Hokage ketiga sudah meninggal dunia. Kini Konoha sudah kehilangan sosok pemimpin yang tewas saat melawan Orochimaru. Para warga Konoha sangat bersedih karena kehilangan dirinya. Hokage ketiga yang bernama Sarutobi Hiruzen.
Setelah Hiruzen meninggal, menyebabkan Konoha mengalami krisis kekosongan kepemimpinan. Hingga para petinggi desa segera mengadakan rapat untuk memilih calon Hokage yang bisa menggantikan Hokage ketiga. Maka petinggi desa memilih Jiraiya yang menjadi Hokage kelima. Namun, Jiraiya si pertapa katak tidak mau menerima penawaran menjadi Hokage ini. Dia malah merekomendasikan seseorang yang pantas untuk menduduki posisi Hokage kelima itu. Seseorang dari salah satu tiga sennin legendaris yaitu Senju Tsunade, cucu dari Hokage pertama.
Para petinggi desa menyetujui pengajuan rekomendasi Jiraiya tersebut. Lalu para petinggi desa memberi misi pada Jiraiya untuk segera mencari Tsunade itu. Namun, Jiraiya meminta satu syarat lagi agar seseorang ikut bersamanya dalam mencari sosok Tsunade yaitu mengajak si bocah pembuat onar. Siapa lagi kalau bukan si Uzumaki Naruto itu.
Para petinggi desa menyetujuinya. Jiraiya pun langsung mengajak Naruto pergi bersamanya untuk mencari Tsunade.
Selama dalam perjalanan mencari Tsunade, Jiraiya melatih Naruto untuk menguasai jurus yang bernama rasengan. Jurus yang merupakan jurus peninggalan dari Hokage keempat, Ayah Naruto sendiri. Naruto berlatih dengan sungguh-sungguh untuk bisa dengan cepat menguasai jurus itu.
Suatu hari, ketika Jiraiya dan Naruto menyempatkan diri untuk beristirahat sebentar di sebuah kedai minuman. Di sanalah, mereka menemukan Tsunade, Shizune dan seekor babi yang bernama Ton Ton. Lalu mereka pun terlibat pembicaraan yang serius. Hingga Tsunade mengatakan sesuatu yang sangat menyinggung perasaan Naruto. Naruto sangat emosi dan hendak melawan Tsunade. Namun, dengan cepat dilerai oleh Jiraiya.
Tsunade malah menantang Naruto untuk berkelahi dengannya. Tentu saja Naruto tidak akan mampu melawannya. Namun, Tsunade menawari Naruto sebuah kalung kristal biru peninggalan Hokage pertama bahwa Tsunade akan memberikan kalung itu kepada Naruto jika Naruto berhasil menguasai jurus rasengan itu sampai sempurna. Naruto pun mengangguk untuk menyanggupi penawaran itu.
Dimulailah pertarungannya dengan Tsunade. Tentu saja pada akhirnya Naruto yang kalah. Naruto terperosok ke dalam retakan tanah yang dihantam sekali tendangan kaki Tsunade.
Sejak saat itu, Naruto berusaha belajar mati-matian untuk menguasai jurus rasengan itu sampai sempurna. Saat yang bersamaan, Tsunade bertemu dengan Orochimaru dan Kabuto di suatu tempat. Orochimaru meminta Tsunade untuk mengobati tangannya yang sakit. Tapi, Tsunade merasa ragu untuk mengobati Orochimaru. Orochimaru pun memberi Tsunade untuk memikirkan semua ini dalam waktu seminggu. Jika Tsunade mau mengobati tangannya itu, Orochimaru berjanji akan menghidupkan kembali kekasih dan adik Tsunade yang telah lama meninggal. Tapi, harus ada dua orang yang harus dikorbankan. Maka kekasih dan adik Tsunade bisa dihidupkan lagi oleh Orochimaru.
Setelah mendengar penawaran Orochimaru itu, Tsunade terus memikirkannya dengan keras dalam waktu seminggu itu. Sampai tibanya hari di mana Tsunade kembali menemui Orochimaru dan Kabuto di tempat yang sama. Namun, pada akhirnya Tsunade tidak bermaksud untuk mengobati Orochimaru. Justru Tsunade ingin membunuh Orochimaru. Sehingga terjadilah pertarungan sengit antara Tsunade, Orochimaru dan Kabuto.
Kemudian, di saat Tsunade hampir kalah melawan Orochimaru dan Kabuto. Barulah datang Naruto, Jiraiya, dan Shizune untuk membantu Tsunade. Terjadilah pertarungan di antara mereka. Terutama Naruto yang berusaha untuk melindungi Tsunade saat Kabuto terus bergerak menyerang Tsunade. Tsunade yang sangat syok akan ketakutannya terhadap darah.
Sambil melawan Kabuto, Naruto terus mengatakan sesuatu yang sangat lantang dan mampu membuat Tsunade termotivasi untuk segera bangkit dari syoknya karena darah. Sampai Naruto berhasil menghantam Kabuto dengan jurus rasengan yang dipelajarinya dalam waktu yang sangat singkat. Membuat dua mata Tsunade mulai terbuka dengan aksi jurus Naruto itu. Tsunade mulai berusaha mengantisipasi syoknya itu. Lalu ia berbalik untuk melindungi Naruto yang sekarat akibat serangan Kabuto. Tsunade berusaha melindungi Naruto mati-matian. Hingga Tsunade mulai mengakui bahwa dirinya adalah pemimpin Desa Konoha yang baru yaitu Hokage kelima.
Pertarungan sengit tak dapat dihindarkan lagi. Mereka bertarung habis-habisan. Hingga pada akhirnya Orochimaru dan Kabuto berhasil dikalahkan. Mereka kabur begitu saja.
Setelah itu, Tsunade berusaha mengobati Naruto yang terluka. Pada akhirnya Naruto pun sembuh. Dia sadar. Tsunade senang karena Naruto berhasil diobati.
Naruto menyadari kalung kristal biru telah melingkari lehernya. Ia pun kaget ketika Tsunade menatapnya dengan serius. Sambil mengatakan sesuatu yang membuat Naruto terpana mendengarnya.
Namun, ada-ada saja kejadian yang tidak terduga. Mendadak si babi berkalung mutiara menabrak Tsunade dari belakang karena dikejar Gamakichi. Sehingga membuat Tsunade kaget dan terjatuh menimpa Naruto.
BRUK!
Semua yang berada di padang tandus berbatu-batu itu, menjadi jawdrop karena melihat posisi Tsunade dan Naruto saat itu.
Posisi Naruto berada di bawah. Sedangkan Tsunade berada di atasnya. Wajah mereka berdua memerah padam seperti lampu merah. Ditambah kecelakaan yang sangat mengguncang hati saat itu juga. Bibir mereka saling melekat.
"AAAAAAARGH! NARUTOOOOO!" itulah teriakan keras yang menggelegar dari Jiraiya. Jiraiya yang sangat syok melihat adegan itu. Padahal dia sendiri belum pernah melakukan seperti itu pada Tsunade. Begitulah isi pikiran Jiraiya.
Akibat insiden yang tak disangka-sangka waktu itu, dimulailah perasaan tidak terduga antara Tsunade dan Naruto. Mereka sering terlihat salah tingkah dan malu ketika saling menatap ataupun saling bertemu. Hingga pada akhirnya, Tsunade diangkat menjadi Hokage kelima di Desa Konoha. Lalu dimulailah tugas Tsunade untuk menjalani perannya sebagai Hokage kelima.
Setiap kali ada panggilan misi dari Tsunade. Naruto tampak enggan untuk menemui Tsunade yang berada di kantor Hokage. Namun, Tsunade tetap bersikap biasa terhadapnya. Hal inilah yang membuat Naruto merasa aneh pada dirinya sejak insiden ciuman waktu itu. Entahlah dia terus memikirkannya sangat lama hingga pada saatnya tiba untuk menjalani latihan yang serius dengan Jiraiya. Dia pergi bersama Jiraiya selama dua tahun lamanya.
.
.
.
Disclaimer:
Naruto © Masashi Kishimoto
.
.
.
Pairing: Naruto x Tsunade
Rating: T
Genre: Romance/hurt/comfort
Setting: canon (Naruto Shippuden)
Note: Cerita pesanan dari Dsevenfold. Semoga sesuai dengan harapanmu.
Kamis, 1 Oktober 2015
.
.
.
FEELING
By Hikari Syarahmia
.
.
.
Chapter 1. Naruto sudah kembali
.
.
.
DUA TAHUN KEMUDIAN ...
Desa Konoha. Siang hari yang cerah. Matahari bersinar dengan hangatnya. Menerpa banyak orang yang lalu-lalang di berbagai jalan Desa. Sungguh ramai sekali.
Di antara orang-orang yang hilir-mudik di jalan desa, tampak dua orang yang tidak asing lagi. Mereka baru saja tiba di desa Konoha itu.
Dua orang itu adalah pria berambut putih dan pria berambut pirang. Pria berambut putih tidak berbeda sama sekali. Penampilannya tetap sama seperti dua tahun yang lalu.
Sedangkan pria berambut pirang jabrik dan bermata biru itu. Penampilannya sangat berubah drastis. Tidak seperti dua tahun yang lalu, sekarang tubuhnya kelihatan lebih tinggi dan penampilannya terlihat lebih gagah. Kulit yang tetap berwarna coklat. Tetap ada tiga garis di kedua pipinya. Dia sungguh tampak berbeda.
Mereka berdua adalah Jiraiya dan Naruto. Akhirnya mereka berdua pulang kembali ke kampung halaman setelah dua tahun pergi berkelana.
Terutama Naruto. Ia sangat senang ketika sudah menapaki kakinya di jalan desa yang tercinta ini.
"Sudah dua tahun berlalu ya, pertapa genit!" sahut Naruto menyengir lebar."Tapi, desa Konoha ini tetap tidak pernah berubah."
Jiraiya mengedarkan pandangannya ke seluruh tempat itu. Ia juga tersenyum.
"Ya, kamu benar, Naruto."
Lantas Naruto melompat dan menaiki sebuah tiang. Jiraiya memperhatikan aksi Naruto itu. Ia pun tersenyum simpul.
SYAAAT! HUP!
Naruto mendarat di puncak sebuah atap bangunan. Ia merentangkan dua tangannya lebar-lebar seraya berseru keras.
"RINDUNYA! SUNGGUH TIDAK TERASA!"
Naruto tersenyum lebar. Ia sedang meluapkan perasaan bahagia ketika sudah pulang ke desa yang sangat ia rindukan.
Pandangannya diedarkan ke seluruh wilayah desa. Betapa indahnya pemandangan wajah desa jika dipandang dari atas. Naruto terus tersenyum sambil menekukkan tangannya di dua sisi pinggangnya.
"Ya ... Ya ...," Naruto terus memandangi seluruh desa hingga tatapannya berhenti pada monumen bukit yaitu patung wajah para Hokage."Ng? Eh, itu, kan?"
Tampak patung wajah sang Hokage kelima terukir di samping Hokage keempat. Naruto memandang patung wajah Hokage kelima itu dengan lama.
Seketika senyumannya menghilang. Digantikan dengan raut muka yang kusut.
"Ternyata patung Hokage Nenek Tsunade sudah selesai."
Naruto terpaku sambil memandangi patung wajah Tsunade itu dari kejauhan. Terbersit di dalam pikirannya tentang kejadian waktu itu. Kejadian yang memalukan ketika Tsunade dan dia saling berciuman.
"Haaah, kenapa? Kenapa aku selalu mengingat adegan itu? Aaargh, aku bingung. Entah kenapa aku terus memikirkannya," Naruto mengacak-acak rambutnya sendiri.
Mengingat insiden itu, membuat kedua pipi Naruto merona merah. Ia pun tertawa cengengesan sendiri.
Ada apa dengan Naruto? Sepertinya ada yang tidak beres pada diri Naruto sekarang.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang memanggil dirinya.
"NARUTO-NII!"
Lamunan Naruto buyar seketika. Ia pun tersentak dan segera menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya.
Di bawah sana, tampak seorang anak laki-laki melambai-lambaikan tangannya ke arah Naruto. Di samping anak laki-laki itu, ada seorang gadis berambut pendek merah muda. Naruto sangat mengenali mereka.
"HEI, KONOHAMARU!" seru Naruto seraya melompat langsung ke bawah.
HUP!
Naruto mendarat mulus di tanah, tepat di hadapan Sakura dan Konohamaru. Naruto tertawa lebar ketika bertemu dengan Sakura dan Konohamaru.
Sarutobi Konohamaru, anak laki-laki berambut hitam. Umur sekitar 12 tahun. Ia sangat senang ketika bertemu dengan Naruto.
"Naruto-nii, apa kabar?" tanya Konohamaru antusias.
"Kabarku baik. Kalau kamu, Konohamaru?"
"Aku juga baik-baik saja, Naruto-nii," Konohamaru memperhatikan Naruto dari atas sampai bawah."Wah, Naruto-nii sekarang berbeda! Naruto-nii tampak keren sekali. Tidak seperti dulu lagi."
"Benarkah? Aku keren ya?" Naruto menyengir lebar."Hehehe, tentu saja aku sudah besar sekarang. Aku bukan anak kecil lagi. Kamu mengerti, Konohamaru?"
"Hm, aku mengerti. Tapi, tetap saja Naruto-nii yang paling keren. Aku sangat mengagumimu, Nii-san."
Naruto tertawa geli mendengarnya. Hingga ia pun menyadari Sakura yang terpaku di samping Konohamaru. Sakura hanya memilih diam dan mendengarkan percakapan Konohamaru dengan Naruto.
Segera saja Naruto menyapa Sakura.
"Heh, kamu Sakura, kan?"
Sakura tersentak dari keterpakuannya. Ia melihat Naruto menunjuk ke arahnya.
Gadis berambut merah muda itu tersenyum.
"Iya, Naruto. Aku ini adalah Sakura. Masa kamu lupa sih?"
"Hehehe, tentu saja aku tidak melupakanmu, Sakura," Naruto menyengir lebar sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Kemudian dengan sikap yang malu-malu dan kedua pipi yang memerah, Sakura melanjutkan perkataannya,"Terus bagaimana pendapatmu tentang penampilanku sekarang? Apa aku sudah terlihat feminin, Naruto?"
Naruto memperhatikan penampilan Sakura dengan seksama. Sedetik kemudian, dia tersenyum kecil.
"Hm, menurutku ... Penampilanmu tetap sama. Tetap tidak berubah."
Membuat Sakura sedikit kesal mendengarnya.
"Apa? Dasar, kamu ini tidak pandai memuji seorang wanita! Dasar, Naruto menyebalkan!"
Naruto sweatdrop di tempat.
"Lho, kenapa kamu malah marah sih, Sakura?"
Sesaat Sakura menghembuskan napas kekesalannya.
"Tidak. Aku tidak marah. Tapi, kamu kelihatan lebih tinggi dariku," Sakura tersentak ketika menyadari tubuh Naruto lebih tinggi darinya.
Naruto pun memperhatikan dirinya dengan Sakura. Memang tubuhnya kelihatan lebih tinggi daripada Sakura sekarang.
Sakura tersenyum senang saat melihat Naruto begitu lama.
'Sudah dua tahun berlalu, Naruto tampak berbeda. Sekarang dia kelihatan lebih gagah daripada waktu itu,' batin Sakura di dalam hatinya.
Naruto menatap Sakura lagi. Ia tertawa kecil.
"Benar, aku lebih tinggi sekarang, Sakura. Aku tidak pernah memperhatikannya selama dua tahun ini."
"Hm," Sakura mengangguk dengan wajah yang manis.
Konohamaru pun ikut menyela dalam pembicaraan Naruto dan Sakura.
"Oh iya, Naruto-nii. Aku sudah berhasil mengembangkan jurus baru lho."
Naruto melirik ke arah Konohamaru.
"Oh, jurus apa itu?"
"Akan aku tunjukkan padamu, Naruto-nii!"
Konohamaru membentuk sebuah segel tangan.
POF!
Saat itu juga, Konohamaru berubah menjadi seorang gadis dewasa berpenampilan sangat seksi sehingga membuat semua orang di sana tercengang melihatnya. Kecuali Jiraiya yang memasang wajah kemerahan dan berpikiran yang tidak-tidak.
SIIING!
Hening sejenak. Konohamaru mengubah wujudnya seperti semula. Ia menyengir lebar.
"Bagaimana, Naruto-nii? Jurusku hebat bukan?" tanya Konohamaru bangga.
Naruto berwajah datar sambil memandang Konohamaru dengan serius.
"Dengar Konohamaru, aku bukan anak kecil lagi. Aku sudah besar sekarang. Kamu juga, tidak selamanya kamu harus menggunakan jurus seperti itu. Karena itu, kamu harus berhenti melakukannya. Tetapi ..."
Sakura terpana dengan perkataan Naruto barusan. Dia tersenyum senang.
'Ternyata bukan hanya penampilan luarnya yang berubah. Tapi, di dalamnya juga berubah. Naruto, kamu memang sudah semakin dewasa saja,' batin Sakura lagi.
Tangan Naruto bergerak dengan cepat ke arah dadanya. Kemudian tangannya mengepal dengan kuat tepat di depan dadanya.
"KURANG MANTAP DENGAN JURUS SEPERTI ITU, KONOHAMARU. AKAN AKU TUNJUKKAN JURUS SEKSI BARU YANG TELAH KUKEMBANGKAN. MULAI YAAA!" Naruto bersemangat dengan api yang sangat membara.
Sakura tersenyum mendengar perkataan Naruto tadi.
"Ya, betul Naruto. Itu jurus yang hebat sekali."
Tiba-tiba ...
BUAAAAK!
Pipi Naruto sukses ditonjok sekuat tenaga oleh Sakura. Sehingga membuat Naruto terpental jauh dan menabrak tembok.
BRAAAK!
Akibatnya Naruto terkapar dalam keadaan tidak elit. Sakura yang sangat kesal langsung menghampiri Naruto dengan cepat. Lalu ia mencengkeram kerah jaket Naruto dan menggoyang-goyangkan badan Naruto dengan cepat.
"DASAR PAYAH. KAMU TIDAK BERUBAH SAMA SEKALI, NARUTO. SUDAH LAMA TIDAK BERTEMU SELAMA DUA TAHUN, KAMU TELAH MEMBUAT AKU KECEWA SETELAH DUA MENIT. DASAR, MENYEBALKAN!" Sakura mengoceh panjang. Wajahnya mengerikan seperti monster.
Konohamaru pun ketakutan melihat sikap Sakura yang mengerikan seperti itu. Ia bersembunyi di balik tiang.
Sementara itu, Jiraiya memasang wajah speechless. Dia tidak menyangka gadis berambut merah muda itu memiliki kekuatan yang mengerikan seperti Tsunade.
'Emosian dan tenaga yang luar biasa. Dia sukses berkembang menjadi Tsunade yang kedua,' gumam Jiraiya di dalam hatinya.
Setelah itu, Sakura memarahi Naruto habis-habisan. Entah sampai kapan ceramah panjang Sakura itu akan berakhir.
.
.
.
Di kantor Hokage.
Di koridor kantor, tampak seorang gadis berambut pendek hitam berlari-lari cepat untuk menemui sang Hokage kelima di ruang kerjanya. Seorang gadis berambut hitam yang bernama Shizune.
Shizune menemui Tsunade dengan tergesa-gesa. Saat Tsunade sedang sibuk mengurus beberapa berkas penting, pintu ruang kerja dibanting keras oleh Shizune.
BRAAK!
Membuat Tsunade sangat kaget mendengarnya. Kedua mata kuningnya membulat sempurna.
"Ada apa, Shizune? Kenapa kamu terlihat terburu-buru begitu?" tanya Tsunade keheranan.
Shizune segera berjalan dan mendekat ke arah meja Tsunade. Begitu dekat, ia menghentikan langkahnya.
"A-ano, Tsunade-nee. Aku mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan."
"Oh, kabar apa?" Tsunade bersikap cuek dan mulai menulis lagi.
"Jiraiya dan Naruto sudah pulang ke desa sekarang."
DEG!
Hati sang Hokage berdesir kencang mendengarnya. Ia pun berhenti menulis sejenak. Wajahnya berubah menjadi sedikit kusut.
Hening.
Tsunade terdiam. Shizune juga ikut terdiam.
Lantas Tsunade berusaha bersikap biasa saja. Walaupun di hatinya saat ini merasa senang karena Naruto sudah pulang ke desa. Namun, sebaliknya ia merasa takut jika Naruto akan datang menemuinya bersama Jiraiya.
Ia gelisah. Ia bingung. Bagaimana caranya menghadapi suasana seperti itu? Apalagi dia masih mengingat kejadian memalukan waktu itu. Sehingga menumbuhkan perasaan yang tidak enak di hatinya sejak insiden yang tidak disengaja itu. Insiden di mana ia dan Naruto sedang berciuman.
Ia terus memikirkannya. Shizune sendiri menjadi bingung melihat Tsunade malah terdiam. Tanpa menunjukkan ekspresi ataupun perkataan yang menunjukkan reaksi atas kabar baik ini.
Tsunade berdehem untuk memecahkan kesunyian di tempat itu.
"EHEM!"
Lantas Tsunade menatap Shizune dengan serius.
"Kalau begitu panggil Sakura dan Naruto. Suruh mereka berdua menemuiku di sini," tukas Tsunade tegas.
Shizune mengangguk cepat.
"Baiklah, Tsunade-nee!"
Lalu Shizune segera keluar dari sana. Meninggalkan Tsunade yang mulai tenggelam dalam pikirannya yang dalam. Memikirkan suatu hal yaitu sebuah perasaan yang aneh. Sejak insiden memalukan itu, perasaan aneh mulai muncul di hatinya. Perasaan yang berdebar-debar tatkala memandang Naruto. Dia sering merasa canggung ketika menatap ke arah Naruto. Meskipun begitu, dia tetap berusaha bersikap biasa saja terhadap Naruto. Dia harus tahu diri. Umurnya dengan Naruto itu terpaut jauh. Tidak mungkin jika dia malah jatuh cinta pada bocah ingusan seperti itu.
Apa? Jatuh cinta? Dua kata yang sangat sakral di benak Tsunade. Dunia akan gempar jika seorang Nenek tua jatuh cinta pada seorang laki-laki remaja. Umur yang berbeda jauh. Tidak mungkin jika mereka menjalin hubungan cinta. Itu tidak mungkin.
Tsunade harus membuang perasaannya itu jauh-jauh. Dia tidak mungkin menyukai Naruto. Dia harus memantapkan hatinya bahwa dia harus menganggap Naruto sebagai orang yang biasa-biasa saja. Tanpa ada perasaan apapun. Dia harus menganggap Naruto seperti itu.
Wanita tua yang masih kelihatan cantik itu, mulai menyibukkan dirinya lagi. Dia harus mengisi pikirannya untuk mengurus beberapa masalah tentang desa. Dengan begitu, dia berharap pikirannya tidak mengingat kembali insiden laknat itu.
Insiden yang menjadi awal dari kisah cinta yang tidak terduga di antara dia dan Naruto nantinya. Kisah itu akan dimulai sebentar lagi. Semua ini akan menggemparkan seisi desa. Tengok saja tanggal mainnya.
.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
A/N:
Hai, kita jumpa lagi!
Saya menghadirkan cerita baru nih atas permintaan Dsevenfold. Dia minta saya membuat kisah cinta Naruto dan Tsunade dengan setting yang sama di canonnya. Jadi, ada adegan dalam cerita di chapter pertama ini, saya ambil sedikit dari canonnya. Dengan banyak pengubahan dari segi dialog dan adegannya. Pas di bagian Shizune menemui Tsunade, nah baru itu hasil dari pikiran saya sendiri.
Saya pikir kisah cinta Naruto dengan Tsunade mulai menampakkan konfliknya saat bagian Naruto sudah kembali ke desa setelah dua tahun pergi latihan sama Jiraiya. Awalnya saya mau buat Naruto yang masih berumur 12 tahun itu, dimulailah kisah cintanya dengan Tsunade pas Tsunade sudah diangkat secara resmi menjadi Hokage. Tapi, saya rasa nggak logis aja ada bocah umur 12 tahun udah mulai menunjukkan perasaan sukanya sama wanita berumur. Jadi, saya bikin Naruto masih bingung dengan perasaannya itu dan masih memikirkan insiden ciuman yang nggak sengaja itu. Pemicu awal timbulnya perasaan aneh pada diri Naruto dan Tsunade.
Karena perasaan bersalah itu,
Naruto terus memikirkannya sampai ia sudah berumur 15 tahun. Jadi, di umur segini yaitu di tahap awal Naruto Shippuden, Naruto akan menyadari kalau perasaan aneh yang mendadak muncul itu adalah cinta. Mulai saat itu, konflik perasaan akan dimulai. Nanti kita lihat saja apa yang akan terjadi di chapter selanjutnya.
Jadi, dari segi cerita seperti itu, fic ini saya beri judul "Feeling".
Rencananya cerita ini akan saya buat hanya empat chapter saja. Bagaimana pendapatmu, Dsevenfold?
Terima kasih banyak sudah membaca cerita ini. Terima kasih sudah memberi review setelah membaca cerita ini.
Sampai jumpa lagi di chapter 2.
Tertanda.
HIKARI SYARAHMIA.
Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan kalian untuk mendorong saya terus maju dan berkarya di dunia FFN ini. Terima kasih ya semuanya.
Berminat mereview?
Jumat, 2 Oktober 2015
