Title: 95 TWINS LIFE AND LOVE

Cast: Taehyung, Jimin, Jungkook (figuran: Yoongi, Hoseok, Namjoon, Jin, beberapa idol lainnya) - #VMin (as twinnie) #VKook #JiKook FF

Lenght: Drabble Collection

Rating: 15+

Author: Tae-V [Line KTH_V95, Twitter KTH_V95]


Ini adalah cerita kumpulan drabble 95 Twins dimana Taehyung dan Jimin adalah seme yang kekanakan, sementara Jungkook adalah uke yang manis namun manly :)

.

STORY 1 - THE BEGINNING

Kim Taehyung dan Kim Jimin.

Mereka adalah dua anak kembar, yang sama sekali tidak ada mirip-miripnya.

Jimin lahir lima menit lebih dulu dibandingkan Taehyung. Mungkin karena tubuhnya lebih kecil dari Taehyung makanya ia keluar terlebih dulu dari perut ibu mereka.

Tak lama setelah Jimin lahir dengan selamat, Taehyung pun keluar dari perut sang ibu dengan selamat juga.

Walaupun sama sekali tidak mirip, mereka berdua tumbuh menjadi dua anak kembar yang sangat akur.

Karena tubuh Jimin lebih kecil dari Taehyung, Taehyung selalu siap sedia membantu Jimin setiap Jimin dalam kesulitan.

Dan karena Taehyung memiliki keterbatasan dalam pemilihan kosakata, Jimin selalu membantu Taehyung setiap mereka tengah berbicara dengan orang lain.

Mereka tumbuh sangat dekat hingga mereka berusia enam tahun.

Karena di usia mereka yang ke enam tahun, ayah dan ibu mereka bercerai.

Taehyung ikut dengan ayahnya ke Daegu, sementara Jimin ikut dengan ibunya ke Busan.

Ayah dan ibu mereka menikah lagi.

Dan karena suami baru sang ibu bermarga Park, maka otomatis di usianya yang ke delapan tahun, nama Jimin berubah menjadi Park Jimin.

Taehyung dan Jimin tidak diijinkan saling berkomunikasi oleh kedua orang tua mereka, hingga akhirnya mereka saling melupakan satu sama lain.

Rasa benci pun jadi bermunculan, karena Taehyung kesal mengapa Jimin tidak pernah menghubunginya, begitupun juga dengan Jimin yang merasa kesal mengapa Taehyung tidak menghubunginya sekalipun setelah mereka berpisah.

Taehyung menjalani kehidupan SMA nya dengan cukup baik, begitupun dengan Jimin.

Taehyung sangat menyukai dunia theater, sementara Jimin sangat menyukai dunia seni tari.

Mereka lulus SMA dengan nilai yang cukup memuaskan, dan takdir pun akhirnya mempertemukan mereka.

Karena mereka ternyata sama-sama diterima sebagai mahasiswa jurusan seni di Bangtan National University.

Awalnya, mereka sama-sama tidak tahu bahwa mereka mendaftarkan diri di kampus yang sama karena mereka sudah lost contact sejak lama.

Di hari pertama masuk kuliah itulah, pertama kalinya mereka kembali dipertemukan setelah berpisah di usia mereka ketika enam tahun dulu.

Bangtan National University mengharuskan para mahasiswanya untuk tinggal di dorm kampus.

Dan Taehyung mendapatkan Jimin sebagai roommatenya!

Bukankah takdir begitu lucu mempertemukan mereka sebagai roommate?

.

.

.

Hari pertama perkuliahan dimulai.

Taehyung berjalan menuju dorm sambil menarik tas kopernya dengan senyuman cerah di wajahnya.

"Akhirnya! Aku terbebas dari celotehan ibu tiriku yang bawel dan menyebalkan itu! Hahaha~" sahut Taehyung. Ia begitu bahagia akhirnya bisa tinggal terpisah dari ibu tirinya yang sangat bawel dan menyebalkan.

Taehyung pun tiba di kamar 1306.

Dan nama itu terpampang di pintu kamarnya.

Nama kedua penghuni kamar itu.

Kim Taehyung - Park Jimin. Room 1306.

Taehyung sedikit cemberut melihat nama Jimin.

"Cih! Mengapa roommateku harus bernama Jimin? Mengingatkanku akan si kecil Jimin yang menyebalkan itu saja!" gerutu Taehyung.

Taehyung sama sekali tidak tahu bahwa ibunya menikah lagi dengan pria bermarga Park, jadi ia sama sekali tidak tahu bahwa saudara kembarnya kini bernama Park Jimin.

Taehyung masuk ke dalam kamar dormnya.

Kamar itu terdiri dari dua single bed, dua buah lemari pakaian, dua meja belajar, satu rak buku besar, dan sebuah kamar mandi.

"Johaaa~ Kamarnya cukup luas dan bersih.. Aku suka dengan dorm ini..." sahutnya sambil berbaring di atas kasur yang berada di sudut kiri ruangan.

Mengapa Taehyung memilih kasur di sudut kiri? Karena kasur di sudut kanan menghadap persis ke jendela kamar.

Taehyung benci harus tersorot sinar matahari di pagi hari, makanya ia memilih kasur di sudut kiri.

"Untung aku datang duluan, jadi aku bisa memilih tempat tidurku!" sahutnya sambil mulai memasukkan pakaiannya dari koper ke lemari pakaian yang berada di sudut kiri ruangan.

Taehyung juga mulai menata meja belajar yang berada di sudut kiri ruangan.

"Sebelah kiri ruangan ini resmi menjadi milikku! Hehehe~" sahutnya sambil duduk di kursi meja belajar.

Tak lama kemudian, Jimin tiba tepat di depan kamar dormnya.

Kamar 1306.

Jimin terpaku sejenak menatap nama yang tertera disana.

"Kim Taehyung?" gumamnya sambil memiringkan kepalanya. "Tidak mungkin orang itu kan? Di Seoul ini, ada sangat banyak orang dengan nama Kim Taehyung kan?"

Jimin segera membuka pintu kamar dormnya itu.

Taehyung, yang tengah duduk di kursi meja belajarnya, mendengar suara langkah kaki dan pintu dibuka. Taehyung menoleh ke arah pintu itu.

Jimin dan Taehyung saling bertukar pandang.

Dan detik itu juga, kedua bola mata mereka terbelalak lebar!

Walaupun mereka sudah terpisah tiga belas tahun lamanya, namun wajah mereka sama sekali tidak mengalami banyak perubahan!

Dan tentu saja, mereka bisa saling mengenali wajah kembarannya itu!

"Kim... Kim Taehyung?" Jimin terbelalak menatap Taehyung.

"Jim... Jimin? Kim Jimin?" Taehyung menatap Jimin, tak kalah terbelalaknya.

Mereka terdiam beberapa saat lamanya.

Sebuah pertemuan yang seharusnya sangat mengharukan, bukan?

Seharusnya, saat itu mereka saling berlari mendekat, saling berpelukan, dan meneteskan air mata, mengungkapkan semua rindu yang terpendam selama tiga belas tahun berpisah.. Ya kan?

Namun, nyatanya... Mereka justru saling menggerutu!

"Cih! Namaku sekarang Park Jimin, ingat itu baik-baik! Jangan pernah menyebutku Kim Jimin lagi, araseo?" gerutu Jimin.

"Park.. Jimin? Eomma menikah dengan pria lain bernama Park rupanya? Pantas saja wajahmu semakin jelek setelah kau membuang marga Kim dari namamu, cih!" gerutu Taehyung.

"Mwoya? Kau bukannya meminta maaf padaku karena mengabaikanku selama tiga belas tahun ini, justru kau berani-beraninya mengejekku?" gerutu Jimin dengan nada emosi.

"Cih! Lihat saja siapa yang berkata! Kau bahkan tidak mencoba menghubungiku sekalipun selama tiga belas tahun ini kan? Apa ayah barumu itu sangat kaya raya sehingga eomma meninggalkan appa dan kau lupa akan saudara kembarmu ini, huh?" gerutu Taehyung, tidak kalah emosinya dengan Jimin.

"Lihat saja.. Lihat saja... Siapa yang seenaknya berucap? Apa ibu barumu lebih cantik dari eomma sampai kau tidak pernah mencoba menghubungiku dan eomma? Dasar alien gila!" gerutu Jimin.

"Alien? Cih! Aku sekarang sudah bisa bicara dengan bahasa yang lebih baik asal kau tahu saja! Ibu baruku... Mengajariku sangat banyak kosakata dengan baik!" gerutu Taehyung.

Memang, sewaktu kecil Taehyung dipanggil alien oleh teman-teman di sekitar rumahnya karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya.

"Benar kan dugaanku? Istri baru appa membuatmu dan appa melupakanku dan eomma! Cih! Saudara kembar macam apa dirimu?" gerutu Jimin.

"Lalu, apa ayah barumu tidak mengurusmu dengan baik, huh? Tubuhmu masih saja kecil seperti tidak terurus dengan baik!" gerutu Taehyung sambil berjalan mendekat ke arah Jimin.

Taehyung dan Jimin berdiri berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

Taehyung segera mengarahkan tangan kanannya dari ujung kepalanya ke atas kepala Jimin untuk menunjukkan bahwa tinggi badan Jimin lebih kecil darinya.

"Lihat saja si mungil Kim Jimin... Ah.. Park.. Jimin maksudku... Kau tidak berubah rupanya? Hahaha.." sahut Taehyung dengan senyuman mengejek.

Jimin langsung saja menginjak kaki kiri Taehyung. " Dasar alien gila!"

"Arghhhhh!" Taehyung berteriak kesakitan.

Jimin segera berjalan masuk ke dalam kamar, sementara Taehyung merintih kesakitan di depan pintu kamar.

"Yaishhhh! Mengapa kau mengambil kasur di sebelah kiri? Cepat pindahkan barang-barangmu! Aku yang akan tidur disana!" gerutu Jimin.

Taehyung langsung berjalan menghampiri Jimin.

"Apa maksudmu? Aku yang terlebih dulu masuk ke kamar ini, imma!" sahut Taehyung.

"Kau lupa? Aku lebih tua darimu, imma!" sahut Jimin sambil menatap Taehyung dengan tatapan arogan. "Cepat pindahkan barang-barangmu! Aku yang akan tidur di sebelah kiri!"

Taehyung memasang ekspresi mengejek. "Lima menit kau bilang lebih tua, huh? Aku... Lebih tinggi darimu, jadi kau harus menurut padaku!"

"Cih... Siapapun juga pasti tahu bahwa terlahir lima menit lebih dulu berarti lebih tua! Panggil aku hyeong mulai sekarang!" gerutu Jimin. "Dan cepat pindahkan barang-barangmu!"

"Hyeong? Hanya karena terlahir lima menit lebih dulu, kau memintaku memanggil hyeong? Apa angin laut Busan membuat otakmu bermasalah?" gerutu Taehyung.

"Cepat pindahkan barang-barangmu, Kim Taehyung..." gerutu Jimin.

"Siapa suruh kau datang terlambat? Aku yang lebih dulu kesini, jadi aku yang berhak memilih tempat tidurku!" gerutu Taehyung dengan nada arogan.

Setelah cukup lama berdebat, Jimin pun kalah dan terpaksa tidur di kasur sebelah kanan.

"Sinar matahari pagi akan bagus untuk pertumbuhan tubuhmu, si kecil Jimin! Hahaha~" sahut Taehyung, mengejek Jimin.

"Cih, diam kau, alien!" gerutu Jimin sambil memasukkan pakaiannya ke dalam lemari yang ada di sebelah kanan ruangan.

Setelah semua barang-barang Jimin tertata rapi di kamar itu, Jimin tiba-tiba saja teringat sesuatu.

"Tunggu dulu! Mengapa aku harus bersedia sekamar dengamu?" sahut Jimin dengan nada sarkastik, menatap Taehyung.

"Betul juga! Mengapa aku harus bersedia menghabiskan masa-masa kuliahku dengan sekamar bersamamu?" sahut Taehyung sambil menatap Jimin dengan tatapan tajam.

.

.

.

Dan disanalah mereka berdua akhirnya berada.

Di ruang dosen yang bertugas menjaga dan mengatur ketertiban dan keamanan dorm.

"Kyosunim... Mengapa aku harus sekamar dengan pria kecil ini?" sahut Taehyung, mengajukan protes ke pihak dosen pembimbing dorm.

"Kyosunim.. Apa aku bisa minta pindah kamar? Aku tidak akan kuat sekamar bersama pria aneh dan menyebalkan ini!" sahut Jimin, ikut mengajukan protesnya.

"Kalian kan baru pertama kali bertemu.. Mengapa kalian seribut ini?" tanya Ji Changwook, sang dosen pembimbing dorm.

"Pertama kali bertemu? Iya... Ini pertama kalinya kami bertemu.. Setelah ia mengabaikanku tiga belas tahun yang lalu! Cih!" gerutu Jimin.

"Lihat siapa yang seenaknya bicara? Kau yang mengabaikanku dan appa, imma!" gerutu Taehyung.

Dan perdebatan itu kembali terulang disana.

Membuat Changwook-kyosu harus menggaruk kepalanya dengan ekspresi kebingungan.

"Kalian ini kenapa sebenarnya!" Akhirnya, emosi Changwook-kyosu mulai lepas kontrol melihat kedua bocah itu terus saja beradu mulut.

"Intinya, aku tidak mau sekamar dengannya!" sahut Jimin sambil menunjuk Taehyung.

"Aku juga!" sahut Taehyung sambil menatap tajam ke arah Jimin.

"Yaishhhh... Kalian! Siapa yang mengijinkan kalian berbuat seenaknya di tahun pertama kalian menjadi mahasiswa?" sahut Changwook-kyosu dengan nada kesal.

"Cepat kembali ke kamar kalian! Tidak ada yang bisa pindah kamar sampai kalian semua lulus nanti! Itu sudah menjadi ketentuannya! Kalau kalian tidak bersedia? Silakan keluar dari Bangtan National University!" sahut Changwook-kyosu.

"Yaiiishhhh!" gerutu Jimin dan Taehyung bersamaan.

"Ya... Yaishhhh? Kalian merutukiku?" Changwook-kyosu terbelalak menatap ke arah Taehyung dan Jimin.

Taehyung dan Jimin mengacuhkan Changwook-kyosu dan segera berjalan meninggalkan ruangan itu.

"Aigoo! Lihat saja kelakuan anak-anak baru angkatan ini... Ckckckck~" Changwook-kyosu menggelengkan kepalanya.

.

.

.

Setahun sudah berlalu.

Selama setahun itu, entah berapa kali dalam sehari Taehyung dan Jimin terus saja berselisih.

Sampai teman-teman sekelas mereka sudah terbiasa mendengarkan perdebatan kedua bocah itu di kelas setiap ada hal yang mereka perdebatkan.

"Bagaimana bisa mereka ternyata saudara kandung? Saudara kembar pula!" sahut Yook Sungjae, teman sekelas mereka.

"Majjayo! Bahkan wajah mereka tidak mirip sedikitpun! Dan adat mereka benar-benar tidak menunjukkan bahwa mereka saudara kembar.." sahut Jo Kwangmin, teman sekelas mereka juga.

Jo Youngmin, saudara kembar Jo Kwangmin, menganggukan kepalanya, menyetujui ucapan saudara kembarnya itu.

Sungjae menatap Kwangmin dan Youngmin, dimana wajah kedua saudara kembar itu benar-benar sangat mirip dan nyaris sulit untuk membedakan mereka.

"Kalian berdua ini... Baru yang namanya saudara kembar!" sahut Sungjae sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Yoo Changhyun, teman sekelas mereka juga, ikut menganggukan kepalanya. "Youngmin Kwangmin baru saudara kembar asli.. Kalau Taehyung dan Jimin... Hmmm.. Aku benar-benar tidak mengerti mereka kembar darimananya..."

"Aku juga tidak ingin menjadi saudara kembarnya! Cih.." sahut Taehyung sambil duduk disamping Sungjae.

Ternyata pembicaraan mereka barusan didengar oleh Taehyung.

"Mengapa kalian bisa setidak akur begini?" tanya Kwangmin sambil menatap Taehyung.

"Molla... Bocah itu tidak pantas kusebut saudara kembarku! Itu intinya, huft..." gerutu Taehyung sambil memajukkan bibirnya.

"Aigoo~" Changhyun menggelengkan kepalanya.

"Jadi, di kelas kita ini ada dua pasang saudara kembar... Tapi rasanya hanya ada satu pasang saudara kembar saja, karena yang satu pasangnya lagi sama sekali tidak terlihat dimana kembarnya..." sahut Youngmin sambil tersenyum kecil.

"Aku justru bahagia tidak mirip dengannya..." sahut Taehyung sambil menatap sinis ke arah Jimin yang sedang duduk di meja paling depan sambil memainkan handphonenya.

.

.

.

Dua tahun sudah berlalu sejak Taehyung dan Jimin menjadi mahasiswa.

Kini mereka menjadi mahasiswa tingkat tiga, semester lima.

Dan selama dua tahun itu, hubungan mereka tetap saja tidak berubah sedikitpun!

Memang, sesekali mereka mulai terlihat saling membantu jika ada yang kesusahan. Tapi, setiap selesai membantu, pasti mereka kembali terlibat dalam perdebatan!

"Hey, kudengar mahasiswa angkatan baru ada yang sangat manis!" teriak Sungjae sambil berlari masuk ke ruang kelas.

"Jinjja?" tanya Changhyun.

"Majjayo! Jeon Jungkook kalau tidak salah namanya... Dari Busan!" sahut Sungjae dengan penuh antusias.

"Busan? Whoaaaa! Satu kampung halaman denganku!" sahut Jimin, tak kalah antusiasnya dengan Sungjae.

"Ayo kita lihat yang mana orangnya..." sahut Taehyung sambil berlari ke depan kelas, menghampiri Sungjae.

Taehyung merangkul pundak Sungjae. "Ayo kita lihat~"

"Kajja~" sahut Sungjae.

Taehyung dan Sungjae berjalan keluar dari ruang kelas.

"Ayo, Jimin ah.. Kau tidak ingin melihatnya?" tanya Kwangmin. Youngmin sudah berdiri di sebelah Kwangmin.

"Kajja~" sahut Jimin sambil berdiri dari kursinya.

"Kau tidak ikut?" tanya Jimin sambil menatap Changhyun.

Changhyun menggelengkan kepalanya. "Kalau harus berebut dengan kalian semua, aku menyerah.. Hehehe~"

"Aigoo~" sahut Youngmin sambil memukul pelan bahu Changhyun.

"Aku ikut!" teriak No Minwoo, teman sekelas mereka yang baru bergabung dengan mereka di semester empat kemarin, mahasiswa pindahan dari Anyang Art University.

"Kajja~" sahut Jimin.

Jimin, Kwangmin, Youngmin, dan Minwoo berjalan berempat, sementara Taehyung dan Sungjae sudah terlebih dulu tiba di perpustakaan dan menatap Jungkook dari kejauhan.

"Whoaaaa~ Ia terlihat sangat manis tapi tangguh..." sahut Sungjae.

Taehyung terdiam. Ia terus menatap Jungkook dari kejauhan. Detak jantungnya mulai berdetak lebih cepat dari biasanya.

Jungkook tengah duduk berdua dengan teman sekelasnya yang bernama Kim Yugyeom.

Jungkook dan Yugyeom tiba-tiba tertawa bersama.

Membuat sederetan gigi kelinci Jungkook terlihat jelas.

"Gigi kelincinya... Sangat manis..." sahut Jimin, yang sudah sejak beberapa detik yang lalu berdiri tepat di samping Sungjae.

Jimin dan Taehyung nyaris tak berkedip melihat Jungkook dari kejauhan.

"Sungjae ya... Aku rasa... Kini aku percaya... Akan yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama!" sahut Taehyung.

"Uh?" Sungjae menatap kebingungan ke arah Taehyung.

"Yaishhh! Andwe! Anak baru itu incaranku! Awas kalau kau berani ikut mendekatinya..." sahut Jimin sambil menatap tajam ke arah Taehyung.

"Mwoya? Aku yang melihatnya lebih dulu!" gerutu Taehyung.

"Tapi detak jantungku langsung berdetak cepat ketika melihatnya barusan!" sahut Jimin.

"Aku juga. imma!" gerutu Taehyung.

"Ia berasa dari Busan sama sepertiku!" sahut Jimin.

"Apa hubungannya? Toh kau dan aku sama-sama dilahirkan di Gangnam!" gerutu Taehyung.

Dan perdebatan itu kembali dimulai.

"Aigoo..." Sungjae, Youngmin, Kwangmin, dan Minwoo langsung mengelengkan kepala mereka dengan pasrah.

Jungkook menoleh ke arah keributan itu berasal.

"Ada apa disana? Mengapa mereka ribut sekali?" tanya Jungkook.

Yugyeom menoleh ke arah para sunbaenya itu berada. "Kurasa mereka sunbae kita... Tapi, mengapa mereka ribut-ribut disana?"

"Molla nado..." sahut Jungkook dengan ekspresi polos di wajahnya.

"Pokoknya, Jeon Jungkook akan menjadi milikku!" sahut Taehyung sambil menatap Jimin dengan tajam.

"Aniya! Ia akan menjadi milikku! Lihat saja nanti, Kim Taehyung!" sahut Jimin sambil menatap tajam ke arah Taehyung.

"Sepertinya mereka menyebut-nyebut namamu, Jungkook ah.." sahut Yugyeom.

Jungkook kembali melihat ke arah kerumunan para seniornya itu sambil memiringkan kepalanya. "Kurasa kau salah dengar, Yugyeom ah..."

Dan saat itulah, Taehyung dan Jimin menatap ke arah Jungkook.

Pandangan Jungkook bertemu dengan tatapan Jimin dan Taehyung ke arahnya.

"Mwoya..." gumam Jungkook dengan ekspresi kebingungan.

.

-END-


Oke, "Chapter 1 - The Beginning" END! Wkwkw

Entah kenapa lagi pingin bikin drabble VMin (maksudnya perselisihan V dan Jimin), tapi drabble nya drabble yang berkelanjutan gitu XD

Jadi intinya tetap akan membahas seputaran kehidupan VMin (sebagai kembaran yang terus bertengkar) dan VKook JiKook di setiap drabblenya, tapi dengan anggapan per chapternya END gitu :)

Jadi, kemarin sempet ada yg PM saya, seorang readers yang sering banget ngikutin karya-karya saya, dia saranin sekali-kali bikin FF yang komedi gitu, yang kaga berat2 banget (kan dari kemarin saya bikin FF berat2 mulu tuh Bangtan Fear Street, Bangtan Bloody School, Murder Case In Bangtan Estate).

Nah karena sarannya dia, saya kepikiran bikin drabble ini :) Semoga kalian semua suka ya :) Semoga FF ini bisa sedikit memperindah hari-hari kalian :)

Untuk chapter selanjutnya belum bisa ditentukan kapan waktunya, jadi silakan terus ditunggu ya :)

Saranghae, all my readers /deep bows/ :*