A Kaihun Love Story,

Warn! Sehun;Uke, Kai;Seme.

Remake (nyaris) dari Cerita sendiri, Dari cerita SST.. MY BOSS, MY EX-BOYFRIEND.

Rate ; M.

PROLOG

Sehun melangkahkan kaki panjang nya menelusuri koridor sekolahan yang sudah sepi,Ini jam pelajaran dan Sehun membolos untuk kebeberapa kalinya. Sudah 2 minggu lamanya Sehun berdiam diri di flat kecil miliknya dan sekarang barulah Sehun berani untuk menemui Kai-Kekasihnya-Sehun terus merenung dengan perkataan Dokter dan segala hal yang berhasil mengacaukan hidupnya. Sehun Hamil dan entah bagaimana Bisa itu terjadi.

Kaki sehun berhenti pada pintu bercat putih yang jauh dari ruangan lain nya, ruangan khusus yang dibuat oleh pihak sekolah untuk memuaskan beberapa anak donatur sekolah yang bersekolah disini, salah satunya adalah Kai, Kekasihnya. Kai adalah anak satu satunya yang otomatis akan menjadi pewaris dari Kim Group, perusahaan paling terbesar yang ada di Korea selatan saat ini, beberapa anak perusahaan bahkan sudah berada di beberapa negara di Eropa. Sedangkan Sehun hanya seorang anak nelayan yang merantau ke Seoul sendirian, kedua orang tua Sehun tinggal di Busan.

Sehun mengetuk pintu itu dengan ragu dan dengan perlahan membuka pintu tersebut.

Kai sedang bergurau dengan beberapa teman nya,entah apa yang mereka tertawakan.

"Kai."Panggil Sehun dengan pelan, Kai menolehkan kepalanya saat medengarkan namanya dipanggil.

"Aku ingin berbicara, berdua denganmu."Ujar Sehun takut, Kai berdiri dari duduknya dan menghampiri Sehun yang masih berdiri di depan pintu.

Dengan wajah datar Kai menarik Sehun untuk keluar.

"Sudah kukatakan untuk tidak menemuiku sembarangan! Apa kau tidak mengerti Sehun!"Marah Kai membentak Sehun langsung, Kai menarik Sehun untuk memasuki ruangan Dance yang tidak berpenghuni. Sehun menundukkan kepalanya saat mendengar Bentakan dari Kai.

"Ini penting Kai."Ujar Sehun pelan dan terlihat sangta ketakutan, tangan sehun bergetar dan degup jantung Sehun menggila, Sehun harus mengatakan ini. Sehun harus mengatakan kalau dia hamil dan itu anak Kai.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"Tanya Kai dingin.

"Aku..hamil."Jawab Sehun pelan di akhir kalimat, Kai menaikkan sebelah alisnya lalu memaksa Sehun untuk menatap wajahnya.

"Apa yang kau katakan tadi?"

"Aku hamil, dan ini anakmu."

Kai tertawa sinis, dia memojokkan sehun pada dinding dibelakang nya. Kai menatap Sehun geli dan berikutnya tatapan dingin dan menusuk ditujukan Kai pada Sehun.

"Kau gila, aku sedang tidak berniat untuk bercanda."Jawab Kai datar.

"Aku... aku tidak bercanda. Aku memang hamil."Balas Sehun, Sehun menatap Kai dengan memohon agar mempercayai apa yang di ucapkan dan nyatanya Kai menatap Sehun kian dingin.

"Alasan aku menerimamu untuk menjadi kekasihku karena kau seorang Pria, Seorang Pria tidak mungkin hamil. Aku menjadi kekasihmu agar kau senang dan aku mendapatkan kesenanganku. Kau Pria dan kalaupun aku terus menerus bercinta dan menyumbangkan Spermaku pada lubangmu kau tidak mungkin kau sangat lucu Oh sehun."Geram Kai lalu menatap Sehun sinis.

"Hentikan pembicaraan konyol ini, Anak? Kau sangat tidak waras Sehun."Sambung Kai terus menyakiti Sehun dengan perkataan kasar miliknya. Kai berjalan menjauhi Sehun dan Hendak meninggalkanya Namun Sehun menahan pergelangan tangan Kai.

"Kai aku se—"

"SEKALIPUN KAU HAMIL APA KAU FIKIR AKU AKAN BERTANGGUNG JAWAB?! AKU HANYA BERSENANG SENANG DAN HENTIKAN OMONGAN KONYOL MU ITU ! SEKALIPUN KAU MEMANG HAMIL, PERGI DAN GUGURKAN ANAK ITU!"bentak Kai marah dan tidak terkendali, Sehun menatap Kai tidak percaya. Selama ini sehun sangat mencintai Kai dan rela memberikan segalanya termasuk merendahkan dirinya dengan membiarkan Kai memasukinya.

"Cabut kembali."Ujar Sehun dengan air mata yang hendak tumpah dari kedua matanya.

"Kau gila, Cih. Seharusnya aku memang harus menegaskan siapa kau untukku. kau hanya seseorang yang berguna untuk memuaskanku!kau—"

"CUKUP! Baik. Aku cukup tau kau menolakku dan seseorang yang bahkan baru berkembang berjuang untuk hidup. Kau brengsek dan tidak memiliki hati, Aku akan pergi dan membuang darah dagingmu pada perutku! Kau breng—"

PLAKK

Belum sempat Sehun menuntaskan ucapan nya, tiba tiba sebuah tamparan keras dia dapatkan. Kai menampar Sehun.

"Orang sepertimu tidak memiliki hak untuk mengataiku brengsek."

"Aku akan mengingat ini, kau—"Sehun memejamkan matanya dan membiarkan airmatanya tumpah begitu saja, beberapa detik kemudian Sehun membuka matanya dan langsung menatap Kai yang kini juga menatapnya. "—Semoga kau tidak menyesal suatu saat nanti. Kau menolak kami dan kau membuang kami. Kai, aku harap kita tidak akan bertemu lagi. Kita akhiri saja hubungan ini."Ujar Sehun melanjutkan ucapan nya. Kai berjalan mendekat kearah Sehun.

"Kau fikir kau pantas untuk mengakhiri hubungan dengan ku ? sekalipun ada orang yang memutuskan hubungan, itu adalah aku. Kita putus dan enyahlah dari hadapanku."

Kai meninggalkan Sehun begitu saja, Sehun mengigir bibir bawahnya sebisa mungkin dia tidak menangis sambil terisak, Sehun hanya membiarkan air matanya mengalir begitu saja.

"Sangat menyakitkan." Ujarnya pelan sambil memukul pelan dadanya yang berdenyut menyakitkan.

Sehun berjalan dengan lunglai menuju gerbang sekolahan, Sehun bahkan tidak memperdulikan beberapa satpam yang menegur Sehun untuk kembali kedalam kelas nya. Sehun berjalan menuju flat kecil miliknya, Sehun bahkan tidak memperdulikan jarak antara tempat tinggal dengan sekolahnya yang sangat jauh, yang Sehun butuhkan sekarang adalah sendirian dan mulai merenungi hidupnya. Sehun bukan orang yang jahat, dia tidak mungkin menggugurkan kandungan nya, Sehun menghapus air matanya.

"Tenang saja, Appa akan menjagamu hm."Ujar Sehun sendu dan sesekali mengelus perut datarnya.

Sehun tidak bersekolah lagi, dia bahkan tidak pernah melakukan apapun. Hari ini dia akan menemui orang tuanya, mengakui semua dosa yang telah dia lakukan, Ibu dan Ayah Sehun bahkan tidak tau kalau Sehun adalah seorang Gay dan buruknya dia tengah hamil tanpa seorang 'Suami'

Usai memasuki beberapa pakaian miliknya Sehun menarik koper tua miliknya. Sehun tidak mempunyai banyak uang untuk bepergian menaiki pesawat, bahkan seumur hiduppun dia tidak pernah menaiki kendaraan terbang itu. Sehun menatapi suasana Seoul yang terlihat mendung. Ingatan Sehun kembali beberapa waktu hari lalu, saat dimana Kai membuangnya rasa sakit yang dia rasakan masihlah nyata, bahkan Sehun tidak lupa setiap kata yang dikeluarkan oleh Kai.

Lama berada dalam Kereta akhirnya Sehun sudah sampai diBusan, dengan langkah pelan Sehun turun dari kereta dan mulai menyeret koper miliknya, Sehun harus menaiki Bus untuk sampai kerumahnya. Usai mendapati Bus Sehun kembali duduk dan sebisa mungkin membuatnya nyaman, Sehun memang tidak merasakan mual atau apapun yang Sehun rasakan hanya lelah dan lelah saja.

Tiba di Rumah kedua orang tuanya, hari sudah semakin malam. Sehun mengetuk pintu rumahnya dan tersenyum saat melihat Ibu yang menyambutnya.

"Sehun."Suara Ibu Sehun kala itu, dia langsung memeluk putranya Erat.

"Ibu."Dan Sehun menangis dalam dekapan wanita yang paling di cintainya itu.

"Sayang."Elusan pada pucuk kepala Sehun semakin lembut, membuat Sehun menangis dalam dekapan nya, Sehun telah mengecewakan orang orang yang dikasihiya.

"Kau kenapa nak?"

"Maafkan Sehun ibu."

Sehun melepaskan pelukan Ibunya, dengan tatapan Sendu dia menatap kedua manik mata milik Ibunya, airmata nya kembali jatuh.

"Nak, apa ada masalah?"

Sehun hanya diam, seseorang pria yang merupakan Ayah Sehun hanya menatap mereka sendu dan mempersilahkan Putra semata wayangnya masuk.

"Ada apa hm?"Tanya Ibu sehun saat Sehun sudah tenang, Sehun duduk di ruang tamu seadanya milik kedua orang tua nya, Sehun menunduk dengan kedua tangan yang saling meremat satu sama lain, dia tidak berani menatap kedua orang tua yang ada di hadapan nya.

"Ayah.. Ibu.. Sehun.. Gay."Cicit Suara Sehun melemah, namun kedua orang tua Sehun jelas mendengarkan itu, tidak ada suara lain hanya suara Sehun yang menghiasi perbincangan kali ini. Kedua orang tua Sehun terkejut namun sebisa mungkin tidak memaki putra mereka.

"Sehun Gay, dan sehun membuat malu Ayah dan Ibu."Ujar Sehun menangis lagi.

"Nak..."

"Dan Sehun hamil."Potong Sehun memotong ucapan sang Ayah, Ibu Sehun menutup mulutnya tidak percaya sementara Ayah Sehun menatap kosong kearah Sehun.

"Aku hamil, aku tidak tau mengapa. Aku memang berdosa, aku memang melakukan hubungan intim. Aku berhak kalian maki, aku—hiks Kotor"

"Siapa yang menghamili mu?"Suara Ayah Sehun khawatir.

Sehun hanya diam, dia tidak menjawab.

"Sehun.."

"Dia tidak punya Ayah, Ayahnya baru saja mati."Ujar Sehun begitu saja, sejak Kai mencampakkan mereka mulai detik itu Sehun sudah menganggap Ayah dari anaknya sudah mati.

"Sehun, siapa ayahnya nak?"Suara Ibu sehun lembut, Sehun membuang muka kearah lain.

"Dia membuang kami."

Dan Ayah Sehun menutup matanya menahan amarah "Siapa dia Sehun?"Tanya Ayah Sehun kembali.

"Bukan siapa siapa Ayah, Sehun bisa menjadi orang tua tunggal."Jawab Sehun sendu.

"Kau tidak sendirian Nak, Ayah dan Ibu akan membantumu mengurusi calon cucu kami. Berapa usianya?"Tanya Ibu sehun dengan lembut.

"4 Minggu."

"Apa kalian tidak marah?"Tanya Sehun pelan.

"Jika kami memarahimu, pada siapa kau akan bersandar hm? Seburuk apapun dirimu, kau tetaplah putra semata wayang kami. Satu-satunya harta paling berharga bagi kami."

Sehun tersenyum mendengarkan jawaban dari Ibunya, mulai sekarang dia berjanji akan membahagiakan Ibu dan Ayah serta calon anaknya kelak, Sehun reflek mengelus perutnya dan dia menangis bahagia, Setidaknya Sehun masih diterima di keluarganya.

"Appa menyayangimu, hm." Batin Sehun berbicara pada Janin yang ada dalam kandungan nya..