Ye akhirnya kembali dari vakum yang cukup lama. Happy Valentine minna-san…

Ichi: oi, malah update lagi lo fic yang baru.

Kusa: udah Ichi jangan berantem terus.

Kai: Happy valentine semuanya. Semoga suka dengan fic yang baru.

Shuu: selamat membaca...


Bleach

Tite Kubo

Rate: M

Gernre: Romantis, Friends, humor (mungkin).

Gaje, Typoo(s), Lemon, Yaoi.

Pair: ShuuIchi, KaiKira, UlquiKusa.

Summary: Dalam rangka valentine day Ichigo tidak sabar untuk mengungkapkan perasaannya dengan orang yang di sayanginya. Namun dua hari sebelum Valentine Day, Ichigo memergoki Shuuhei dengan orang yang di sayanginya bermesraan bersama seorang pemuda yang ia tidak kenal. Ichigo yang melihatnya merasa kecewa, tetapi apakah apa yang di lihat Ichigo sesuai dengan kenyaataan?


Chapter 1

Siang hari di sebuah kota yang indah masih banyak penduduk kota yang beraktifitas dengan kegiatan masing-masing. Banyak remaja putri yang mencari coklat atau hadiah untuk pacar mereka, karena hari valentine sudah dekat. Hari itu menjadi hari kasih sayang bagi mereka yang merayakan satu tahun sekali.

Di salah satu toko pemuda berambuta orange ini sedang membayar sebuah hadiah yang akan dia kasih kepada kekasihnya. Setelah selesai ia pergi ke sebuah toko yang menjual coklat yang sudah jadi dan bahan coklat yang belum jadi. Di hari valentine tahun ini ia ingin membuat coklat sendiri, ia ingin membuat valentine lebih istimewa dari tahun-tahun sebelum. Ia pun pulang setelah berhasil mengumpulkan semua bahan yang di perlukan.

"aku pulang" ucap pemuda orange itu sambil masuk ke dalam rumahnya. Ia menaruh belanjaannya di meja dapur.

"kau sudah pulang Ichi? Kau belanja apa saja? Pesanan niisan bagaimana?" ucap seorang pemuda yang mirip dengannya adalah kakak keduanya yang bernama Kaien Shiba.

"iya, baru saja nii-san. Sudah aku belikan kok, bahan yang di perlukan niisan. Niisan mau membantukan? Aniki mana?" ucap pemuda orange yang bernama lengkap Ichigo Shiba sambil memasukkan semua bahan ke dalam kulkas.

"aniki, belum pulang pasti sebentar lagi pulang. Tenang niisan akan membantu kok. Cie… senang banget nih" Kaien mendekat ke Ichigo dan menggoda adiknya itu.

"nii-san, berhenti menggodaku. Aku mau mandi dulu…" Ichigo menyikut Kaien dengan sebal dan langsung menuju ke kamarnya di lantai dua.

"hihihihi, dasar anak itu. Lebih aku masak makan malam saja" Kaien tersenyum melihat tingkah laku Ichigo yang terkadang seperti anak kecil. Ia pun memasak untuk makan malam bersama aniki dan ototou kesayanganya. Mereka hanya hidup bertiga saja sejak lama dan membangun usaha yang telah maju pesat dari sebelumnya.

Kaien yang membuka usaha kafe dan toko kue sudah membuka cabang di berbagai daerah bahkan di luar negeri. Sedangkan Ichigo baru saja lulus dari kuliahnya di universitas karakura ia mengambil jurusan kedokteran, dan Ulquiorra Shiba ia kakak tertua yang bekerja di perusahan miliknya sama seperti usaha Kaien perusahannay juga berkembang pesat.

Setelah mandi Ichigo membantu Kaien yang sedang menyiapkan makan malam. Entah sejak kapan Ichigo sendiri suka memask semenjak di ajarkan oleh Kaien dan terkadang ia yang bertugas memasak ketika kakak-kakaknya sedang sibuk dengan perkejaan mereka. Ia juga suka membantu di kafe milik Kaien. Tidak lama setelah selesai Ulquiorra pun pulang dari kantornya tempat ia bekerja, ia langsung menuju ke kamarnya tanpa bertemu kedua adiknya yang sedang berada di ruang makan.

Setelah berkumpul mereka makan malam bersama seperti biasanya. Walau hanya hidup bertiga saja mereka masih bisa tertawa dan menyayangi satu sama lain. Semenjak kejadian yang menimpa mereka pada awalnya mereka terpuruk tetapi mereka tidak bisa begitu terus dalam keterpurukan yang menimpa mereka.

"Ichigo bagaimana dengan kuliahmu?" Ulqiuorra bertanya ke Ichigo yang duduk di sebelahnya sambil meminum the.

"aniki lupa ya. aku akn sudah lulus tinggal wisuda saja kok. Oh ya aniku dan niisan datang yang ke acara wisuda nanti" Ichigo menjawab setelah menelan kue yang ia makan.

"maaf ya. aniki lupa kau sudah lulus akhir-akhir ini semakin banyak perkerjaan, tidak terasa kau sudah semakin dewasa Ichigo. Aniki usahakan datang ya" Ulquiorra menjawab dengan lembut dan memandang adiknya itu.

"tidak apa-apa aniki. Iya aku mengerti kok. Ne nii-san sampai hari wisuda aku boleh datang membanttu di tempat niisan? Ichigo menjawab dengan bersemangat dan ia juga mengerti karena anikinya sedang sibuk dengan urusan di kantornya.

"boleh saja kok. Kau tidak mau buka usaha klinik?" Kaien menyetujuinya Ichigo membantu di cafenya tetapi ia sendiri ingin membuka uasaha untuk Ichigo yang sesuai di jurusan saat adiknya kuliah.

"um.. aku mau tapi nanti aku pikirkan lagi. Aku ingin membantu niisan dan aniki, lalu sekarang sudah semakin sibukkan" Ichigo berhenti memakan kuenya tersebut dan menundukkan kepalanya.

"Ichigo…. Kita mengerti, kau tidak usah sedih begitu. Niisan setuju kok kau membantu di kafe atau di toko roti, niisan terbantu kalau kau ada di sana" Kaien tidak suka jika melihat adiknya sedih. Ia menepuk kepalanya pelan. "oh ya.. bagaimana hubungamu dengan Shuuhei? Sebentar lagi kan valentine nih"

"niisan, arigatou. Ah.. itu… aku rasa Shuu-kun sedang sibuk. Hubungan kami baik-baik saja kok" Ichigo menjawab dengan malu-malu dan mukanya memerah.

"baiklah, maaf ya kami jarang ada di rumah" Ulquiorra tersenyum melihat wajah Ichigo yang memerah.

"iya, aku menegrti kok aniki. Kalau aniki dan niisan bagaimana pas hari h ada acara?" Ichigo sedikit jail mengenai hal ini, tentu saja ia tidak mau mengalah dari kakak-kakaknya.

"kalau itu aniki tidak tahu" Ulquiorra menepuk kepala Ichigo lalu pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

"niisan, mungkin ada tapi tidak tahu juga. Sudah malam istirahatlah biar niisan yang membereskan ini" Kaien pun juga bangung dari tempat duduknya dan mmebereskan meja makan jugda membersihkan piring yang kotor itu ke dapur.

"baik, oyasumi niisan" Ichigo tersenyum lalu pergi ke kamarnya. Ia pun duduk termenung sambil melihat langit malam yang penuh bintang. Memang tidak seperti biasa mereka beristirahat lebih awal dari biasanya.

Di bandara Karakura pemuda berambut hitam datang menjemput adik sepupunya yang baru saja datang dari luar negeri. Sudah lebih dari tiga tahun mereka tidak bertemu secara langsung. Mereka pun lansung pergi dari bandara tersebut menuju rumah yang tidak jauh dari rumah keluarga Shiba.

Pemuda berambut hitam sebahu adalah Kusaka Shoujiro umurnya sepantaran Ichigo, sedangkan yang satu lagi adalah Hisagi Shuuhei seorang polisi dan sekaligus pacar Ichigo Shiba berbeda umur dua tahun tidak menyulitkan mereka dalam berpacaran. Shuuhei ingin membuat kejutan untuk Ichigo ketika valentine nanti, sehingga ia tidak menghubunginya dalam beberapa hari ini.

Ketika sampai mereka langsung beristirahat dan makan bersama untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar. Mereka pun berbagi cerita satu sama lain hingga tengah malam. Ichigo yang belum bisa tidur mencoba menghubungi Shuuhei tetapi tidak di anggkat olehnya. Ia pun tidur dengan di temani barang pemberian Shuuhei ketika ia ulang tahun tahun laluu, pada awalnya ia malu dan tidak mau menerimanya tetapi itu bisa menjadi obat untuknya saat ia merindukan kekasihnya itu. Ia pun tertidur setelah berdoa untuk hari esok.

Pagi hari pun datang dengan cepat dan indah dua hari menjelang hari valentine Ichigo bangun lebih awal. Karena ia berjanji untuk membantu di kafe Kaien hari itu. Ia tidak sabar membantu di sana dan dengan cepat membersihkan badannya, setelah itu ia membuatkan sarapan untuk kedua kakaknya. Setelah menyiapkan semuanya Ulquiorra dan Kaien pun sudah siap untuk beraktifitas hari itu.

"ohayou Aniki, niisan sarapan sudah siap" ucap Ichigo ketika masuk ke dalam ruang makan, ia pun melepas celmek yang ia pakai dan mengembalikan di tempat semula.

"ohayou mo. Hm.. baunya sangat harum ini pasti enak" Kaien duduk di sebelah Ulquiorra dan mulai makan masakan Ichigo "enak.. kau sudah semakin pandai Ichi"

"arigatou niisan, aku belum bisa seperti niisan kok" Ichigo menjawab dengan nada yang biasa tetapi ia sedikit malu ketika mendapat pujian itu.

"oh, ya aniki dengar dia sudah datang semalam. Kalian mau bertemu?" Ulquiorra teringat kabar yang di beritahu Oleh Kusaka sendiri, mereka mmepunyai hubungan Khusus yang belum di ketahui oleh semua orang.

"dia? Dia siapa maksud aniki? Aku tidak kenal" Ichigo bertanya dengan bingung orang siapa yang dimaksud oleh Ulquiorra.

"wah.. aniki bisa…"Kaien langsung memotong ucapannya setelah mendapat death glare dari sang kakak "nanti kami kenalkan Ichi" Kaien pun lalu melihat Ichigo sebentar lalu tersenyum jail yang membuat Ichigo curiga.

"baiklah, niisan, aniki. Tapi kenalin ya aku penasaran. Dia pacar aniki?" Ichigo yang secara tidak sengaja menanyakan dnegan polosnya membuat Ulquirra tersedak ketika ia sedang minum. Kaien sweatdrop dengan pertanyaan polos sang adik.

"ichigo.. sudah lanjutkan makanmu. Nanti di bicarakan lagi" Ulquiorra menjawab dengan singkat dan tegas, Ichigo tidak bisa membantah ucapan kakak tertuanya. Setelah selesai mereka pun pergi ke tempat tujuan mereka masing-masing. Ulquiorra pergi ke kantor yang tempatnya berbeda arah dengan kafe Kaien berada.

Ichigo membantu Kaien membuka Kafe dan bersih-bersih terlebih dahulu, para pegawai yang lain pun datang setelah tidak mereka mulai bekerja. Shuuhei dan Kusaka pergi ke tujuan mereka ya itu kantor Ulquiorra untuk bertemu hari itu. Ulquiorra yang sudah selesai dengan rapat dan dokumen-dokumen yang menumpuk ia menemui Kusaka dan Shuuhei yang sudah menunggu di ruang kerjanya.

Tidak terasa sudah siang hari mereka pun sepakat untuk makan siang bersama tetapi Shuuhei ijin karena ingin mengajak Ichigo makan siang bersama. Mereka sudah jarang keluar bersama sejak Ichigo sibuk dengan skripsi di kampusnya. Di kafe pun semakin rame dan tidak pernah sepi dari pengunjung sejak pagi hari. Mereka memang membuka kafe sampai malam hari tetapi berbeda denagn hari sabtu dan minggu kafe di buka hingga tengah malam, sedangkan toko roti miliknya satiap harinya hanya buka sampai jam Sembilan malam.

"Kaien-san, adik anda rajin ya. dia sudah punya pacar?" Tanya seorang pegawainya yang melihat Ichigo sedang melayani pengunjung kafe.

"iya, dia memang bersemangat. Dia sudah punya kok, waktu itu pernah ke sini kan. Kenapa kau naksir adikku?" Kaien sedikti menggoda karyawannya itu.

"begitu, tidak tanya saja kok" ia pun tertawa canggung ke Kaien dan pergi ke dapur untuk menagmbil pesanan pelanggan.

"baiklah, kembali bekerja sana" Kaien menyuruhnya kembali bekerja dan melihat kemabli Ichigo dari balik meja bar.

"selamat datang" Ichigo menyambut tamu yang baru saja masuk "Shuukun"

"Ichi-hime, ternyata benar kau di sini. Aku mau mengajakmu makan siang tapi sepertinya sedang rame ya" ternyata tamu itu adalah Shuuhei, ia melihat banyak pengunjung yang sedang menikmati makan siang mereka. Ia mengengam tangan Ichigo dengan lembut.

"ne Shuuhei ajak Ichigo makan di sini biar aku yang gantikan. Kau butuh istirahat Ichigo" kaien yang melihat datang ke tempat mereka berdiri.

"niisan, baiklah. Shuukun tunggu sebentar ya aku ganti baju dulu" Ichigo mengiyakan dengan anggukan kecil dan melepaskan tangan Shuuhei perlahan.

"iya" ia mengecup bibirnya singkat membuat Ichigo merah padam dan langsung berlari ke ruang ganti.

"dia, sudah pulang? Kok tidak di ajak?" Kaien hanya tersenyum melihat ke romantisan mereka di depan umum.

"sudah, sedang bersama Ulqiorra-san" Shuuhei wajahnya sedikit memerah mengetahui arti senyuman dari Kaien.

"begitu, nah kalian berangkatlah" Kaien melihat Ichigo sudah kembali dari ruang ganti.

"nii-san, nanti aku bantu lagi" Ichigo berdiri di sebelah Shuuhei yang senantiasa menunggunya.

"sudah sana. Jaga dia ya" Kaien hanya menepuk pundaknya saja dan menyuruh mereka segera berangkat.

"pasti Kaien-san, aku permisi dulu. Ayo hime" Shuuhei menggandeng tangan Ichigo dengan mesra keluar dari kafe.

"Shuukun… jangan membuatku malu" Ichigo menunduk karena wajah memanas karena tindakkan kekasihnya di depan umum.

"hihihih, kau tambah manis kalau lagi begitu" Shuuhei tetap menggandeng tanganya lalu mengecepu bibirnya singkat, wajah Ichigo semakin memerah.

Mereka pun pergi ke tempat makan favorit jaraknya cukup jauh dari kafe. Shuuhei menyetir dengan hati-hati dan mematuhi lalu lintas, sebagai seorang polisi ia harus menjadi contoh yang baik. Mereka pun masuk ke dalam dan memeilih tempat favorit mereka dekat jendela pojok. Yang tidak terlalu terlihat oleh orang banyak.

Mereka pun segera memesan makanan yang menjadi kesukaan mereka saat berada di restoran. Mereka menunggu sambil berbincang-bincang ringan, untuk mengobati rasa rindu yang terpendam satu sama lain. Mereka mulai makan ketika setelah makanan datang yang di bawakan oleh pelayan. Shuuhei memesan khusus sebuah hidangan penutup untuk Ichigo, ia tidak menyangka Shuuhei memesan penutup kesukaannya. Setelah makan siang Shhuhei mengajak Ichigo pergi ke sebuah taman di pusat kota.

"Shuukun, lagi sibuk ya?" Ichigo duduk di sebelahnya dengan memeluk Shuuhei dari samping.

"maaf hime, aku tidak memberi kabar. Makanya aku langsung ingin bertemu denganmu, aku merindukanmu" Shuuhei membalas pelukannya dan menciumnya lembut setelah menjawabnya. Ia tidak tega melihat Ichigo sedih karenanya.

"Shuukun… aku juga merindukanmu" Ichigo pun tersenyum dengan lembut, Shuuhei sudah lama tidak melihat senuman di wajah kekasihnya.

"aku mau mengajakmu pergi nanti pas valentine kau ada waktu hime?" Shuuhei menyentuh wajahnya lalu mengecup keningnya dengan penuh kasih sayang.

"aku ada waktu kok, kalau Shuukun pasti sibuk kan?" Ichigo menjadi merah padam ketika setiap Shuuhei memperlakukan dirinya dengan penuh kasih sayang.

"tidak tenang saja hime, baiklah kita akan pergi kemana saja yang kau suka" Shuuhei tersenyum ketika melihat Ichigo gugup dan wajahnya merah padam.

"arigatou. Shuukun bisa datang ke wisudaku? Aku dapat kartu undangan, jadi aku mau Shuukun datang" Ichigo teringat akan undangan wisudanya yang satu lagi akan mengundang siapa?

"baiklah, aku akan datang. Kau lelah? Istirahatlah dulu" Shuuhei kaget ketika mendengar ucapan Ichigo yang di undang ke kampusnya.

"arigatou, iya.. jangan pergi ya" Ichigo pun tidur di pangkuannya entah kenapa ia lelah saat ini.

"douitamashite Ichi-hime-chan, tentu saja" Shuuhei menciumnya lembut dan melepas jaket yang di pakai untuk menyelimuti Ichigo yang tertidur di pangkuannya. Ia mengelus kepalanya dengan sayang dan tangan yang lain mengengam tangan Ichigo.

Shuuhei tersenyum ketika melihat wajah polosnya saat tidur. Ia berpikir apa kejutan nanti bisa membuat Ichigo senang atau tidak? Ia sudah berfikir mantang mengenai hubungan mereka sejak lama. Ia tiddak tahu Ichigo akan menerimanya atau tidak. Ia cemas akan hal itu tetapi akan menerimanya dari keputusan Ichigo nanti. Ichigo melihat Shhuhei nyang termenung sedangkan tanganya terus mengelus kelapanya.

Ichigo bangun dari pangkuannya dan menciumnya lembut, Shuuhei tersentak dari lamunannya. Ia tidak menyadari Ichigo sudah bangun dan sedang menatapnya cemas. Shuuhei hanya memeluknya saja dan berbisik pelan di telinganya, Ichigo hanya mengganguk saja dan mengeratkan pelukan mereka.

Ichigo mengajak pergi dalam taman kerena ia masih harus membantu di kafe Kaien dan ia juga sudah berjanji kembali ke sana. Shuuhei mengantarnya kembali ke kafe baru setelah itu ia pergi ke kantor. Shuuhei mencium Ichigo dengan lembut ketika ia akan masuk ke kafe. Ichigo pun langsung masuk dan mengganti baju dengan baju pelayan. Shuuhei tersenyum ketika Ichigo serius membantu di sana dan menjalankan mobilnya pergi ke tempat tujuannya. Di perusahaan Ulquoirra ia masih di temanin oleh Kusaka yang membantu pekerjaannya yang menumpuk.

"Ulqui-kun… kau sudah selesaikan pekerjaannya? Kau jadi menemaniku kan?" Kusaka berjalan ke meja kerja Ulquiorra.

"Kusa-chan.. ini juga sudah selesai, baiklah ayo. Bgaimana dengan Shuuhei? Dia jadi ikut?" Ulquiorra melihat Kusaka dan mengelus kepalanya pelan.

"iya… dia sudah di sana. Ayo kita pergi" Kusaka segera menarik Ulquiorra pergi dari sana menuju ke sebuah tempat.

"konnichiwa Shuuhei-san" seorang pemuda berambut pirang datang menghampiri Shuuhei yang sedang memilih sesuatu.

"konichiwa Kira, sendirian saja, mau beli apa untuk besok?" Shuuhei melihat sekilas ke Kira lalu melihat-lihat lagi.

"iya, aku ingin membeli sesuatu untuk Kaien-kun. Aku belum tahu kalau soal itu" Kira menjawab dengan malu-malu.

"Shuuhei, Kira. Konichiwa" Ulquiorra datang bersama Kusaka di sebelahnya. Mereka berniat membeli barang untuk orang yang mereka sayangi.

"konichiwa mo, Ulqui-san, Kusa-san" Shuuhei menyapa mereka yang baru saja datang. Ia memperkenalkan Kira pada Kusaka, mereka belum sama-sama mengenal. Di saat yang Kaien menyuruh Ichigo untuk membeli suatu barang di toko langganan Kaien bisa membelinya.

"dasar nii-san kenpa tidak suruh orang lain saja sih?" Ichigo berjalan pun menyebrang ke toko itu yang terletak tidak jauh dari kafe. "Shuukun, bersama Kira-san dan siapa orang itu? Kenpa mereka bergandengan tangan? Kira-san juga kenapa bersama Shuukun" Ichigo tidak sengaja melihat Shuuhei dan Kusaka jalan bersama menuju mobil mereka. Kusaka yang tidak sengaja menyentuh wajah Shuuhei dengan mesrasa hal itu membuat Ichigo sakit.

"Ichigo…" Shuuhei yang menyadari keberadaan Ichigo lansung menghampirinya dan memluknya "Ichi-hime.. kau kenapa?"

"Shuu-kun baka…." Ichigo mepelaskan diri dari pelukan Shuuhei dan berlari dengan cepat meninggalkan mereka.

"Ichigo tunggu dulu aku bisa menjelaskan semuanya, aku pergi dulu" Shuuhei mengejar Ichigo yang pergi dengan wajah kecewa.

"baka… Shuukun baka" Ichigo berhenti berlari di sebuah taman dan terduduk di bawah pohon. Ia tidak menyangka kalau akan begini kejadiannya. Baru saja tadi siang ia bertemu untuk melepas rindu tetapi tadi ia bersama orang lain. Ia tenggelam dalam pikirannya dan tidak menyadari Shuuhei mencarinya sejak tadi. Shuuhei pun langsung mencari Ichigo ke kafe karena tidak menemukan Ichigo dimana saja. Ia bertemu Kaien yang akan pergi mencari ichigo juga, ia mendengar semuanya dari Ulquiorra yang melihat kejadian tadi.

Kaien tersenyum kecil setelah mendengar penjelasan dari Shuuhei, entah kenapa ia tidak bisa menahan senyumannya. Ia menepuk pundak Shuuhei dan menyuruhnya pulang besok baru ia kembali menemui Ichigo untuk menjelaskan semuanya. Ichigo yang sudah tidak bersemangat langsung pulang begitu saja, hampir saja ia tertabrak mobil kakaknya jika Kaien tidak melihat Ichigo. Ia membawa Ichigo pulang ke rumah, melihat Ichigo sangat kacau saat ini tidak mungkin ia menjelaskannya sekarang.

Setelah sampai Kaien menyuruh Ichigo membersihkan badannya terlebih dahulu agar ia berbicara dengan tenang dan tidak dengan emosi tetapi dengan kasih sayang. Ia menghela napas dan menunggu Ichigo di ruang tamu. Ia melihat Ulquiorra keluar dari kamarnya, kenapa ia tidak tahu kakaknya sudah pulang. Ichigo pun datang dan duduk di tengah-tengah kedua kakaknya, ia hanya diam saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Ichigo, niisan sudah mendengar semuanya dari Shuuhei tadi. Ia mengkhawatirkanmu setelah kau pergi begitu saja, ia sudah mencarimu-carimu tetapi tidak menemukannmu" Kaien membukan suara untuk hal yang satu ini.

"sebaiknya kalian bicarakan ini baik-baik Ichigo. Aniki tidak menyelahkanmu atau Shuuhei tapi menurut aniki kalian sama bersalah. Aniki tahu kau langsung pergi tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi" Ulquiorra juga berbicara mencoba membujuk Ichigo agar ia mau bertemu dengan Shuuhei.

"tapi niisan, aniki.." Ichigo hanya mendegarkan semua yang dikatakan oleh Kaien dan Ulquiorra.

"baka…" Kaien menjitak Ichigo pelan, sifat keras kepalanya tidak berubah juga "sudah Ichi kau jangan begini. Nii-san mau tanya kau percaya dan tidak mau kehilangan Shuuheikan?"

"sakit niisan. Iya aku percaya ke Shuukun dan tidak mau kehilangannya" Ichigo mengelus kepalanya yang sakit dan menjawab denagn yakin tanpa adanya keraguan sedikitu pun.

"jawabanya sudah jelas ichigo. Besok kalian harus bertemu dan kau harus mendengar semua penjelasnnya. Aniki tidak mau mendegra kalian beramtem lagi mengerti?" Ulquiorra tidak mengambil pusing dalam masalah ini.

"iya aniki, niisan, arigatou. Niisan besok jadikan?" Ichigo pun lega setelah membicarkan semua ini dengan kakak yang menyayanginya.

"tentu saja sekarang kau istirahatlah yang ada besok malah tidak enak buatanmu" Kaien mengacak-ngacak rambut Ichigo.

"niisan… iya oyasumi niisan, aniki" Ichigo sebal ketika Kaien melakukan itu kepadanya dan pergi ke kamarnya.

"oyasumi mo Ichigo, kau juga istirahat Kaien. Aku mau ke kamar dulu" Ulquiorra juga meninggalkan ruang tamu dan beristirahat setelah kejadian hari ini membuatnya lelah. Kaienpun mengecek seluruh pintu dan jendela sudah di kunci atau belum? Ia pun juga beristirahat agar esok hari kembali bersemangat.

Shuuhei melihat bulan dari dalam jendela kamarnya sembil mengingat kejadian tadi, juga merasakn sakit karena telah melukai Ichigo. Selama ini mereka tidak pernah bertengkar seperti ini. Besok ia akan menjelaskan ke Ichigo dan juga mengunjungi ke rumah keluarganya. Ia pun tertidur dengan lelap dan tidak lupa mendoakan orang-orang yang ia sayangi.

Matahari bersinar degan cerah di sambut oleh para warga yang sudah memulai berktifitas kembali, tidak kecuali di ruamh keluarga Shiba. Ulquiorrn sudah berangkat pagi-pagi karena ada rapat yang penting, sedangkan Ichigo pergi ke kafe menggantikan Kaien di kafe dan Kaien sendiri pergi ke took kue miliknya baru setelah itu ia pergi ke kafe untuk membantu di sana.

Jam makan siang pun cepat sekali datang mereka bersitirahat sejenak untuk mencari makan siang. Shuuhei pergi ke sebuah toko perhiasan untuk mengambil barang pesanannya, setelah itu ia pergi ke sebuah tempat merencakan untuk besok yang akan menjadi kejutan bagi Ichigo. Ia menyiapkan semuanya begitu baik dan sempurna. Setelah selesai membuat Ichigo menaruhnya dalam kulkas dan berencana memberikan kepada Shuuhei esok hari dengan, Kaien membantu Ichigo dalam membuat coklat. Ichigo pergi ke rumah Ishida untuk mengambil barang yang ia titipkan di sana.

"Shiba-kun masuklah. Kira-san ada di dalam" Ishida menyuruh Ichigo masuk kedalam dan mmebertitahukan bahwa Kira juga datang.

"arigatou Ishida, konichiwa Kira-san" Ichigo masuk dan menyapa Kira yang sedang meminum yang di sajikan Ishida. "ano Kira-san aku minta maaf yang kemarin"

"Ichigo-kun, tidak apa-apa kok ini semua hanya salah paham saja. Apa Kaien-kun ada di rumah?" Kira menjawab tanpa cangngung. Ichigo dan Kira adalah sahabat sejak smp mereka terus bersama sampai di universitas.

"iya Kira-san, ada kok. Nii-san pulang lebih cepat dari biasanya. Kira-san datang ke rumah niisan pasti senang" Ichigon lega karena bisa berbaikan dengan sahabatnya ini "sebentar lagi Kira-san jadi kakak iparku dong"

"Ichigo-kun, jangan bilang begitu" Kira pun menjadi canggung dan malu-malu ketika Ichigo berbicara begitu. Ichigo hanya tertawa kecil saja melihat sahabatnya ini yang masih malu-malu ketika berbicara masalah ini. Ishida datang membawakan minum untuk Ichigo dan mengeluarkan barang yang akan mereka ambil. Sudah lama mereka tidak berkumpul dan betukar cerita satu sama lain.

Ulquiorra pulang ke rumah bersama Kusaka dan Shuuhei yang bertemu saat mau masuk ke dalam rumah. Kaien pun membuatkan kue dengan resep barunya dan teh istimewa hari itu. Matahari pun terbenam di langit biru yang cantik, Ichigo dan Kira pamit pulang dari rumah Ishida.

"ne Ulqui-kun apa kau sudah menjelaskan kepada Ichigo?" Tanya Kusaka kepada Ulquiorra. Ia juga tidak enak dengan kejadian kemarin memang itu hanya salah paham saja tetapi jika tidak di jelaskan akan semakin panjang masalahnya.

"belum, nanti saja. Pasti sebentar lagi ia pulang, kau tidak usah cemas" Ulquiorra mencium keningnya dengan lembut, Kusaka mengangguk pelan sebagai jawaban.

" ano Ulquiorra-san, Kaien-san, aku ke sini mau membicarakan mengenai hubungan aku dan Ichigo" Shuuhei menjadi gugup ketika ia ingin berbicara dengan serius.

"ne, Shuuhei-kun kenapa kau jadi gugup begitu. Katakan saja, kau mau melamar Ichigo ya?" Kaien yang mengetahui hal itu menjadi meggodanya.

"itu… aku serius dengan Ichigo, benar yang di ucapkan Kaien-san aku ingin melamar Ichigo" Shuuhei pun menjawab dengan baik tetapi ada perasaannya menjadi campur aduk.

"kalau kami setuju saja tetapi itu tergantung jawaban dari Ichigo, dia menerimanya atau tidak. Apa kau sudah siap untuk mendengarnya?" Ulquiorra tahu mereka sudah berpacaran lebih dari dua tahun makanya sebagai kakak tertua yang menjawabnya.

"aku sudah siap dengan hal itu di tambah dengan kejadian kemarin" Shuuhei mengaruk kapalanya ydang tidak gatal dan berfikir mengenai hal itu.

"tenang saja ia pasti sudah tidak marah" Kaien tersnyum jail ke Shuuhei, ternyata ia dan Ulquorra telah memilih yang benar.

"aku pulang" Ichigo masuk bersama Kira dan ia kaget ketika melihat shuuhei datang ke rumah "S…Shuukun"

"Ichigo, kebetulan kau sudah pulang. Kira-kun kau datang juga kemarilah" Kaien senang ketika Kira datang kerumah, Ichigo duduk bersebelahan dengan Shuuhei dan Kira duduk di sebelah Kaien. "orang inikan yang kau maksudkan ototou? Dia ini kekasihnya aniki"

"eh? Gomen aniki aku tidak tahu" Ichigo kaget ternyata orang itu adalah kekasih Ulquiorra.

"ne Ichi-hime dan dia Kusaka Shoujiro sepupuku yang datang dari luar negeri. Maaf aku tidak menceritakannya" Shuuhei yang melanjutkan penjelasan ke Ichigo agar masalah ini tidak terus berlarut.

"kenapa kalian tidak bilang sih? Aniki juga tidak memberitahuku bahwa aniki sudah punya pacar juga" Ichigo menjadi sebal mendengar penjelasan ini tetapi ia lega masalh ini sudah selesai "gomen nasai aniki, Kusa-san, Shuukun"

"aku juga minta maaf hime. Maafkan aku ya" Shuuhei membawa Ichigo kedalam pelukannya dengan cepat Ichigo membalas pelukannya.

"tidak kok, aku juga sudah melalukannya kemarin. Salam kenal Ichigo-kun" Kusaka senang Shuuhei dan Ichigo sudah berbaikkan kembali.

"kau tidak bertanya pada aniki, hm.. kalian kalau mau jangan lakukan itu di sini dan ke kamar saja" Ulquiorra menjawab dengan nada biasa dan melihat mereka masih berpelukan.

"aku sudah bertanya kan tetapi aniki tidak menjawabnya. Baik-baik aku akan ke kamar saja ayo Shuukun, ne Kusa-kun hati-hati dnegan Aniki ya" Ichigo langsung pergi dengan menarik tangan Shuuhei ke kamarnya sebelum Ulquiorra marah. Kaien pun mengajak Kira pergi ke luar rumah.

"Shuukun… baka, aku tidak pernah cerita. Kau tidak percaya dengaku?" Ichigo cemberut karena Shuuhei tidak menceritakan semuanya dari dulu.

"maaf hime aku baru menceritakan sekarang. Kalau kau cemberut tidak manis lo" Ia mencubit pipi Ichigo dengan gemas buka membuat Ichigo tersenyum malah sebaliknya.

"iya.. aku mau mandi dulu" Ichigo beranjak pergi tetapi Shuuhei menahan tanganya.

"aku ikut Hime.." ia menggendong Ichigo ke dalam kamar mandi " kau sakit Hime-chan? Mukamu memerah." Shuuhei sengaja mengodanya reaksinya saat ini sangat imut.

"Shuukun~…. Aku merindukanmu" Ichigo memukul lenganya pelan dan mukanya beretambah merah padam seperti buah semangka.

"Aku juga hime…" Hisagi menciumnya lembut dan menurun perlahan, Ichigo membalas ciumannya sedangkan tanganya memeluk Hisagi.

"mmm… ahhh S..Shuukun jangan sekarang, kau jadi mengajaku pergikan?" Ichigo mendesah ketika Hisagi mencium, menjilat, dan menggigit lehernya pelan. Tidak lama muncul tanda kemerahan di yang menghiasi leher Ichigo.

"tentu saja Hime, baikalah" Hisagi mengecup bibirnya singkat lalu menatap Ichigo dengan pandangan lembut.

"Shuukun.. aishiteru" Ichigo menyembunyikan mukanya di leher, ia tahu mukanya sangat merah sekali.

"Ai shiteru mo Ichi-hime" sekali lagi Shuuhei membawa Ichigo kedalam ciuman yang panas.

Kejutan apa yang akan di berika Shuuhei Ke Ichigo?

Apakah kencan mereka akan bejalan lancar tanpa halangan?

TBC

Kai: kok malah Tbc tor?

Yup, nanti di chap berikutnya. Ini hadiah buat Shuukun dan Ichikun.

Ichi: hadiah apaan? Kena siksaan juga iya?

Hehehehe, ya nanti di chap berikutnya.

Shuu: dasar. RNR Please, sampai bertemu di chap berikutnya.