutkan aksinya dengan gigitan kedua tetapi sudah dicegah oleh Izuku dengan gumaman lemah yang menandakan kalau ia akan membertitahu jawabannya. Lelaki bersurai merah-putih itu terdiam, ia menjilat sedikit darah dari sisi leher Izuku yang terluka akibat gigitannya dan membuat lelaki beriris hijau zamrud itu mengeluarkan sebuah desau yang memanjakan telinga.
"U-Uraraka-san m-memintaku untuk membantu p-pekerjaan di café kelas kita besok."
Todoroki mengangkat sebelah alisnya. Kalau hanya diminta membantu, kenapa kekasih mungilnya harus panik seperti tadi? Apakah ada yang ia sembunyikan dari dirinya?
Akhirnya, Todoroki memilih untuk mengangguk pelan dan percaya pada perkataan Izuku.
"T-Todoroki-kun.. j-jangan menggigit leherku sembarangan.. k-kalau nanti ada yang lihat bekasnya b-bagaimana?"
Izuku berusaha mengalihkan pembicaraan. Ia menyentuh bekas gigitan Todoroki yang membekas dalam di lehernya. Uh.. sepertinya ini tidak akan hilang selama seminggu kedepan. Lelaki beriris hijau itu meringis pelan ketika menyentuh bekas kepemilikan yang baru saja diciptakan kekasihnya.
"Gomen, Midoriya.. aku terlalu terbawa emosi."
Izuku tersenyum kecil. Jarang sekali seorang yang bisa membawa diri seperti Todoroki tersulut emosi hanya karena masalah sepele seperti itu. Izuku mengalungkan kedua tangannya di leher Todoroki dan bergumam 'tidak apa-apa, bukan masalah besar' dan mengundang senyum tipis untuk mampir di bibir Todoroki.
"Suki da.. Midoriya.."
"Un.. Boku mo, suki da yo."
Mereka menghabiskan waktu selama satu jam untuk saling memeluk satu sama lain. Sesekali Izuku memainkan surai merah Todoroki. Sedikit banyak, rasa rindu diantara mereka telah terobati. Sepertinya..
.
.
"A-ano.. T-Todoroki-k-kun!"
"Hm?"
"E-etto.. a-ano.. u-um.. a-apakah besok kau akan ke sekolah?" Izuku bertanya dengan mimik cemas tergambar jelas diwajahnya.
"... sepertinya tidak. Besok tugasnya para perempuan dikelas 'kan? Dan juga aku ingin menjenguk Ibuku."
"Begitukah... –yokatta." Izuku menghela nafas lega. Setidaknya ia aman.
"Kau ingin aku datang?"
"H-huh? A-ah.. t-tidak kok. Lebih baik Todoroki-kun pergi menemui Okaa-san saja. Sampaikan salamku untuk beliau ne?"
"Hm, akan kusampaikan." Todoroki mengusap surai hijau bergelombang Izuku penuh sayang.
Setidaknya Todoroki-kun tidak akan melihat penampilan memalukanku besok. Aaaaaah! Kami-sama! Arigatou Gozaimashita!
Maa.. setidaknya Izuku belum mengetahui bencana apa yang akan menghampirinya esok.
Tbc.
a/n : err.. Ao niatnya mau bikin oneshoot, tapi kayaknya lebih ena kalo dibikin mulchap. Jadilah, Ao bikin mulchap. Mungkin Cuma 2 atau 3 chapter aja dan chap selanjutnya akan langsung di update begitu editnya selesai~ sebenernya Ao udah ada draftnya /digiling
Ngebet bikin fic crossdress!deku abis liat fanart di twitter hohohoho /dikubur
Fic ini dibuat untuk merayakan event #OFA_TODODEKU
Uring-uringan dari seminggu kemaren karena ngebet pen bikin fic TodoDeku tapi inspirasi ilang-ilangan /nanges
Terimakasih banyak untuk shirocchin yang sudah membuat event ini! Lopelopemuahmuaaahh~ /diinjek
Last, mind to RnR?
