Author : Jun_96
Tittle : want to do it
Genre : Romance
Ratting : M (banyak kata-kata yang menjurus dewasa)
Pairing :
Jeno X Renjun (Noren)
Mark X Jaemin (Markmin)
Note : Gender Switch for uke
Summary : Bercerita tentang kehidupan Renjun si gadis idaman dari jurusan HI dan Jeno si calon dokter dengan pemikiran kolot ala bapak bapak namun kegantengannya bisa membuat wanita seakan hamil dengan hanya melihatnya. Kumpulan FF Oneshoot dengan setting yang sama. Jeno X GS!Renjun. Mark X GS!Jaemin. Yukhei a.k.a Lucas X GS!Haechan and other couple.
.
.
Orang di luar sana selalu menganggap hidup seorang Huang Renjun sempurna. Wajah cantik, badan sexy, otak mumpuni, kepopuleran yang tak di ragukan lagi, dan latar belakang keluarga yang kaya membuatnya tak ubah seperti putri dari negeri dongeng. Namun semua itu tidak lah selalu benar, setidaknya itulah yang di pikiran Renjun. Dia telah memiliki segalanya, termasuk kekasih yang ia cintai namun tetap ada sesuatu yang kurang lengkap dalam hidupnya.
Pikiran ini datang kerena hampir setiap hari dia selalu dapat asupan kurang sehat dari sahabat sahabatnya yang dengan sangat tidak tahu dirinya membagi cerita aktivitas ranjang mereka dengan Renjun. Please! Demi celana dalam warna pink polka dot milik Mark yang pernah Renjun bakar, Renjun sama sekali tidak ingin mendengarnya, apalagi di antara sahabatnya hanya dia dan Jeno saja yang masih bersih dari hal kotor semacam sex. Iya… memang benar Jeno dan Renjun tinggal se atap, tidur seranjang, tapi bukan berarti mereka sudah pernah melakukannya. Jujur saja, Renjun sangat ingin melakukannya dengan Jeno, hanya saja kekasihnya yang merupakan mahasiswa jurusan kedokteran itu selalu menolak dengan alasan belum waktunya. Jeno memang memiliki prinsip untuk tidak menyentuh Renjun sebelum mereka menikah, itulah mengapa sampai sekarang mereka belum pernah melangkah lebih jauh.
Hari ini pacar dari sahabat Renjun yang kini telah menjadi sahabatnya juga mengajak Renjun untuk main ke apartementnya yang letaknya dekat dengan kampus. Dia adalah Na Jeamin pacar dari Mark Lee sahabat dari Renjun sejak lama, yang dengan murah hatinya menampung Renjun yang tidak ada kerjaan nimbrung di kampus. Hari ini kelas Renjun kosong karena dosennya berhalangan hadir, dan dia tidak bawa mobil sendiri, alhasil dia harus menunggu Jeno selesai kelasnya baru dia bisa pulang karena apartemen nya rumayan jauh dan dia malas naik taxi dan angkutan umum lainnya karena tidak bawa uang cash dan ATM yang ada di kampus cukup jauh letaknya dari tempat dia berada sekarang. Renjun bertemu Jaemin karena gedung fakultas mereka tidak terlalu jauh, Renjun jurusan HI (hubungan internasional) sedangkan Jaemin jurusan Administrasi Publik, fakultas Ilmu Administrasi dan fakultas ilmu social letaknya bersebelahan jadi wajar jika kemungkinan bertemu sangatlah besar.
Sekedar info saja, Renjun dan Jeamin bersahabat sejak Mark yang merupakan sahabat Renjun mengenalkan Jaemin pada Renjun. Dan karena sesama wanita dan memiliki kegemaran yang sama, Renjun jadi cepat akrab dengan Jaemin. Sedangkan Mark sudah menjadi sahabat Renjun sejak Renjun masih tinggal di Amerika. Renjun pernah tinggal di Amerika selama 3 tahun untuk sekolah saat SMA dan akhirnya di kembali ke china 2 bulan, setelah itu dia pindah ke Korea karena pendidikan di korea lebih maju, dan tidak dia sangka dia bertemu lagi dengan Mark. Dunia memang sempit, tapi hal itulah yang makin membuat hubungan persahabatan Renjun dan Mark jadi semakin erat. Dan sebenarnya karena persahabatan itu juga Renjun bisa bertemu Jeno. Jeno adalah sahabat Jaemin yang merupakan pacar dari Mark. Jaemin mengenalkan Renjun dan Jeno dan sekaligus mencomblangkan mereka. Alhasil Renjun dan Jeno jadi sepasang kekasih sampai sekarang, bisa di bilang sudah jalan dua tahun lah.
Saat memasuki kamar Jaemin Renjun langsung di sodori Jaemin dengan baju santai miliknya.
"ini, kamu ganti baju ini dulu aja biar gak gerah nanti kalau mau pulang baru ganti baju itu lagi" Jaemin memberikan Renjun baju dress santai tanpa lengan yang kelihatan sangat nyaman, kalau di Indonesia mungkin bisa di sebut daster maybe(?).
"makasih Nana!" Renjun langsung membuka ripped jeans dan kemeja yang dia pakai, menyisakan bra dan celana dalam warna hitam yang dia kenakan.
"wow! Renjun kau sexy juga. Dari luar kau terlihat kurus dan imut imut, tak kusangka dada dan pantat mu rumayan berisi juga. Ukuran mu apa?" Jaemin memutar mutar badan Renjun sambil memandang kagum.
"kau berlebihan, ukuran bra ku C… kenapa?" Renjun memakai dress yang di berikan Jaemin.
"C? aku saja B… curang. Bagaimana bisa kau dapat ukuran seperti itu? Jeno pasti sering memainkannya sampai jadi besar begitu" ujar Jaemin iri sambil menunjuk dada Renjun.
"kau ingin meledek ku? Mana mau Jeno berbuat aneh aneh seperti itu" Renjun mendudukan dirinya di ranjang Jaemin.
"dia tidak pernah meremas dada mu? Kau pasti bercanda, lalu bagaimana saat kalian make out? Apa Jeno benar benar tidak membelai dan meremas tubuh mu?" Tanya Jaemin tidak percaya.
"saat kita make out dia hanya akan memegang pinggang ku tidak lebih dari itu, aku sampai gemas sendiri di buatnya" jawab Renjun dengan wajah cemberut lucu.
"gila… apa kau tidak pernah coba menggodanya?" Jaemin mendudukan diri di samping Renjun setelah dia sendiri selesai berganti baju.
"sudah sering aku menggodanya untuk berbuat lebih Jaem. Setiap kali ciuman aku selalu membalasnya dengan penuh gairah, bahkan aku mendesah keras supaya dia terpancing tapi itu tidak ada gunanya. Itulah kenapa sampai sekarang aku masih perawan"
"kau kurang dalam menggodanya…" ucapan Jaemin terputus.
"kurang seperti apa yang kau maksud hah? Aku sudah pernah telanjang di depannya dan dia malah memakaikan ku baju" sahut frustasi Renjun.
"wah… parah sekali ternyata… apa mungkin Jeno impoten ya?"
"hush! Tidak mungkin lah, kau ini ada ada saja" Renjun melempar Jaemin dengan bantal.
"habisan dia tidak nafsu dengan mu, aku heran bagaimana bisa orang yang saling mencintai tinggal satu atap tanpa kegiatan panas sama sekali" Jaemin menggeleng gelengkan kepala.
"aku sendiri juga heran… bahkan aku pernah melakukan hal panas dengan Mark, tapi dengan pacar ku sendiri…. Huft…. Jangan cemburu Jaem"
"tenang saja, Mark oppa sudah menceritakan semunya tentang gaya bersahabat mu dengannya yang sangat American style, termasuk kau yang hampir tidur dengannya. Asalkan kau tidak tidur sungguhan dengannya saja aku tidak masalah, toh kau kenal lebih lama dengan Mark oppa di bandingkan aku" Jaemin menyendikan bahu ringan.
"itu tidak bisa di bilang hampir tidur dengannya juga, aku hanya membantunya manstrubasi setelah dia ku pergoki nonton film porno. Dan saat aku memuaskannya dia hanya mencium dan meraba tubuh ku tidak lebih. Tenang saja Jaem dia belum masuk kok, aku masih seratus persen perawan"
"aku percaya dengan mu, karena sebelumnya Mark oppa juga cerita begitu pada ku. Aku lebih baik begini, jujur berkata di depan ku dari pada di bohongi di belakang. Aku sudah tidak cemburu lagi pada mu asal kau tau, karena bagi Mark kau sudah seperti saudara, tidak mungkin dia nikung dengan saudarinya sendiri kan" sahut santai Jaemin. Jaemin memang berhenti cemburu pada Renjun sejak Mark menceritakan semuanya pada Jaemin dua bulan setelah mereka jadian tentang gaya persahabatannya dengan Renjun yang mirip seperti pacaran. Berciuman sudah menjadi hal yang wajar bagi Renjun dan Mark, dan dulu Jaemin sempat kaget akan hal itu, Jeno pun juga. Dan setelah penjelasan panjang dari Mark akhirnya Jaemin dan Jeno bisa mengerti.
"kau sangat tau sendiri tentang itu, aku lebih menganggap Mark sebagai kakak ku dari pada sahabat ku" Renjun termangu sejenak melihat foto Jaemin dan Mark yang terpajang di atas meja nakas samping ranjang. "Jaemin-ah… bagaimana rasanya melakukan itu?"
"rasanya sakit…. Awalnya… tapi nikmat tiada tara setelahnya, kau harus mencobanya" jawab Jaemin dengan wajah yang tak dapat di artikan.
"hah… beruntung sekali Mark itu mesum, di goda sedikit saja dia pasti sudah luluh. Tidak di goda saja di ganas apa lagi kalau di goda. Jeno kapan seperti itu" Renjun meremas remas bantal gemas.
"Jeno itu memang pemikirannya sedikit kolot, aku yang sejak lama jadi sahabatnya pun paling jauh hanya di peluk, tidak seperti kau dan Mark oppa yang sangat intim. Dari dulu memang dia sangat menjaga sikap dan berusaha menjauhkan diri dengan hal hal yang menurutnya tidak pantas. Dan tak ku sangka dia seperti itu bahkan dengan pacarnya sendiri" Jaemin menopang dagunya dengan tangan.
"itulah yang ku heran kan Jaem, aku sudah kehabisan cara untuk membujuknya bercinta" Renjun masih meremas remas bantal yang ada di tangan nya.
"sebaiknya kau bicara baik baik saja dengannya, katakana apa yang kau ingin kan dan dengan alasannya. Jeno itu tipe orang yang akan lebih menghargai saat orang itu langsung mau bicara di depannya dari pada harus main code code an"
"kau ada benarnya juga sih, selama ini aku hanya main code code saja dan Jeno selalu tau maksud ku menggodanya dan menceramahi ku tentang dia yang tidak ingin menyentuh ku sebelum kita resmi menikah. Aku akan coba bicara langsung dengannya. Eh Jaem, kau ada kondom? Untuk jaga jaga saja siapa tahu nanti berhasil"
"dari pada pake kondong mending kamu minum pill kontrasepsi aja, aku ada kok. Akan lebih baik jika kau benar benar merasakan milik Jeno dari pada harus terhalang kondom" jawab santai Jaemin.
"terserahlah, yang penting aman. Ngomong-ngomong bicara kita kenapa jadi frontal seperti ini ya?" tak terasa wajah Renjun merona sendiri karena perbincangan dewasanya dengan Jaemin.
"kau dulu yang mulai dengan membahas Jeno yang tidak mau di ajak bergulat di ranjang"
"sudahlah kita obrolkan itu nanti, sekarang aku ingin tidur dulu, aku sudah menyuruh Jeno untuk menjemputku di sini, jadi bangunkan aku kalau dia sudah datang ya" Renjun merebahkan tubuhnya di ranjang milik Jaemin.
"ya sudah kau tidur saja, aku akan menyiapkan makan barang kali nanti Mark kesini, nanti jika Jeno sudah datang aku akan membangunkan mu" Jaemin beranjak dari kamarnya menuju dapur memasak makanan untuk dirinya sendiri dan untuk Mark nanti jikalau pacarnya itu datang berkunjung ke apartemen nya.
.
.
.
Setelah beberapa jam berlalu akhirnya Jeno datang untuk menjemput Renjun, dan saat itu Juga Jaemin membangunkan gadis yang tengah tertidur itu. Setelah bangun Renjun bergegas ganti baju dan menemui Jeno untuk pulang ke apartemen mereka, namun sebelumnya Jaemin sudah memberikan pesanan yang Renjun minta padanya.
Hanya butuh beberapa menit perjalanan dari apartemen Jaemin ke apartemen Jeno dan Renjun, dan sekarang mereka sudah sampai. Setelah memasuki rumah, Renjun dan Jeno langsung bergegas ke kamar mereka bersiap untuk mandi.
"sayang, kau yang mandi dulu atau aku yang mandi dulu?" Tanya Jeno pada Renjun yang sibuk menggulung rambut pirang panjangnya yang menjuntai hingga pinggang. Renjun memang punya selera unik dalam mewarnai rambut, setelah bosan dengan warna orange menyala kini dia mengubah rambutnya menjadi pirang.
"bagaimana jika kita mandi bersama? Berendam air hangat bisa menghilangkan lelah kita dan jika gantian mandinya bisa bisa salah satu dari kita akan menunggu lama, jadi lebih baik kita mandi bersama saja" seru Renjun dengan mata berbinar.
"kalau begitu aku tidak usah berendam saja, jadi kau tidak perlu menunggu lama"
"ayolah Jen…. Aku ingin mandi bersama mu… punggung dan kaki ku sakit karena berdiri terlalu lama menggunakan high heels, aku ingin mandi sambil di pijat" Renjun menarik nari tangan Jeno dan berusaha mengeluarkan seluruh aegyo yang di punya.
"huh…. Baiklah kalau begitu… tapi sebelumnya pake bikini mu dulu, akan sangat salah jika kita mandi bersama dengan telanjang bulat" Jeno mencium bibir Renjun sekilas lalu berjalan menuju kamar mandi.
"azza…" seru pelan Renjun sembari membuka lemari untuk mengambil bikini nya.
Setelah selesai dengan bikini, Renjun langsung bergegas menuju kamar mandi. Di dalamnya sudah terlihat Jeno yang menyiapkan air dan bath bomb untuk berendam. Renjun melirik kea rah bawah, dan seperti dugaannya Jeno menggunakan celana pendek dan tidak benar benar telanjang. 'sebenarnya kita ini mau berendam atau berenang sih' batin kesal Renjun.
"airnya sudah siap, kau bisa masuk sayang" Jeno menarik renjun untuk mendekat ke bath up, dan masuk bersama dalam bath up.
Bath up kamar mandi mereka cukup luas, jadi tidak ada alasan bagi Renjun untuk duduk menempeli Jeno atau bahkan duduk di pankuan kekasihnya itu, tapi tadi dia minta ingin di pijat jadi tidak salah kan jika dia dekat dekat Jeno.
"lain kali jangan memakai high heels yang terlalu tinggi, akibatnya kau sendirikan yang lelah" Jeno mulai memijat Punggung Renjun dari belakang.
"aku kan pendek tidak tinggi seperti Jaemin, jadi agar kaki ku terlihat jenjang aku harus memakainya" Renjun memejamkan mata menikmati pijatan Jeno.
"kau ingin terlihat jenjang di mata siapa hah? Aku suka dirimu apa adanya tidak usah yang aneh aneh"
"aku hanya merasa sangat kecil saat bersama teman teman kita" Renjun membalikan bahannya menghadap Jeno.
"kau tidak sekecil itu… kau hanya terlalu imut" Jeno membelai pipi tembam Renjun. Sejenak Renjun memejamkan matanya menikmati belaian Jeno, Renjun benar benar telah di buat haus belaian oleh Jeno yang jarang menjamahnya, sadarlah Jen Renjun butuh belaian.
"aku tampak seperti anak kecil, tidak ada sexy sexy nya sama sekali" ujar pelan Renjun dengan mata sayu. "aku rela menggunakan high heels itu demi terlihat sexy di depan mu Jen…" Renjun mempertemukan bibirnya dengan bibir Jeno. Awalnya Jeno hanya membiarkan Renjun melumat bibirnya sesuka hati, namun akhirnya dia membalas lumatan Renjun.
"kau sudah sangat sexy di mata ku sayang, jangan pernah menyakiti diri hanya untuk tampil lebih di hadapan ku" ujar Jeno setelah ciuman mereka terlepas.
"bohong… buktinya kau tidak pernah menyentuh ku, kau tidak pernah tergoda saat aku berusaha menggoda mu, dan bahkan skinship terintim kita hanya ciuman itu pun kau tidak pernah meraba tubuh ku. Di saat orang lain seumuran kita sudah menginjak tahap berhubungan intim yang sesungguhnya kita malang hanya stuck di sini. Aku selalu bertanya apa sebenarnya tubuh ku ini tidak menaikan gairah mu sama sekali…" ucapan Renjun terpotong saat Jeno melumat bibirnya kemudia mengangkat tubuh mungil Renjun ke pangkuannya.
"kau bisa rasakan sayang?" Tanya Jeno dengan nada rendah tepat di telinga Renjun.
"keras…" ujar polos Renjun dengan wajah merona luar biasa saat merasakan kejantanan Jeno mengeras di bawah sana.
"itu tandanya kau sukses menaikan gairah ku sejak tadi kau masuk kemari dengan hanya menggunakan bikini" Jeno mengalungkan tangannya pada pinggang Renjun yang ada di pangkuannya. "aku tidak pernah meraba tubuh mu karena aku takut kelepasan, sangat susah mengontrol nafsu ku jika di dekat mu, maka dari itu sebisa mungkin aku mengurangi kontak fisik yang terlalu intim. Tapi jika kau menginginkannya aku tidak keberatan untuk menaikan batas maksimal skinship kita"
"itulah yang kuharap kan…. Aku bahkan sudah berbuat yang macam macam dengan Mark tapi aku malah tidak pernah mempraktikannya pada pacar ku"
"jangan sebut nama laki-laki lain saat bersama ku sayang" Jeno kembali melumat bibir Renjun dan yang kali ini lebih ganas, Jeno bahkan memasukan lidahnya ke mulut Renjun.
Ini pertama kalinya Jeno mencium Renjun sedalam ini. Tak cukup di situ saja, tangan Jeno mulai merambat pada tubuh Renjun. Tangan Jeno berhenti pada payudara kiri Renjun, dan setelah itu Jeno meremasnya lembut tanpa melepas tautan nya pada Renjun. Ini gila, rasanya luar biasa menggairahkan bagi Renjun. Mark memang pernah meremas payudaranya seperti ini namun rasanya berbeda, ketika Jeno yang melakukannya ini terasa sangat nikmat dan menggairahkan. Ciuman Jeno turun ke leher Renjun, Jeno memberikan beberapa kissmark di leher mulus kekasihnya. Tak hanya itu, tangan kiri Jeno turun untuk meremas pantat sintal milik Renjun.
"euumm..aahhhh…" desah Renjun. Wajar jika Renjun mendesah karena mendapat kenikmatan di beberapa bagian tubuh mu itu rasanya sangat luar biasa. "JJ-Jeno… aahh"
"ada apa sayang?" Jeno mengangkat wajahnya dari perpotongan leher Renjun.
"ak-aku… sssudah.. tidak tahan…" ujar Renjun dengan wajah di penuhi kabut nafsu.
"tidak, sebaiknya kita hentikan di sini saja" Jeno akan mengangkat Renjun dari pangkuannya namun Renjun malah memeluknya dengan erat.
"ayolah Jen…. Kita sudah di tahap ini…"
"tidak Renjun… tidak sekarang aku akan melakukannya jika kita sudah menikah, aku benar benar tidak ingin menodai mu dengan status kita yang masih belum sah di mata negara dan agama. Dan lagi, aku punya alasan tersendiri mengapa aku tidak menyentuh mu sampai sekarang" Jeno mendekap erat Renjun dan menciumi pundak gadis itu.
"apa itu?"
"aku takut jika aku sudah sekali merasakan tubuh mu maka aku akan terus menginginkannya setiap hari bahkan setiap saat. Kau mau melayani nafsu ku setiap saat"
BLUSH
Wajah Renjun langsung merah padam. Dia tidak membayangkan jika hal itu benar terjadi. Dan Renjun juga tidak menyangka alasan se mesum itu yang akan di keluarkan Jeno, bukan alasan kuno yang biasa di lontarkannya. Renjun menyembunyikan wajahnya yang merah di pundak Jeno.
"kenapa diam saja sayang?" Tanya Jeno saat tidak mendengarkan komentar apapun dari Renjun.
"aku malu… ini pertama kalinya kau bicara se mesum itu…" Renjun masih setia menenggelamkan wajahnya di pundak Jeno.
"tadi kau yang ingin melakukannya kenapa sekarang kau yang malu sendiri. Hah… kau ini imut sekali… aku jadi ingin segera lulus dan menikahi mu" Jeno mengusap ngusap punggung Renjun.
"cepat lulus dan nikahi aku, setelah itu aku akan melayani mu setiap hari atau bahkan setiap saat yang kau mau" ujar renjun malu malu.
"iya… aku sedang berusaha lulus dengan cepat sekarang, maka dari itu jangan menggoda ku terus terusan, nanti aku tidak focus dengan kuliah ku karena terus berpikir mesum tentang mu" pernyataan Jeno membuat Renjun cemberut imut sambil memukul lengan Jeno. "bersabarlah sedikit lagi sayang…"
"iya… aku mengerti…" Renjun tersenyum kearah Jeno. "terimakasih telah melindungi ku selama ini… aku akan menunggu lamaran dari mu"
"terimakasih juga sudah mau bersabar menunggu, aku mencintai mu" Jeno mengecup singkap bibir Renjun.
"aku juga mencintai mu" Renjun kembali mempertemukan bibir mereka ke dalam ciuman panas yang dalam.
.
.
.
END
.
.
.
Cukup sekian untuk chapter ini….
Jun kembali lagi dengan FF Noren…
Di ingetin sekali lagi ya kalau ini kumpulan oneshoot dan bisa jadi Jun bikin chapter selanjutnya dengan setting yang sama yang menceritakan tentang kehidupan pacaran Jeno si anak kedokteran sama neng Renjun si anak HI ini.
Dan di sini Jun pengen coba bikin semua uke jadi cewe, wah… bayanginnya aja udah seneng banget, pasti cantik banget mereka.
Couple lain mungkin akan muncul di chapter selanjutnya, jadi tunggu aja ya…
Untuk kritik dan saran silahkan Review…
Yang mau request juga monggo silakahlan review…..
Review kalian sangat berhaga demi kelanjutan FF FF Jun yang ini dan yang selanjutnya.
Jangan lupa fav dam follow biar gak ketinggalan cerita selanjutnya dari couple ini
Terimakasih untuk kalian yang sudah mau baca FF ini…..
Sampai ketemu di chapter selanjutnya…
XOXO
Junra
