Because, I Love You

Cast: Kim Jongin dan Do Kyungsoo

Pairing: KaiSoo

Genre: YAOI and Romance

Rating: T (mungkin)

Warning: OOC, typo, bahasa berantakan, alur terlalu cepat, bisa menyebabkan sakit mata dan mual-mual. Waspadalah!

Disclaimer: Maunya sih mereka itu punya saya, tapi fakta yang ada mutlak mengatakan kalau mereka itu punya Tuhan. Tapi cerita ini hasil dari otak saya sendiri. Jangan ditiru apalagi ngaku-ngaku. Kalau mau buat cerita pakai otak masing-masing. Intinya jangan nyakitin perasaan orang lain dengan tindakan yang tidak bertanggung jawab!

Summary: Semuanya begitu sederhana. Karena, aku mencintaimu.

.

.

.

.

.

Selamat membaca ;)

.

.

.

.

.


" Astaga!"

Sosok namja manis itu memekik kencang dengan salah satu tangan yang menutupi bibirnya saat mendapati sosok namja tampan yang tengah berdiri di depan pintu apartemennya dalam keadaan mengkhawatirkan. Tubuh tingga namja tampan itu tampak bergetar kedinginan akibat pakaian yang tengah dikenakannya tak lagi kering karena terguyur berjuta-juta air yang jatuh dari langit.

" K—Kyung…" sosok namja tampan itu membuka suaranya untuk memanggil namja manis yang saat ini masih menatapnya dengan tatapan tak percaya.

Seolah tersadar, namja manis yang diketahui bernama Do Kyungsoo itu dengan cepat membimbing langkah namja tampan itu untuk masuk ke dalam apartemennya.

" Tunggu sebentar!" ucap Kyungsoo pada sosok namja tampan itu kemudian beranjak menuju kamarnya.

Sosok namja tampan yang berstatus sebagai kekasih Kyungsoo, yang memiliki nama kelahiran Kim Jongin itu hanya dapat menatap kepergian kekasihnya dalam diam. Dari nada bicara Kyungsoo yang terdengar di telinganya, ia tahu jika kekasihnya yang berwajah manis dan bertubuh mungil itu tengah menahan emosinya, berusaha untuk tak berteriak padanya saat melihat kondisinya yang basah kuyub ketika berada di depan pintu apartemennya.

" Ini!" suara Kyungsoo yang masih terdengar sinis membuat Jongin berdiri dari duduknya kemudian menatap handuk serta pakaian yang dibawa Kyungsoo untuknya selama beberapa detik sebelum mengalihkan pandangannya untuk menatap lekat kedua mata bulat kekasihnya.

" Kau marah padaku?" tanya Jongin.

Kyungsoo menatap Jongin dari bawah hingga atas dengan tatapan datar kemudian kembali membuka suaranya.

" Cepat ambil ini dan ganti pakaianmu!" perintahnya telak, mengabaikan pertanyaan Jongin.

Jongin lantas mengambil handuk dan pakaian yang ada di tangan Kyungsoo masih dengan kedua matanya yang menatap lekat kedua mata bulat Kyungsoo.

" Kau marah padaku?" tanya Jongin lagi saat sang kekasih tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Kyungsoo hanya diam, benar-benar tak berniat untuk menjawab pertanyaan Jongin dan hal itu membuat Jongin menghela napas pelan.

" Sayang, jawab pertanyaanku…" pinta Jongin lembut.

Bukannya menjawab, Kyungsoo justru membalikkan tubuhnya membelakangi Jongin kemudian melangkahkan kedua kakinya untuk pergi dari hadapan Jongin. Meninggalkan sang kekasih yang kembali menghela napas pelan.

.

.

.


Ryeoby Rin


.

.

.

Jongin duduk dengan nyaman di sofa yang ada di kamar sang kekasih dengan pakaian dan rambut yang tak lagi basah seperti setengah jam yang lalu. Penghangat ruangan serta selimut berwarna biru muda yang tersampir dengan nyaman di tubuhnya memberikan rasa hangat untuknya di tengah-tengah hawa dingin yang ditimbulkan oleh hujan yang begitu deras di luar sana.

Kedua matanya mengedar, menatap ke sekeliling kamar sang pujaan hati yang selalu bersih dan rapi. Aroma—vanilla—khas yang selalu tercium di tubuh mungil sang kekasih pun tak luput dari indera penciumannya ketika ia berada di dalam ruangan yang selalu menjadi tempat sang kekasih untuk menghabiskan waktu liburannya. Dan bibirnya pun tak pernah berhenti untuk mengukir sebuah senyuman saat indera penglihatannya melihat sebuah bingkai foto berukuran sedang yang terletak di meja belajar sang kekasih, yang memperlihatkan foto dirinya dan sang kekasih yang tengah berpose romantis—bibir saling bertemu dengan kedua mata yang menatap penuh cinta satu sama lain.

Cklek

Bunyi pintu yang terbuka membuat Jongin mengalihkan pandangannya dari bingkai foto yang tengah ditatapnya untuk melihat sosok sang kekasih yang saat ini tengah menuju ke arahnya dengan kedua tangan yang memegang masing-masing sisian nampan yang terdapat sebuah cangkir dan piring di atas nampan tersebut.

Namja tampan itu kembali mengukir senyuman di bibirnya saat sang kekasih sudah mendudukkan diri tepat di sebelahnya.

" Minumlah! Aku tidak mau kau sakit," ucap Kyungsoo masih dengan nada sinisnya.

Meski nada suaranya masih terdengar sinis, tapi Jongin yakin jika Kyungsoo benar-benar mengkhawatirkannya. Hal itu terbukti dengan kebiasaan Kyungsoo yang selalu menyediakan teh herbal serta kue jahe untuknya jika cuaca di luar sana sedang tak bersahabat. Dan hal sederhana seperti itu selalu membuat Jongin merasakan kehangatan di hatinya, selain teh herbal dan kue jahe yang dapat menghangatkan tubuhnya.

" Terimakasih sayang," ucap Jongin lembut kemudian meminum beberapa tegukan teh herbal yang dibuatkan kekasihnya itu. Bibirnya kembali mengukir senyum saat merasakan sensasi hangat teh herbal di tenggorokannya.

Setelah dirasa cukup, Jongin meletakkan kembali cangkir teh herbal itu ke atas meja berukuran kecil yang ada di depannya lalu menolehkan kepalanya untuk menatap sang kekasih yang tak lagi membuka suaranya setelah memerintahkan dirinya untuk meminum teh herbal yang dibuatnya.

" Sayang… Kau marah padaku?" tanya Jongin lagi. Tangannya bergerak untuk menyingkap selimut yang tengah digunakannya kemudian menggeser posisi duduknya agar semakin menempel pada sang kekasih.

Hembusan napas kasar terdengar dari hidung Kyungsoo, membuktikan jika namja manis dengan bibir berbentuk unik itu benar-benar kesal pada sosok namja tampan yang sudah bersamanya selama tiga tahun itu.

" Seharusnya kau kembali ke taman kanak-kanak jika terus-menerus melakukan hal itu. Kau pikir apa yang kau lakukan hah? Bahkan anak kecil yang benar-benar masih berada di taman kanak-kanak pun tahu jika hujan-hujanan itu bisa menyebabkan sakit Kim Jongin! Sebenarnya apa yang kau pikirkan hah?!" Kyungsoo berteriak, menumpahkan semua emosinya yang sejak tadi ia tahan. Ia benar-benar tak mengerti kenapa kekasihnya bisa sebodoh itu sampai nekat mengorbankan tubuhnya hanya untuk sampai di apartemennya.

Walau hal ini sudah beberapa kali terjadi, Jongin tetap saja terkejut dengan teriakan penuh emosi yang terlontar dari bibir sang kekasih. Namun ia tak pernah membalas teriakan Kyungsoo dengan teriakan juga. Ia lebih memilih membalas teriakan Kyungsoo dengan nada bicaranya yang lembut. Karena ia tahu, Kyungsoo tak akan semarah itu jika ia sendiri tak membuat ulah.

Dengan helaan napas yang teratur, Jongin menggerakkan kedua tangannya untuk menyentuh salah satu tangan Kyungsoo kemudian menggenggamnya dengan erat, menyalurkan kehangatan serta kenyamanan yang selalu disukai Kyungsoo dan juga dirinya.

" Maaf. Maaf sayang, aku tahu aku salah. Tapi aku tak bisa menahan keinginanku untuk bertemu denganmu. Aku merindukanmu Kyung…" ucapnya lembut seraya mengecup tangan Kyungsoo yang tengah digenggamnya.

Kyungsoo merasakan hatinya bergemuruh dan menghangat setelah mendengar ucapan Jongin. Namun beberapa detik setelahnya ia menepis tangan Jongin yang tengah menggenggam tangannya. Kepalanya ia tundukkan dengan kedua tangannya yang saling bertautan dengan erat.

" Kau bertingkah seperti kau tak bisa melihatku lagi di lain hari Jongin. Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiranmu? Kenapa kau selalu seperti ini? Kenapa kau suka sekali membuatku merasakan sesak saat rasa khawatir terhadap dirimu begitu besar?" lirih Kyungsoo dengan suaranya yang parau. Kesesakan yang kembali muncul di hatinya sukses membuat tenggorokannya terasa tercekat bersamaan dengan kedua mata bulatnya yang dilapisi buliran bening.

Jongin pun ikut merasakan sesak di hatinya ketika Kyungsoo sudah bersikap lemah di depannya. Ia merutuki kebodohannya yang selalu membuat namja manis yang sangat ia cintai itu terluka karena keegoisannya.

" Maaf sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu khawatir. Aku hanya tak bisa menahan kerinduanku padamu, maka dari itu aku nekat menerobos hujan untuk bertemu denganmu..."

Hening.

Tak ada kata-kata yang terlontar dari bibir Kyungsoo untuk membalas ucapan Jongin. Namja manis yang memiliki keahlian memasak itu masih saja menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya yang semakin bertaut erat. Namun satu perbedaan dari kondisi namja manis itu dapat dilihat dengan jelas oleh Jongin saat bahu sempit Kyungsoo bergetar cukup kuat. Dan hal itu sontak membuat Jongin memukul kepalanya sendiri cukup kuat sebelum bergerak untuk merengkuh tubuh mungil sang kekasih.

" Hiks…"

Dapat Jongin dengar isakan lirih itu beberapa kali terlontar dari bibir sang kekasih, membuat hatinya semakin sesak saat lagi-lagi dirinya membuat orang yang begitu ia cintai menangis begitu pilu.

" Maaf sayang. Maafkan aku…" lirihnya meminta maaf seraya mengeratkan pelukannya pada tubuh sang kekasih.

Hening.

Lagi-lagi Kyungsoo tak membalas ucapan kekasihnya. Ia masih saja terdiam di pelukan sang kekasih meski kini isakan pilu itu sudah tak lagi terlontar dari bibirnya. Namun rasa sesak itu tak kunjung hilang saat ia merasakan suhu tubuh sang kekasih yang cukup panas.

Namja manis dengan tubuh mungil itu melepaskan pelukan sang kekasih. Kedua tangannya lantas bergerak untuk menangkup kedua pipi tirus sang kekasih dan menatap wajah tampannya yang sedikit memucat. Satu senyum miris sukses terulas di bibirnya.

" Sudah berapa kali kukatakan padamu, jangan pernah memaksakan sesuatu jika hasilnya tidak baik untukmu Jongin. Kau bisa naik taksi jika mobil pribadimu belum selesai diservice. Kau tidak perlu bersusah payah mengayuh sepeda di tengah-tengah hujan yang begitu deras hanya untuk bertemu denganku. Kau alergi dengan air hujan. Kau akan sakit jika terkena air hujan dan aku tak suka itu Jongin. Aku khawatir padamu. Aku takut terjadi sesuatu padamu. Jangan membuatku terus-menerus merasakan sesak Jongin. Dan jangan bertingkah seolah-olah kau tak bisa lagi melihatku di lain hari. Kumohon… Berhenti membuat dirimu sendiri sakit Jongin…"

Airmata Kyungsoo dan Jongin mengalir dalam waktu bersamaan. Rasa sesak kembali menggelayuti hati keduanya namun dengan alasan yang berbeda. Namun meski begitu, perasaan cinta yang timbul di antara keduanya begitu besar, yang selalu sukses mengalahkan rasa sesak serta keegoisan yang dimiliki keduanya. Karena cinta… Jongin dan Kyungsoo dapat menahan batu-batu besar yang mencoba untuk menghancurkan tembok cinta yang sudah dibangunnya.

Dengan jejak airmata yang berada di kedua pipinya, Jongin menggenggam kedua tangan Kyungsoo yang tengah menangkup kedua pipinya kemudian memposisikan kedua tangan itu untuk melingkari lehernya. Senyum manis tersimpul di bibir Jongin bersamaan dengan kedua tangannya yang menangkup kedua pipi berisi milik Kyungsoo. Hembusan napas hangat miliknya menerpa wajah manis Kyungsoo seiring dengan jarak wajahnya dengan wajah Kyungsoo yang semakin dekat. Hingga kedua matanya dan juga kedua mata bulat Kyungsoo terpejam—

Chu

—penyatuan bibir itu terjadi.

Jongin dapat merasakan air asin yang keluar dari kedua mata bulat Kyungsoo sedikit menetes di bibir berbentuk hati milik Kyungsoo sesaat setelah bibirnya dengan bibir Kyungsoo menyatu. Namun meski begitu, rasa manis akan bibir Kyungsoo tetap lebih kuat daripada rasa asin karena airmata Kyungsoo.

Lumatan-lumatan pelan Jongin berikan pada bibir atas dan bibir bawah Kyungsoo. Menyesap rasa manis bibir sang kekasih yang sudah menjadi candunya selama tiga tahun ini. Kyungsoo pun tak ingin kalah dari sang kekasih. Namja manis kelahiran Januari itu turut melumat pelan bibir atas dan bibir bawah sang kekasih, memberikan respon ciuman dengan baik meski ia tak begitu pandai dalam hal berciuman.

" Hmmh… Nngghh…"

Erangan serta desahan samar terlontar dari mulut Kyungsoo saat sang kekasih mengigit pelan bibir bawahnya, seolah meminta akses jalan agar daging tak bertulang yang sejak tadi menjilat-jilat permukaan bibirnya untuk masuk ke dalam rongga hangat mulutnya. Dan tak butuh waktu lama daging tak bertulang milik Jongin sudah masuk ke dalam rongga hangat milik Kyungsoo.

Jongin menggerakkan lidahnya dengan lincah di dalam mulut Kyungsoo, mengabsen satu-persatu deretan gigi Kyungsoo yang rapi. Setelah itu, Jongin dengan cekatan mengajak daging tak bertulang milik Kyungsoo untuk bertarung, saling mendorong ataupun membelit yang tentu saja menimbulkan rasa nikmat untuk keduanya.

Hingga remasan pelan yang Jongin rasakan pada rambutnya, membuat Jongin menghisap cukup kuat lidah sang kekasih sebelum melepaskan tautan bibirnya dari bibir sang kekasih.

Kyungsoo menghirup oksigen sebanyak-banyaknya dengan wajah yang memerah padam. Napasnya benar-benar hampir habis jika Jongin menciumnya seperti itu. Sementara Jongin, namja tampan itu menatap sang kekasih dengan tatapan penuh cinta.

" Terimakasih Kyung, terimakasih. Terimakasih sudah memberiku banyak cinta dan kebahagiaan. Terimakasih sudah mengkhawatirkanku. Terimakasih sudah peduli padaku. Dan terimakasih sudah mau menerima semua keburukkanku…" ucap Jongin dengan tulus. Kedua matanya masih menatap penuh cinta pada Kyungsoo, namun tangannya kembali menyentuh kedua tangan Kyungsoo kemudian menggenggamnya dengan erat.

Kyungsoo lantas mengembangkan senyum manis di bibirnya mendengar ucapan sang kekasih.

" Maaf jika aku berlebihan Jongin. Maaf juga jika aku terlalu cerewet dengan kesehatanmu. Sungguh! Aku hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Aku tak ingin kehilanganmu, karena aku mencintaimu Jongin…"

Pelukan hangat kembali Kyungsoo dapatkan dari sang kekasih. Senyumnya semakin mengembang saat telinganya mendengar degup jantung Jongin yang begitu cepat, begitu juga dengan degup jantungnya yang selalu berdegup tak normal jika sudah bersama sang kekasih.

" Tidak usah minta maaf sayang, kau tidak salah. Aku tahu, apa yang kau lakukan semuanya untuk kebaikanku. Sekali lagi, maaf sudah membuatmu khawatir sampai menangis karenaku. Dan juga… Aku lebih, lebih dan lebih mencintaimu sayang…"

.

.

.

Karena pada akhirnya…

Sebuah keegoisan selalu kalah dengan sebuah pengertian…

.

.

.

End

.

.

.


Hai ^^ aku kembali.

Inih oneshot aku persembahkan untuk kalian semua readers tersayangku/senyum/ maaf kalo ceritanya aneh dan membosankan. Aku berusaha buat adegan yang manis, tapi entahlah aku gak tau berhasil ato engga buat adegan manis di ff inih. Meski begitu, aku berharap kalian menyukainya yah:*

Untuk I Don't Care maafkan aku karena belum lanjut sampe sekarang, feelnya lagi gak memadai jadinya aku kesulitan untuk melanjutkannya, tapi udah diketik sih walopun sedikit -_-

Dan satu lagi, pesanku jaga kesehatan kalian dengan baik yah. Inih lagi musim penyakit, banyak orang (anak kecil maopun dewasa) yang sakit, untuk ituh jaga kesehatannya yah karena sehat ituh mahal, okeh ;). Lalu hati-hati juga yah sekarang pun lagi musim pembegalan yang berakhir tragis, terutama di Jakarta dan Tangerang. Aku di Jakarta dan udah ada 2 korban :( pembegalan dan di Tangerang udah ada banyak korbannya :( pokoqnya di mana pun kalian berada, kalian harus lebih hati-hati, terutama jangan keluar malam dan jangan keluar sendirian, okeh(Y).

Sepertinya bacotanku terlalu banyak :D yaudah yah.

Terakhir—

Yang berkenan dan ikhlas…

Bisa memberikan reviewnya untukku?

Kritik dan saran diterima dengan lapang dada dan tangan terbuka:*

.

.

.

Terimakasih ^^