· Cerita ini akan mengambil beberapa scene dari 'EXO Showtime' namun dengan latar yang berbeda. Lepas dari readers sudah atau belum menonton variety show tersebut tidak akan berpengaruh. Couple yang sudah terbentuk dari awal; BaekYeol, XiuChen dan TaoRis.
EXO Gaytime © sebaekai's kai
Take Me Back Home
this is just a work of fiction; I do not own the characters.
"Annyeonghaseyo, Do Kyungsoo imnida." Lelaki yang diketahui bernama Do Kyungsoo itu menundukkan badannya sebentar kemudian meneruskan perkataannya. "Sama halnya dengan Luhan Hyung, saya adalah murid yang dipilih oleh YG Academy untuk mengikuti program pertukaran pelajar dengan SM Academy selama kurang lebih enam bulan ini—" seulas senyum samar terukir di parasnya, "—mohon bantua—"
"Tiarap! Tiarap! YG sedang melancarkan serangannya. Tiarap!" Seorang lelaki yang duduk di deretan kursi paling belakang mendadak berteriak dengan suara lantang dan tertawa; memamerkan gigi-giginya yang terbilang besar dibandingkan ukuran gigi biasa.
You know who.
Lelaki dengan eyeliner tebal yang duduk sebangku dengannya ikut terbahak sambil memegangi perutnya—entah tertawa akan teriakan tadi atau menertawakan temannya yang bisa dibilang terbahak dengan tidak senonoh (kedutan mata menyertai, yang benar saja).
"Kenapa kau tidak bilang kalau ada murid YG yang semanis mereka, Chanyeol Hyung?" Seorang lelaki yang duduk di sebelah kanan pria freak tadi menyahut dengan tangan kanan yang ia tempatkan di dagu, seolah sedang mengobservasi kedua makhluk yang sedang meringis canggung di depan. Kepalanya ia miringkan ke kiri dan kanan dengan senyuman semanis mungkin—merayu mereka yang ada di depan.
"Sehun-ah, kau pikir aku tukang kebun YG yang alih-alih menjadi mata-mata, begitu?" Lelaki yang dipanggil Chanyeol tadi mencondongkan tubuhnya dan memberi sebuah pukulan pelan di lengan Sehun. Sambil tertawa bersamaan ia tiba-tiba memelototkan kedua matanya selebar mungkin—melakukan impersonasi. "Tapi lihat, mata Kyungsoo bulat dan besar seperti kelereng. Imut sekali."
Kyungsoo menanggapi dengan mulut yang sedikit menganga; tak percaya lelaki yang baru saja bertemu dan mengenalnya itu langsung memanggil dirinya dengan nama 'Kyungsoo', belum lagi menggodanya dengan pick-up line dan impersonasi yang terbilang gagal.
(Tapi beruntunglah Kyungsoo belum pernah melihat Chanyeol menirukan gaya unta mengunyah makanan. Bukan gagal; malahan sangat mirip sampai-sampai yang melihat impersonasi tersebut menangis sembari tertawa).
Sedang Baekhyun, teman yang duduk sebangku dengan Chanyeol, memberengutkan bibirnya mendengar pernyataan itu. "Jadi kau begitu, selingkuh di depanku! Cukup tahu, Chanyeol!" Goda Baekhyun yang kemudian memutar badannya membelakangi kekasihnya itu sembari kedua tangan ia silangkan di dada.
"Banggalah karena kau mempunyai kekasih yang sangat berani berselingkuh di depanmu—" terkekeh, "—bukan di belakangmu!"
Sehun jatuh dari kursinya.
"Chanyeol! Baekhyun!" Professor Yunho yang merasa diacuhkan sedari tadi akhirnya membuka mulutnya dengan anat di kepala, menatap mereka geram. "Siapa yang mengizinkan kalian berbicara di kelas saya?! Dan kau juga—Sehun!"
Gulp.
Ketiganya langsung duduk tegap menghadap ke depan dengan masing-masing kepala yang tertunduk.
"Byun Baekhyun—" panggil Prof. Yunho kemudian; "—kau, bawa tasmu dan duduk di samping Kai. Tunggu—" memberi jeda dan berseru, "—Kai? Kai!"
Kyungsoo menatap lelaki bernama Kai yang ternyata sedang terlelap; menenggelamkan kepala di antara silangan tangannya sendiri yang berada di atas meja. Kai kemudian terbangun dan mengusap sebelah matanya setelah mendengar suara orang yang memanggil namanya.
Prof. Yunho hanya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan, "Baekhyun—"
"Tidak mau, Prof! Saya tidak bisa berpisah dengan—"
"—SEKARANG!"
Baekhyun melengos. Tangannya meraih tas punggungnya dan beranjak untuk duduk di samping Kai.
"—dan Kyungsoo, kau duduk di sebelah Chanyeol. Luhan, duduklah di sebelah Sehun." Perintah Prof. Yunho dengan intonasi suara yang sengaja diturunkan.
"Yehet~" seru Sehun yang sekarang terlihat berseri-seri.
Kyungsoo dan Luhan serentak mengangguk dan langsung duduk sesuai dengan posisi yang telah ditentukan.
Kai mengerjapkan matanya, kebingungan setelah melihat makhluk asing berada di dalam kelas yang sama dengannya. Tidur tidak pernah membuatku merasa sesial ini, pikirnya. Dia memutuskan untuk menoel lengan Baekhyun dan bertanya.
"Siapa dia?"
.
Ya, 'dia'. Bukan 'mereka', ataupun 'mereka berdua'.
Karena pandangannya hanya lekat menatap seorang lelaki bermata bulat yang sekarang telah duduk di samping Chanyeol.
.
.
"Kyungsoo-ah!" Luhan memanggil Kyungsoo sembari berlari mendekat, menyeret kopernya. "Kau mau ke dorm juga, kan? Boleh pergi bersama?" Tanya Luhan meminta izin terlebih dahulu dengan sopannya.
Tipikal anak yang baik.
Karena kalau itu Chanyeol, dia akan langsung menjahilinya dan mengangkat koper Kyungsoo di atas kepalanya; digoyang-goyangkan layaknya simpanse. Belum lagi kalau Baekhyun—partner in crime—sedang bersamanya.
Jangan mencoba membayangkan Kai.
Terlalu gelap.
"Tentu saja, Hyung. Berdua lebih baik," Kyungsoo mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia sangat menyukai Luhan karena sikapnya yang sopan dan baik itu. Tapi hanya sebatas suka, tidak ada perasaan lain yang lebih dari itu (terbatuk). "Ngomong-ngomong kau darimana saja, Hyung? Aku tidak melihatmu sewaktu kelas usai."
"Ah, aku baru saja makan siang bersama Sehun. Dia langsung menarik tanganku begitu kelas usai, bahkan dia meminta 'sedikit' rotiku! Sekali gigit saja dia hampir menelan sebagian besar—hei! Ada apa dengan tatapan itu?"
Kyungsoo memutuskan pandangan curiganya dan menggelengkan kepalanya. "Tidak. Hanya saja kau hebat Hyung, langsung mendapatkan teman dekat di hari pertamamu."
"Bagaimana dengan—siapa namanya tadi," Luhan memiringkan kepalanya ke samping, "Chanyeol? Sepertinya dia orang yang menyenangkan."
"Baekhyun Hyung—teman sebangkunya tadi—langsung menariknya pergi. Sepertinya mereka adalah sepasang kekasih, meskipun sedikit brutal. Dan lepas dari Chanyeol Hyung yang tidak bisa berhenti mengajakku berbicara selama pelajaran, tetapi kuakui bahwa mereka—Chanyeol dan Baekhyun—memang orang-orang baik." Kyungsoo mengangguk-anggukkan kepala menyetujui pernyataannya sendiri.
"Begitu. Dan—oh!" Luhan menghentikan langkahnya, yang mau tidak mau membuat Kyungsoo melakukan hal yang sama dengan muka yang penuh tanda tanya. "Benar! Sehun baru saja memberitahuku sesuatu yang penting. Dan kau—terlebih lagi—harus tahu, Kyungsoo-ah."
"Ya, Hyung. Aku mendengarkan," ujar Kyungsoo menanggapi muka Luhan yang membatu, yang mendadak berubah menjadi sangat serius.
"Kau tahu kan perbedaan paling menonjol antara YG dan SM Academy?"
"YG lebih mementingkan prestasi sedangkan SM lebih mementingkan uang, benar?" Fakta tersebut sudah bukan menjadi hal yang rahasia. Alasan Kyungsoo memilih untuk masuk YG karena biaya belajarnya memang jauh lebih terjangkau, dan dia pikir otak encernyalah satu-satunya kelebihan yang ia miliki.
YG dan SM sama-sama populer dan berkualitas, jadi dia tidak perlu berpikir dua kali apabila ia bisa masuk satu diantaranya.
"Un, dan ternyata uang juga bermain dalam penempatan dorm di sini. Ah, tidak. Sebelum itu ada yang lebih penting yang harus kau ketahui terlebih dahulu, Kyungsoo-ah. Bahwa ada dua orang yang menyandang sebutan The Black King dan The White King, dan merekalah yang wajib kau waspadai!"
Kyungsoo menaikkan sebelah alisnya, antara tidak percaya atau berpikir bahwa lelaki yang lebih tua darinya itu sedang mengigau di siang bolong. "O—kay. Lanjutkan, Hyung."
"Pertama The Black King yang disandang oleh murid bernama Kim Jongin. Kau ingat dengan orang yang tertidur lelap saat pelajaran tadi? Yang duduk di samping jendela barisan belakang, mempunyai kulit tan (hei, karena menyandang The Black King bukan berarti dia hitam!) dan dipanggil dengan nama 'Kai' oleh Prof. Yunho?"
Luhan memberi jeda untuk menerima anggukan dari Kyungsoo.
"Nah, dia orangnya! Yang terkenal dengan perilaku urakan dan seenaknya sendiri. Beruntung dia adalah anak dari pengusaha terkaya, yang berarti diberi perlakuan yang tentunya khusus," memberi jeda, "hanya satu orang yang dapat menyeimbangi dan melawannya. Ya, dia adalah The White King alias Suho. Dia mempunyai sikap yang berbanding terbalik dengan Kai. Taat peraturan, ambisius, Ketua Osis, dan juga anak dari pemilik sekolah ini sendiri. Terlalu sibuknya dengan posisi dan tanggungjawabnya, dia sampai jarang menghadiri pelajaran di kelas, bahkan tadi! Sungguh disayangkan, ya?"
Luhan sepertinya serius, pikir Kyungsoo. Dia tidak pernah terlihat menggebu-gebu seperti ini. Oleh karenanya—meskipun terdengar konyol—Kyungsoo mencoba untuk percaya. "Lalu?"
"Pembagian dorm juga berdasarkan kekayaan tersebut. Lantai dua dengan empat kamar VVIP bisa saja hanya ditempati oleh Kai dan Suho, dengan kamar yang lebih luas dan fasilitas yang lebih mewah pastinya. Ditambah letak yang lebih dekat dengan ruang pelatihan di lantai tiga dan juga atap. Namun Suho memilih untuk sekamar dengan seseorang bernama Lay, sedangkan Kai memperbolehkan Sehun—teman terdekatnya—untuk menempati satu kamar di lantai dua."
"Jadi masih ada satu kamar di lantai dua yang kosong, benar?"
"Seratus!" Luhan melontarkan senyum hangatnya yang biasa dengan mengangkat satu ibu jari tangan kanannya. Namun penjelasannya tadi ia akhiri dengan mengukuri kepala bagian belakangnya yang sebenarnya tidak gatal. "Dan—karena Sehun sendirian, dia menawariku untuk berada satu kamar dengannya. Bagaimana menurutmu?" Dia merasa tidak enak karena meninggalkan Kyungsoo lontang-lantung sendiri di kamar nantinya. Luhan dan Kyungsoo seharusnya menempati kamar yang sama di lantai satu.
"Begitu," Kyungsoo menghela napas. "Dan aku tidak apa-apa Hyung, aku tidak ada masalah sama sekali."
Hanya saja enam bulan bukanlah jangka waktu yang pendek bagi Kyungsoo. Apalagi dengan situasi yang tidak mendukung bagi murid yang mempunyai ekonomi lemah seperti dirinya. Dia tidak mau membuat Luhan khawatir, juga tidak ingin hidupnya selama enam bulan berakhir teraniaya atau semacamnya.
'Semuanya akan baik-baik saja selama aku menjauh dari orang bernama Kai dan Suho itu,' Kyungsoo memejamkan matanya sebentar dan bertekad untuk menjaga jarak dengan mereka; memilih untuk hidup damai selama enam bulan ke depan.
.
.
"—tapi Kai, aku tidak mau dipisahkan dengan Kris Hyung!"
Tapi sepertinya semua tidak akan semudah yang Kyungsoo pikirkan.
Seorang lelaki dengan mata panda—yang Kyungsoo sadari duduk di bangku deretan depan di kelas tadi—terlihat sedang memegangi tangan Kai, The Black King. "Kris Hyung mengancam tidak akan membelikanku Gucci lagi apabila aku yang menempati kamar Sehun, tapi tetap saja! Aku tidak mau tidur bersama dengan orang miskin bernama Kyungsoo tadi. Tidak menyenangkan dan menggelikan!"
'Maaf?' Kyungsoo yang mendengar namanya disebut kemudian melenguh dan menghembuskan napas panjang.
"Lalu? Apa hubungannya denganku, Tao?" Kai menarik paksa tangannya agar terlepas dari genggaman Tao. "Minta tolong saja pada pelindungmu itu. Jangan aku. Merepotkan."
"Kalau Suho Hyung tidak sedang berada di luar kota pasti aku sudah meminta kunci kamar lantai dua yang kosong itu dan aku tidak usah memohon seperti pengemis semacam ini!" Tao menggembungkan pipinya, sebal. Kedua tangannya ia kepalkan dan tempelkan di setiap sisi pipinya, "Ayolah, Kai! Izinkan aku sekamar denganmu sampai Suho Hyung kembali dan memberikanku kunci kamar VVIP-nya yang lain, ya? Bbuing-bbuing~"
"Cih. Jangan menggunakan aegyo padaku karena itu tidak akan mempan," Kai melambai-lambaikan tangan di depan mulutnya menandakan usaha Tao yang sia-sia.
Maksud Kai, dia bukan Kris yang terlihat kuat tetapi nyatanya loyo luar dalam, apalagi ketika berurusan dengan hal-hal yang menyangkut Tao.
"Tapi, tunggu. Jadi maksudmu Kris Hyung secara paksa merebut posisi Luhan Hyung, begitu?" lanjut Kai kemudian.
"Benar, dia memaksa Sehun untuk tidur sekamar dengannya. Tapikan memang seharusnya orang kaya tidur dengan orang kaya. Entah pakai susuk apa si Luhan itu sampai Sehun bisa bertekuk lutut padanya. Masalahnya kita sudah menyetujui pertukaran kamar tidur ini. Dimana Kyungsoo dan Luhan menempati kamar kami, dan kami tidur di kamar kosong di lantai dua. Tapi masalahnya, ternyata kunci kamarnya dibawa Suho Hyung! Masa iya aku dan Kris—"
"O, hei Kyungsoo!" Kai yang menyadari keberadaan Kyungsoo kemudian merentangkan kedua tangannya, "—dan Luhan Hyung tentu saja," dengan senyuman innocent yang terukir di parasnya.
"J-Jangan diambil hati, Kyungsoo-ah. Memang aku seharusnya tidak tidur di kamar VV—" Luhan langsung menelan ludah dengan sulitnya ketika menyadari aura hitam ternyata telah menyelimuti Kyungsoo.
SatanSoo bangkit, dan bahkan seorang Kai yang melihatnya pun sampai bergidik ngeri.
"Well, sepertinya untuk sekali ini saja aku akan membantu." Kai memutar badannya menghadap Tao, senyuman—lebih ke arah seringaian sebetulnya—masih tetap bertengger di wajahnya.
Sayangnya Kyungsoo mungil (Author tidak tega menyebutnya migglet) tersembunyi di balik punggung Kai yang bidang, sehingga dia tidak bisa melihat seringaian tersebut.
"Kau benar, Tao Hyung. Sungguh hal yang memalukan apabila tidur bersama orang yang tidak menyenangkan, untuk itu aku setuju dengan pertukaran ini."
Sebelum Tao dapat berkata apapun, senyuman tiba-tiba pudar dari wajahnya.
.
Kai membalikkan badannya dan kemudian berkata, "Oleh karenanya Luhan Hyung, pergilah ke kamar Sehun dan bilang padanya bahwa Kris Hyung bisa kembali ke lantai bawah dan tidur dengan Tao."
Kai kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Kyungsoo yang berada tepat di depannya.
"—dan untuk kau, Kyungsoo. Karena aku tidak mau kau tidur dengan seseorang yang tidak menyenangkan seperti Tao, ikuti aku dan bawa kopermu ke lantai atas," seringaian, "kau akan tidur denganku, dan aku memaksa."
.
TO BE CONTINUED?
a/n;
· Kelompok di sini menyesuaikan plot cerita saja. The Black King Crew; Kai, Sehun, BaekYeol, Chen. The White King Crew; Suho, Lay, TaoRis, Xiumax. Tidak ada peran antagonis, mereka 'bersaing' secara sehat.
· '94 liners tidak memanggil '93 liners dengan 'Hyung'. Juga Author lebih nyaman memanggil D.O dengan Kyungsoo, so.
*) Notes di atas berlaku sampai fanfiction ini berakhir ;
hell-o, kai's speaking. exo showtime memunculkan banyak sekali ot12 ruiner seperti; suho di antara kaisoo, xiumin di antara hunhan dan chen di antara baekyeol, dan uh! lihat betapa kaisoo, baekyeol, dan hunhan ingin sekali mendapat moment mereka. hanya taoris yang menurut kai tetap tegak membentang meskipun angin kencang berhembus. dan cerita ini sebenarnya hanya pelampiasan kai untuk melestarikan ot12 saja; kaisoo (there is no such thing as unshipping kaisoo), baekyeol, hunhan, taoris dan xiuchen serta sulay (yang hampir tidak ada) tentunya. oh ya, no offense untuk tao stan, hehehe. gegara yaja time di episode 6 kai jadi tahu kalau dia terkadang bisa menjadi meanass pmsl.
I'm like mad crazy about EXO anw so anything concerning them is smth I'd like to watch, no matter how boring it could be lol see you on the next chapter!
Kai x Kyungsoo x Suho, who will win? Idk. : )
