Everlasting
.
FF ini fiktif dan hanya untuk kepentingan hiburan semata. Chara bukan punyaku, tapi cerita ini punyaku.
Halo semua! Ini adalah FF terbaruku dan semoga teman-teman suka. FF ini terinspirasi dari sebuah novel fantasi terjemahan yang nggak sengaja kudengar dari orang lain pas lagi di kantin sekolah. Dilarang keras memplagiat, membashing, atau menggunakan kata-kata kasar. Komen, kritik, maupun saran boleh-boleh saja. Oke, enjoy this fic!
Author : naunau01
Length : chaptered
Genre : fantasy, romance, friendship
Cast : Xi Luhan & Oh Sehun (HUNHAN Couple is HERE!)
Kris Wu as Kevin
Huang Zi Tao as Edison
Kim Jongin as Kai
Jesicca Jung as Jesicca Aldama
Luna f(x) as Luna (?)
WARNING : OOC, thypo(s), BL, tidak nyata dan… yah, tidak ada manusia yang sempurna. Pasti banyak kekurangan, tapi juga punya kelebihan.
.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.
*.*.*.*.*.*
.
.
.
Pria yang berada di dalam bingkai ini adalah kakakku, Sehun.
.
.
.
Kami saling menyayangi dan mencintai. Hubungan persaudaraan kami sangat erat hingga tidak bisa dipisahkan. Kami tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang baik dan harmonis. Tuhan pun memberikan kami kelebihan yang tidak dimiliki anak-anak pada umumnya. Kami menyebut kelebihan ini dengan ' Ikatan'.
Tapi, pada suatu malam di musim gugur, Sehun menghilang.
Bertahun-tahun lamanya aku mencari, berharap dapat 'menerawang' keberadaannya dan 'memanggilnya' kembali. Ikatan ini selalu melemah jika salah satu ujungnya menjauh, dan aku tidak tahu mengapa dan bagaimananya.
Hingga akhirnya, disuatu masa pada suatu titik, semuanya berhenti.
Menyisakan kehampaan dan kesunyian tak berakhir.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Tidak ada tanda-tanda keberadaan kakakku.
.
.
.
.
.
Everlasting
.
.
.
.
The story is begin…
.
.
.
.
Everlasting
Chapter One
.
.
" Kau yang melakukannya."
Itu bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan pernyataan yang sebenarnya memang sebuah fakta. Dan aku tidak bisa menyangkalnya karena aku sudah terlalu banyak menyimpan rahasia dari mereka. Mereka adalah satu-satunya sahabat yang kumiliki, dan aku tidak mau—
" Luhan!"
Dan aku langsung menarik tanganku setelah Kai memukul punggung tanganku.
Kai melebarkan matanya. Mulutnya membulat dengan sempurnanya seperti huruf 'O'. Ia segera menutup mulutnya dan bergumam, " Ups! Maafkan aku. Aku lupa betapa bencinya kau disentuh."
Aku menggeleng dan memutar bola mata. Segera kumakan sandwich-ku tanpa mengindahkan ucapannya.
" Jadi benar kau yang melakukannya?"
" Yah…begitulah."
Kini dua pasang mata yang melebar menatapku.
" Eum… Maksudku, aku nggak sengaja." Aku tersenyum kecut, menyadari mereka tidak akan percaya. Mereka terlalu mengenali kelakuanku, terutama Luna. " Eum… Pokoknya…Pokoknya aku tidak—"
KRINGGGGG—!
Kai dan Luna saling bertatapan, kemudian mendesah. Mereka mulai membereskan barang-barang mereka, sementara aku sudah berdiri dari dudukku dengan ransel tersandang di pundak. Aku menatap mereka bergantian, mengagumi penampilan fisik mereka di dalam hati.
" Baiklah, sampai jumpa nanti."
Luna mendongak. " Kau tidak akan meninggalkanku, kan?"
" Eum… Maksudmu?"
" Antar aku pulang, Luhan!"
Aku tertawa, melambaikan tangan dan bersiap pergi. " Aku tidak akan lupa. Tunggu saja di mobilku, oke? Bye!"
Aku segera berlari keluar dari kantin menuju kelas berikutnya, kelas seni. Sesampainya disana, aku segera mempersiapkan semua peralatan lukisku, berharap dengan menyibukkan diri seperti ini energi yang berasal dari sentuhan Kai segera menghilang. Energi ini begitu mengejutkan dan meletihkan, membuat kepalaku berdenyut-denyut dan mataku menjadi pedih. Dunia serasa berputar cepat dan mengocok-ngocok isi perutku, membuatku puyeng dan ingin muntah. Tapi aku tahu sebaiknya—dan memang sudah seharusnya—untuk tidak melakukan hal itu.
Aku memiliki kekuatan psikis sejak kecil. Aku bisa menerawang pikiran orang lain, mengetahui kisah hidup mereka hanya dengan sebuah sentuhan ringan, dan merasakan sesuatu sehingga kemampuan psikisku ini sering kumaanfaatkan sebagai mesin pendeteksi. Ini bukanlah sebuah kutukan, gangguan, atau hal-hal semacam itu. Ini hanyalah sebuah kelebihan yang…yah, pada suatu sisi sangat mengganggu, namun ada suatu waktu kemampuan ini bisa sangat berguna.
Aku tidak sendirian disini. Maksudku, bukan hanya aku yang memiliki kemampuan seperti ini. Kakakku, Sehun, juga memilikinya. Kami menamakan kekuatan ini dengan sebutan Ikatan. Dan kami merahasiakan rapat-rapat hal ini dari kedua orang tua kami. Bukan karena kami takut mereka tidak mempercayainya, melainkan kami takut jika mereka percaya dan menyangka kami ini sakit, sebab kedua orang tua kami adalah orang yang rasional. Mereka selalu hidup dalam dunia hitam-putih yang jelas dan pasti. Segala warna abu-abu mereka singkirkan dan mereka akan menjauhi zona yang menurut mereka tidak aman atau tidak nyaman. Dan sudah pasti, jika mereka mendengar keanehan ini dari mulut kami, yang pertama ada di pikiran mereka pastilah : " Sakit apa kedua anakku ini?"
Karena itulah kami berusaha bertingkah senormal mungkin walaupun kami jauh dari kata normal. Sehun, yang memiliki selisih umur empat tahun dariku itu, berusaha membuatku terbiasa dengan Ikatan ini. Aku tidak meragukan levelnya yang mungkin sudah jauh lebih tinggi dariku, jadi aku sangat bergantung padanya dalam masalah ini. Aku tidak pernah terbiasa dengan segala pikiran-pikiran yang kudengar—walaupun itu tidak sengaja—dan energi-energi dari sentuhan orang lain, termasuk dari orang tua kami. Aku begitu terbuka dan sangat rentan, dan keberadaan Sehun menjadi lebih berharga bagiku. Dia adalah kakak, 'guru', sahabat, dan tameng psikisku. Tanpa dirinya, aku mungkin tidak bisa berdiri tegak seperti sekarang.
Tapi semua itu tidak bertahan lama. Sebab, di suatu malam di musim gugur, Sehun tiba-tiba menghilang. Dan maksudku, benar-benar menghilang begitu saja. Bayangkanlah kepanikan kedua orang tua kami pada saat itu. Ketika seseorang berkata padaku bahwa orang tua kami sampai menyewa seluruh pasukan FBI, aku tidak percaya karena pada saat itu aku masih berumur 8 tahun. Aku tidak mengerti apa-apa, jadi aku hanya bisa berpangku tangan sambil mengawasi kepanikan orang tuaku.
Namun sebenarnya, aku bisa merasakan keberadaannya.
Aku bisa merasakan dengan jelas keberadaan Sehun.
Tapi aku tidak berusaha untuk memanggilnya atau mencarinya, karena toh, aku tidak mengerti. Aku masih awam pada kekuatan ini walaupun Sehun sudah sering kali menjelaskan dan mengajariku cara mengendalikan Ikatan ini.
Hingga akhirnya, seiring berjalannya waktu, aku pun memahami cara kerjanya.
Ikatan ini akan melemah jika salah satu ujungnya menjauh. Dan dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, Ikatan ini terus melemah seiring berjalannya waktu. Itu menandakan bahwa keberadaan Sehun nyaris tidak kuketahui. Dan selama itu, aku berusaha melatih kekuatanku ini untuk mencari Sehun, menerawang keberadaanya dan memanggilnya kembali. Sayangnya, aku begitu terfokus pada misi untuk menemukan Sehun hingga aku melupakan fakta akan banyaknya efek samping dari kekuatan ini. Seperti misalnya, sentuhan orang lain yang akan membuatku kewalahan dan nyaris pingsan. Dan hanya karena itu, kini aku benar-benar kewalahan mengatasinya. Aku sudah nyaris jatuh jika Luna dan Kai tidak menolongku. Mereka adalah satu-satunya sahabat yang kupercaya, tapi, aku malah tidak menceritakan bakatku ini pada mereka. Aku merasa mereka lebih baik tidak tahu.
Dan sekarang, usiaku sudah enam belas setengah tahun. Itu berarti, sudah lebih dari delapan tahun Sehun menghilang dan tidak kembali. Dan selama itu pula, aku gigih mencarinya dengan bantuan psikis maupun bantuan dari orang-orang sekitar, kau tahu, seperti yang dilakukan orang-orang pada umumnya saat ada kasus orang hilang. Aku belum mau menyerah dan tidak akan menyerah.
Namun, baru-baru ini, aku dikejutkan dengan sebuah fakta yang membuat seluruh duniaku berhenti dan terjungkir. Semuanya seperti membeku tiba-tiba, atau lebih tepatnya, hancur dan rata oleh tanah. Ini semua terjadi karena tiba-tiba, aku tidak bisa merasakan keberadaan Sehun lagi.
Benar-benar tidak merasakan apapun selain kehampaan dan kesunyian tak bertepi.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan.
Tidak ada tanda-tanda keberadaan kakakku.
.
To Be Continue
.
.
Oke teman-teman, segini dulu ya? Jadi gimana? Mau dilanjut atau nggak? Kalau mau dilanjut, silahkan review dan kirim permintaan bertajuk " Lanjutkan FF-nya". Kalo nggak suka, yo wes…diapus aja(~_~).
Review 10-15 aku lanjut! Kalo lebih dari 15, aku update cepet.
Oke, terima kasih sudah mau baca. Semoga sukses selalu!
