.Diriku.

Temari adalah anak yang periang serta murah senyum, juga anak yang baik hati dan lebih mementingkan orang yang membutuhkan dari pada dirinya sendiri.Tapi, semua berubah semenjak orang-orang yang di cintainya pergi begitu saja, termasuk orang yang selalu membuat Temari senang dan bahagia, seakan kematian keluarganya hanya bagai angin lalu. Dan, semua berubah semenjak orang itu benar-benar meninggalkannya, Temari menjadi orang yang berbeda, dia tumbuh menjadi seorang yang dingin, keras, dan hanya mementingkan diri sendiri tidak peduli seperti apa situasinya.

Temari, adalah gadis yang cerdas dan juga memiliki kemampuan bertarung diatas rata-rata manusia pada umumnya, ia bisa memainkan hampir semua senjata, dan juga menguasai semua teknik bela diri.

Temari sekarang dikenal sebagai 'gadis berdarah dingin' karena ia tidak akan segan-segan menghabisi siapa pun yang berani mengungkit masa lalunya, apalagi orang itu.Karena hal itulah semua orang menjauhinya, tidak ada yang berani buka mulut ketika Temari sudah menatap mereka dengan deathglare miliknya, karena akan sangat berbahaya bagi masa depan mereka nanti.

Temari seperti terkurung dalam dunianya sendiri, dan tidak akan membiarkan seorang pun memasuki kehidupannya, terutama hatinya. Temari merasa semua orang yang ada di dunia ini hanya sebagai makhluk tak kasat mata, ia tak peduli ketika orang menyapa atau berbicara padanya.

Temari tidak akan pernah bisa berubah seperti dulu lagi, itulah yang semua orang pikirkan.Karena gadis itu selalu tidak peduli jika saja ada yang mau memberikannya jalan keluar dari hidup ini. Yah, karena mengungkit masa lalunya, akan menerima sendiri akibatnya.

Temari tidak mau berteman dengan siapapun, ia hanya berbicara saja kepada mereka, bukan berarti Temari menganggap mereka teman. Dan, hanya satu saja orang yang mau ia ajak bicara, teman masa kecilnya, dan hanya orang itu tempat bersandar sekarang, walau hanya mengurangi kurang lebih 2% kegalauan yang menimpanya selama ini, orang itu bernama Sen.

Temari tinggal di sebuah pemukiman yang sangat sepi, kurang lebih hanya ada 6 rumah dan 16 orang, termasuk dirinya. Orang-orang yang tinggal di dekatnya tidak akan pernah mengunjunginya, karena Temari sendirilah yang memberi mereka peringatan tersebut pada salah seorang bernama Ten-ten saat orang itu datang ke rumahnya. Dan, orang yang pernah keluar masuk rumah itu diantaranya adalah Sen selaku teman masa lalu, Matsuri selaku teman kecil adiknya, dan Sasori yang memang adalah orang yang sangat bisa Temari andalkan.

*

"Kak, Gaara sekarang sudah bisa membaca dan menulis!" ujar Gaara yang berusia sekitar 2-3 tahun, seraya menunjukkan tulisannya yang tentu saja masih jelek menurut Temari, tapi itu kan hasil karya adik kecilnya.

"Wah, bagus coba kamu baca!" seru Temari seraya tersenyum kepada adiknya.

"Ayah, Ibu, dan kakak!" ucap Gaara kecil dengan semangat, "Gaara sayang kakak! Gaara juga sayang ayah dan ibu!" lanjut Gaara kecil sambil tersenyum.

"Hn, kami juga sayang kamu Gaara, sekarang cepat tidur!" perintah Sabaku Rei kepada anak bungsunya, dan Gaara hanya mengangguk sambil berlalu pergi ke kamarnya.

*

"Huh, padahal dia masih kecil," ujar Temari saat mengingat kepingan mada lalu yang tertinggal, "Kakak juga manyayangimu Gaara".

Tok.

Tok.

Tok.

Terdengar suara pintu diketuk dari luar, Temari pun hanya bisa pasrah melihat kelakuan temannya itu, 'padahal ada bel pintu' batin Temari sambil berjalan dan membuka pintu.

"Hai, wah tumben kau belum tidur? mana sifat malas yang dia tularkan padamu itu!?" tanya Sen heran, karena biasanya Temari sudah menjelajah ke alam mimpi sekarang.

"Dia sudah tidak ada lagi, jangan dibahas lebih baik kau masuk!" bentak Temari pada temannya.

"Aku tadi bertemu dengan Matsuri dan Shira di jalan, mereka menanyakan kabarmu, tentu saja aku jawab kau masih seperti biasa, atau jangan-jangan kau telah berubah!?" celoteh Sen panjang lebar.

"Hah, baka," gumam Temari melihat kelakuan temannya ini, namun suara Temari tentu saja terdengar oleh sang empunya dan tentu saja memancing ceramah panjang lebar.

"Kau ini, aku menjawab demikian karena aku ini khawatir pada nasibmu! kan sudah ku katakan padamu! kalau mau apa-apa itu jangan seenak jidat, aku tau kau tertekan tapi cobalah untuk bersikap seolah tidak terjadi apa-apa! Walau kau tidak bisa, tapi bisakah kau bahagia untuk mereka?" tanya Sen.

"..." tidak ada jawaban.

"Hei Temari! jangan bilang kalau kau tidak mengerti?" tanya Sen lagi.

"..." masih sama, tidak ada jawaban.

"Temari kemarin aku melihatnya" kata Sen dengan wajah yang sudasudah amat sangat maha serius.

"Sudalah," jawab Temari, ia bosan mendengar tentang pria itu.

"Baiklah, aku bawakan kau makanan dan beberapa tugas kuliah karena kau tidak masuk selama 3minggu tanpa sebab dan keterangan, jadi kau dibilang membolos sekolah, aku sebenarnya ingin membantah tapi mana mungkin, aku tidak punya bukti," celotehan panjang lebar kembali dimulai, "Oh iya, Temari semenjak kau membolos banyak yang membicarakannya!" serunya lagi.

"Hn," balas Temari singkat, padat, dan tidak jelas.

TBC

Hai, maaf gk bisa ngelanjutin fanfic sebelumnya.

Karena tiba-tiba inspirasi terbang gitu aja di depan jidat ku jadi author makan deh? eh, gak taunya ketelen.

Oh iya, author juga lagi banyak gangguan pikiran karena author selalu di bandingkan kepintarannya dengan kakak author, hiks.

Makasih banyak deh buat yang udah baca this fanfic, kalau boleh author juga mau minta RR aja.