Disclaimer: One Piece bukan punyaku dan aku tidak mengambil keuntungan financial dari fic ini

A/N: Setingnya sebelum Marineford war

Berita kekelahan kelompok Bajak Laut Shirohige telah tersebar keseluruh pelosok dunia, orang-orang di berbagai penjuru dunia merakan kejadian tersebut. Di suatu pulau terpencil beberapa orang perawat tampak berkerumun, di tengah kerumunan itu tampak dedodok jenazah wanita muda. Sosok itu mengenakan pakaian perawat sama seperti para wanita yang mengerumuninya, rambutnya berwarna hitam kelam. Sebuah luka di sisi kepala dan pistol di tangan kanannya mengidikasikan bahwa wanita itu mati karena bunuh diri.

Flashback

Di sebuah ruangan tampak bebeerapa orang perawat berkumpul, ada yang berbincang-bincang, ada yang mengerjakan pekerjaan rumah dan di sudut ruangan tampak seorang perawat duduk menyendiri menjauh dari teman-temannya. Wajahnya tertunduk lesu, matanya sembab karena menangis semalaman. 'Benar-benar tidak berperasaan. Bagaimana mungkin mereka merayakan kematian mereka seperti itu?' gerutu Ai dalam hati. "Ai, kau baik-baik saja?" Tanya perawat lain. Wanita itu tidak menjawab, dia hanya diam seribu bahasa. Seorang perawat berambut kuning berjalan mendekat, "Ai, kau tidak boleh terus seperti ini. Kami tahu kalau kau sedih, tapi kau juga harus tahu bahwa kau bukan satu-satunya orang yang merasa kehilangan.". "Kalian tidak mengerti perasaanku." Jawab wanita berambut hitam itu kesal. Perawat muda itu melangkahkan kakinya keluar dari pondok. 'Mereka tidak mengerti. Tidak ada yang mengerti diriku. Semuanya sama saja' Batin Ai. Tidak lama berselang terdengar suara letusan senjata dari arah hutan, burung-burung berterbangan karena suara keras itu. Para perawat bergegas ke arah sumber suara, mereka tahu salah seorang teman mereka pergi menuju arah itu.

End Of Flashback

"Kenapa harus seperti ini?"

"Kenapa dia harus melakukan ini?"

"Dia terlalu masih terlalu muda….."

Para perawat itu kini berduka lagi. Belum kering air mata mereka karena kejadian di markas besar angkatan laut kini mereka harus kehilangan seorang rekan mereka.

"Mungkin ini yang terbaik bagi Ai."Kata seorang perawat berambut cokelat

Sontak kerumunan itu menoleh ke arah sumber suara. "Bagaimana kau bisa berkata seperti itu Ai adalah teman kita." Hardik seorang perawat sambil menahan tangis.

"Dasar tidak punya perasaan"Teriak yang lain.

"Aku tidak punya perasaan katamu, justru kalianlah yang tidak mengerti. Bagi Ai kematian bukan hal yang paling ditakutinya. Akan tetapi kepergian pria itu telah menghapus seluruh alasannya untuk tetap hidup"

Kepada para pembaca, Review kalian akan menjadi masukkan yang sangat berharga. Jadi, tolong tinggalakan Review