kopi taehyung kental dan pahit. yoongi tak tahu kapan taehyung mulai berhenti menyentuh gula dan krimer. tak tahu kapan taehyung berhenti membenci pahit.
(mungkin yoongi tahu. tapi ia tak pernah berhenti sejenak untuk memikirkannya.)
taehyung duduk di sekat jendela yang lebar. cuma pakai celana. punggungnya penuh bekas cumbu yang membiru. tanda cinta jimin yang tak lagi mengenal kata lembut. yoongi tak tahu kapan taehyung dan jimin berubah. tak tahu kapan ia sendiri mulai peduli.
(dan, mungkin, yoongi juga tahu akan hal ini. tapi ia tak pernah bisa berhenti sejenak untuk memikirkannya.)
dulu, taehyung selalu punya hal untuk dibicarakan sembari menyesap kopi dan menikmati pagi. sekarang, cuma bisu yang rutin membuka harinya dan yoongi. sunyi yang sesekali dipecah oleh keramaian jalan empat-belas lantai di bawah. sekarang, yang taehyung lakukan cuma menghirup kopinya pelan-pelan dan bersenandung dengan nada sumbang.
pernah yoongi tanya, itu lagu apa. jawaban taehyung membuat perutnya bergolak oleh rasa yang tak pernah bisa menembus batas realita. bagai percik api yang tak bisa jadi bara. sebuah angan akan emosi yang tak bisa diungkapkan hati.
"laguku, untuk jimin."
yoongi terka, apa yang ia rasakan semestinya disebut 'sakit hati'; cemburu. tapi jantungnya berdetak normal, hatinya tak bergejolak. yang ia rasakan cuma sebuah hampir yang terpendam di bawah epidermis kulit. tak bisa keluar, cuma bisa mati.
seperti cahaya yang dulu ada di sepasang bola mata taehyung.
"matamu itu seperti semesta, dengan triliunan rasi bintang yang menuntunku jatuh cinta," pernah yoongi berkata. satu tahun lalu, di peringatan hari ulang tahun namjoon yang kedua-puluh-dua, mabuk sampai ke tulang.
taehyung, yang matanya masih sembab, jas hitam tersampir rapi di kursi, tertawa hambar dengan rona alkohol yang menjalar sampai telinga. "hyung, kau tak bisa jatuh cinta."
sampai sekarang, yoongi tak tahu apa taehyung masih ingat akan kecup yang ia beri saat taehyung mulai menangis seusai berkata demikian. tak tahu apa taehyung ingat akan janji kosong, bisik manis dan belasan kecup di bibirnya yang basah oleh saliva dan air mata.
"kau mau roti panggang?" tanya yoongi. ia tak memandang cetak memar kesepuluh jari jimin di pinggang taehyung, tapi taehyung tetap menekuk kedua lututnya di depan dada.
"roti gosong?" tanya taehyung balik. ia bercanda. sudah lama sekali sejak taehyung terakhir bergurau.
"aku bukan namjoon," yoongi membalas. ia sempat menahan napas saat nama itu terlontar dari bibirnya. tapi taehyung tak bereaksi apapun, kecuali menyunggingkan senyum kecil. mereka oke- ini sudah empat tahun.
"yeah," angguknya. "mau."
senyum mungilnya tak luntur. asap mengepul dari mug kopi yang dipegang hati-hati. percik lemah di dada yoongi terasa sedikit lebih hangat, sedikit lebih terang. bibir taehyung lembut dan sedikit kering waktu ia cium, pekat kopi menyambut lidah yang mengetuk halus. yoongi pikir, mungkin ia mesti berhenti. tapi taehyung tak menolak, tak berhenti tersenyum.
dan untuk pertama kalinya, rantai yang membelit hati yoongi setahun belakangan tak terasa begitu menyesakkan hari ini.
.
.
.
.
.
basically, i just want me some aromantic yoongi. who still can't resist tae lol but anyway, virtual cookies for you if you could spot the refference to aro-yoongi!
