-Senja yang indah-

Berbaring di atas lebatnya semak belukar, sembari menatap langit sore yang begitu indah. Semilir angin membawa wangi-wangian bunga camomile. Hembusan itu menerpa wajah lelaki tampan yang berbaring di atas semak belukar. Ia memejamkan matanya, tangannya memetik senar gitar dengan perlahan. Pemuda bernama lengkap Wu Yifan itu menggumamkan sebuah nyanyian.

Seperti angin, hatiku berguncang

Seperti asap, cintaku memudar

Jangan lihat kebelakang dan pergilah

Jangan menemuiku lagi dan teruslah hidup

Hari demi hari menghilang jauh

Yifan menghembuskan nafasnya gusar, sekelebat memori menyakitkan terlintas di kepala, membuat ia membuka mata. Menghadap ke langit, dan melihat bahwa ini sudah hampir petang. Yifan terduduk, tak lama setelah itu ia beranjak, dan melangkahkan kakinya menuju rumah.


"Ibu, kau sedang apa?" Tanya Yifan di depan sebuah gundukan tanah dengan bunga mawar kering yang menghiasi permukaannya. Pemuda berlesung pipit itu tersenyum sembari mencabuti ilalang yang tumbuh di sekitar makam ibunya.

"Ibu, aku sedang menyukai seorang gadis. Namanya, Junmyeon." Yifan menatap batu nisan yang bertuliskan sebuah nama dengan pahatan emas –Wu Liyin-. "Dia gadis yang baik, manis, dan berhati hangat. Aku juga tidak tahu mengapa aku menyukainya." Lanjut Yifan.

Sebuah daun mapple mendarat di bahu kanannya. Yifan tersentak, sejurus kemudian ia mengambilnya, memainkan daun lambang sebuah negara itu. "Waktu itu aku tidak sengaja melihatnya kencan dengan seorang pria. Aku tahu pria itu, namanya Kim Jongin, murid baru asal Korea bu." "Aku tidak habis fikir kenapa ia bisa menyukai Kim Jongin. Memang sih dia baik hati, suka tersenyum, dan ramah. Berbeda sekali denganku." Imbuh Yifan dengan hembusan nafas kesal.

"Tapi bu—"

"Yifan?"

Sebuah suara mengagetkan Yifan, reflek ia menolehkan kepalanya. Matanya membulat melihat gadis yang ia bicarakan sedari tadi. "Kim Junmyeon?" Junmyeon berjongkok di samping Yifan, menatap makam di hadapannya. "Kau mengunjungi makam siapa?" Tanya gadis itu, matanya tak lepas menatap batu nisan ibu Yifan.

"Ibuku." Jawab Yifan singkat. Yifan merasa jantungnya sangat berdebar, rona merah menjalar di pipinya, ia sangat tidak menyangka akan bertemu dengan Kim Junmyeon. Keadaan hening sejenak, membuat Yifan kikuk sendiri.

"Lalu, kau sendiri mengapa berada disini?" Tanya Yifan memecah keheningan, Junmyeon menoleh dan tersenyum manis "Aku mengunjungi orang yang aku sayangi." Ucapnya. Yifan tersenyum tipis, dan menganggukkan kepala. "Kekasihmu ya?"

"Masih calon." Junmyeon tertawa, dan itu sangat manis menurut Yifan.

"Memang siapa?" Tanya Yifan sekali lagi. Tiba tiba, Junmyeon mendekatkan dirinya di hadapan Yifan dan berkata. "Orang itu berada di depanku sekarang." Setelahnya Junmyeon tersenyum.

END

a/n : HAI HAI^^ NEWBIE HERE wkwk, cerita KrisHo ini akan saya update berbeda tema di setiap chap nya, terima kritik dan saran kok :D