-On My Mind-

Naruto © Masashi Kishimoto

Story © TaySky1998

.

.

.

Chapter One

*Meet Swiper!*

.

.

.


Kring... kring...

"Hallo? Ino? Ah ya, baik. Tunggu aku disana."

Aku langsung menutup panggilan dari Ino. Kami memang mempunyai janji tadi disekolah, dan Ino berkata akan menghubungi ku setelah dia dapat berpikir untuk tempat nongkrong kami.

Aku mengambil kunci mobil ku diatas meja belajar, dan melirik jam yang mengantung didinding. Tujuh malam? Baik, tak masalah. Aku hanya tinggal sendirian di ibukota Jepang, Tokyo. Jadi tidak ada yang mengkhawatirkan ku, jika pulang terlambat. Dan, kalau kalian bertanya dimana kedua orang tuaku? Maka akan aku jawab, mereka berdomisili di Washington DC, Amerika.

Jangan mengira kalau mereka tak sayang padaku, mereka bahkan sudah memohon berkali-kali padaku untuk mengikuti mereka. Aku jelas menolak, sangat sulit mencari sahabat seperti Ino disana.

Aku memacu Porsche New Cayenne ku menelusuri jalan raya. Sepertinya, malam ini sepi. Aku melirik sedikit pada dasbor mobil, dan tampaknya Possy ku harus diberi tenanga. Okay, Possy, kita akan cari minum untuk mu.

Setelah melihat pom bensin berada didepan, aku lansung membelok untuk memasuki pom bensin tersebut.

"Ini kembaliannya, nona."

"Terima kasih," Aku menerima uang kembali itu, dan memasukkannya kedalam dompet dan segera membuka pintu pengemudi. Ketika hendak memasuki mobil, aku melihat sekelibat banyangan seseorang mendahului ku

"Siapa ka-" aku tidak bisa bertanya panjang lagi, saat pria aneh yang tidak ku kenal itu menarik tangan ku memasuki mobil.

Dia melajukan mobil dengan sangat cepat, bahkan saat aku melirik ke belakang yang ternyata ada empat orang pria berpakaian hitam mengumpat tidak jelas kearah mobil ku. Apa aku punya salah? Apa Possy ku salah? Tapi setelah melirik kesamping, aku tau siapa yang bersalah disini. Swiper!

"Siapa kau?! Apa yang kau lakukan dimobil ku?!"

Kenapa dia diam? Dan apa pula seringaian itu? Menyebalkan!

"Hai, Love."

Aku menganga habis-habisan. Ohh, Kami-sama cepat singkirkan pria aneh ini dari mobilku.

"Dengar! Aku tidak mengenal mu, kita saling tidak mengenal. Jadi, daripada masalah ini semakin aneh. Sebaiknya, kau segera menyingkir dari mobil ku."

"Kau tidak mengenal ku? Ohh, itu sangat menyakitkan."

Bolehkah aku melempar pria yang sialnya tampan ini keluar dari mobil ku? Karena ekspresi kesakitannya itu memuakkan sekali.

"Dasar Swiper!" Dengus ku sambil berpangku tangan, dan aku rasa dia mendengarnya.

"Love, kau menyebut ku apa?"

Tuh kan! Dia pasti mendengarnya.

"Swiper! Kau keberatan?! Kau datang secara tiba-tiba dan merusak rencana ku! Siapa lagi yang begitu kalau bukan Swiper!" ucapku kesal.

Aku melirik Swiper, melihatnya tertawa malah membuat marah ku menuju stadium akhir.

"Ppfftt... kau sungguh menggemaskan Love, aku tidak percaya jika cintaku suka menonton film itu."

Swiper masih menggeleng tak percaya, memang salah jika aku menonton film itu? Itupun karena Moegi, adik perempuan ku yang berbeda dua tahun itu yang menyukai film tersebut dulu.

"Hentikan tawa mu, aku tidak melucu sekarang. Hilangkan panggilan aneh itu padaku, dan keluar dari mobil ku, Swiper!"

Apakah aku harus memanggil beberapa orang untuk mengusirnya?

"Baiklah, aku pergi. Sampai jumpa, Love." Ucapnya tetap menampilkan seringaian yang misterius.

Semoga aku tidak bertemu Swiper lagi. Dia pintar, berhenti saat lampu merah. Melihat Swiper sudah pergi, aku melompat untuk ke kursi pengemudi. Aku berharap Ino masih menunggu ku.


"Bagus Sakura, apa kau tidak lihat berapa banyak lumut yang menempel padaku?"

Aku hanya tertawa mendengar ucapan Ino, lumut? Bahkan rambutnya saja tetap tertata rapi.

"Hanya beberapa menit Ino, bukan tahun. Lagipula, itu semua salah Swiper!"

"Swiper? Apakah dia ada didunia nyata? Bukan di film anak-anak saja?"

Melihat wajah Ino membuat ku ingin tertawa, dia mengerjap kebingungan sambil menatap ku, mungkin berpikir apakah tokoh itu benar-benar ada didunia nyata.

Oke, kalau tidak dihentikan, aku bisa tertawa keras sekarang.

"Bukan Ino, begini ceritanya."

Aku menceritakan semuanya pada Ino, betapa pertemuan itu sangat aneh. Apalagi dengan Swiper.

"Kau? Menamai pria itu Swiper? Lucu sekali Sakura." Katanya dengan tertawa keras. Sekarang, malah aku yang menjadi kesal.

"Ya, mau bagaimana lagi. Salahkan dia yang tiba-tiba datang dengan seenaknya saja masuk kedalam mobil dan mengemudi dengan sembarangan. Dan jangan lupa, panggilan memuakkan itu. Memang, aku cintanya? Kenal saja tidak."

Hahh... aku masih melihat Ino tertawa, sekarang aku merasa seperti badut penghibur anak-anak.

"Sudah, perutku akan sakit jika terus begini. Lebih baik kau menemani ku. Aku kesepian tampa Sai-kun..."

Oke, lupakan masalah Swiper,dan temani Ino yang kesepian tampa kekasihnya.


Aku menyesap teh hangat yang aku buat untuk menambah tenaga. Disaat anak-anak lain sibuk belajar, aku malah sibuk diruang Dewan Murid Sekolah.

Sebagai Dewan Wakil, aku harus merevisi ulang proposal-proposal kegiatan sebelum diberikan kepada Gaara, Dewan Ketua.

"Sudahlah Sakura, jangan dipaksakan."

Aku mendengar Gaara, dia memilih duduk disofa yang ada ditengah ruangan.

"Aku tidak suka melihat perkerjaan yang menumpuk, Gaara. Lagipula, apa yang dikerjakan Tayuya juga sudah bagus dan rapi. Jadi, aku tidak perlu memeriksa semuanya."

Gaara hanya mengangkat bahu, mengambil cokies yang ada diatas meja. Tentu saja didalam toples.

"Aku dengar, ada anak baru yang akan masuk." Ucap Gaara tiba-tiba serius.

"Benarkah? Tapi, kenapa kau terlihat tidak suka?"

Gaara memandang ku, mungkin berpikir darimana aku tau pemikirannya itu.

"Ya, jika benar orang itu. Aku memang tidak suka padanya. Pembuat onar."

Aku mulai tertarik sekarang, selama ini Gaara tidak pernah begitu peduli, tapi sekarang? Apakah anak baru itu benar-benar berbahaya?

"Kau harus berhati-hati padanya, Sakura."

Aku berhati-hati?

"Apa maksdu mu?"

"Sai sedang diluar kota, jadi kau yang harus menyambut anak baru itu dan mengenalkan sekolah padanya."

Sial! Sekarang, perkerjaan ku malah bertambah. Dan, apa-apaan pula itu Sai? Dia Dewan Kesiswaan, tapi dengan seenaknya saja pergi liburan seperti itu.

"Jadi, kapan anak itu datang?"

"Sebentar lagi, makanya segeralah keruang Kepala Sekolah."

Aku menghela napas, bangkit dari kursi dan melangkah keluar ruangan.

"Baiklah."

"Sakura..."

"Ya?"

"Jika benar orang itu, hati-hatilah padanya. Jangan terlalu dekat, dia seorang Don Juan."

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban perkataan Gaara, melihat Gaara yang seperti itu. Malah tambah membuat ku takut pada anak baru itu.


Suasan sekolah sepi saat ini, tentu saja karena sekarang jam pelajaran berlansung. Jadi, akan lebih mudah untuk ku nanti menjelaskan sekolah ini pada anak baru itu.

Sebenarnya, aku cukup penasaran. Apakah anak baru itu adalah seseorang yang dibicarakan Gaara tadi? Dan kalau benar iya, apa yang akan terjadi padaku nanti kalau aku sedang bersamanya?

"Pagi, Sakura-senpai."

"Sakura-senpai."

Aku hanya menjawab ya dan tersenyum ramah pada mereka. Senang rasanya mereka masih menghargai ku, tapi kalau ada putih, pasti juga ada hitam kan? Karena tidak semua orang dapat menerima dengan baik seseorang tersebut.

Aku terus melangkah menuju ruang Kepala Sekolah, letaknya memang lumayan jauh dari ruang Dewan sendiri. Dilantai tiga, paling ujung.

Tokk.. tokk.. tokk...

"Masuk."

Aku membuka pintu besar itu pelan, dan melihat Tsunade-Kouchou bersama seorang pria. Tunggu dulu, dark blue? Rasanya ini tidak asing.

"Nah, ini Dewan Wakil. Haruno Sakura, dia yang akan mengantar mu berkeliling sekolah."

Pria itu berbalik, dan menatap ku dengan senyum setengahnya yang entah mengapa membuatku merinding.

"Kita bertemu lagi, Love."

"Swiper?"

Oh tidak! Kami-sama, mengapa kau mengirim makhluk ini padaku?!

.

.

.

.

.

*TBC*

.

.

.

.

.


Apa-apaan itu #tunjuk-tunjuk atas xD bukannya update chapter baru, saya malah publish cerita baru -,- hehe maafkan saya ;;))

Cerita yang lainnya lagi on the way kok^^ dan kalo ada kesalahan typo dan kawan-kawannya saya mohon maaf yaa ::)) terima kasih telah membaca^^

Terakhir, mind to review?^^

Sign, TaySky1998