Berzerkers, konon adalah merupakan Pasukan Legendaris bangsa Viking yang melegenda di daratan Eropa. Pasukan ini dulunya dikenal dengan Pasukan Infanteri Bangsa Viking yang terkenal kejam dan maniak. Benar-benar maniak dengan badan tinggi dan tegap bersenjatakan Kapak khas Skandinavia dan tanpa perasaan takut sedikitpun terhadap musuh-musuh mereka.

Konon dalam sejarah. Sebelum gendang perang dibunyikan, para Berzerker menenggak minuman keras sebanyak mungkin, dan berdoa pada dewa-dewa Norse terutama Odin agar dihilangkan rasa takut dibenak mereka. Dan ketika memasuki pertempuran, kapak-kapak mereka siap melibas habis musuh-musuh mereka tanpa rasa kasihan sedikitpun. Mereka benar-benar mimpi buruk pada masa itu. Kadang tak jarang karena kebrutalan mereka, mereka memutilasi para musuhnya hidup-hidup hanya untuk bersenang-senang.

Namun ada satu hal yang hampir tidak diketahui dunia tentang para Berzerker pada masa itu. Yakni tentang dua orang Berzerker muda dari Pasukan legendaris daratan eropa tersebut. Percaya atau tidak, cerita ini diturunkan dari generasi kegenerasi dari masyarakat Skandivania yang merupakan tempat kerajaan Viking pada masa lalu.

Dalam cerita itu, disebutkan 2 orang Berzerker muda yang merupakan anggota Pasukan besar Berzerker pada waktu itu melakukan perjalanan melalui rute laut dengan kapal kecil mereka. Para berzerker maupun seluruh Bangsa Viking pada waktu itu tak ada satupun yang menyadari kepergian mereka, karena kedua Berzerker yang dirahasiakan Namanya itu berangkat sebelum Fajar tiba. Para berzerker yang lain baru menyadari mereka ketika pagi menjelang dan saat dimana salah satu dari mereka menemukan papan tipis yang bertuliskan tentang kepergian mereka.

Konon dalam cerita lain dari Versi berbeda, diambil dari cerita turun-temurun bangsa Yunani. Dalam cerita itu mereka juga menyebutkan tentang 2 orang pemuda yang berpakaian khas seorang Prajurit Utara melakukan perjalanan kepuncak gunung Olympus untuk menemui Dewa Perang, sang Dewa agung Kratos.

Dalam cerita disebutkan, kedua pemuda itu tanpa rasa takut sedikitpun menantang sang dewa perang untuk bertarung. Sang dewa yang melihat keberanian kedua pemuda yang berani menantangnya itu pun menerimanya. Namun sebelum pertarungan dimulai, kedua pemuda itu menenggak habis sebuah cairan yang berada didalam botol yang mereka bawa, diperkirakan cairan itu adalah semacam Alkohol atau cairan adiktif lainnya karena setelah mereka meminumnya, kedua pemuda itu langsung melesat dan menerjang sang dewa perang dengan hanya bermodalkan kapak sebagai senjata mereka dengan membabi buta dan terkesan tidak beraturan.

Sang dewa perang yang melihat serangan berbahaya dan membabibuta kedua pemuda itu akhirnya mengeluarkan pedang kembar andalannya. Dan pertarungan itupun dimulai.

Setelah sekian lama beradu ketangkasan dan kekuatan, kedua pemuda itu kalah telak dan sekarat melawan dewa perang tersebut. Pertarungan sengit yang memakan waktu 9 jam itu dimenangkan oleh sang dewa perang berkat jutaan pengalaman bertarung yang telah ia lakukan dalam hidupnya dan juga tak lupa dengan pedang kembar yang diberikan oleh sang dewi Strategi dan Perang.

Melihat kedua pemuda yang berhasil memberikan goresan-goresan luka kecil ditubuhnya, membuat sang dewa tersenyum menyeringai karena ia berfikir untuk menjadikan kedua pemuda itu sebagai muridnya karena ia tertarik setelah mendengar alasan kedua pemuda itu menantangnya bertarung. Alasan kedua pemuda itu disebutkan dalam cerita, kalau mereka ingin merebut pedang besar pemberian Zeus dan Artemis untuk mereka jadikan senjata pemusnah dimedan perang nanti dari tangan sang Dewa.

Akhirnya, setelah sebelumnya menyembuhkan kedua pemuda yang nyawanya berada diujung tanduk tersebut dengan menyatukan Blade Of Zeus dan Blade Of Artemis dengan jiwa kedua pemuda itu sehingga kedua pemuda itu selamat dari kematian dan juga secara tidak langsung membuat mereka menjadi abadi karena kedua pedang raksasa yang mempunyai jiwa sendiri itu menyatu dengan tubuh mereka, sang dewa langsung mengangkat kedua pemuda itu menjadi muridnya.

Beberapa tahun setelahnya, kedua pemuda itu akhirnya telah selesai melaksanakan pelatihan mengerikan mereka. Sang dewa lantas menyuruh kedua pemuda itu untuk kembali ketempat asal mereka. Sebelum pergi, kedua pemuda itu kembali bertarung dengan sang dewa untuk menguji kemampuan baru mereka. Tak seperti sebelumnya, pertarungan terakhir mereka bertiga berakhir dengan kemenangan kedua pemuda tersebut tentunya berkat kedua senjata yang mereka pegang, sang dewa yang melihat kekompakan kedua pemuda itu dalam bekerjasama untuk mengalahkan dirinya hanya tersenyum bangga. Sebelum akhirnya kedua pemuda itu meninggalkan gunung Olympus dan kembali ketempat mereka.

Bukannya sambutan hangat yang mereka terima setelah tiba ditanah kelahiran mereka. Melainkan pemandangan mengerikan yang mereka dapati, dimana mereka melihat tempat kelahiran mereka saat itu menjadi tempat yang sangat mengerikan. Dimana kawah tercetak dimana-mana dengan ribuan, bahkan ratusan ribu mayat berserakan dalam keadaan sudah membusuk.

Mereka yang melihat itupun syok setengah mati dan meledakkan kekuatan gila-gilaan mereka melihat kejadian itu. Mereka tidak tahu siapa pelaku dari pembantaian kaum mereka, mereka tidak tahu siapa yang melakukan pemusnahan kaum mereka, yang hanya mereka dapati disana hanya pemandangan mengenaskan tubuh-tubuh kaum mereka yang sudah membusuk. Mereka mencoba menyusuri setiap inci tempat itu untuk mencari jejak, namun tak ada secuilpun jejak yang mereka temukan.

Akhirnya sejak kejadian itu, mereka berdua menghilang. Menghilang dan melenyapkan diri dari pandangan dunia. Namun satu hal yang pasti, satu hal yang menjadi tujuan baru mereka. Yaitu mencari dan melenyapkan siapapun yang telah berani-beraninya membantai kaum mereka. Tak peduli itu manusia atau makhluk akhirat sekalipun, tujuan mereka hanya untuk melenyapkan pelaku pembantaian itu.


Berzerker : Dirty Version

.

.

Disclaimer : As you know, not me

.

.

Pair : Naruto x ? ][ Sasuke x ?

.

.

Genre : Friendship, Fantasy, Adventure, Humor (Mungkin Garing), Romance (Mungkin)

.

.

Rate : M (Bahasa dan kekerasan), MA (Adult Content)

.

.

Warn : AU, OC, OOC, HalfGodLike!NaruSasu, Simple Language, and many Mistake else.

.

.

Summary : Kami adalah bagian terakhir dari sebuah kaum yang melegenda di masa lalu yang masih mempertahankan Hidup kami sampai sekarang. Tujuan kami hanya satu, yaitu mencari dan membunuh pelaku yang memusnahkan kaum kami, tak peduli siapapun itu bahkan makhluk sekelas dewa sekalipun, kami tak akan ragu melenyapkannya.

.

.

Chapter 1: Beginnin'


"Sampai kapan kau akan membaca buku tak berguna itu Naruto?"

Seorang pemuda berusia kira-kira 18 tahun, dengan ciri-ciri berrambut Pirang-Emas jabrik beriris Shappire yang sedari tadi membaca buku usang tentang sejarah Viking itu menolehkan pandangannya mengarah ke seorang pemuda berrambut Dark-Blue beriris Onyx yang umur pemuda itu terlihat sama dengan si Jabrik yang dipanggil Naruto tadi.

"Apa maksudmu Sasuke?" tanya Naruto pada Pemuda Onyx yang bernama Sasuke itu. Saat ini pemuda itu sedang berdiri didekatnya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana seragamnya.

"Sudahlah, lebih baik kita pergi dari sini dan tinggalkan buku tak berguna yang hanya mengingatkanku dengan kejadian itu. Bel pelajaran sudah berbunyi tadi," kata Sasuke Acuh.

Naruto yang mendengar itu mendengus geli, entah setan apa yang merasuki tubuh sahabatnya itu sehingga sahabatnya yang dulunya irit kata itu sekarang secerewet ini. "Ara.. biarpun begitu, tapi aku heran dan penasaran bagaimana penulis buku ini mengetahui sebagian besar riwayat hidup kita, meskipun disini ada yang terkesan berlebihan." Sasuke mendengus kesal sekarang. Entah kenapa ia kesal mendengar trademark yang dipakai diawal kalimat sahabatnya itu sekarang seperti yang biasa dipakai oleh gadis yang sering menunjukkan senyum palsu dikelas mereka.

"Ck, kau ini seperti si Miko penggoda itu saja. Sekarang lebih baik kita tinggalkan tempat ini atau kau mau aku memutilasi tubuh bangsatmu itu,"sungut Sasuke semakin kesal. Pemuda ini sebenarnya heran dengan Sahabat Pirangnya itu, 'tak biasanya si Jabrik sialan ini menyentuh benda sakral bernama buku itu,' fikirnya.

"Ck, baiklah-baiklah. Kau dengan ancaman tak bergunamu itu." Akhirnya Naruto meletakkan buku itu di raknya semula, lalu pemuda itu berdiri dan menatap sahabat rambut bebeknya itu. "Lagipula, kau mengancam seolah kau bisa melakukannya saja." Setelah mengatakan itu Naruto nyelonong begitu saja, meninggalkan Sasuke yang saat ini sedang mengoleksi beberapa perempatan Urat dikeningnya.

"Cih. Dasar kuning tai sialan." Sasuke terus-terusan menyumpahi sahabat pirangnya yang sudah menghilang dibalik pintu keluar perpustakaan. Namun sesaat setelahnya, Sasuke menghela Napas panjang, meskipun benci mengakuinya, tapi perkataan terakhir sahabatnya itu memang benar. Sahabatnya itu memang tangguh kalau menyangkut soal kemampuan dan ketangkasan. Dan detik setelahnya, ia melangkahkan kakinya menyusul sahabat.


Afterschool

Saat-saat yang dinantikan oleh seluruh penghuni sekolah, khususnya kalangan Siswa akhirnya tiba juga. Berakhirnya pelajaran hari ini diartikan kebebasan dan perdamaian sejati dari para siswa-maupun siswi yang masih bergelut di bidang pendidikan. Sekarang lihatlah, para siswa-maupun siswi sekarang tengah berbondong-bondong menyerbu dan menembus gerbang sekolah mereka.

Dua dari ratusan siswa-siswi itu, sebut saja pasangan sahabat Naruto dan Sasuke terlihat lebih santai dari pada yang lainnya. Mereka berdua berjalan dengan tenang dibelakan barisan siswa-siswi yang sedang berlomba-lomba menerobos gerbang sekolah mereka.

Setelah cukup jauh dari lingkungan sekolah, Naruto dan Sasuke berhenti dan mampir sejenak di warung kecil dipinggir jalan hanya sekedar untuk membeli minum dan beberapa batang rokok. Dengan santainya mereka nongkrong didepan warung, tepatnya dibangku yang disediakan oleh warung tersebut.

Mereka dengan santainya menghisap rokok mereka masing-masing tanpa mempedulikan teman-teman sekolahnya yang berjalan melewati tempat mereka. Kebanyakan dari murid sekolahan itu berbisik-bisik pada temannya ketika melihat kelakuan kedua siswa yang tengah asik merokok disana. Bisikan-bisikan itu kebanyakan berisi cemoohan-cemoohan kepada duo sahabat tersebut, mari kita dengarkan bisikan-bisikan mereka satu-persatu.

"Ishh, mereka tidak malu sekali dengan seragam yang mereka kenakan, seenaknya saja berkelakuan buruk saat memakai seragam sekolah kita."

"Padahal mereka berdua sangat tampan dan aku rela memberikan tubuhku pada mereka, tapi setelah melihat kelakuan mereka, amit-amit deh."

"Sayang sekali pemuda tampan seperti mereka, memiliki kelakuan preman seperti itu."

"Ihh Ilfeel banget melihat kelakuan mereka."

Ya, dan masih banyak lagi. Dan kebanyakan dari mereka adalah kaum perempuan. Namun bagaikan orang budeg stadium akhir, Naruto dan sasuke malah menganggap itu hembusan angin kosong yang tak membawa apa-apa. 'Persetan dengan apa yang mereka katakan. Mengurusi diri sendiri saja belum becus, malah berani mengurusi orang lain' pikir kedua sahabat itu.

Dan inilah salah satu penyebab mereka dijauhi oleh seluruh siswa/i yang ada disekolah. Penyebab yang lainnya adalah, mereka sangat dingin dan tak ingin diganggu sedikitpun, berani mengganggu berarti siapkan uang untuk menyewa ruang pasien dirumah sakit.

"Oy Sas, ntar malam kita kemana nih?" tanya si Jabrik aka Naruto setelah menengguk minumannya.

"Entahlah, palingan nanti kau mengajakku ke Klub Malam di pinggir kota lagi," jawab Sasuke cuek bebek dan memilik untuk kembali menghisap rokoknya.

Dan jawaban kawan seperjuangannya barusan membuat si Jabrik itu nyengir. "Hehe, kau ini tau saja Sas. Lagian, kau juga suka bermain dengan mereka kan?" Sasuke hanya mendengus mendengar perkataan idiot sahabatnya. Ya, maksudnya mendengus menyetujui(?) perkataan sahabat Idiotnya itu.

Beberapa saat setelahnya, mereka berdua akhirnya mengakhiri acara nongkrong mereka dan kembali berjalan. Namun bukannya kearah kediaman mereka, mereka malah berjalan kearah yang berlawanan. Mereka berjalan dengan santai masih dengan rokok yang terselip di jari mereka berdua. Kelihatannya mereka berdua ingin jalan-jalan menyusuri jalanan yang ada di Kota Kuoh ini.


Tok! Tok! Tok!

Suasana tenang didalam kediaman NaruSasu tiba-tiba buyar, setelah mendengar bunyi ketukan pintu yang berasal dari pintu depan rumah mereka. Naruto yang tadinya asik menonton Movie yang berjudul Out****er yang tengah tayang di layar televisi didepannya itu akhirnya berdiri dari duduknya dan menuju kearah pintu, bermaksud untuk melihat siapa gerangan yang berkunjung malam-malam begini.

Sedangkan Sasuke yang sedari tadi sibuk memoles sebuah pedang yang ukurannya nauzubillah itu hanya menoleh sekilas kearah pintu, namun akhirnya kembali melakukan aktivitasnya dengan sesekali memperhatikan layar TV yang sedari tadi sahabat pirangnya itu tonton.

"Terima kasih atas kirimannya."

Itulah kalimat yang ia dengar dari sahabatnya sebelum kembali menutup pintu rumah mereka. Sasuke mau tidak mau kembali menolehkan kepalanya kearah Naruto yang saat ini berjalan mendekat dengan sebuah Kotak kardus yang berukuran cukup besar yang dibawanya.

"Apa itu Nar?" tanya Sasuke dengan memandang penasaran kotak kardus yang sekarang sudah diletakkan dimeja depan TV yang masih menyala.

"Seperti biasa. Minuman para dewa." Sasuke mendengus mendengar jawaban teman pirangnya itu. Ya, Sasuke tahu betul apa yang dimaksud oleh si Pirang itu, lantas ia kembali melanjutkan aktivitas memoles pedang ukuran Nauzubillah-nya.

"Daripada melakukan hal yang tak berguna macam memoles pedang yang bahkan debu saja tidak berani menempel dipermukaan pedangmu itu. Lebih baik kau gunakan pedang itu untuk membabat habis para Gagak tak berguna yang sepertinya sedang berpesta bersama Iblis Muda kebangsawanan Gremory di gereja bobrok di pinggir kota sana."

Mendengar hal itu, sekali lagi sasuke menghentikan gerakan tangannya yang sedang memoles pedang besarnya serta kepala si bebek nungging itu menolehkan kepalanya kearah si pirang. "Beneran nih? Kau tau dari mana Nar?" tanya Sasuke dengan mata yang berkilat tertarik. 'Lumayan, Pedang kesayanganku sudah lama tidak mandi darah.' Batin nyeleneh Sasuke.

"Kebetulan saat membuka pintu tadi, saat ngambil nih minuman. Aura mereka tak sengaja kurasakan," jawab Naruto enteng setelah membuka kardus didepannya yang ternyata berisi 12 botol berisi cairan hijau muda. Merek minuman tersebut adalah Absinthe, minuman yang katanya berisi 70% alkohol perbotolnya.

"Hn, kedengarannya menarik. Baiklah, daripada disini tidak ngapa-ngapain sama rambut tai macam kau. Lebih baik aku bersenang-senang," kata Sasuke dengan nada yang sungguh mengejek. Setelah itu Sasuke mencomot 2 botol Absinthe dengan gerakan ogah-ogahan, lalu membuka tutup kedua botol tersebut. Setelah itu Sasuke merogoh saku celana pendek yang ia kenakan untuk mengambil sesuatu. Ternyata yang diambil oleh pemuda itu adalah bungkus plastik obat yang berisi 6 tablet berukuran untuk orang dewasa berwarna putih, lalu Sasuke memasukan tablet tersebut kedalam 2 botol Absinthe yang diambilnya masing-masing 3 butir.

"Oy-oy. Kau yakin mencampur tablet itu dengan minumanmu? Nanti rambut unggas busuk sepertimu bisa lepas kendali dan membabat habis Iblis dari kebansawanan Gremory itu," kata Naruto memperingati sekaligus membalas ledekan Sasuke tadi.

Sasuke yang mendengar peringatan sekaligus ejekan sahabatnya itu hanya memutar matanya bosan. "Aku tidak selemah itu bung," jawab Sasuke bosan lalu mengocok kedua botol tersebut untuk melarutkan tablet yang ia masukkan tadi, lalu menenggak habis satu dari 2 botol tersebut. Naruto sendiri menatap sahabat unggasnya itu dengan kekehan kecil yang keluar dari mulutnya.

Prangg!

Setelah isi botol itu ludes, Sasuke dengan seenak udelnya membanting botol yang sudah kosong tersebut kelantai hingga membuat botol tak berdosa itu penyah berkeping-keping. Naruto yang melihat kejadian Absurd itu hanya berkeringat jatuh ria.

"Payah, baru satu botol saja sudah mabuk," ejek Naruto yang sebenarnya kesal melihat kelakuan sahabatnya. Bukan apa-apa sih, Cuma apa yang sasuke lakukan tadi mengotori lantai yang sudah lelah-lelah ia bersihkan.

"Bukannya mabuk Nar. Cuma maksudku mecahin tuh botol biar rame, itu TV bangkotan udah ko'id sendiri dari tadi," ujar Sasuke sambil menunjuk TV yang ada di ruangan itu ternyata sudah mati dengan sendirinya. "Yaudah, cabut dulu Bro." Setelah ucapan barusan, Sasuke malah seenaknya nyelonong pergi meninggalkan Naruto yang cengo melihat kejadian tadi.


Beralih ke tempat lain, tepatnya di belakang gereja Bobrok yang berada dipinggir kota Kuoh. Terlihat saat ini 2 orang gadis berrambut Crimson dan Dark-Blue sedang bertarung sengit melawan puluhan Malaikat Jatuh ditempat itu. Pertarungan, atau lebih tepatnya disebut pengeroyokan sengit itu berlangsung agak lama. Sehingga sampai pada puncaknya, kedua Iblis betina itu jatuh tertunduk kehabisan Tenaga dan Energi Demonic yang mengalir dalam tubuh mereka, keduanya sama-sama ngos-ngosan dengan pernafasan yang sangat tidak teratur.

"Hahaha. Cuma itukah kemampuan adik Maou Lucifer? Memalukan sekali." Suara ejekan tersebut berasal dari mulut salah satu Malaikat Pendosa tersebut, tepatnya Malaikat Jatuh yang mengenakan setelan seorang Detektif, Donaseek.

Kedua iblis betina itu hanya terdiam mendengar ejekan tersebut. Meskipun terdengar menjengkelkan, namun gadis Berrambut Crimson yang merupakan sasaran Ejekan barusan memilik untuk diam untuk mengatur pernafasannya.

"Hahh.. Bagaimana ini Buchou.. hah.. hah.." si rambut Crimson mengalihkan pandangannya kesamping, tepat kearah gadis yang mengkonsumsi bidak Qween tersebut dengan pandangan yang sulit diartikan.

"A-aku juga tidak tau Akeno.. hah.. hah.." jawab Gadis Crimson itu dengan nafas yang 11-12 dengan gadis yang ada disampingnya. Gadis Crimson bernama Rias itu sekarang sudah tidak tahu mau berbuat apa, energi sihirnya sudah terkuras habis setelah melawan puluhan Malaikat Jatuh yang tak ada habisnya. Ia sempat mengumpat kesal karena gara-gara budak mesumnya itu membuatnya terjebak di situasi sekarang ini.

"Hahaha.. sepertinya kau sudah siap kehilangan nyawa Gremory." Donaseek berujar sombong nan angkuh kepada kedua gadis iblis itu, lantas ia pun menciptakan LS dikedua tangannya diikuti oleh semua malaikat jatuh yang ada disana. "Baiklah anak-anak. Ayo Sera—"

"Ehem!"

Kalimat yang keluar dari mulut Donaseek harus terhenti akibat ada suara lain yang tiba-tiba menyalip kalimatnya. Lantas mereka semua, termasuk kedua Iblis Muda itu menoleh keasal suara tadi. Dan alangkah kagetnya mereka melihat seseorang yang duduk ditempat yang cukup dekat dengan mereka. Seketika juga mereka sedikit Sweatdrop melihat pelaku deheman tadi.

Bagaimana tidak, saat ini mereka semua melihat seorang pemuda berrambut bebek nungging yang mengenakan baju kaos oblong berwarna merah dan memakai celana Levis pendek aka Sasuke saat ini duduk santai menyandarkan punggungnya di bagian pipih pedang besarnya yang menancap dibelakang tubuhnya. Sasuke sendiri sekarang tengah menatap mereka dengan setengah mata tertutup sambil sesekali menenggak isi botol yang ia genggam.

"Oy Manusia Lakntat! Kalau kau mau mabuk jangan disini Woy!" teriak Donaseek yang sudah sembuh dari Acara Sweatdropnya, tapi 'Kapan manusia rendahan itu datang? Aku sama sekali tidak merasakannya,' batin Donaseek bingung.

Hal yang sama juga terjadi dengan semua yang ada disana. Setelah sembuh dari acara Sewatrop mendadak tadi, mereka juga heran dan bingung karena sebelumnya mereka tidak merasakan hawa kehadiran pemuda yang sedang menengguk minuman yang ia bawa.

"B-bukannya dia adalah Uchiha Sasuke, si siswa yang terkenal dengan kelakuan buruknya itu buchou?" tanya Akeno memastikan memastikan menglihatannya masih Normal. "Kau benar Akeno." Dan Cuma itu yang Keluar dari mulut Rias.

Lain halnya dengan para Gagak, kedua Gadis iblis itu saling pandang sejenak sebelum akhirnya kembali memandang pemuda itu. Mereka tentu saja kenal dengan Drunker itu karena mereka berdua berkelas di ruang yang sama dengan pemuda itu.

Sasuke yang mendengar teriakan tadi hanya memandang Pria yang berpenampilan detektif itu dengan pandangan bosan. Setelah isi botol yang digenggamnya kandas, Sasuke berdiri dengan semboyongan dan menyandarkan lengan kanannya di pedang yang besarnya hampir melebihi ukuran tubuhnya itu.

"Tadinya aku ingin setelah datang ketempat ini, aku ingin langsung memusnahkan dan memandikan pedangku dengan darah kalian, tapi ternyata saat aku datang, kalian sedang bersenang-senang dengan kedua Iblis Betina itu," kata Sasuke yang sudah dalam keadaan setengah sadar, sambil memandang teman sekelasnya yang sepertinya sedang kesal setelah mendengar panggilan terkesan kurang ajar yang keluar dari mulut Sasuke.

"Hahahaha. Apa aku tak salah dengar Manusia Rendahan!? Memusnahkan kami? Jangan bercand—"

Brakk!

"A-a-ARRGGHHH!"

Sweatdrop.

Rias dan Akeno mengeluarkan keringan sebesar jempol kaki setelah apa yang mereka lihat barusan. Dengan seenak rambut unggasnya, Sasuke melempar botol kosong yang ia genggam kearah Donaseek yang sedang berceloteh dengan nada sombongnya. Dan dengan indah dan dan dramatisnya botol itu menabrak sekaligus menancap tepat diselangkang Donaseek, membuat Malaikat Jatuh itu jatuh bersimpuh dengan mata melotot serta melolong kesakitan merasakan ngilu yang terasa amat menyakitkan di selangkangnya, tak lupa tangannya saat ini sedang menangkup selangkangnya yang tak ia sangka begitu terasa ngilu luar biasa.

Dari pihak Malaikat Jatuh itu sendiri, mereka hanya cengo melihat kejadian yang menimpa Ketua mereka itu, lantas mereka semua menatap tajam si pelaku yang saat ini sudah mencabut pedangnya dan sekarang pedang itu sudah bertengger manis di pundak kanan pemiliknya. Donaseek, korban dari pelemparan botol tadi kembali berdiri dan menatap bengis pemuda itu, ia merasa harga dirinya dinjak-injak oleh Manusia kurang ajar tersebut, apalagi sampai sekarang ia masih merasakan ngilu didaerah selangkangnnya.

"Berani-beraninya kau melakukan itu padaku manusia laknat! AKAN KUBUNUH KAU!" setelah selesai dengan teriakan kemarahannya, Donaseek langsung melesat dengan Lsyang sudah siap untuk menusuk Manusia rendahan yang telah mempermalukan dirinya.

Sasuke yang melihat kedatangan musuhnya hanya menyeringai. Tiba-tiba pedang besarnya mengeluarkan pendar berwarna ungu gelap dan mengeluarkan hawa yang begitu dingin dan mencekam. Tak hanya itu, pendar itu juga merambat dan menyelimuti setiap inici tubuh Sasuke. Semua yang merasakan tekanan aura mengerikan ditubuh Sasuke Cuma membulatkan mata mereka tak percaya, aura Asing yang baru saja mereka rasakan itu bahkan membuat Donaseek menghentikan lajunya.

"Oy, kenapa berhenti? Ayo serang aku Gagak tua tak berguna." Sasuke dengan lantangnya memprovokasi sambil menunjuk lawannya dengan pedang besar yang entah kenapa terlihat begitu mengerikan sekarang. Dan sepertinya, malaikat jatuh macam Donaseek yang sangat mudah terpancing emosi langsung saja kembali melesat kearah Sasuke tanpa memperdulikan Aura Sasuke yang sebenarnya membuatnya err.. takut.

"MATI KAU BANGSAT!"

Donaseek yang sudah berjarak 5 meter didepan Sasuke langsung melemparkan kedua LS miliknya dengan kecepatan tinggi kearah kepala dan badan Sasuke. Dan entah kenapa saat melihat kedua LS yang sudah didepan mata, Sasuke menyeringai mengerikan dengan kantung mata yang sepertinya terasa berat untuk terbuka sepenuhnya melihat apa yang ada didepannya.

Flashh!

Donaseek membulatkan mata tak percaya melihat kejadian barusan, dimana LP miliknya yang kurang dari 2 senti dari kulit wajah serta dada Sasuke, mata kedua tombaknya hanya menembus angin kosong karena dengan sangat cepat, Sasuke menghilang ditempatnya berdiri dengan meninggalkan bekas kilat ungu berwarna Ungu gelap.

Jrasshh!

Belum sampai 2 detik berlalu, Donaseek tak bisa untuk tak teriak sekeras mungkin merasakan rasa sakit yang amat sangat dari sebuah pedang yang berukuran seperti tubuh orang dewasa serta mengeluarkan pendar Ungu gelap itu menembus tubuhnya dari belakang. Bahkan, dia bisa melihat sendiri darahnya yang sudah membanjiri pedang besar tersebut dan melihat sendiri bagaimana tajamnya ujung pedang itu. Mulutnya tak hanti-hentinya menyemburkan darahnya sendiri. Dan ketika menolehkan kepalanya dengan susah payah, Donaseek hanya melihat Sasuke yang saat ini menyeringai keji dengan mata yang berkilat horror kearahnya.

Jrassshhh!

Brukk!

Setelah itu Sasuke memutar tubuhnya dan melempar tubuh Donaseek yang masih menancap di pedangnya dan melempar tubuh Donaseek langsung dengan pedangnya kearah kawanan Gagak yang saat ini Syok bukan main melihat ketuanya di kalahkan dan dibunuh dengan sangat cepat oleh sosok Manusia didepannya. Tubuh Donaseek yang mendarat didepan mereka langsung melebur menjadi debu-debu hitam berterbangan ketika Malaikat Jatuh malang itu meregang nyawa.

"Sekarang giliran kalian."

Para gagak yang memandang nanar debu-debu hitam yang berasal dari tubuh ketua mereka langsung mengalihkan perhatiannya kearah Sasuke yang tiba-tiba kembali mengeluarkan kalimat dari mulutnya. Para Malaikat Jatuh itu dengan bodohnya menggeram marah langsung melesat kearah pemuda itu tanpa tahu siapa yang saat ini mereka hadapi. Rasa takut mereka sepertinya hilang setelah melihat ketuanya terbunuh dengan mudah dan sadis oleh pemuda yang sedang mabuk tersebut.

"Ayo semuanya! Bunuh manusia rendahan itu!" dan dengan lantangnya, seruan itu juga turut meramaikan bunyi telapak kaki mereka yang saat ini melesat kearah Sasuke.

"Khu.. khu.. datanglah.. datanglah padaku. Pedangku sangat menginginkan darah kalian." Sasuke bergumam mengerikan melihat puluhan Malaikat jatuh yang sedang mendekat kearahnya. Pedang yang berlumuran darah Donaseek sebelumnya itu kembali mengeluarkan auranya, kali ini semakin meningkat dan terus meningkat seiring derap langkah kaki para Malaikat jatuh itu mendekat kearahnya.

Rias dan Akeno yang sedari tadi melihat dan menatap tak percaya dengan apa yang dilakukan oleh teman sekelas mereka yang mereka sangka hanyalah manusia biasa yang berkelakuan buruk itu sekarang tertegun dan menatap horror pemuda tersebut. Mereka hanya diam mematung dengan bola mata bergetar melihat bagaimana Pemuda itu sekarang dengan tanpa rasa ragu maupun rasa kasihan menebas dan memotong-motong tubuh para Malaikat jatuh yang sebelumnya membuat mereka berdua kewalahan dan kehabisan tenaga itu satu persatu.

Jeritan kesakitan dan penderitaan yang keluar dari para malaikat jatuh itu sama sekali tak membuat pemuda itu membunuh mereka satu-persatu. Rias dan Akeno yang menjadi penonton pembantaian itu tak kuasa untuk tidak bergetar ketakutan melihat pemuda bernama lengkap Uchiha Sasuke itu membunuh korbannya seperti Psychopath yang gila akan darah.

Bruk! Bruk!

Setelah menebas Malaikat jatuh terakhir menjadi dua bagian. Sasuke berjalan dengan semboyongan kearah kedua Iblis muda yang saat ini bergetar ketakutan sambil memandang dirinya. Namun, bukannya berhenti didepan mereka, pemuda itu malah melewati mereka tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Ternyata tujuan pemuda itu adalah keluar dari belakang gereja itu karena kebetulan jalan keluarnya ada dibelakang kedua gadis itu.

Rias yang baru saja mengambil ancang-ancang untuk berteriak memanggil pemuda itu, tidak jadi karena dengan cepat Akeno membekap mulutnya dengan erat. "Jangan berurusan dengannya sekarang Buchou, bisa menjadi petaka kalau Uchiha-san mengarahkan ujung pedangnya kearah kita berdua mengingat sekarang dia dalam keadaan mabuk," bisik Akeno kearah telinga ketuanya itu.

Rias yang baru saja ingin protes langsung terdiam setelah mendengar bisikan Sahabatnya itu. Akeno benar, menyapa atau meneriaki pemuda itu bisa saja membuat nyawa mereka terancam sekarang. Biarlah besok atau pertemuan selanjutnya ia bisa berbicara pada pemuda yang sebenarnya secara tidak langsung itu telah menyelamatkan nyawa mereka berdua. "Sekarang lebih baik kita kedalam untuk membantu Ise-kun Buchou," lanjut gadis itu mengajak Rajanya.

Sasuke yang saat ini berjalan dengan sedikit semboyongan cukup jauh dari kedua gadis itu hanya menyeringai. Pemuda itu bisa mendengar bisikan Iblis berrambut Dark-Blue tersebut, namun itu tak bertahan lama setelah iya telah keluar dari kawasan gereja bobrok tersebut, lantas ia menghilangkan pedang besarnya yang berlumuran darah korbannya malam ini yang sedari tadi ia seret dan kembali berjalan menuju ke kediamannya.


Cklek!

Sasuke membuka pintu kediamannya dengan ogah-ogahan dengan tampang ogah-ogahan pula. Setelah menutup kembali pintu itu, Sasuke berjalan pelan dengan sedikit semboyongan melewati ruang tamu menuju ke ruang tengah, 'Semoga si rambut tai busuk sialan itu masih menyisakan aku minuman dewanya itu,' batinnya nyeleneh.

Setelah sampai diruang tengah, Sasuke mendengus dan menatap bosan dengan beberapa curut yang tengah melakukan sesuatu disana. Dimana saat ini dia melihat Sahabat jabriknya itu duduk di sofa yang mengarah padanya dengan telanjang bulat dan ditemani 3 perempuan asing yang sedang asik melakukan kegiatan masing-masing. Dua dari tiga wanita itu saat ini sedang menjilat dan mengulum torpedo berukuran besar milik Sahabat Pirangnya itu, sedangkan yang satunya lagi sedang duduk disamping Naruto sambil memegang gelas berisi cairan hijau muda yang diketahui diambil dari Botol yang sama dengan yang ia bawa tadi, wanita itu meminum cairan itu lalu membaginya dengan sahabat pirangnya itu langsung melalui mulut ke mulut.

Naruto yang melihat kawan seperjuangannya itu sudah pulang hanya menatap Sasuke dengan mata setengah terbuka. "Ahh,, sudah pulang kau Rambut unggas busuk sialan." Ketiga perempuan itu menghentikan kegiatannya hanya untuk ikut melihat Sasuke yang berdiri tak jauh dari mereka.

"Ck, menyewa wanita malam lagi huh?" ujar Sasuke bosan dan bernada meremehkan melihat ketiga Jalang yang ada disana satu-persatu, setelah selesai melihat-lihat, Sasuke kembali menatap Naruto dengan tatapan yang masih dengan tatapan meremehkan. "Tapi, apa kau sudah menyiapkan jatahku juga? Jangan bilang kau membeli mereka tanpa membelikanku juga," lanjutnya.

Ketiga wanita yang mendengar perkataan pemuda itu Sweatdrop. Mereka pikir pemuda itu akan beradu argumen dengan pemuda yang menyewa mereka, namun ternyata pemuda itu juga sama saja.

Naruto yang mendengar perkataan sahabatnya barusan hanya tersenyum menyeringai. "Ck, kau bicara seolah kau tidak ingin saja, tapi nyatanya kau juga pengen rambut unggas busuk sialan." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Naruto menepuk tangannya dua kali dan tiba-tiba saja pintu kamar Sasuke yang tersambung dengan ruangan itu terbuka dan keluarlah 3 perempuan dari dalam kamar tersebut. Sasuke yang melihat itu menyeringai senang.

"Kau memang sahabat rambut taiku yang pengertian." Setelah menyelesaikan perkataan nyelenehnya, Sasuke langsung nyelonong semboyongan kearah kamarnya dan mengajak ketiga wanita itu masuk. Namun sebelum pintu kamar itu tertutup, Sasuke menggantung sebuah papan kecil yang bertuliskan "Don't distrub me, Im fuckin' bussy now!" di pintu kamarnya.

Naruto yang melihat itupun terkekeh, apa lagi setelah beberapa saat Naruto dan ketiga wanita cantik yang menemaninya itu mendengar desahan-desahan Erotis yang berasal dari kamar sahabatnya itu, pandangannya beralih ke ketiga wanita tersebut. "Ayo lanjutkan sayang," kata Naruto mengomando ketiga wanita tersebut.

"Ha'i." Ketiga wanita itupun berujar serempak dan langsung melanjutkan kegiatan mereka.


TBC


AN :

Entah setan apa yang merasuki tubuh Author hingga membuat Author menulis cerita ini, hehe.

Oh iya, Hallo Minna! Balik lagi dengan Ruin disini.

Fic kali ini agak nyelenteh dari fic author yang lainnya, tapi semoga ada diantara kalian yang suka dengan cerita ini, hehe. Dan jika berkenan, tuliskan pendapat, pertanyaan, kritikan, saran, flame kalian untuk meramaikan Page Review fic ini.

Segini aja dulu, See you in next stage!

Salam [Rule Breaker]