Devil Spiders

Pairing : HiruMamo

Disclaimer : Riichiro Inagaki & Yusuke Murata

Written : Sasoyouichi

Story : Sasoyouichi

© Sasoyouichi


- サソヨウイチ -

Sasoyouichi kembali lagi^^

Kekeke

Minal Aidzin Walfaidzin minna-san XD

Happy Eid Mubarak 1432 H :D

Danjiki akemashite omedetou gozaimasu^^

Ayamaru koto ga attara yurushite :)

Ini dia sekuel ke-2 seperti yang dijanjikan kemaren~

Semoga yang request, Katerine Y, senang dengan fanfic-nya^^

yg fanfic You're Mine masih tetap lanjut kok

jadi tunggu aja

kekeke

Happy reading^^


- サソヨウイチ -

Normal P.O.V

Hari sudah sore. Sekolah Deimon menjadi sepi. Hanya ada beberapa orang yang melakukan kegiatan club, seperti baseball, basket atau Amefuto. Tetapi, ada satu ruangan di dalam sekolah yang masih terang dan di dalamnya banyak murid-murid Deimon berkumpul. Meja disusun mengitari ruangan berbentuk segi panjang itu. Orang yang berdiri di depan kelas tampaknya sedang memberikan pengarahan untuk yang lain.

"Baiklah, rapat kali ini akan membahas tentang festival gabungan dari dua sekolah untuk menyambut musim gugur," kata seorang cowok berkacamata yang sedang berdiri di depan papantulis. Bisa dibilang orang ini berperan sebagai ketua organisasi sekolah, disini yang namanya osis. "Dalam rapat sebelumnya kita sudah mendiskusikan sekolah mana yang akan kita ajak untuk bekerja sama,"

"Apa sekolah yang bersangkutan sudah menyetujui ide ini?" tanya seorang cewek berambut hitam panjang.

"Sudah. Tetapi ini hanya simbol. Kita belum bertemu mereka secara langsung untuk mendiskusikan hal ini lebih lanjut," ucap seorang cewek berambut auburn sepundak.

"Kalau begitu, kamu saja yang datang ke sekolah Bando. Kalau tidak salah, yang mengambil alih masalah ini seseorang yang bernama Akaba. Kamu 'kan manajer tim Deimon Devil Bats, pasti kenal dengan Akaba yang juga kapten tim Amefuto Bando Spiders. Kamu bisa mengajak beberapa orang dari osis atau komite disiplin untuk ikut bersamamu Anezaki," kata cowok berkacamata tadi.

"Baik. Aku akan segera mengabari mereka dan secepatnya pergi ke Bando," kata Mamori.

"Baiklah kalau begitu, Mizuno dan Taiga, kalian ikut bersama Anezaki ke sekolah Bando.

"Baiklah," jawab Mizuno. Mizuno berasal dari anggota komite disiplin sekolah sama dengan Mamori. Mizuno berambut hitam dan tinggi. Matanya tajam dan murah senyum. Ditambah lagi wajahnya tampan.

"Dengan senang hati," jawab Taiga. Taiga terlihat lebih cool dan tergabung dalam organisasi siswa sekolah. Taiga berambut hitam, berbadan tinggi dan tegap. Taiga mempunyai senyum yang sangat menawan. Sepertinya, Mamori akan dikelilingi dua cowok yang tampan.

"Oke, rapat kita tutup sampai disini. Arigatou minna-san," ucap cowok berkacamata tadi seraya meninggalkan ruangan kelas sambil menenteng tasnya. Satu per satu anggota keluar dari ruangan.

"Hei, Anezaki, kapan kita ke sekolah Bando?" tanya Mizuno yang sedang berjalan disamping kanan Mamori.

"Aku akan mengabari Akaba dulu. Kita tunggu Akaba memberitahukan kapan waktunya," jawab Mamori.

"Lebih cepat lebih baik. Aku akan siap kapan saja," ucap Taiga dengan senyuman mengembang di wajahnya.

"Ya, aku akan mengabari Akaba secepatnya. Kalau sudah tau kapan, aku akan memberi tau kalian," kata Mamori menjelaskan. "Aku duluan ya, aku harus ke lapangan melihat latihan Amefuto," Mamori pergi meninggalkan Mizuno dan Taiga di koridor sekolah.

"Jaa." Mizuno dan Taiga melambaikan tangan pada Mamori.


- サソヨウイチ -

Terdengar suara dentuman keras yang berasal dari para lineman. Badan mereka yang saling bertubrukan menimbulkan suara yang keras. Suara teriakan dari Hiruma juga terdengar menggema di lapangan. Hiruma terus meneriakan pass route dan julukan-julukan untuk semua anggota Devil Bats dengan embel-embel 'sialan' di belakang julukan mereka.

"Cebol sialan lari lebih cepat!" teriak sang kapten.

"Ini sudah batasku.." kata Sena yang terus berlari mengelilingi lapangan dengan kecepatan cahayanya.

"Kalau begitu... CERBERUS!" teriak Hiruma. Terasa hawa-hawa pembunuh yang berasal dari pinggir lapangan.

GRAOOOO...

Suara amukan Cerberus meledak. Cerberus segera mengerjar mangsanya, Kobayakawa Sena. "Kejar dia Cerberus!" perintah Hiruma.

"IIIEEEEHHH..." Sena lari dengan sangat cepat karena ketakutan akan Cerberus. Daripada di makan, lebih baik dia berlari lebih cepat.

"Kekeke! Begitu baru bagus cebol sialan!" Hiruma mengeluarkan cengiran bahagianya. "Sekarang giliranmu monyet sialan! Devil pass bertubi-tubi! YA-HA!" Hiruma melemparkan pass yang kuat dan cepat dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya.

"Catch MAX! Kekuatan Catch MAX MAX!" teriak Monta semangat dengan tetap menangkap semua pass dari Hiruma.

"Yeeii! Monmon hebat! Go Devil Bats! Go Devil Bats!" teriak Suzuna memberikan dukungan dari pinggir lapangan sambil lompat-lompat menggoyang-goyangkan pom-pomnya.

Mamori berjalan ke arah lapangan dan berhenti sebentar melihat mereka latihan. Karena hari sudah sore dan latihan sore akan segera berakhir, Mamori segera menuju ruang club untuk mengambil handuk, minuman dingin dan manisan lemon yang sudah ia siapkan tadi. Tugas manajer memang berat, ditambah lagi tim ini dipimpin oleh kapten yang mempunyai sifat seperti setan.

Mamori mencoba membawa handuk, minuman dingin dan manisa lemon dengan kedua tangannya, tapi tidak berhasil. Jelas saja, ia harus membawa sekotak yang berisi handuk, sekotak minuman dingin dan satu kotak manisan lemon. BRAAKK. Pintu ruang club terbuka. Seorang cewek berbadan kecil masuk ke dalam ruangan club.

"Mamo-nee, biar aku bantu," ujar Suzuna. Suzuna datang pada waktu yang tepat. Dengan begini, urusan membawa handuk bisa diserahkan dengan Suzuna.

"Arigatou Suzuna. Kau bawa handuk ini ya," kata Mamori lalu menyerahkan kotak berisi handuk yang dilipat kecil-kecil sehingga muat untuk 11 lembar handuk.

"Siap Mamo-nee!" seru Suzuna semangat.

Mamori dan Suzuna segera menuju lapangan olahraga. Mamori membawa sekotak minuman dingin dan manisan lemon, sedangkan Suzuna membawa sekotak handuk. "Anak-anak sialan! Latihan selesai!" teriak Hiruma seraya menembakan bazokanya.

"Iiiieee! Kak Hiruma! Tolong hentikan Cerberus.." mohon Sena yang ternyata dari tadi masih terus lari dari kejaran Cerberus.

"Hentikan sendiri cebol sialan! Itupun kalau kau bisa! Kekekeke!" ujar Hiruma yang sama sekali tidak berniat untuk menghentikan Cerberus.

Mamori yang melihat hal ini langsung mengambil tindakan. "Hiruma! Latihan sudah selesai 'kan, cepat hentikan Cerberus. Sena juga harus istirahat," omel Mamori.

"Manajer sialan bawel!" ejek Hiruma. Hiruma mengambil rantai yang besar dan mengikatnya ke kalung Cerberus seperti seorang coboy. Setelah Cerberus terikat, Hiruma mengambil paku besar dan menancapkannya ke tanah bersama rantai tadi. Author tidak tau Hiruma menancapkan pakunya memakai apaan.

"Haah, akhirnya bisa istirahat," kata Sena yang sudah tiduran di tanah karena kelelahan.

Mamori dan Suzuna membagi-bagikan minuman dingin dan handuk. Anggota Devil Bats berkumpul membentuk lingkaran kecil ditengah lapangan. Sekotak manisan lemon terpajang cantik di tengah-tengah lingkaran. Semuanya memperebutkan sekotak manisan lemon di depan mereka. Manisan lemon makanan kesukaan mereka sehabis latihan seperti ini. Makanan itu membuat mereka bisa semangat kembali.

"Ini ambil, dari tadi kau belum mengambilnya satu pun," kata Mamori menawari sekotak manisan lemon yang isinya tersisa sedikit pada Hiruma. Hiruma mengambil satu potongan lemon di dalam kotak dan langsung memasukannya ke dalam mulut. "Bagaimana? Enak?" tanya Mamori.

"Biasa saja," jawab Hiruma singkat.

"Biasa saja itu enak 'kan? Kekeke!" Mamori nyengir ala Hiruma. Semua anggota Devil Bats sweatdrop.

"Kekeke! Kau nggak pantas ketawa kayak gitu," kata Hiruma.

"Emang nggak pantas. Aku 'kan malaikat nggak kayak kau Hiruma," ucap Mamori sombong seraya mengibaskan rambut pendeknya.

"Manisan lemon buatan Anezaki memang yang paling enak," puji Juumonji.

"Arigatou Juumonji," Mamori tersenyum dengan manisnya. "Kalian tau, tadi aku ada rapat. Yang katanya kita akan mengadakan festival untuk menyambut musim gugur dengan bergabung bersama sekolah lain,"

"Wah, pasti seru MAX!" seru Monta.

"Sekolah mana yang akan bergabung dengan kita Kak Mamori?" tanya Sena.

"Sekolah Bando," jawab Mamori singkat.

"A-ha-ha! Aku yakin ini menjadi festival yang sangat keren. Aku akan menunjukan segenap kemampuan menariku di atas panggung," kata Taki sambil berputar-putar dengan kaki kanan diangkat ke atas.

"Kekeke! Ini kesempatan yang bagus. Di festival itu kita akan melakukan pertandingan terbuka bersama Bando Spiders!" kata Hiruma.

"Itu ide bagus Hiruma! Aku akan mengusulkannya saat nanti aku bertemu dengan Akaba," seru Mamori dengan semangat '45.

"Mata merah sialan itu? Kenapa kau harus bertemu dengannya ha manajer sialan?" tanya Hiruma.

"Karena Akaba yang mengambil alih untuk festival ini. Akaba yang ditunjuk oleh organisasi sekolah Bando untuk menjadi penanggung jawab festival bersama ini," Mamori memberikan penjelasan.

"Kenapa harus mata merah sialan itu?"

"Mana aku tau Hiruma," ucap Mamori dengan kedua bahu yang terangkat.

"Aku tau!" tiba-tiba Suzuna berdiri dari tempatnya disamping Sena. "You-nii cemburu ya?" antena di kepala Suzuna bergerak-gerak. Mata semua anggota Devil Bats terbuka lebar karena kaget akan kata-kata Suzuna.

"You-nii ngaku aja deh, kalau You-nii nggak suka liat Mamo-nee sama Haya-nii, ya 'kan?"

"Haya-nii? Suzuna, kau memanggil Akaba itu Haya-nii?" tanya Sena ragu-ragu.

"Iya Sena," jawabnya singkat.

"Sudah kebiasaan my sister, a-ha-ha," kata Taki yang langsung mendapat serangan dari inline skate Suzuna.

CEKREKKK.

Hiruma menarik pelatuk senjatanya dan mengarahkan ujung senjatanya ke kening Suzuna. Suzuna seketika diam dan mengeluarkan keringat dingin. "Am-ampun You-nii. Aku akan mengunci mulutku," kata Suzuna.

"Hiruma singkirkan senjatamu," perintah Mamori.

"Cih," Hiruma menjauhkan senjatanya dari Suzuna dan membaringkannya (?) di tanah.

"Nanti aku akan menelepon Akaba. Aku akan mengusulkan hal ini saat pertemuan bersama perwakilan Bando untuk festival musim gugur ini,"

"Aku tidak sabar untuk menghancurkan gitarnya," kata Kuroki.

"Aku masih ingat dia menyebutnya gitarnya 'dia'. Bikin kesal," lanjut Togano sambil membaca komik Jump.

"Ini akan menjadi pertandingan kick terbuka yang seru," kata Musashi.

Setelah selesai berdiskusi mengenai ide untuk melakukan pertandingan terbuka saat festival musim gugur, anggota Devil Bats bergegas menuju ruang club untuk mengganti seragam mereka dan pulang. Karena tadi Mamori ada rapat, ia belum sempat membersihkan ruang club. Jadi setelah latihan sore ini, ketika semuanya pulang, Mamori akan membersihkan ruang club. Untung ada Hiruma yang masih setia duduk di ruang club sambil bermain dengan laptopnya. Mamori memakai aperon yang bertuliskan 'Rocket Bear'. Saat ini Mamori sudah berada pada tahap akhir pembersihan ruang club yaitu mengepel.

"Hiruma, bisa pindah ke sebelah sana duduknya? Aku harus mengepel bagian ini," tanya Mamori lembut.

"Cih, kau ini merepotkan saja manajer sialan," kata Hiruma yang langsung pindah ke kursi seberang.

"Oh iya, aku harus menelepon Akaba," ucap Mamori tiba-tiba. Pel yang ia pegang, dilemparkan ke tanah begitu saja. Nasib pel itu tidak beruntung. Mamori mengambil telepon selulernya diatas meja. Ia menekan-nekan tombol yang ada disana, maklum telepon selulernya Mamori belum sampai tahap touchscreen. Mamori membuka aplikasi 'Kontak' dan mulai mencari nama Akaba. Dan ternyata, ia belum punya nomornya Akaba.

"Aku lupa kalau belum punya nomor Akaba," kata Mamori lesu. "Kau pasti punya 'kan Hiruma! Aku minta dong,"

"Cih, apa untungnya aku memberikan nomor mata merah sialan itu," kata Hiruma dengan mata tetap fokus dengan layar laptop di depannya.

"Ayolah Hiruma," bujuk Mamori yang sudah berdiri di dekat Hiruma.

"Tidak,"

"Jangan-jangan kau benar cemburu dengan Akaba ya?" tanya Mamori dengan nada sedikit jahil.

"Untuk apa aku cemburu manajer sialan?" tanya Hiruma dengan tenang.

"Aku 'kan pacarmu," kata Mamori singkat. Mamori mulai muncul keisengannya. Ia tersenyum jahil.

"Kekeke! Sekarang kau sudah pintar menjawab ya," Hiruma melemparkan salah satu telepon selulernya dari beratu-ratus telepon seluler lainnya ke arah Mamori.

"Hehehe, makasih Hiruma,"

Mamori menekan-nekan keypad pada telepon seluler Hiruma. Mulailah ia mencari di dalam kontak nama Akaba. "Hei Hiruma, kau membuat nama Akaba itu Akaba Hayato atau mata merah sialan?" tanya Mamori.

"Kekeke! Tentu saja Akaba. Mata merah sialan itu telalu panjang,"

"Oh, oke," Mamori menekan tombol 'call' setelah menemukan kontak Akaba.


- サソヨウイチ -

TUUT.. TUUT.. TUUT..

"Oh Hiruma, tumben kau meneleponku, ada apa?" tanya Akaba setelah mengangkap telepon dari Mamori.

"Moshi moshi," kata Mamori.

"Ah, perempuan, maaf, apa aku salah menyimpan nomor ya?" Akaba kaget mendengar suara cewek. Padahal ia yakin itu nomor Hiruma.

"Tidak, ini benar nomor Hiruma. Aku meminjam teleponnya karena aku nggak punya nomor Akaba. Ini aku, Anezaki Mamori, manajer tim Deimon Devil Bats," jelas Mamori.

"Oh, Anezaki. Mau membicarakan tantang festival musim gugur ya?" tebak Akaba.

"Iya benar Akaba. Aku dan kedua temanku udah dipilih sebagai wakil yang akan pergi ke Bando untuk berdiskusi sementara,"

"Kami juga sudah mendiskusikannya tadi, besok kalian bisa datang ke Bando setelah pulang sekolah,"

"Mmm, kalau begitu besok setelah pulang sekolah aku dan kedua temanku akan datang ke Bando," ucap Mamori. Mamori senyum-senyum karena mau ke Bando. Tampak Hiruma yang menatapnya sedari tadi, memasang muka penasaran.

"Arigatou Akaba, Jaa mata ne,"

"Jaa mata." Akaba menutup teleponnya.


- サソヨウイチ -

"Ini Hiruma, arigatou," Mamori mengembalikan telepon seluler Hiruma.

"Hm," Hiruma berdeham ria.

"Aku harus pulang, hari sudah gelap. Hiruma, kau tidak pulang?" tanya Mamori.

"Ya, kunci pintunya,"

"Oke kapten!" Mamori segera mengunci pintu ruang club.

"Kenapa kau tadi senyum-senyum di telepon?" tanya Hiruma tiba-tiba. Hiruma tepat berdiri di depan Mamori. Ia mendekatkan wajahnya.

"Hm? Apa salahnya aku tersenyum?" tanya Mamori polos.

"Itu salah. Karena kau tersenyum sama mata merah sialan itu," jawab Hiruma singkat.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain dalam keadaan diam. Mamori mundur sampai menabrak pintu ruang club karena Hiruma berdiri sangat dekat dengannya. "Kau cemburu Hiruma?" tanya Mamori dengan suara pelan. Beberapa menit Mamori menunggu jawaban Hiruma, Hiruma tetap diam dan terus menatapnya dengan wajah datar.

CHUUUUU~

Hayo siapa yang nyium hayo?

Hayo siapa yang dicium hayo?

Tiba-tiba Mamori mencium pipi kiri Hiruma. Ia mendekatkan wajahnya pada Hiruma, tentunya jinjit karena Hiruma lebih tinggi dari pada Mamori. Dan, ia mencium Hiruma. Mamori yang bulshing tetap berusaha tersenyum menatap lekat-lekat wajah Hiruma. Menunggu ekspresi Hiruma. Raut muka Hiruma tidak berubah. Hanya saja sedikit memerah.

"Kekekeke!" Hiruma ketawa seraya mundur selangkah menjauhi Mamori. "Seorang Komite Disiplin sekolah berani menciumku ha? Hahaha!"

"Hiruma! Kalau kau menyebarkannya ke semua orang, kau juga akan malu 'kan," kata Mamori.

"Nggak. Aku senang kalau semua orang tau," jawab Hiruma mengeluarkan cengiran mesumnya. Author langsung di cekek Hiruma.

"Brr, kau mengerikan Hiruma." ucap Mamori dengan badan bergetar.


- サソヨウイチ -

Ke esokan harinya. Mamori dan semua murid Deimon datang ke sekolah seperti biasa. Dari pagi hingga hampir sore hari mereka terus belajar menimba ilmu, bukan menimba sumur ya readers. Ditambah lagi dengan kegiatan club mereka sehabis jam pelajaran usai.

Hari ini Mamori bolos, tidak ikut melihat latihan Amefuto. Karena hari ini, ia harus ke sekolah Bando dengan Mizuno dan Taiga. Seperti yang sudah direncanakan, mereka akan membicarakan masalah festival musim gugur sekolah Bando dan Deimon.

Tampak Mamori dan kedua temannya, Taiga dan Mizuno, sedang berada di lapangan olahraga Deimon. Mereka sedang berbicara dengan seorang cowok berambut spike pirang, Hiruma Youichi. Yap, Mamori meminta izin pada Hiruma untuk tidak ikut melihat latihan Devil Bats hari ini.

"Hiruma, aku mau minta izin bolos latihan hari ini. Seperti yang kau tau, aku akan ke sekolah Bando," izin Mamori.

"Hn. Siapa dua orang yang berdiri dibelakangmu ini manajer sialan?" tanya Hiruma. Hiruma mengarahkan kedua senjata yang dipegangnya ke kening Mizuno dan Taiga. Mizuno menanggapinya dengan senyuman dan Taiga, stay cool dong.

"Mereka juga diutus ke Bando bersamaku, Hiruma," jawab Mamori sambil menyingkirkan kedua senjata Hiruma dari wajah Mizuno dan Taiga.

"Mata sialan dan senyum sialan, aku akan menembak kalian dengan peluru asli kalau kalian berani macam-macam," ancam Hiruma.

"Baik Hiruma, kami akan menjaga Anezaki kok," ucap Mizuno disertai dengan senyuman ramahnya. Taiga hanya mengangguk pelan dan tersenyum lembut.

"Cih. Berikan ini pada mata merah sialan itu," kata Hiruma. Hiruma menyerahkan sepucuk surat berwarna putih.

"I-itu su-surat cinta!" teriak Kuroki.

"Ternyata Hiruma menyukai Akaba," ucap Togano.

"Itu tidak mungkin terjadi Kuroki, Togano," kata Suzuna dengan ekspresi wajah aneh.

CEKREEKK..

Hiruma mendengar perkataan Togano dan Kuroki. Hiruma siap menembak Togano dan Kuroki. Mereka langsung kabur ketakutan. Mamori hanya mampu mengeluarkan pandangan aneh mendengar perkataan mereka.

"Aku pergi dulu ya Hiruma," ujar Mamori.

"Hm." Hiruma hanya berdeham dan kembali melanjutkan latihannya yang tertunda.

Mamori, Mizuno dan Taiga pergi ke Bando dengan mengggunakan kereta bawah tanah sampai ke stasiun terdekat dari sekolah Bando.


TO BE CONTINUED...


Apa yang akan Mamori, Mizuno dan Taiga bicarakan dengan wakil dari sekolah Bando?

Bagaimana rencana festival musim gugur kedua sekolah ini?

Apa isi surat yang Hiruma berikan untuk Akaba?

Apa benar itu surat cinta? *author ditimpuk Hiruma sama bola Amefuto*

Apa rahasia rambut merah Akaba?

Semua jawabannya bisa ditemukan di chapter 2 :D

Lanjut atau nggaknya fanfic ini, semua tergantung review readers

Kekeke

Jadi yang mau lanjut, harus review ya *kedip kedip*

acc. Resmi author (fb : Sekar D. Saso) (twitter : sekarrns – double 'r')

Review Anda selalu dibutuhkan^^