What should i say?
Naruto © Masashi Kishimoto
au ficlet by sugirusetsuna
"there's no other reason"
.
.
.
Ia berteriak, diiringi gemuruh hujan ia mencelak. Wajahnya memerah menahan amarah, namun nyatanya ia sudah marah. Tak kukenali lagi siapa dirinya, siapa yang dulu jemarinya pernah kugenggam dengan erat, yang tubuhnya pernah kudekap rapat-rapat. Malam ini aku seolah melupa. Atau nyatanya aku memang sudah lupa?
Ia masih berteriak, mengutukku sembari terisak. Namun aku masih bergeming. Biarlah kuku-kuku panjangnya mencakar-cakar wajahku dan airmatanya membanjiri tempat tidurku. Aku tak mengapa. Kulitku kebas, hatiku mengeras. Taklagi kukenali rasa sesak yang dulu pernah menghampiri, membuatku meresah dari pagi hingga malam hari. Tak mengapa, pukul saja aku lagi dan lagi.
Rambut merah muda yang acak-acakan, sisi-sisi kemeja yang sudah tidak lagi menemukan pasangannya. Ia berantakan. Ia memakiku dengan begitu berantakan. Suara teriakannya berpadu bersama derasnya hujan. Dan aku ingat jikalau aku tidak pernah menyukai hujan, namun mengapa aku tidak ingat jikalau aku pernah mencintainya?
"Kenapa Sasuke? Kenapa?"
Ia bertanya kenapa? Lagi, ia bertanya kenapa? Aku hanya bisa membisu. Kucoba mencari jawaban dari serpihan keramik yang berserakan dilantai, dari tirai-tirai yang ditarik lalu dihempaskan begitu saja. Namun yang kudapati hanyalah kekosongan, sajak yang tak berima, dan tanda tanya.
Ada aku dan dirinya dalam satu waktu, di mana jejak kenangan pernah terlukis. Di mana sebuah senyuman dapat membuat hatiku bergetar, dan genggaman tangannya membuat salju di musim dingin mencair. Kita pernah bahagia. Kita pernah menemukan rumah dalam setiap pelukan, dan rindu dalam setiap kecupan.
Tapi kenapa?
"Aku tidak mencintaimu."
Hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir keluku. Deretan kalimat yang hanya akan membuat suara isakkannya semakin menjadi.
Tapi kenapa?
Melihatmu menangis taklagi membuat hatiku berdecit.
Melihatmu sakit taklagi membuat hati ini menderit.
Lukisan kita seakan terkikis bersama dengan waktu yang terus melaju, meninggalkan kita sebagai masa lalu.
Aku telah melupakannya.
Aku hanya telah melupakan perasaan itu.
Tidak ada alasan lain.
.
.
.
.
end
Terinspirasi dari lagu Urban Zakapa - I dont love you, yang feelnya hancur banget di sini TT.
