Ide ini tiba-tiba nyemplung ke kepalaku ketika aku tengah belajar untuk UTS.
This is my first story, jadi tolong dimaklumi jika ditemukan sedikit error dan Typo v
Nara Shikaku adalah seorang pewaris nara yang terkenal paling jenius di klannya, yang terkenal oleh ninja-ninjanya yang jenius. Singkatnya, Shikaku adalah ninja paling ter-jenius diantara ninja-ninja ter-jenius di klannya yang merupakan klan terjenius di Konoha.
Tapi, sepertinya orang yang se-jenius dia juga tidka mengerti bagaimana otak Namikaze Minato bekerja.
"Bisa kau ulangi teori jurusmu tadi, Minato?" tanya Shikaku pada Minato yang duduk di depannya, permaiann shogi yang baru setengah jalan ia dan minato mainakn baru setengah jalan selesai.
"Sudah aku ulangi tiga kali, 'Shika," hela Chuunin berambut kuning itu, "sepertinya kau lebih mengerti ketika aku membahas tentang Yoshino dan cara merayunya."
"Cih," Shikaku mendengus, "apa-apaan sih? Seperti kau suka merayu Kushina saja."
Wajah Minato mendadak merah menyamai rambut 'teman istimewanya', tidak diragukan lagi ia pernah merayu Kushina.
"Lagipula," lanjut Shikaku mengalihkan Minato dari apapun yang terlintas dibenaknya tentang Kushina, "aku bukannnya mengatakan 'imposssible' untuk teori kiraimishin—"
"Hiraishin," koreksi Minato.
"—Hiraishin," Shikaku membenarkan ucapannya, "tapi, walaupun aku tidak terlalu mengerti atau mendalami Fuuinjutsu, tapi kau gila untuk menggabungkan tehnik Shunshin, berbagai macam segel, dan lain-lain untuk 'menciptakan kembali' jurus legendaris hokage kedua—apa kau salah makan obat?"
Minato mengangkat sebelah alis, "maksudmu?"
"Maksudku," Shikaku menurunkan paksa sebelah alis Minato dengan telunjuknya, "untuk menggabungkan banyak aspek sekaligus yangharus disusun secara hati-hati dan—demi tuhan, apakah kau bahkan akan menyelesaikannya dalam setengah tahun?" tanya Shikaku masih belum selesai dengan ceramahnya, "ini jurus yang sangat berbahaya minato. Kau bisa kehilangan anggota tubuhmu, atau terjebak di dalam dimensi asing atau—"
"Aku tidak pernah memintamu untuk menjelaskan resikonya," Minato memberhentikan Shikaku di tengah jalan, "aku hanya bertanya, apa pendapatmu tentang jurus ini, dan mungkin saja ada sesuatu yang kurang dari 'racikanku', karena aku sudah selesai menyusun tubuh segel, dan tengah memikirkan cara untuk menggunakan tehnik itu untuk menyerang lawan. Aku meminta bantuanmu untuk itu!"
Mulut Shikaku jatuh ke lantai.
Seberapa pintarnya Namikaze Minato ini sebenarnya?
~seminggu kemudian…
Minato menatap sebuah kunai bermata tiga yang diselimuti oleh segel-segel Hiraishin di gagangnya, dan tersenyum sendiri.
Ia tengah berada di apartemennya, dengan berbagai macam peralatan Fuuinjutsu bertebaran di lantai seakan-akan berteriak: "OY! Cepat rapihin Gue, pemalas! Bagaimana jika Kushina melihat kita masih bertebaran ketika ia datang untuk memintamu mengajarinya jurus?!"
Minato tidak peduli, ia punya keinginan yang berbeda.
Kembali ke awal, Minato sebenarnya cukup bangga dengan hasil jernih payahnya selama beberapa minggu itu, dan tidak sabar untuk segera mengetes tehnik barunya, dan terlebih lagi, ia sangat tidak sabar melihat reaksi Kushina yang sama sekali tidak mengetahu proyeknya ini.
Tapi, untuk mengetes tehnik barunya, ia harus menunggu beberapa jam lagi agar Jiraiya bisa puas mengintip perempuan di pemandian air panas.
Itu berarti… dua jam dari sekarang.
Minato menghela nafas, dan berharap ia bisa mengetesnya sendiri, tanpa harus ada Jiraiya, tanpa harus pergi ke lapangan berlatih—
Minato tersenyum lebar, itu ide yang brillian!
Tanpa ba bi bu lagi, Minato langsung meletakkan kunainya di atas tempat tidurnya, lalu memfokuskan chakra, ke segel yang ada di kunai tersebut.
Sensasi aneh seperti diguncang, dan…
Ia berdiri di kasurnya.
Minato hampir melompat-lompat kegirangan, ia menguasai sebuah jurus kelas S, pada usia 13 tahun, dan tanpa pengawasan Jiraiya!
Minato benar-benar melompat, tapi termangu di tengah-tengah lompatannya karena kasurnya terasa lebih mirip muka seseorang daripada sebuah kasur.
Minato mendarat di kasur, dan terkejut bukan kepalang melihat seorang anak laki-laki sebayanya, dengan rambut pirang berantakkan, mata biru, dan tiga garis menyerupai kumis kucing di setiap pipinya balas menatap Minato dengan ekspresi yang tidak kalah histeris.
"Kamu siapa?" tanya Minato dan anak asing ini secara bersamaan.
"Kenapa kamu ada di rumahku/kasurku?!" mereka berseru lagi secara bersamaan.
Oh tidak, Minato benar-benar dalam masalah dan tidak ada yang dapat menolongnya.
So, apa yang kalian pikirkan? Jelekkah? Baguskah?
Jika ada ide, tolong sampaikan, ya. aku akan berusaha menjawab semua pertanyaan/review kalau2 ada yang tertarik ^-^
Aurellia484 out!
