*Beware of typos!
.
.
.
Setelah berbulan-bulan sejak hari pertama Chanyeol masuk wajib militer, ini adalah pertama kalinya Baekhyun bertemu lagi dengan pria tampan bertubuh tinggi itu. Akhir pekan ini Chanyeol mendapatkan hari liburnya, maka hal pertama yang ia lakukan adalah berkunjung ke cafe milik Baekhyun. Baekhyun yang sedang melayani di meja kasir terkejut ketika menyadari bahwa pria yang diam-diam ikut mengantri diantara pembeli lainnya itu adalah sang sahabat yang dirindukannya. Pakaian casual dan topi hitam yang menyembunyikan wajah tampannya tetap tidak bisa menipu Baekhyun.
"Whoaa...Chanyeolie! Kau datang?" ucap Baekhyun tersenyum gembira mendapat kunjungan tak terduga.
Chanyeol tersenyum dibalik topi hitamnya. "Lama tidak bertemu, Baekhyunie," katanya.
Baekhyun berlari keluar dari balik meja kasir dan menerjang Chanyeol. Sejenak mereka saling memeluk, berbagi rindu. Lalu pria manis itu mengajak Chanyeol ke ruangan yang lebih privasi dan tenang di lantai dua, membiarkan karyawannya menggantikan dirinya melayani para pembeli. Chanyeol melepas topinya dan beranjak memperhatikan ruangan yang tertata menarik. Sementara Baekhyun memesankan minuman pada seorang pelayan. Pria manis itu tidak perlu bertanya pada Chanyeol, karena ia sudah sangat hafal dengan minuman kesukaan pria bertubuh tinggi itu. Tidak lama seorang pelayan datang membawakan secangkir black coffee favorit Chanyeol dan secangkir coffee latte untuk Baekhyun, lalu segera beranjak pergi.
"Tidakkah seharusnya kau berada di markasmu sekarang, Chanyeolie?" tanya Baekhyun, menghempaskan tubuhnya dengan nyaman di sofa putih yang empuk.
Chanyeol beranjak duduk di samping Baekhyun. "Aku mendapatkan jatah liburku minggu ini dan aku berpikir untuk mengunjungimu," jawabnya seraya meletakkan topinya di atas meja. Ia meraih cangkirnya dan menyesap pelan minuman kesukaannya. Ah, Baekhyun memang selalu tahu kesukaannya.
Sambil menikmati secangkir kopi mereka mulai berbagi kabar. Berbagi cerita dengan tawa dan senyum yang memenuhi ruangan. Obrolan mereka terhenti ketika ponsel Baekhyun berbunyi, sebuah pesan chat baru dari sang kekasih. Baekhyun mulai sibuk dengan ponselnya, sementara Chanyeol memilih untuk memperhatikan sebuah pajangan berbentuk unik di atas meja.
Lima menit berlalu, Chanyeol mulai bosan dengan pajangan unik di depannya dan menoleh pada Baekhyun. Sejenak ia memperhatikan si pria manis yang masih memusatkan perhatian pada ponselnya dengan senyum yang tak pernah surut.
"Kau tampak senang. Apa sesuatu yang baik terjadi?" akhirnya Chanyeol memutuskan untuk bertanya, iseng.
"Aku akan pergi kencan dengan Sehun nanti. Rasanya aku tidak sabar," jawab Baekhyun senang.
Chanyeol terdiam. Ia hampir melupakan nama itu. Oh Sehun, pria dingin yang menjadi kekasih Baekhyun setahun ini. Si brengsek yang berhasil mengalihkan perhatian Baekhyun darinya. Dengan cepat ia mengalihkan mata kelamnya pada cangkir kopi di depannya, seolah cairan hitam yang pahit itu dapat menenangkan hatinya yang mendadak terasa nyeri.
Tanpa diharapkan Baekhyun mulai berbicara tentang Sehun. Sementara Chanyeol masih terus terdiam, berharap telinganya tuli mendadak saat ini. Ketika akhirnya Chanyeol merasa sudah tidak tahan, ia memanggil nama Baekhyun dengan sedikit keras. Baekhyun menghentikan celotehannya dan menoleh pada sang sahabat yang kembali diam.
Saat Baekhyun hendak bertanya, satu tangan Chanyeol meraih kalung di lehernya. Sebuah kalung dengan cincin sebagai bandulnya yang pernah diberikan Chanyeol padanya dulu. Tanda persahabatan dan persaudaraan mereka. Chanyeol memainkan cincin yang menjadi bandul kalung itu, sementara Baekhyun hanya memandangnya dengan bingung.
"Baekhyunie, bersama denganku atau dengan Sehun...mana yang lebih menyenangkan?" tanya Chanyeol tiba-tiba. Mata kelamnya terus menatap bandul cincin yang dimainkan oleh jari-jarinya.
"Keduanya," jawab Baekhyun spontan dan polos.
Chanyeol tertegun mendengar jawaban Baekhyun. Ia mengerjap menatap si pria manis dan akhirnya tertawa kecil. Baekhyun semakin bingung memandang Chanyeol yang terus tertawa kecil. Ia tidak mengerti, apa ada sesuatu yang lucu dengan jawabannya?
Perlahan Chanyeol menghentikan tawanya. Ia menyenderkan kepalanya di bahu Baekhyun dan tersenyum kecil ketika ia berpikir, betapa polosnya pria manis ini. Polos dan juga egois menurut Chanyeol. Egois, karena Baekhyun menginginkan mereka sekarang sebagai saudara dan, pada saat yang sama, sebagai rival dalam segala hal. Baekhyun menginginkan banyak hal, tapi pria manis ini juga memiliki kekuatan untuk mendapatkan apa pun yang diinginkannya. Kekuatan yang membuat Chanyeol merasa sangat iri.
Karena itu...
Tiba-tiba Chanyeol menyadari suara langkah kaki seseorang yang mendekati ruangan mereka. Dan dapat ia rasakan tatapan mata yang seolah menusuknya dari belakang. Maka, ia mengangkat kepalanya dari bahu Baekhyun dan melirik ke belakang. Sosok dingin Oh Sehun nampak sedang berdiri di ambang pintu yang terbuka. Wajah tampannya nampak masam dan mata kecilnya menatap Chanyeol dengan deathglare yang begitu tajam.
Baekhyun tidak menyadari kehadiran Sehun. Ia masih terpaku pada tingkah Chanyeol yang membuatnya bingung. Chanyeol pun memafaatkan kesempatan itu dengan baik. Chanyeol kembali memainkan cincin yang menjadi bandul kalung di leher Baekhyun, lalu ia menundukkan kepalanya untuk mencium benda kecil tersebut.
"Aku sedang berpikir untuk menjadi sedikit egois seperti dirimu, Baekhyunie," katanya kemudian.
"Eh?" Baekhyun hanya mengerjap bingung.
Chanyeol tersenyum dan tiba-tiba mencium bibir si pria manis. Sebuah ciuman yang lembut dan singkat. "Te amo..." bisiknya di telinga Baekhyun.
Ya, ada sesuatu yang Chanyeol inginkan dari Baekhyun. Saudara, rival, dan satu hal lagi. Bahkan jika...ia harus mencurinya.
Chanyeol menoleh pada Sehun yang hanya diam di ambang pintu dengan wajah yang semakin masam. Jelas Sehun tidak menyukai dengan tindakan tiba-tiba Chanyeol pada kekasihnya. Dan sebuah senyuman penuh tantangan dari Chanyeol membuat Sehun merengut marah. Lalu, tanpa suara pria dingin itu beranjak pergi dengan kesal.
Chanyeol mengambil topinya di atas meja dan beranjak berdiri sambil berkata, "Kurasa aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa lagi, Baekhyunie."
Chanyeol beranjak pergi sambil memakai topi hitamnya, meninggalkan Baekhyun yang mengerjap kebingungan, tidak mengerti dengan kalimat asing yang diucapkan oleh Chanyeol tadi. "Te amo...? bukankah itu artinya...?" gumamnya, berpikir.
*ChanBaek*
Chanyeol menghentikan langkahnya saat melihat sosok Sehun yang berdiri ujung lorong menuju tangga, menyenderkan tubuhnya ke dinding seolah sedang menunggunya. Mata kecilnya terus menatap Chanyeol tajam, seolah memperingatkan. Namun tatapan tajam dan aura mengintimidasi dari Sehun tetap tidak membuat Chanyeol gentar.
"Hai," sapa Chanyeol sambil tersenyum, seolah tidak ada yang salah. Seolah baru saja dia tidak mencium kekasih orang lain.
Sehun mendengus. Sejak hari pertama Baekhyun mengenalkan sahabat sejak kecilnya itu pada Sehun, ia menyadari bahwa Chanyeol mencintai kekasihnya. Ia tahu apa yang diinginkan pria berwajah kekanak-kanakkan itu, dan tentu saja ia tidak akan memberikannya.
"Lupakan, Park Chanyeol. Kau tidak akan pernah bisa mencurinya dariku," Sehun memperingatkan dengan tegas.
"Well, let see then..." Chanyeol menyahut santai dan tersenyum. Lalu ia beranjak pergi sambil menarik topinya ke bawah untuk menutupi seulas seringai di bibirnya.
Ya, ia pasti akan mencuri cinta Baekhyun. Suatu hari nanti...
~Fin~
