'No Option to Refuse'
Chwang and ChoKyu (ChangKyu/MinKyu)
.
Cast : Changmin and Kyuhyun
Lil'bit Jaejoong
And mentioning Yunho..
Disc : I would be happy person if They belong to Me , but the fact is… ChangKyu and YunJae are belong to God and each other, also parents and family.
.
DON'T LIKE DON'T READ
No edit, sorry for typo..
Happy reading^^
.
"Cho Kyuhyun?"
"Ya?"
"Mulai sekarang kau adalah kekasihku."
"Apa?"
'Cup'
Sudah hampir seminggu sejak seorang Cho kyuhyun, sang murid terpintar seantero Shinki High School, dipermalukan didepan seluruh siswa hanya karna pernyataan cinta dari seorang murid baru bernama Jung Changmin. Namun, hingga sekarang berita itu masihlah menjadi topik terpanas yang sukar dihilangkan dari obrolan santai para murid Shinki.
Kenapa?
Tanyakan saja pada anak tunggal dari Jung Yunho -sang pebisnis terkaya di korea- dan Jung Jaejoong -model yang memiliki bayaran termahal- saat ini. Siapa? Namanya Jung Changmin. Siapa sangka namja tampan dengan kelebihan tinggi itu adalah anak dari pemilik sekolah.
Dan apa yang difikirkannya hingga sampai menyatakan cintanya pada Kyuhyun pada saat hari pertamanya menginjakan kakinya disekolah hari itu. Memang apa yang dimiliki anak dengan kepribadian dingin itu –Kyuhyun- hingga sampai menarik perhatian The Almighty Little Jung, entah siapa yang memulai untuk memberikan julukan ini pada Changmin.
.-.-.-.
"Menjauh dariku, bodoh!"
Namja dengan kulit pucat itu menggeser duduknya disalah satu kursi ditaman belakang sekolah. Untuk beberapa menit yang lalu, Kyuhyun, namja itu, masih bisa focus pada PSP ditangannya hingga Changmin datang dan membuatnya harus mengulang kembali permainan dari benda hitam tercintanya.
"Kenapa kau selalu mengataiku bodoh? Padahal ujian Fisika kemarin, nilaiku lebih tinggi dibandingkan nilaimu."
Kyuhyun berdecak, Ia tahu namja tiang itu sedang mencoba mengajaknya bertengkar. Tapi Eunhyuk, teman sebangkunya, mengatakan bahwa yang harus dilakukannya untuk menjauh dari Changmin adalah hanya mengabaikannya, dan itulah yang sedang Kyuhyun lakukan saat ini.
"Kyu, kau suka taman bermain?"
Hening.
"Bagaimana kalau kita berkencan disana minggu ini?"
"…"
Changmin masih belum menyerah untuk mendapatkan perhatian dari namja berwajah manis itu, "Aku akan membelikan apapun yang kau mau."
"…"
"Kau suka apa? Apa kau suka Ice cream?"
"ARGH! Bisakah kau menjauhiku sebentar saja Jung, atau paling tidak tutup sebentar mulut berduri mu itu. Apa kau tidak lihat aku sedang sibuk dengan kekasihku, heh?" tunjuk Kyuhyun pada benda portable miliknya. Ia berdiri dan hendak meninggalkan namja Jung itu.
Alih-alih takut dengan Kyuhyun yang marah padanya, Changmin hanya tertawa pelan ketika semua yang dikatakan namja manis itu memunculkan sebuah ide.
"Aku kekasihmu Kyu, bukan benda hitam tak bernyawa itu." Ucapan Changmin cukup membuat Kyuhyun berhenti berjalan meninggalkannya dan memilih menatapnya dengan caramel eyes yang sangat Changmin sukai.
"Kurasa kepalamu benar-benar terbentur. Sejak kapan aku kekasihmu, Bodoh!"
"Sejak aku menciummu dikantin seminggu yang lalu." Ucapnya santai dan memilih beranjak mendekati Kyuhyun.
Jdeng
Oh Tuhan, andai membunuh tidaklah berdosa, Kyuhyun ingin sekali membunuh namja menyebalkan yang dengan seenak hatinya mengingatkan kejadian memalukan waktu itu padanya.
"Aku benar-benar ingin membunuhmu Tiang listrik!"
"Dan aku benar-benar ingin mengajakmu berkencan baby ChoKyu~."
Tatapan aegyo dihadapannya benar-benar membuat perut Kyuhyun melilit ingin mengeluarkan semua yang dikonsumsinya istirahat tadi. Ukh, benar-benar aegyo yang menggelikan.
"Aku tidak mau!" Kyuhyun kembali membalikan badannya dan berniat benar-benar pergi dari tempat itu hingga ucapan Changmin kembali menghentikan langkahnya.
"Termasuk pergi ke Game station?"
"Apa?"
"Game station, kau bisa memainkan permainan apa saja disana. Kau mau?"
Kyuhyun memasang wajah berfikirnya, Game? Oh ayolah, hal itu adalah kelemahannya. "Kau yang membayarnya?"
"Dengan satu syarat."
"Apa?
"Cium Aku."
Bugh
"Aww… Ya! kenapa kau memukulku?"
"Aku hanya ingin membenarkan otakmu yang tergeser."
"Ck, kalau kau tidak mau ya sudah, aku pergi! Aww.. kepalaku…"
Kyuhyun menatap punggung Changmin yang berjalan meninggalkannya dengan perasaan bersalah. Ia menatap kearah PSP nya bergantian dengan kepala Changmin yang sudah jauh didepan sana.
"Apakah sesakit itu? Ck, Biar saja… Siapa suruh membuatku kesal. Lagipula aku memukulnya karna reflek dari ucapan bodohnya itu. Jadi dia memang pantas mendapatkannya." Monolog Kyuhyun sendirian.
-.-.-.-.-
"Changmin-ssi tidak masuk… haah~ bosan sekali."
"Dari yang kudengar, Ia pergi kerumah sakit hari ini."
"Apa Ia sakit?"
"Aku tidak tahu, kemarin masih terlihat baik-baik saja."
Perasaan bersalah itu kembali memenuhi hati Kyuhyun. Kejadian ditaman belakang sekolah kemarin, saat Ia memukul kepala Changmin dengan PSP nya kembali berputar dalam ingatannya. Apa mungkin hanya karena terkena pukulan seperti itu, lalu namja tiang itu masuk rumah sakit? Rasanya tidak mungkin.
"Sial!"
"Apa yang sial Kyu?"
"Huh, Ya! Kenapa kau mengagetkanku Hyuk? Sejak kapan kau datang?"
Namja yang dipanggil Hyuk atau Eunhyuk itu hanya menggeleng malas, sejak insiden penciuman sepihak Changmin pada Kyuhyun, teman sebangkunya itu jadi jarang sekali focus pada sekitarnya.
"Kudengar Changmin tidak masuk." Eunhyuk mencoba membuka obrolan.
Kyuhyun meletakan kepalanya diatas meja dan menolehkannya kepada Eunhyuk, "Aku hanya memukulnya dengan PSP, menurutmu apa sesakit itu?" tanyanya sangat pelan, takut yeoja-yeoja pecinta Changmin didepan sana mendengarnya dan menghabisinya saat itu juga. Bukannya Kyuhyun takut pada perempuan, tapi jumlahlah yang tidak memungkinkan namja pencinta game itu mengambil resiko.
Eunhyuk hanya bisa membulatkan matanya tak percaya, "Kau bilang apa?! Memukmmfft…"
Tangan Kyuhyun sudah ada dimulut Eunhyuk sekarang dan membekapnya dengan kencang, "Bisakah pelankan suaramu?" . Dan setelah mendapatkan anggukan singkat dari Eunhyuk, Kyuhyun melepaskan bekapannya itu.
"Kau memukul Changmin?" bisik Eunhyuk yang hanya dibalas anggukan malas dari Kyuhyun. Ck, bukankah Ia baru saja mengatakannya, kenapa monyet bodoh ini masih bertanya lagi.
"Kau benar-benar cari mati Kyu. Kau tau Changmin anak pemilik sekolah kan? Kau mau dikeluarkan dari sekolah karena hal itu?"
"Apa yang aku lakukan hanya reflek." Kyuhyun menjeda ucapannya, menatap Eunhyuk dan meyakinkan dirinya untuk cerita lebih lanjut pada sahabatnya itu, "Changmin mengajakku kencan." Bisik Kyuhyun pelan, sangat pelan sampai Eunhyuk tidak yakin dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Kencan? Aku tidak salah dengarkan?"
Kyuhyun menghela nafasnya dan menggeleng, "Awalnya aku tidak mau, tapi kemudian dia mengajakku ke Game station, kau tau tempat apa itukan Hyuk? Mesin permainan disana lebih bagus dari pada Game center yang sering kita datangi." Eunhyuk mengangguk, dan membiarkan Kyuhyun melanjutkan ceritanya. Jarang sekali namja dingin yang tidak perduli sekitar ini mau berbicara panjang lebar yang Out of Character dari kepribadiannya selama ini.
"Aku mau dan dia memberiku syarat…" Kyuhyun menumpuk kedua tangannya dan menyembunyikan wajahnya dibalik tangannya. Eunhyuk yang penasaran akhirnya ikut meletakkan kepalanya diatas meja dan menanyakan kelanjutan cerita Kyuhyun.
"Dia menyuruhku menciumnya… dan bang! Aku memukulnya. The End." Ucap Kyuhyun yang sukses membuat Eunhyuk tertawa lebar menunjukan semua gusi giginya. Dan Kyuhyun benar-benar menyesal menceritakan itu semua kepada Eunhyuk.
-.-.-.-.-
MatanKyuhyun menatap rumah besar dihadapannya dengan ragu. Sepanjang hari ini Eunhyuk terus memaksanya datang dan menjenguk Changmin dirumahnya. Dan disinilah Kyuhyun akhirnya berdiri, didepan pintu masuk rumah mewah milik keluarga Jung dengan tampang bodohnya ketika bertemu sang Tuan rumah.
"Masuklah, kau teman Changmin?"
Rasanya terlalu kelu untuk mengucapkan sebait kata 'Iya' untuk menjawab pertanyaan dari seseorang didepannya kini. Kyuhyun bersumpah bahwa Jung Jaejoong adalah namja tercantik yang pernah Ia temui.
"Jaga pandanganmu anak kecil." Ucap Jaejoong yang kini sadar bahwa namja manis dihadapannya ini tak berkedip memandang dirinya. Huh, memang tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Kim … eh, Jung Jaejoong.
"Eh… i-iya, maafkan aku. Tuan Jaejoong sangat cantik." Jujur Kyuhyun yang tentu mendapatkan kekehan ringan dari Jaejoong sebagai balasannya.
"Baiklah, kajja… aku akan mengantarmu kekamar Changmin."
"Apa dia benar-benar sakit?" Tanya Kyuhyun sambil menaiki setapak demi setapak anak tangga dan berjalan mengekor pada Model terkenal didepannya ini.
"Sakit? Kurasa tidak."
"Eoh, tapi kenapa dia tidak masuk sekolah hari ini?"
Ada sebuah lorong pendek setelah mereka sampai dilantai atas. Jaejoong menunjuk kearah pintu kamar berwarna putih gading tak jauh dari tempat mereka berdiri, "Itu kamarnya, kau tanyakan saja padanya okey."
Kyuhyun mengangguk canggung, "Baiklah, terima kasih."
-.-.-
Butuh waktu sepuluh menit bagi Kyuhyun untuk mengetuk pintu kayu berwarna putih dihadapannya itu. Apa yang akan dikatakannya pada Changmin nanti? Apa Ia harus mengatakan kalau Ia khawatir pada keadaan Changmin? Tidak, lagipula Ia tidak khwatir pada keadaan namja menyebalkan itu.
Ahhh.. Bagaimana bisa kau menuruti perkataan Eunhyuk untuk datang kesini Cho Kyuhyun? Benar-benar bodoh!
Tapi sudah terlanjur basah, dan Ia sudah berdiri disini, jadi apa salahnya. Ayolah Cho Kyuhyun, hanya mengetuk pintu itu lalu berkata ' Apa kau baik-baik saja?' tidak, jangan yang itu. Bagaimana jika 'Kau tidak masuk sekolah? Kau sakit?' tidak! Jelas sekali aku mengkhawatirkannya. Kyuhyun mengacak rambut ikalnya frustasi. Yang benar saja, Kyuhyun seperti seorang gadis yang tengah bingung karna cinta sekarang.
Satu helaan nafas berat dikeluarkan Kyuhyun, Ia memantapkan berdirinya tepat didepan pintu kamar Changmin. Tangannya terulur bersiap mengetuk pintu itu, namun sebelum kepalan tangannya berhasil menyentuh daun pintu berwarna putih itu. Pintu itu sudah terbuka dan menampilkan sang pemilik kamar.
"Kyu?"
"M-min."
.-.-.-.
Kyuhyun duduk dipinggiran ranjang Changmin, matanya berkeliling menatap keseluruhan kamar namja yang dianggapnya Iblis paling menyebalkan itu. Kamar ini benar-benar besar sepertinya berukuran tiga kali dari kamarnya dirumah, hanya saja kamarnya lebih baik daripada kamar ini. Bungkus makanan ringan berserakan dimana-mana, baju kotor menumpuk disudut dinding, tempat tidur yang tidak dirapikan, juga kabel-kabel Playstation yang Kyuhyun yakin adalah keluaran terbaru itu saling melilit diatas karpet.
Tunggu… Playstation? Keluaran terbaru?
"Omo! Dia memilikinya. Ini hebat!" tak sadar jika Changmin sudah masuk kedalam kamar dengan senampan minuman dan makanan ringan, Kyuhyun masih saja sibuk dengan kaset-kaset game ditangannya. Bukankah kalian sudah tau bahwa Kyuhyun adalah maniac game…
"Kau menyukainya?" Tanya Changmin yang relfeks membuat Kyuhyun menoleh sekilas sebelum kembali sibuk mengacak-ngacak kaset didepannya, tidak perduli tujuan awalnya datang kerumah ini dan tidak perduli bahwa sang pemilik dari benda-benda ditangannya itu tengah ada dibelakangnya sekarang.
"Boleh aku mencoba ini?" Tanya Kyuhyun yang hanya dibalas gedikan bahu oleh Changmin.
"Kau tau semua itu mahal, jadi aku tidak akan membiarkanmu memainkannya secara gratis." Balas Changmin yang kembali dibalas dengan decakan kesal dari Kyuhyun. "Lagipula, aku yakin kau kesini tidak untuk bermain game kan Kyu?"
Deg
Kyuhyun berbalik, "Ah… sebenarnya… itu…"
"Katakan padaku ada apa? Atau kau mau menerima tawaran kencanku? Tapi aku sudah tak berminat."
"Apa?" Kyuhyun menatap mata bamby itu dalam, entah perasaan apa yang menyelimutinya kini, tapi Ia tidak suka dengan perkataan yang baru saja dikatakan Changmin.
"-Dan jika kau kesini untuk memberikan ciumanmu itu agar aku mengajakmu ke Game station, aku juga tidak mau, aku sudah tidak benafsu untuk melakukannya."
Nyut
Ada sesuatu yang tak kasat mata yang rasanya menikam hati Kyuhyun saat ini juga.
Apa dia bilang? Nafsu? Jadi benar Changmin tidak benar-benar menyukainya? Dia hanya mempermainkanmu Kyu? Dia menyukaimu karna nafsu.
Kyuhyun beranjak dari duduknya di karpet. Sedari awal Ia memang sudah merasa bahwa Changmin mempermainkannya, itulah kenapa Ia selalu menolak apa yang Changmin lakukan padanya seminggu ini. Tidak mungkin dalam waktu singkat seorang anak pemilik sekolah yang baru masuk seperti Changmin langsung benar-benar menyukainya kan? Kyuhyun hanya seperti mainan kah untuk Changmin?
Lalu kenapa kau merasa sekecewa ini Kyu?
"A-aku hanya ingin melihat keadaanmu Changmin-sii." Kyuhyun menunduk, tidak tahu kenapa tapi Ia sama sekali tidak bisa membalas tatapan mengintimidasi dari namja dihadapannya kini. "- Aku tidak sengaja memukulmu ditaman belakang sekolah kemarin, dan kau tidak masuk sekolah hari ini. Aku… aku hanya takut kalau kau benar-benar sakit. Tapi sepertinya kau baik-baik saja."
Hening, Changmin sama sekali tidak ingin menyela apa yang dikatakan Kyuhyun.
"Kalau begitu, sebaiknya aku pulang." Ucap Kyuhyun sambil memberikan senyum terpaksanya pada Changmin, sebelum akhirnya mengambil tasnya yang teronggok tak jauh darinya. "Permisi."
Pintu kamar itu terbuka lebar ketika Kyuhyun sudah keluar dan hanya meninggalkan Changmin sendirian. Namja dengan tinggi rata-rata itu hanya bisa terdiam dan tersenyum penuh arti.
"Kenapa kau begitu bodoh, huh." Ucapnya entah pada siapa.
.
.
-.—
.
.
Tak seperti biasanya, hari ini Kyuhyun benar-benar malas pergi kekantin untuk mengisi perutnya dengan sesuatu atau hanya pergi ketaman belakang untuk memainkan PSP nya dengan tenang. Hari ini Kyuhyun hanya malas-malasan di tempat duduknya sambil mencoret-coret bagian belakang buku tulisnya. Moodnya sedang tidak baik.
Bahkan Kyuhyun terkesan tidak perduli ketika tiba-tiba kelasnya ramai karena teriakan para yeoja itu. Namja manis itu lebih memilih kembali menenggelamkan seluruh kepala dan wajahnya pada lipatan tangannya diatas meja.
"Baby ChoKyu."
Ugh… hampir saja Kyuhyun terjatuh dari tempat duduknya andai saja namja dihadapannya ini tidak sigap memegang kedua lengannya.
"Kau ceroboh sekali."
Otak Kyuhyun masih dalam masa nalarnya melihat Changmin yang kini sudah berada didepannya, dengan wajah yang benar-benar… entah ekspresi apa itu.
"Apa yang kau lakukan disini?" dan Akhirnya hanya kata itu yang bisa meluncur dari mulut namja manis yang masih memasang eskpresi bingungnya.
Kursi Kyuhyun diputar Changmin hingga menghadap kedirinya dan Ia sendiri menarik sebuah kursi dan mendudukan dirinya didekat Kyuhyun, sangat dekat hingga Kyuhyun mampu mencium aroma maskulin dari namja tampan itu. Tampan? Tidak!
Duduk mereka berhadap-hadapan, bahkan Changmin dengan sengaja memajukan badannya hingga benar-benar mengikis jarak antara dirinya dan kyuhyun, mengabaikan teriakan histeris para pengagumnya didepan pintu sana.
"Apalagi memangnya, tentu saja menemui kekasihku."
"Apa maksudmmpft-"
Cup
'KYYYAAAAAAA….'
Dan teriakan para pengagum itu semakin keras ketika lagi-lagi Changmin berhasil mencuri kilat sebuah ciuman dari Kyuhyun. Sangat kontras dengan Kyuhyun yang masih mengerjabkan mata sewarna caramelnya itu. Hingga Ia baru sadar atas apa yang Changmin lakukan beberapa detik yang lalu.
Plak Bugh Plak plak plak
"Awwww… Kyunie~ Aww aww…"
"Brengsek kau Jung Changmin! Mati saja sana! Menyebalkan!"
Hup
Tangan Kyuhyun yang semula memukul kasar Changmin kini terhenti ketika namja dihdapannya itu menahannya. "Hentikan, kau menyakitiku."
Kyuhyun masih mencoba melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Changmin, "Kau fikir aku perduli… lepaskan!"
"Hei, kau menangis."
"Apa? Aku tidak-"
"Maafkan aku."
Hening
Perlahan Changmin melepaskan pegangan tangannya pada tangan Kyuhyun. Hingga namja manis itu bisa menggunakan tangannya untuk mengusap air matanya yang entah sejak kapan itu mulai mengalir. Sial! Ia benar-benar menangis didepan Changmin. Memalukan…
"Hei, Kyunie, maafkan aku…" tangan Changmin terulur untuk membantu Kyuhyun menghapus jejak air mata yang mulai mengalir dipipi tembam milik Kyuhyun.
"Sialan kau Jung! Kenapa kau melakukan ini padaku, huh?"
"…"
"-Apa ciumanmu kali ini karna kau bernafsu padaku? Diantara banyak murid di Shinki, kenapa kau harus mempermainkanku? Kenapa harus aku? Hiks…"
Grep
Changmin menarik kyuhyun kedalam pelukannya, "Aku tidak mempermainkanmu, Kyu. Aku sungguh-sungguh menyukaimu. Aku mencintaimu Baby ChoKyu~"
"Dan kau tahu seberapa besar aku benci padamu kan Jung Changmin."
Changmin terkekeh, "Tentu saja, makanya kemarin aku berkata seperti itu padamu. Kufikir kau benar-benar membenciku, tapi ternyata… aku tau hatimu mengkhawatirkanku Kyu. Kau tau betapa bahagianya aku melihatmu didepan pintu kamarku. Tapi aku takut, apa yang kutanyakan padamu waktu itu adalah alasan sebenarnya kau datang menemuiku."
"Aku tidak-"
"Aku tahu, kyu. Kau tidak seperti itu, Kau bukanlah seseorang yang akan mudah memberikan tubuhmu demi apa yang kau sukai. Itulah kenapa aku menyukaimu Kyu."
"…"
"-Alasan yang kau katakan saat datang kerumahku, aku benar-benar terharu, aku jadi merasa bodoh karna sempat berfikir yang tidak-tidak tentangmu. Maafkan aku."
"Dasar bodoh! Lepaskan pelukanmu."
"Tidak , sebelum kau menyetujui kencan kita." Ucap Changmin menyeringai disela-sela pelukannya pada tubuh Kyuhyun.
Sedang namja manis bersurai ikal itu masih senantiasa mendorong tubuh kelewat tinggi Changmin yang memeluknya, "Aku tidak mau!"
"Kalau begitu aku akan memelukmu sampai kau benar-benar menyetujui kencan pertama kita."
Apakah Kyuhyun sudah pernah bilang bahwa Ia benar-benar ingin membunuh Changmin? Bolehkan Ia melakukan itu sekarang? , "Aku membencimu Jung Changmin."
"Nado saranghae baby ChoKyu. Jadi?"
Kyuhyun memasang wajah berfikirnya, dilihatnya sekumpulan yeoja yang menatapnya seperti sudah siap membunuhnya kapan saja, huh, tapi mereka tidak akan macam-macam jika Changmin bersamannya kan? , "Aku tidak punya pilihan menolak bukan?"
Changmin tertawa dan melepaskan pelukannya pada Kyuhyun. "Akan kubuat kau mencintaiku Kyu."
Plak
"Aww…"
"Berhenti berbicara yang macam-macam, kembali kekelasmu sana."
"Aish… baiklah… sampai jumpa pulang sekolah Kyunnie, Kita pulang bersama okey."
"Aku tidak-"
"Tidak ada pilihan untuk menolak." Ucap Changmin sambil meninggalkan kelas Kyuhyun, setelah sebelumnya kembali mencuri satu kecupan dibibir namja manis itu. Sepertinya bibir Kyuhyun sudah bagaikan candu untuk Changmin.
"Tiang Listrik menyebalkan!" teriak Kyuhyun sebagai pengantar perginya Changmin dari kelasnya itu.
.
.
.
The End
Or
Continue
Wanna give me some review, maybe?
No?
Okay~~ -_-''
