Friend or 'Friend'?
Disclaimer : Hetalia Axis Power-nya Hidekazu Himaruya
Pairs : UKxUS
Warning : Full of BL, Seme! England, Uke!America, bejatiness, craziness, begoness, de el el
Ini FF hetalia kedua saya. Bikinnya pas UTS..MATEMATIKA lagi. Oh iya, itu ff Hakuouki yg HijiSai itu saya lanjutin kok. Tenang aja, jangan nangis, HijiSai chap terakhir itu ya pas adegan 'puncak' author sinting
Udah ah dari pada banyak cing-cong, kita mulai saja~
Selamat menikmatih~
Hetalia Gakuen. Ya. Sekolah paling ternama karena tempat sampahnya dihiasi gambar Oreo-nya Afikah. Sekolah ini dipenuhi murid-murid yang berprestasi. Mereka juga memiliki pengurus OSIS yang berwajah menawan. Arthur Kirkland, pemuda kelahiran Inggris, beralis tebal dan sangat pandai membuat Scone berwarna hitam yang eksotis. Terkenal sebagai cowok paling ganteng, punter dan paling seme di sekolah. Wakil ketua OSIS yang tidak salah lagi adalah seorang wanita kelahiran Belarus, Natalya yang sangat TIDAK murah senyum dan selalu mendempet ke kakak-nya, Ivan. Bendahara OSIS, si mesum Francis yang selalu membawa majalah bokep ke sekolah dan itu selalu disita oleh guru (dan selalu dibaca oleh guru itu.) dan sekertaris OSIS, si cowok Yandere Fudanshi Kiku Honda yang berasal dari Jepang. Ditambah lagi Seksi-seksi lainnya.
Alfred, si anak baru yang bercita-cita menjadi seperti Gatot Kaca ini termasuk anak terjun bebas. Maksudnya, nilainya anjlok. Dia berusaha sekeras mungkin mengalahkan si ketua OSIS yang dia jadikan rival. Alfred juga memiliki teman sesame bodoh seperti Gilbert, Antonio, Veneziano dan lain-lain. Karena wajah Alfred yang ganteng, tidak sedikit cewek-cewek melting sama dia, contohnya Natalya. Bahkan, cewek-cewek itu rela pulang malem-malem karena mereka pengen ngajarin Alfred. Alfred, karena dia polos dia nerima-nerima aja. Alfred nganggepnya rival sih. Tapi, karena dulu Alfred pernah ditolong sama Arthur, dia bimbang…/ciyeh
"Huh, anak yang tidak menarik! Untuk apa dia ada disini, lebih baik dia pindah sekolah saja!" cetus Arthur dengan tampang nyebelin minta ditabok-nya. "Jangan begitu, mungkin dia akan berubah." Kata Natalya yang akhirnya berbicara karena menyangkut orang yang dia sayang. "Moncher, biarkanlah dia berubah dulu~ jangan asal ngeluarin aja!" saran Francis akhirnya nyambung. Arthur berpikir keras. "Baiklah, aku akan mengajarkan pelajaran yang dia tidak mengerti." Kata Arthur yang mau sibuk. Akhirnya, Arthur membuat jadwal belajar barunya dan Alfred. Di kelas, suasana ramai karena Alfred. Dulu, kelas 2-A adalah kelas paling suram. Tapi, karena kehadiran Alfred, kelas itu menjadi kelas yang paling damai dan ramai. Saat Arthur datang, semua murid duduk rapih. "Baiklah. Aku akan mengumumkan nilai-nilai UAS! Paling tinggi, Rizqi dengan nilai 100 dan terendah, Alfred dengan nilai 60!" kata Arthur dengan wajah ketus. Rizqi si pemuda Indonesia girang. "Hei Alfred, aku tahu kamu pasti bisa 100 sepertiku!" kata Rizqi nenangin Alfred. Mata Alfred berbinar. "Tentu saja aku bisa, Riz! Aku akan berusaha~!" katanya. "Itu baru teman kami, Alfred si pencerah!" celetuk Antonio. Yang lain tertawa. Arthur yang dikacangin langsung ngelempar spidol papan tulis kea rah Alfred. "Hei kalian! Aku sedang berbicara! Diam kalian!" kata Arthur kesal. "Alfred, sepulang sekolah temui aku di ruang OSIS!" kata Arthur seraya pergi. "Wah, ada apa ini? Skandal baru?" kata Elizavata yang bersemangat 45. Alfred menggeleng. "Mungkin dia mau membicarakan tentang Burger kepadaku!" katanya positive thinking banget. Yang lain jatuh ditempat.
Di ruang OSIS, hanya ada mereka berdua. "Baiklah Alfred, aku tahu kamu bodoh. Tapi kamu pasti punya niat untuk semakin maju kan?" tanya Arthur. Alfred yang sedikit tersinggung langsung menangguk. "Tentu saja! Aku pasti akan mengalahkanmu nanti! Lihat saja!" kata Alfred sombong. Arthur hanya menyeringai. "Semalam nonstop kita belajar besama dirumahku!" kata Arthur seraya pergi lalu menarik tangan Alfred. Alfred kaget dan tak percaya. Dirumahnya? Dia kan rival pertamanya! "Hei alis tebal, jangan bodoh! Ngapain kita ke rumahmu? Aku bisa belajar sendiri!" kata Alfred sambil menepis tangan Arthur. "Aku sudah baik-baik mau membantumu, kenapa kamu yang jadi marah?" tanya Arthur. "Diam atau kubunuh kau!" Arthur nge-glare. Alfred diam membatu. 'Sial! Aku gak mau kerumahmu, alis tebal!'. Dipandangan murid lain, mereka seperti pasangan yang sedang dimabuk asmara ingin cepat-cepat ke kamar dan melakukan 'itu'. Lihat saja, Elizavata, Kiku, Meimei dan fujodanshi lainnya yang bengong sambil moto-moto mereka berdua. "Scandal baru!" celetuk Mei Mei. Yang lain mengangguk.
Sesampainya mereka di rumah Arthur, Alfred ternganga. 'besar sekali…' pikirnya. "Kenapa? Kau kagum dengan rumahku?" tanya Arthur. "Nggak lah, dasar bodoh!" bentak Alfred. Arthur menjulurkan lidahnya. "Kau yang bodoh, bukan aku!" katanya seraya pergi ke kamarnya. "Sini, masuk." Arthur mempersilahkan Alfred masuk terlebih dahulu.
"Jadi, bagian mana yang kamu nggak ngerti?" tanya Arthur. "Dilihat-lihat, kau jauh lebih pintar di soal-soal yang mengangkut nalar. Ternyata otak kirimu lebih dominan ya?" analisa Arthur benar. Alfred hanya bisa mengangguk. "Hee, berarti aku hanya mengajarimu soal hitung-hitungan ya? Baiklah. Oh iya, AC-nya lagi rusak, jadi kamu buka baju aja. Nanti kuambilin minuman dingin." Kata Arthur seraya membuka kancing bajunya. Alfred hanya mengangguk dan membuka kancing bajunya. Arthur memandangi badan Alfred. 'Badannya bagus sekali..' pikirnya. Alfred yang merasa aneh dilihati langsung menutup badannya lagi. "Hei! Ngapain lihat-lihat?" kata Alfred malu. Arthur yang pertama kali melihat wajah merah Alfred langsung terpana. Dia hanya menyeringai. "Tidak, badanmu bagus ,kok!" katanya. Alfred hanya diam membatu. "Ma-makasih.." katanya malu-malu. 'Kenapa aku malu-malu di depan rivalku sendiri sih! Hei sadarlah, Alfred!' batinnya. Arthur lalu mengajari Alfred. "Kalo soal ini, make-nya rumus ini. Jadi..kayak begini…" Arthur ngajarin panjang lebar dan Alfred akhirnya mengerti. "Coba nih, kerjain soal ini. Kalo bisa, berarti kamu udh ngerti." Kata Arthur sambil nyodorin 1 soal. Alfred mencoba mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. 'Oh, yang ini..aku pasti bisa!'. Arthur melihat Alfred mengerjakannya. "Selesai!" kata Alfred sambil menyodorkan kertasnya. Arthur mengambilnya dan saat melihat semua jawaban Alfred, dia hanya tersenyum. Senyumnya berbeda, melainkan senyum yang pertama kali dia siarkan. Hanya untuk Alfred. Alfred yang melihatnya langsung kaget..dan malu. "Bagus, betul semua. Lain kali, kalo punya kemampuan seperti ini salurkan dong. Ternyata kamu punya 'fast learning' ya." Kata Arthur. Lalu, Arthur duduk disebelah Alfred. Alfred jaga jarak. "Gue kan udah baik-baik mau ngajarin elo, kasih gue hadiah dong!" kata Arthur dengan kosa kata gua-elo. Alfred speechless. Dia bingung, biasanya dia Cuma bisa ngasih hadiah ke cewek. Yang ini baru. Ke cowok….
"Hadiah apaan? Burger 30 biji?" celetuk Alfred asal. Arthur geleng-geleng dugem. "Ya kagak lah bego! Gue bukan elo! Beda dunia kita!" katanya. "Gue Cuma mau satu permintaan." Katanya sambil mendekat ke Alfred. Alfred baru sadar. Mereka berdua kan TELANJANG DADA. Dan, itu nggak penting. Arthur menempatkan bibirnya ditelinga Alfred. "Besok, temani aku. Kalau tidak datang besok, aku akan 'memakanmu' sekarang juga!" bisik Arthur. Kata-kata Arthur sangat menantang. Tentu saja. Siapa sih yang nggak mau 'dimakan' sama orang yang ganteng, pinter masak dan beralis keren? Dan saya tahu, itu FITNAH semua. "Hah? M-maksudmu apaan sih?" pekik Alfred kaget, geli bin malu. Bisikan Arthur sangat seksi. "Maksudku? Aku tidak sabar ingin merasakan dirimu, Alfred~" kata Arthur. "A-arthur? Kamu sakit? Kok bisa ngomong begini ke gue?" katanya tidak percaya. "Mau apa nggak? Ini janji gue gak bercanda!" kata Arthur serius. Alfred berpikir sejenak. "Haah~ Baiklah.." kata Alfred setengah hati. Tiba-tiba, 'Iwak peyeeek~ iwak peyeeeek~' .tolong jangan berpikir kalau ada artis Indonesia datang nyanyi Iwak Peyek ke rumah mereka. Ini Cuma ringtone hp Alfred aja. Ringtone. RINGTONE? Ternyata lagu Indonesia sudah marak di pasaran amerika. Yang menelpon Alfred adalah ibunya.
"Hallo! Ibu, ada apa?"
"Ah, Alfred! Kamu kemana saja? Sudah malam!"
"Ah, maaf bu! Aku, aku lagi belajar sama temanku, si Arthur!"
"Arthur? Baiklah, lebih baik kamu menginap di rumah Arthur dulu saja sampai besok, ya? Sudah ya, ibu mau menjaga Matthew dulu! Oh iya, ibu akan berada di Canada sampai bulan depan. Ibu ada tugas. Maafkan ibu ya, Alfred! Ibu akan kembali lagi nanti. Jaga kesehatan!"
Putus.
Alfred langsung diam tak berbicara. 'Ke kanada? Meninggalkan aku dan Matthew sendiri! Maksudmu apa bu?' batin Alfred. "Barusan ibumu?" tanya Arthur sambil makan ati ampela. Alfred hanya mengangguk. "Hmm, nggak ada apa-apa sih. Soalnya ibuku dan ibumu dekat banget. Udah kayak adek-kakak." Kata Arthur. 'Pantesan emak gue nyantai nge-iya-in, ternyata deket toh..' batin Alfred sambil menghela nafas. "Yah, mau bagaimana lagi. Berhubung nggak ada kamar lagi, tidur di ranjang sama gue aja." Kata Arthur sambil berjalan kea rah kamar mandi. "Gue pengen mandi. Awas lo kalo ngintip!" cetusnya. "Siapa yang mau ngintipin elu, alis!" ejek Alfred. Nggak segen-segen si Arthur ngelempar baju dengan sekuat tenaga. Walaupun baju, tetep aja sakit. "Pakai itu nanti. Daripada lu tidur telanjang begitu. Jangan mentang-mentang badan lu bagus deh!" Arthur iri sama badan Alfred yang super duper bagus itu. Arthur masuk ke kamar mandi. Alfred duduk di kasur Arthur, lalu mengganti bajunya. Terasa kantuk menggila mendatangi Alfred. 'Sial, aku mengantuk..'. tanpa sengaja, Alfred tertidur di atas kasur Arthur. Saat Arthur keluar kamar, dia melihat sesosok pemuda berkacamata tertidur sambil memeluk bantalnya. Arthur menghela napas. "Kau tahu? Kau makin terlihat menggoda dimataku." Katanya sambil mengikuti Alfred tidur. Akhirnya, mereka berdua tidur bersama di ranjang yang sama dan tanpa disadari Alfred, dia membalikkan badannya dan wajahnya bertatapan dengan wajah Arthur. 'Wajah tidurnya lucu..' batin Arthur. 'Oh, apa yang aku pikirkan? Dia ini bukan siapa-siapanya aku! Untuk apa aku suka padanya? Tapi, hanya dia satu-satunya orang yang dekat denganku..' batinnya. Karena kelelahan memikirkan hal yang memikirkan kinerja otak, dia akhirnya tertidur sambil memeluk badan Alfred yang 3 centi lebih kecil dibanding dia.
To be continued….
Demi laptop aye yang penuh dengan virus….
AKHIRNYA SELESAI…chapter 1…doang… *pundung
Review dong revieew~ awas lo kalo kagak ngeripiuuu
