Naruto bukan punya saya.

.

.

.

" Hah... Hah... Hah... "

Tap Tap Tap

Di kegelapan malam di sebuah jalanan gang sempit, terlihat seorang pemuda berbadan gemuk sedang berlari dengan begitu tergesa-gesa.

Pemuda gemuk itu berlari terus berlari dengan sekuat tenaga tanpa memperdulikan rasa sakit di sekujur tubuhnya akibat luka yang dia dapat dari seseorang yang saat ini terus mengejarnya.

" Hah.. Hah.. Hah.. Sial, dia semakin mendekat "

Pemuda gemuk itu terus berlari dengan sesekali menengok ke arah belakang, melihat orang yang berniat membunuhnya.

Tiiit... Tittiiit... Bruemmm ngeeeoung

' Ah itu, suara mobil. Berarti ada jalan raya di dekat sini '

Tap Tap Tap

Dengan perasaan sedikit lega setelah mendengar suara kendaraan yang melaju, pemuda gemuk itu mempercepat larinya untuk mencari pertolongan.

" Ternyata benar ada jalan raya di dekat sini "

Melihat kilauan cahaya lampu menyala dari kendaraan yang berlalu lalang di ujung gang. Pemuda gemuk itupun berlari secepat mungkin dengan sisa tenaganya yang tersisa menuju jalanan umum. Beharap, sangat berharap ada orang yang menyelamatkannya dari kematian yang sangat mengerikan.

Karena menurutnya, orang yang sedang mengejarnya saat ini bukan manusia melainkan monster yang menyerupai wujud manusia.

Kenapa dia menyebutnya monster ?

Karena pemuda gemuk itu sudah merasakan dan melihatnya sendiri bagaimana orang yang mengejarnya saat ini telah membunuh teman-temannya dengan sangat sadis. Memotong dan menghancurkan tubuh teman-temannya dengan kekuatan yang menurutnya di luar akal sehat.

Kejadian itu bermula ketika dia dan teman-temannya akan merampok dan memperkosa seorang wanita muda yang baru saja pulang sendirian dari pekerjaannya.

Dan ketika saat itu dia dan teman-temannya merasa sedang beruntung karena mendapatkan mangsa yang sangat empuk.

Namun keberuntungannya itu berakhir menjadi sebuah malapetaka ketika salah satu temannya yang sedang membuka paksa pakaian korban mereka tiba-tiba berteriak kesakitan sampai meregang nyawa di tempatnya dengan sangat mengenaskan.

Tubuhnya terpotong-potong menjadi beberapa bagian. Dimulai dari kedua lengan dan kakinya, lalu setelah itu kepalanya. Dan yang paling mengerikan sekaligus ingin muntah ketika melihatnya adalah bagian perut temannya itu meledak sampai ususnya berceceran kemana-mana.

Lalu tidak lama kemudian orang itu datang dari kegelapan malam seraya mengomentari perbuatan kriminal mereka.

Dan setelah itu tanpa basa-basi, orang itu langsung menerjang satu temannya lagi dengan bola angin di tangannya dan langsung dihantamkan pada kepala temannya. Lalu seketika temannya itu tewas dengan kepalanya yang hancur.

Tidak mau bernasib sama seperti teman-temannya. Dia langsung lari ketakutan meninggalkan tempat kejadian untuk menyelematkan dirinya.

Tapi baru beberapa meter berlari dia merasa kesakitan di bagian punggungnya. Seperti ada benda tajam yang menusuknya.

Kemudian dia memutuskan berhenti berlari sejenak, berniat untuk mencabut benda tajam yang menancap di bagian punggungnya yang sakit dengan tangan kanannya. Namun dia sedikit kebingungan karena tidak menemukan adanya benda tersebut.

Disaat kebingungan, dia kembali merasakan sakit dibagian lengan kirinya. Lalu diapun menengok dan langsung membulatkan matanya terkejut karena melihat lengan kirinya sudah putus.

Setelah dilanda kebingungan dan kesakitan atas kejadian yang menimpanya. Diapun membungkus lengan kirinya yang putus dengan baju yang dipakainya dan kembali berlari dengan penuh tanda tanya di benaknya.

Siapa orang itu sebenarnya ? Kenapa orang itu membunuh teman-temannya dengan sangat keji ? Apakah ada orang yang menyuruhnya untuk membunuh mereka ? Atau orang itu hanya berniat menolong orang yang menjadi korban mereka. Tapi kenapa harus membunuh teman-temannya dan terus mengejarnya, jika orang itu hanya berniat menolong ?

Ketika benaknya dipenuhi dengan tanda tanya. Dia kembali merasakan sakit di bagian bahu kanannya. Tapi kali ini dia mengabaikan rasa sakitnya dan terus berlari sejauh mungkin seraya berharap ada orang yang menyelamatkannya.

Sampai akhirnya dia memutuskan untuk berlari menuju ke jalan raya setelah mendengar suara kendaraan yang sedang melaju kencang.

Dan saat ini pemuda gemuk itu sudah berada di ujung jalanan gang sempit dan hampir sampai di jalan raya di mana banyak kendaraan berlalu lalang.

" Hah... Hah... Hah... Tolong aku "

Pemuda gemuk itupun mulai berteriak mencari bantuan.

" Siapa saja tolong aku. Eugh_ ada pembunuh yang sedang mengejarku "

Pemuda gemuk itu kembali berteriak. Namun kali ini teriakannya lebih pelan dari sebelumnya. Dikarenakan tenagannya sudah hampir habis dan juga tubuhnya sudah tidak kuat menahan rasa sakit akibat luka yang dideritanya.

Kemudian pemuda gemuk itupun mulai berjalan tertatih-tatih sambil berteriak berulang kali meminta pertolongan.

Namun ketika sudah berada di jalan raya, dia membulatkan matanya dan perlahan mundur kembali ke jalanan gang sempit dengan tubuhnya yang bergetar ketakutakan. Dikarenakan orang yang telah membunuh teman-temanya dan yang terus mengejarnya kini sudah berada di depan matanya.

" Mendengarmu berteriak meminta pertolongan seperti seorang korban, padahal sebelumnya kau melakukan tindakan kriminal, sungguh membuatku ingin tertawa "

Mendengar ucapannya yang begitu dingin dan sesuai pakta bahwa dirinya juga seorang kriminalis, membuat tubuh si pemuda itu semakin bergetar ketakukan dan tidak berani menyangkalnya.

Tapi pemuda gemuk itu berusaha memberanikan diri untuk berbicara, mempertanyakan apa motip orang itu membunuh teman-temannya dan terus mengejarnya. " Ke-kenapa_"

Namun ucapannya langsung dipotong oleh orang yang identitasnya masih misterius itu, " Apakah kau ingin menanyakan kenapa aku tidak langsung membunuhmu di tempat, seperti yang aku lakukan pada teman-temanmu "

Tap Tap

Si pemuda gemuk itu semakin ketakutan dan terus berjalan mundur ketika orang misterius itu mulai berjalan ke arahnya seraya menatapnya dengan dingin.

" Kau ingin tahu jawabannya "

Brukk

" Eugh "

Ketika sedang berjalan mundur, pemuda gemuk itu jatuh terduduk karena tubuhnya sudah tidak kuat lagi untuk berjalan. Jangankan untuk berjalan berdiri saja dia sudah tidak kuat.

" Inilah kenapa aku tidak langsung membunuhmu, " Orang misterius itu berjongkok di hadapan si pemuda gemuk tersebut. " Karena aku ingin melihat bagaimana caranya seekor babi yang sedang sekarat meloloskan diri dari pemangsanya "

" Kau, monster " ucap si pemuda gemuk dengan pelan namun masih bisa didengar oleh orang misterius tersebut.

Kali ini si pemuda gemuk itu sudah pasrah dengan keadaan yang menimpa dirinya. Dia benar-benar sudah tidak kuat dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya, telebih lagi di bagian tubuhnya yang terluka.

Sekarang sudah tidak ada harapan lagi baginya untuk tetap bertahan hidup. Selain luka parah yang dideritanya, kini dia sedang di hadapkan dengan monster yang menyerupai wujud manusia, yang sudah pasti siap kapan saja mengakhiri hidupnya secara mengenaskan seperti yang terjadi pada teman-temannya.

" Ah, sudah lama sekali aku tidak mendengar dua kata itu, " ucap orang misterius itu seraya menggerakkan tangan kirinya ke arah kening si pemuda gemuk tersebut.

" Tapi kau harus tahu, bahwa aku ini paling tidak suka mendengar dua kata itu ditujukan padaku "

Tuk wush

Kini si pemuda gemuk itu sedang melayang dengan posisi tubuh menghadap kelangit akibat terlempar setelah terlebih dahulu di sentil keningnya.

' Apakah ini akhir dari hidupku ' batin si pemuda gemuk dengan pasrah. Kemudian dia memejamkan matanya seakan menerima kematian yang tidak pernah sekalipun terbayang dalam seumur hidupnya.

Namun sebelum memejamkan matanya, dia sempat melihat orang misterius itu sedang melayang di atasnya. Kemudian setelah itu dia merasakan sebuah lengan memegangi wajahnya lalu mendorongnya ke bawah dengan sangat kencang.

Bruagk

Sampai akhirnya si pemuda gemuk itupun tewas dengan posisi kepalanya menancap di permukaan jalan gang.

Tap Tap

Sedangkan orang yang identitasnya masih belum diketahui atau si pelaku pembunuhan sadis itu kini berjalan menjauh meninggalkan mayat si pemuda gemuk itu dengan sedikit kesal.

" Sial, gara-gara memegang wajah si babi, tanganku jadi kotor "

.

.

.

"Selamat pagi pemirsa. Kali ini saya akan menyampai berita terhangat, di mana harga susu semakin melambung dan harga kacang semakin terjepit "

Klik

" Pemirsa jika anda adalah pecinta kuliner, cobalah anda kunjungi rumah makan rukman-khan karena di sana menyediakan menu spisial dengan harga yang bersahabat dengan kantong anda "

Klik

" Hiks Hiks ayah, anak yang ada di dalam kandunganku ini adalah anak ayah. Kenapa ayah tidak mau mengakuinya "

Klik

" Pemirsa waspadalah, jika anda sedang berada di luar rumah ketika saat malam hari. Karena kini telah ditemukan tiga sosok mayat laki-laki tanpa identitas di ja_ ".

Klik

" Anko kenapa kau matikan Tv-nya " protes Yugao Uzuki, wanita berambut ungu yang tengah duduk santai di sopa kepada temannya yang berambut hampir sama namun agak gelap dan pendek. Yang kini tengah berdiri di sampingnya sambil memegang remot di tangan kanannya.

" Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kau menonton berita itu, " balas Anko seraya ikut duduk di samping Yugao. " apa kau lupa dengan kejadian semalam. Bagaimana kalau Kurenai melihatnya "

" Ya aku ingat " ucap Yugao pelan.

Yah bagaimana dia tidak ingat. Jika kejadian itu baru saja terjadi tadi malam. Apalagi kejadian itu adalah kejadian yang sangat mengerikan. Jangankan yang tadi malam. Yang sudah bertahun-tahun saja pasti akan selalu teringat.

flash back

" Cinta, tolong buka pintunya Cinta. Agar aku bisa menjelaskan kesalah pahaman ini padamu, Cinta. Jadi tolong buka pintunya "

" Pergi, aku tidak mau mendengar penjelasanmu. Kamu pembohong dengan kamu selingkuh di belakangku "

" Sudah kubilang itu hanya salah paham "

" Pembohong aku tidak percaya padamu. Sekarang kau pergi jauh-jauh dariku dan jangan pernah coba untuk dekatin aku lagi. Pokoknya sekarang kita putus "

" Baiklah jika itu maumu, aku akan pergi. Tapi dengarkan baik-baik ucapanku. Dia itu bukan selingkuhanku tapi teman dekatku "

" Kamu pikir aku bodoh. Dulu aku dan kamu juga hanya berteman. Sampai akhirnya kita jadian. Dan itu juga pasti akan terjadi pada kalian "

Tuk

" Aw, sakit tahu " ucap Yugao sambil mengusap kepalanya yang dilempari kacang tanah oleh Anko yang baru saja pulang dari pekerjaannya.

" Lagi-lagi nonton drama. Tidak bosan apa " komentar Anko seraya berjalan ke kamarnya.

" Biarin, suka-suka aku dong, " balas Yugao. " oh ya. Mana kurenai, biasanya kalian pulang bareng " lanjut Yugao menanyakan keberadaan temannya.

" Loh, dia belum pulang. Padahal satu jam yang lalu dia sudah pulang duluan dari sekolahan "

" Apa katamu Anko, satu jam yang lalu "

.

Bersambung

.

.

Saya ucapkan terima kasih banyak pada kalian semua yang telah membaca fanfic ke 3 saya.

.

Mohon kasih kritik dan sarannya ya. Agar saya bisa lebih baik lagi dalam membuat cerita selanjutnya.