Chapter 1 ini berdasarkan lagu Purgatory and the Canary Girl yang dinyanyikan Kagamine Len
Disclaimer: VOCALOID bukan punya Toki no Miko
Warning: drabble-ish, typo(s)
The Girl
a one-shots collection
#1: The Canary Girl
"Jika aku bisa bernyanyi, itu saja yang kuperlukan."
Sore itu aku membuka sebuah pintu merah di 8th street, dan menemui gadis itu bernyanyi di sebuah panggung kecil di sebuah bar – seperti biasa. Bahkan dari jarak sepuluh kaki, aku bisa mencium bau parfum murah yang dia pakai. Beberapa pria berjas melemparkan uang kepadanya, tapi gelombang suaranya tidak berubah – seakan tidak peduli dengan jumlah uang yang dia dapatkan. Pemilik bar itu tertawa senang, lalu menampung hujan uang tersebut.
Sungguh pemandangan yang memuakkan.
Ketika pertunjukkan selesai aku menghampirinya di belakang panggung, melihatnya membersihkan baluran bedak putih dan lipstick merah marun dari wajah mungilnya. Tanpa perlu melihatku, dia tersenyum – menyadari keberadaanku.
Len.
Menegakkan posturku dan mempersiapkan suaraku, bibirku terbuka.
Ikutlah denganku – pergi dari sangkar ini, bersamaku.
Kedua maniknya bersinar, namun rautnya datar – menegaskan ketidaktarikannya. Aku mengerutkan dahi, tidak suka dengan tanggapannya. Tanganku mengepal, lalu menarik sesuatu dari saku celana satinku.
Uang. Seratus lembar uang.
Aku akan membelimu. Kau akan ikut bersamaku – meskipun kau tidak menginginkannya.
Gadis itu menatap keluar jendela – seperti biasanya. Tatapannya kosong, kedua tangannya terlipat diatas pangkuannya. Meski aku sudah mengetuk beberapa kali, tetap saja dia tidak melihat sosokku disampingnya.
Apa yang kau mau? Akan kuberi apa yang kau inginkan.
Gadis itu tidak melihatku.
Aku tidak mau pemberianmu, Len. Aku ingin bernyanyi lagi seperti sedia kala.
Wajahku memanas. Dengan paksa kuraih dagu gadis itu, membuatnya melihat kepadaku.
Tidak ada lagi bernyanyi di bar kotor itu. Kau milikku sekarang.
Gadis itu menatapku dengan seksama – tatapannya kosong. Kedua mata yang kucintai, persis seperti kedua mata ibuku.
Semua orang meninggalkanku – ayah, ibu, adik, kakak, semuanya. Seluruh isi kota membenciku. Dengan geram aku menyapu bersih barang-barang diatas mejaku, tidak peduli berapa mahalnya benda pecah belah yang ada diatasnya. Kenapa? Bukannya aku bisa bahagia dengan uang yang kumiliki?
Mengapa kau menangis?
Gadis itu berdiri di depan pintu, raut wajahnya datar – seperti biasa. Tubuhnya layu, dia tidak lagi membuka mulutnya untuk makan. Sosoknya mendekat, seketika kedua tangannya menyentuh wajahku – menghapus bulir air yang jatuh bebas dari mataku. Aku meraih pinggang mungilnya, lalu mengecup ganas bibir tipisnya.
Kau selamanya milikku, kau tidak diizikan untuk meninggalkanku.
Gadis itu tidak lagi berkicau.
Gadis itu tidak lagi mengunyah apa yang telah dihidangkan.
Gadis itu telah tertidur dan tidak akan terbangun lagi.
Kudekap jasad layu tersebut, kudekatkan bibirku ke telinga kanannya.
Aku mencintaimu.
Kurasakan dekapan api yang tengah membakar dunia ini – aku, dirinya, dan mansion ini.
Meski aku telah meninggalkan semua ini, tetap saja aku dan gadis ini tidak akan bersatu.
A/N: A-Ano… (dor!)
Jadi ceritanya Toki memutuskan buat dengerin The Girl Series (bisa dicari di Youtube) yang dinyanyiin sama Len dan Toki gak bisa menghentikan hasrat buat nulis fanfiksi berdasarkan seri indah ini… So… (dor!)
Toki tahu Toki masih ada utang fanfiksi multi-chapter (ehemALadyandTheTrampehem), tapi maaf banget minna-sama, Toki gak bisa menghentikan hasrat ini (sob)
So… Toki harap para pembaca menyukai fanfiksi (atau drabble ini)… Ciao!
