"RETURN"

Author : Choi Chanhyun

.

Cast :

Park Chanyeol as Park Chanyeol

Byun Baekhyun as Byun baekhyun

And Another Cast

.

Pairing : Chanbaek / Baekyeol

.

Disclaimer : Chanbaek belongs to themselves.

.

Copyright : Cerita ini merupakan hasil pemikiran otak author sendiri.

© Choi_Chanhyun

DO NOT COPY!

.

Warning : Yaoi, Boys Love

DO NOT FORGET TO RnR!

.

Happy reading yeorobun! ^^

.

.

.

Prolog

Baekhyun's POV

.

.

.

Aku…

.

.

Sederhana saja…

.

.

Aku tak dapat melihatnya…

.

.

Aku hanya dapat merasakan kehadirannya…

.

.

Dan suara bass yang selalu terdengar merdu di telingaku…

.

.

Hanya dia…

.

.

Dan aku…

.

.

Mencintainya…

.

.

.

Seoul,

May 6th, 2014

.

"Ya Park Chanyeol! Kau dimana?" tanyaku pada seseorang yang tak pernah bisa kulihat itu.

Aku meraba dinding apartemenku sekenanya. Meski aku hafal betul seluk beluk apartemenku tanpa harus melihatnya, namun siapa tahu Chanyeol telah meletakkan beberapa benda yang belum kutahu tempatnya.

"Baiklah, kau memang tak perlu menutup mataku hanya untuk mengerjaiku! Tapi jangan seperti ini, Park Chanyeol!" tanyaku lagi sedikit berteriak.

Hemm… Aku tak habis pikir, dimana namja bodoh itu. Aku sudah berjalan cukup jauh dari tempatku semula. Namun mengapa seolah Chanyeol benar-benar menghilang?

"Ya Park Chanyeol! Berhenti bercanda! Aku mulai takut!" teriakku mengalah.

Akhirnya aku tak kuat menahan rasa takutku. Saat dirinya jauh dari jangkauanku, itulah yang aku takutkan. Aku hanya bisa diam. Menantinya menjawab dan menghampiriku. Aku lelah. Aku lelah karena aku takut.

Tak lama setelah itu tiba-tiba saja wajahku menjadi sedikit hangat. Aku yakin sekali seseorang telah menghampiriku dan membawa sesuatu yang hangat tepat di depan wajahku. Aku hanya meyakinkan diriku bahwa ia adalah Chanyeol. Dan sesuatu yang dibawanya, emm… aku tak tahu itu apa.

"Chanyeollie, kaukah itu?" tanyaku.

"Emm!" jawabnya tenang dengan suara bassnya yang sangat dikenal telingaku.

Aku hanya tersenyum singkat. Aku tak mau ia melihatku seolah aku bahagia karena aku telah menemukannya. Tidak. Tidak setelah ia mengerjaiku tadi.

"Ya! Dari mana saja kau bodoh?" tanyaku jengkel padanya.

"Saengil Chukkae, Baekkie…"

Eh? Memang ini tanggal berapa?

"Hari ini… Hari ulang tahunku, Yeol?" tanyaku padanya.

Sungguh. Aku tak mengingatnya. Padahal biasanya aku bisa menghitung kalender dengan sendirinya. Tapi kali ini tidak. Entahlah, apakah aku terlalu banyak pikiran? Apakah namja bernama Park Chanyeol ini benar-benar telah memenuhi pikiranku? Haha, bodohnya…

"Tentu saja ini hari ulang tahunmu! Duduklah…" ucapnya sambil membawaku duduk di sofa terdekat denganku.

"Aku tak mengingatnya, Yeol?" ucapku kemudian.

"Ckckck… Aku tahu, itu karena kau hanya mengingatku saja!" ucapnya dengan lantang.

Cih! Apa-apaan dia? Enak sekali bicaranya?

"Kau ini percaya diri sekali tuan Park?!" tukasku kesal padanya.

Hei, tapi paling tidak dia benar! Aku memang selalu mengingatnya!

"Memang. Karena aku tampan jadi kau hanya bisa mengingatku!" ucapnya enteng.

"Ya! Ingatlah bahwa aku tak dapat melihatmu! Kau tampan? Mana bisa kau berkata begitu?! Ck, aku tidak yakin! Hahaha…" ujarku sambil tertawa mengejeknya.

Chanyeol sepertinya ikut-ikutan kesal. Kemudian ia mulai mengacak rambutku gemas.

"Isshh… Sudah-sudah! Ja, make a wish! Kemudian tiup lilinnya. Kuenya sudah ada di depanmu!" ujar Chanyeol pelan.

Kurasakan kini wajahku menghangat kembali. Ah, pasti karena lilin-lilin itu. Sepertinya Chanyeol sengaja membawanya ke depan wajahku agar aku lebih mudah untuk meniupnya.

Baiklah, segera aku memejamkan mataku dan berdoa. Hanya butuh satu menit saja bagiku untuk mengatakan harapan-harapanku dalam hati. Seolah tengah kontak batin dengan Tuhan. Setelahnya aku segera meniup lilin-lilin yang sedari tadi telah menghantarkan panas ke wajahku. Kurasakan Chanyeol juga ikut meniupnya.

"Geurae… geumanhae... geumanhae… lilinnya sudah mati, sayang!" ucapnya setelah tahu aku masih meniup lilin itu walaupun sudah mati. Hei, ayolah, aku tak tahu!

"Emm… baiklah, mana kadoku?" tanyaku sambil menengadahkan tanganku pada Chanyeol yang berada di sisi kananku. Yah, meski aku tak tahu tanganku benar-benar di depannya atau tidak.

"Oke, tutup matamu!" pinta Chanyeol bodoh.

"Ya! Itu tak perlu, Yeol!" jawabku kesal. Tentu saja aku tak perlu menutup mataku hanya untuk sekedar surprise yang tak bisa kulihat!

"Jangan membantah! Cepat tutup matamu!" ucapnya mulai kesal pula.

Hei, orang ini mau apa sebenarnya? Sudahlah, aku turuti saja permintaan bodohnya.

"Baiklah… Baiklah… Kau puas?" ucapku sambil menutup mataku.

Sedetik kemudian kurasakan ia semakin mendekatiku. Sangat dekat. Hingga aku dapat merasakan deru nafasnya. Sungguh, begitu dekat dengan wajahku. Tak lama setelahnya, dapat kurasakan bibir lembut Chanyeol mengecup kedua mataku pelan. Cukup lama. Kemudian masih dengan deru nafas hangatnya, ciuman itu turun. Kini ia mengecup singkat pucuk hidungku. Deru nafasnya masih setia menyapa wajahku dan ciuman manis itu semakin turun hingga akhirnya bibirnya pelan-pelan menyentuh bibirku.

Tunggu, dia... dia mencuri ciuman pertamaku! Eh? Tapi mengapa rasanya aku benar-benar senang?

.

Issh, bodoh! Tentu saja karena aku mencintainya.

Ia tak melumat bibirku. Ia hanya memberikan sentuan-sentuhan lembut itu dengan bibirnya. Hanya ciuman kecil dan aku merasakannya sebagai sebuah ciuman yang luar biasa.

Semenit setelahnya, Chanyeol melepas tautan itu. Sedikit tak rela sebenarnya. Aku masih ingin merasakan diriku melayang. Oh, ayolah, ini sangat membahagiakan!

"Saranghae, Byun Baekhyun!" lirihnya tepat di depanku.

"Emm. Nado saranghae, Park Chanyeol." jawabku tanpa keraguan sedikitpun.

Tak salah kan jika tadi berdoa agar namja ini selalu ada disisiku?

.

.

.

TBC

.

.

Annyeonghaseyooo readerdeul! Author bawa FF baru lagi! ^^

Mau di next kah? Ato cukup prolog aja?

REVIEW nya ditunggu yaaa...

Gomawooo ^^