Yo!
Setelah lama vakum dari dunia fic khususnya dari dunia fic berpair IchiRuki, now, I'm comeback…..*teriak girang*
Entah perasaanku aja apa emang kenyataannya seperti itu. Fic IchiRuki akhir-akhir ini sepi banget yang update. Jadi kesepian. Akhirnya, aku pun turut meramaikannya. Walaupun bisa dibilang fic ku ini gaje bin ajaib.
Fic ini lebih mengacu pada peran Ichigo sebagai seorang detektif muda. Sedikit banyak terinspirasi dari Detective Conan. Tapi adegan mesra dan beberapa adegan lainnya buatan saya. Hanya saja, yang mencakup kasus dan misterinya saya sadur dari Detective Conan. Jadi yang udah pernah nonton pasti tahu siapa pelakunya, tapi jangan beritahu ya… Anggap ajah kalian belum tahu *PlAK*
Ehm…ehm…tapi tentunya fic ini dibumbui kemesraan antara Ichigo dan Rukia tentunya. Rasanya hambar kalau fic IchiRuki gak ada kisah romantis atas mereka berdua.
Dan saya mohon dengan sangat jangan bunuh saya karena telah membuat Kuchiki-taichou alias Byakuya Kuchiki alias Nii-sama kita semua ini OOC banget. Ini perlu untuk mendukung adegan dan jalan cerita. Sekali-sekali gak papa kan *Di Senbonzakura ma Nii-sama*
Ok…enjoy this fic
.
.
KUROSAKI KUCHIKI
Disclaimer : Bleach dan Detective Conan bukan punya saya. Walaupun sudah susah payah minta di Kubo-sensei sama Aoyama-sensei tetep gak dikasih.
Summary : Kurosaki Ichigo adalah seorang detective SMA terkenal. Setiap kasus dihadapi dengan percaya diri dan tanpa ketenangan yang hebat. Suatu hari datang surat tantangan dari seseorang yang menyebut dirinya "KIDNAPPER", dan turut melibatkan orang terdekatnya. Akankah Ichigo bisa menyelesaikan kasus yang melibatkan orang-orang terdekatnya ini?
Genre : Mystery, Romance.
Pairing : IchiRuki
Rated : T
Warning : AU, OOC, many Typo dan abal plus gaje.
.
.
Letter 1 : Prolog
.
SMA Karakura. Sekolah yang dipenuhi dengan siswa-siswi berprestasi tinggi. Murid-murid dengan kepintaran diatas rata-rata, nilai akademis yang bagus juga dan mengikuti juga memenangi berbagai lomba olimpiade yang diselenggarakan di Jepang juga oleh dunia.
Sekolah ini pun ramai dengan peliput berita. Tapi kebanyakan dari majalah atau tabloid juga koran yang menyangkut hal pendidikan saja. Mereka hanya datang untuk menanyai kepala sekolah SMA ini dan bertanya bagaimana kesan dari siswa atau siswi yang telah mengharumkan nama sekolahnya tersebut.
Tapi hari ini peliput berita bukan dari hal-hal yang berbau pendidikan. Para wartawan berasal dari surat kabar yang meliput berita-berita kriminal. Apa mungkin di sekolah ini telah terjadi kasus kriminal? Atau salah satu murid dari sekolah ini melakukan kasus kriminal?
Para peliput berita telah memenuhi gerbang SMA Karakura. Sehingga anak-anak yang akan masuk ke sekolah jadi kesulitan. Lalu, hei…ada apa sebenarnya disini? Jika dilihat baik-baik selain peliput berita ada juga anak-anak perempuan dari sekolah lain yang membawa bento, bunga dan juga coklat. Ada apa sich sebenarnya? Apa akan ada artis? Lalu apa hubungannya dengan para peliput berita kriminal yang datang?
.
.
KUROSAKI KUCHIKI
.
"Itu dia. Dia sudah datang," teriak salah satu peliput berita disitu. Semua yang ada disitu langsung menoleh pada sosok yang ditunjukkan oleh orang tadi. Dan para peliput berita segera berlari dan menghampirinya. Sedangkan para gadis dari sekolah lain itu mulai salah tingkah. Ada yang malu, nosebleed, dan ada juga yang berteriak gaje.
"Kyaaa…..Kurosaki-kun. Dia tetap tampan setiap hari," teriak gadis yang berjas sekolah berwarna biru dongker yang membawa bento yang dibungkusnya dengan kain orange. Sedangkan yang lain hanya mengiyakan.
"Kurosaki-kun…jadilah pacarku,"
"Ichigo, ayo berkencan denganku," Hei..bahkan ada yang memanggil nama kecil pemuda itu. Dan mengajaknya kencan pula. Ckckckck…apa sudah hilang istilah kalau para gadis haruslah gengsi?
Ah…mari kta tinggalkan sejenak gadis-gadis cerewet itu. Mari beralih pada para peliput berita yang sekarang sedang mengerubuni seorang murid SMA dengan tinggi yang menjadi tinggi ideal seorang pria, tampan yang akan membuat para wanita tepar seketika dengan rambut orange yang menyolok dan norak *author ditendang*, dan dengan kemeja berwarna putih berdasi warna biru langit, begitu pun celana panjangnya yang berwarna sama dengan dasinya juga jas dengan warna yang sama yang tidak dikancing membuat cowok ini semakin gagah.
"Ichigo-kun, bagaimana menurutmu tentang kasus yang kau pecahkan kemarin? Apa terlihat sulit?" tanya seorang wartawan wanita yang masih muda yang kelihatannya juga mengagumi sosok pria kelas 2 SMA ini.
"Lalu bagaimana tanggapanmu tentang kepolisian yang terkesan lambat dalam menangani kasus ini, Kurosaki-san?" tanya seorang wartawan pria yang terlihat antusias.
Cowok yang sedang menenteng bola sepak di tangannya ini pun menghela napas panjang, sedangkan para peliput berita menunggu dengan was-was jawabannya.
"Tidak ada yang perlu saya komentari tentang kasus kemarin, seperti biasa itu kasus yang tidak sulit. Lalu tentang kepolisian yang lambat saya tidak mau berkomentar. Permisi kelas akan dimulai 15 menit lagi,"
Semua cengo. Jadi untuk apa para peliput berita ini menunggu anak laki-laki ingusan itu selama sejam penuh hanya untuk mendengarkan jawaban singkat dari anak laki-laki itu?
Kembali ke para gadis tadi. Mereka semakin gugup saat cowok jabrik ini mendekat. Ada yang berteriak, menundukkan kepala karena malu bahkan sudah ada yang tepar duluan. Ckckckck…para gadis ini begitu menggagumi cowok ini. Sementara si cowok, hanya berjalan santai, sedikit menyunggingkan senyum dan bermain dengan bolanya yang dimainkan di kepalanya dengan sikap cool dan melewati mereka. Malang. Tak dihiraukan sama sekali.
.
.
KUROSAKI KUCHIKI
.
Ichigo,s POV
Namaku Kurosaki Ichigo. Aku seorang murid SMA biasa. Aku terkesan ogah-ogahan, malas dan acuh tak acuh pada orang lain. Nilaiku biasa saja, aku juga sering tidak mendengarkan guru dikelas. Hanya saja daya ingatku juga daya analisaku yang begitu kuat. Oleh karena itu, selain murid SMA aku juga merangkap sebagai detektif SMA. Tugasku selain belajar juga membantu kepolisian Jepang mengungkapkan kasus yang mereka anggap sulit. Ah…walaupun mereka bisa memecahkannya pun, aku tetap akan ikut campur didalamnya. Aku tidak suka kalau tidak dilibatkan.
Seperti yang tadi para wartawan menungguku karena baru tadi malam aku menyelesaikan kasus pembunuhan mantan perdana menteri Jepang yang rupa-rupanya dibunuh oleh mantan supirnya sendiri karena dendam. Hah…kasus yang mudah. Aku heran kenapa polisi sangat lambat memecahkan kasus ini.
Ow ya, soal gadis-gadis tadi, jangan dipikirkan. Mereka fansku yang tidak resmi. Ya, tidak resmi karena mereka yang membentuknya tanpa seijinku. Aku pun juga tidak ingin punya fans. Aku melakukan pekerjaanku semata-mata hanya hobi dan juga menempa diriku. Setiap kali aku melihat para gadis itu aku selalu bertanya-tanya, apa mereka tidak terlambat ke sekolah?
Usiaku 16 tahun dan kelas 2 SMA di sekolah elit ini. Prestasiku tidak gemilang seperti kebanyakan teman-temanku. Aku juga tidak pernah mengikuti atau memenangkan lomba apapun. Aku juga tidak duduk dalam organisasi OSIS. Aku juga bukan pengurus kelas. Jika tidak ada kasus, aku akan tidur sepanjang hari atau membaca novel tentang Sherlock Holmes, detektif yang ku gemari.
Aku tinggal dirumah yang sangat luas dan juga besar pemberian orangtuaku dan aku menempatinya sendiri. Kemana orangtuaku? Mereka ada di London. Ayahku, Isshin Kurosaki adalah pebisnis yang handal. Karena pusat Kurosaki Corp ada disana, maka ayah ada disana dan juga cabang-cabang lainnya. Tapi aku tidak berniat mewarisinya. Bukan hobiku mengurusi bisnis. Lalu ibuku, Masaki Kurosaki juga di London. Ibu adalah seorang penulis novel romansa yang telah terkenal dengan karyanya. Begitu juga adik kembarku, Yuzu dan Karin. Mereka semua bersekolah disana.
Aku sudah pernah diajak oleh mereka kesana, dan menetap disana. Tapi aku tidak mau. Karena aku sudah merasa nyaman di Jepang, dengan pekerjaanku sebagai detektif dan ada seseorang yang harus kulindungi dan kujaga. Ah…ngomong-ngomong dimana dia? Ah…itu dia.
End of Ichigo,s POV
.
.
KUROSAKI KUCHIKI
.
"Hei…warnanya pink, ya?" kata Ichigo seraya mendekat pada seorang gadis yang sedang sedikit membungkukkan badannya dan membuka lokernya. Tapi karena rok gadis itu diatas lutut, maka roknya ikut terangkat.
Gadis itu menoleh dan berjalan menuju Ichigo yang sedang bersandar di tembok itu. Gadis berpostur ehm..anak Smp *ditampar* alias cebol, berkulit putih mulus, bermata violet dengan rambut hitamnya yang seleher. Ditatapnya sosok bermata coklat yang baru menegurnya tadi.
"Hei…kau melihatnya? Kurang ajar sekali kau. Rasakan ini,"
DUAKKK
Terlihat sang gadis ingin menonjok wajah Ichigo tapi dengan sigap Ichigo menghindar dan akhirnya nasib tembok disampingnya yang naas. Retak
'Gila! Untung tidak kena, kalau tidak wajahku yang akan hancur seperti tadi. Dasar..ratu karate,'
"Rukia..apa-apaan kau? Kau berniat membuat kekasihmu ini babak belur seperti tembok yang tak berdosa itu?" tanya Ichigo pada gadis manis yang rupanya bernama Rukia itu
"Kau pantas mendapatkannya karena kau melihat kan saat aku membungkuk tadi?" bentak Rukia dengan kesal.
"Hei! Aku belum melihatnya. Aku hanya menebaknya, itu saja. Tapi…jadi benar warna pink?" Ichigo menyeringai.
"Darimana kau tahu, hah!" bentak Rukia sekali lagi.
"Dari Byakuya. Dia yang memberitahuku kalau kau mendapat hadiah dari bibi Retsu ya itu yang warna pink itu waktu kau ulang tahun kemarin," jawab Ichigo dengan polosnya.
Sekarang warna wajah Rukia total merah. Bagaimana mungkin kakaknya, Byakuya Kuchiki itu memberitahukan Ichigo? Dan kenapa dia bisa tahu kalau ibunya memberikannya itu? Pasti ia mengintip waktu Rukia membuka kadonya. Ckckckck…dasar jahil.
"BYAKUYA-NIIII!" teriak Rukia frustasi. Sedangkan Ichigo mulai menutupi telinganya yang pasti sudah tuli sekarang. Murid-murid yang sedang ada disitu memberikan Rukia deathglare karena pagi-pagi sudah berteriak tak jelas.
"Ada yang memanggilku? Histeris sekali," suara seorang laki-laki yang berada di belakang Rukia dan Ichigo.
"Kurasa Rukia-chan sedang frustasi, Senpai," terdengar suara seorang gadis yang sepertinya bersama dengan pria itu juga.
Ichigo dan Rukia pun membalikkan badan dan mendapati kedua orang yang berbicara tadi. Ichigo memberikan senyuman selamat paginya pada kedua orang itu, sedangkan Rukia menatap tajam kearah laki-laki yang lebih tinggi dari Ichigo itu dan berambut hitam panjang, dan tentunya tidak kalah tampan dari Ichigo. Wajahnya pun merah padam akibat menahan emosi.
"Yo…Byakuya, Hinamori,"
"Yo, Ichigo,"
"Ohayou Ichigo-kun, Rukia-chan," sapa seorang gadis bernama Hinamori Momo yang mempunyai tinggi seperti Rukia dan rambutnya yang digelung seperti sanggul.
"Ohayou, Momo," balas Rukia dengan kasar. Ia sedang kesal jadi tidak ramah seperti biasa.
"Eh? Ada apa denganmu? Apa kau berkelahi lagi dengan suamimu? Pagi-pagi sudah berantem," ejek Hinamori seraya menunjuk Ichigo yang masih disamping Rukia dan sekarang terlihat membuka lokernya.
"Jangan menyebut Ichigo suamiku!" pandangannya lalu beralih pada Byakuya yang tampak cengar-cengir.
"Berhenti cengar-cengir Onii-san Baka! Kau pasti mengintipku saat aku membuka hadiah dari Ibu tadi malam. Dan kau memberitahu Ichigo!" saat ini yang Rukia ingin lakukan adalah menjitak kepala dan menendang tulang kering kakaknya yang hanya berbeda umur setahun darinya.
"Apa salahnya? Itu kan juga rumahku. Aku juga tidak sengaja lewat kamarmu dan mendengar kau cekikikan sendiri, ternyata kau sedang mengangkat dengan bangganya benda itu. Jadi kuberitahu Ichigo," jawab Byakuya yang saat ini benar-benar ngakak.
Sudah sampai pada batasnya. Mendidih. Ia marah dan malu sekali. "BYAKUYA NIIIII!" teriaknya sekali lagi.
"Rasanya aku harus pergi dari sini. Ja ne, Ichigo. Antarkan Rukia pulang nanti, karena aku ada les tambahan nanti. Maklum kelas 3 jadi sibuk. Ayo Hinamori, ku antarkan ke kelasmu. Kita harus pergi dari sini sebelum Rukia menghajarku," Byakuya lalu meninggalkan Ichigo dan Rukia dan menarik Hinamori menjauh. Byakuya memang kelas 3. Tepatnya 3-3. Sedangkan Rukia, Ichigo dan Hinamori kelas 2-3.
" Hei Rukia-chan, Ichigo-kun, cepatlah ke kelas. Sebentar lagi Kira-sensei akan masuk," seru Hinamori yang masih diseret oleh Byakuya. Padahal kelasnya hanya berjarak 50 M dari loker tadi.
.
.
KUROSAKI KUCHIKI
.
"Rukia..sudahlah. Maafkan saja kakakmu," ujar Ichigo yang melihat Rukia masih marah bercampur malu. Apalagi ia belum sempat menghajar kakaknya. Ichigo sekarang sedang membuka lokernya.
SREEEETTTTTTTTT
"Akh…apa-apaan ini?" teriak Ichigo yang sekarang histeris yang membuat Rukia melihatnya dan menahan tawa.
"Humph… itu pasti surat cinta dari penggemarmu. Wah…mereka benar-benar tidak lelah mengejarmu rupanya," sahut Rukia masih menahan tawa saat melihat Ichigo yang sudah jatuh tertimpa surat-surat cinta yang berjumlah ratusan dan terdiri dari berbagai warna amplop. Pink, putih, ungu, kuning bahkan hitam(?).
"Rukia…tolong aku. Kenapa mereka bisa tahu nomor lokerku sich? Sial!" Ichigo mengumpat kesal. Gara-gara kaget melihat begitu banyak surat yang jatuh dari lokernya, ia terhuyung dan jatuh.
"Makanya, tentukan pilihanmu. Pilihlah dari sekian banyak gadis ini," ujar Rukia dan membangunkan Ichigo dan sudah berdiri tegap.
Mendengar itu Ichigo lalu menangkap tangan Rukia dan menariknya serta memojokkan Rukia antara loker dan dirinya lalu mendekatkan wajahnya pada Rukia.
"Apa perlu aku menentukan pilihan kalau pilihanku adalah kau, Rukia?" bisik Ichigo yang membuat Rukia geli karena nafas Ichigo menggelitik wajahnya.
"Ten..tentu tidak. Aku akan cemburu kalau begitu. Menjauhlah Ichigo," desak Rukia yang tidak nyaman dengan situasi ini. Untung koridor sudah sepi.
"Kalau begitu jangan menyuruhku memilih lagi, Kuchiki Rukia. Dan mengenai masalah tadi, lupakan. Aku hanya menegurmu karena kaki bagian atasmu terekspos dengan sempurna. Lain kali hati-hati karena aku tidak ingin ada yang melihatnya selain aku," Ichigo masih berbisik semakin membuat Rukia gugup.
Dan wajah Ichigo semakin mendekat. Kali ini seakan tahu apa yang ingin dilakukan Ichigo, ia menutup matanya dan menerima bibir Ichigo yang menyatu dengan bibirnya.
"Ciuman selamat pagi, untuk kekasihku tercinta," Ichigo berkata setelah mencium Rukia dan menarik Rukia untuk mengikuti langkahnya menuju kelas mereka.
.
.
KUROSAKI KUCHIKI
.
Baik anak-anak. Besok kelas 1-3 , 2-3 dan 3-3 akan pergi berdarmawisata bersama ke sebuah pulau yang bernama Endo. Aku berharap kalian semua ikut, karena kita akan mempelajari sejarah disana," seru Kira, sang guru sejarah.
"Yey…kita akan berdarmawisata. Kali ini aku bebas melihat adik-adik kelasku yang cantik juga kakak-kakak kelas yang cantik, hahahaha…," kelakar seorang murid laki-laki yang duduk di pojok deretan bangku kedua.
"HUUUUUUUUUUUUUU," semua teman-temannya meneriakinya. Dasar cowok playboy.
Sementara teman-temannya sedang gaduh dan Kira-sensei yang terkenal sebagai guru terkalem, tidak bisa menghentikan anak-anak itu. Rukia malah asyik melihat Ichigo yang sedang melipat kertas darmawisatanya dan membuat pesawat terbang lalu menerbangkannya keluar jendela, karena memang Ichigo duduk di pojok belakang dan di dekat jendela.
.
.
"Jadi, kau ikut, Ichigo?" tanya Rukia yang sedang berjalan pulang dengan Ichigo.
"Tidak. Aku dirumah saja. Ingin tidur," sahut Ichigo yang mulai menguap.
"Lalu, kau menyuruhku sendirian disana? Aku pasti akan kesepian, Ichigo," rengek Rukia.
Ichigo lalu berhenti berjalan dan menatap Rukia yang ada disampingnya. "Dengar…bukannya aku tidak ingin menemanimu, tapi mungkin saja ada tugas lain dan aku harus menyelidikinya. Lalu, kan ada Byakuya yang menemanimu, jadi kau tidak kesepian," ujar Ichigo dan menatap ke dalam mata Rukia.
"Kalau begitu kau harus mengajakku pergi ke Chappy Land untuk gantinya. Dan kalau aku juara karate untuk bulan ini, kau juga harus pergi denganku kesana, bagaimana?" tanya Rukia tapi terlihat menuntut.
Ichigo menghela napas. Ia berpacaran dengan seorang gadis atau anak kecil sich?
"Baiklah…aku janji,"
.
.
KUROSAKI KUCHIKI
.
Ichigo berjalan gontai dan memandang sekilas rumah besarnya yang bergaya Inggris jaman dulu. Rumahnya bertingkat dua, dan terlihat seperti kastil yang terbuat dari batu marmer. Belum lagi pagarnya yang tinggi dan tembok tinggi yang menghalangi rumahnya terlihat dengan jelas dan halaman yang sangat luas. Tapi rumah ini hanya ditempatinya sendiri. Apa tidak perlu penjaga untuk rumah sebesar ini? Insting seorang Ichigo bisa merasakan ada yang masuk kerumahnya, dan tentu saja ia sudah memasang perangkap, jadi sulit untuk mencuri dalam rumah ini.
Ichigo melihat arlojinya. Jam 9 malam. Hah… padahal tadi dia sampai dirumah besar Rukia tepat jam 5. Tapi karena Rukia merengek minta ditemani jadilah Ichigo menemani Rukia sampai Byakuya pulang, belum lagi Byakuya yang menahannya dan meminta Ichigo latihan kendo dengannya. Akhirnya ia pulang dengan badan sakit.
Ngomong-ngomong soal Rukia, Rukia dan Byakuya juga tinggal sendiri, tapi bedanya pelayannya juga ada. Ayah Rukia, Ukitake Kuchiki ada di Paris beserta Ibunya, Retsu Kuchiki mengurus perusahaan yang sebentar lagi dialihkan pada Byakuya.
.
.
"Aku lelah sekali. Untung besok aku tidak ikut darmawisata," gumam Ichigo dan membuka gembok pagarnya. Matanya menangkap amplop coklat yang sedang nangkring di kotak posnya. Diambilnya dan dibukanya. Mata Ichigo lalu membulat sempurna setelah membaca tulisan itu.
"Si…al…,"
.
.
Sementara itu…
Di ruangan yang remang-remang duduk seseorang yang tidak jelas pria atau wanita. Didepannya ada foto Ichigo yang memakai seragam sekolahnya. Lalu orang itu melemparkan anak panah mainan yang langsung mengenai wajah Ichigo.
.
TBC
.
Gaje yah?
Maaf, ini baru prolog. Jadi agak membosankan.
Tapi sudilah mereview….
Ok…ok…
