Disclaimer : Semua karakter milik Tuhan dan diri mereka sendiri.

Story by UchiHaruno Misaki


Warn : AU, Typo, OOC, Rush plot, etc

Pair : HunHan slight others~

M for (save)


Because of Baby


Summary : Luhan sangat menyayangi kakaknya, ia akan melakukan apapun agar kakaknya bahagia, termasuk menjadi ibu dari anak suaminya.


.

Chapter 1

PLAK!

"Dasar wanita tak tahu diuntung!" teriak wanita paruh baya pada wanita muda di hadapannya itu, sedangkan wanita di hadapannya hanya bisa menangis dalam diam.

"Maafkan aku Eommanim, aku sudah berusaha ... tapi masih belum ada hasil. Maafkan aku ...," lirih wanita muda itu pada mertuanya.

Nyonya Oh hanya tersenyum sinis pada menantunya, "Kau sadar Kyungsoo? Kau sudah menikah 4 tahun dengan putraku! 4 TAHUN CHO KYUNGSOO! DAN KAU BELUM MEMBERIKAN AKU CUCU! DASAR WANITA TAK BEGUNA!" amarah Nyonya Oh kian memuncak ketika melihat menantunya yang hanya diam menangis.

"Maaf, maafkan aku, Eommanim ... ak-"

"DIAM KAU! Ingat jika dalam 2 bulan ini kau tidak hamil juga, maka ...," Nyonya Oh sengaja memutuskan kalimatnya dan memandang wajah menantunya yang pucat pasi seakan merasakan firasat buruk yang akan terjadi. Dan benar saja ternyata firasatnya benar ketika Nyonya Oh melanjutkan kembali kalimatnya. "Kau harus siap bercerai dengan putraku!" Ujar Nyonya Oh tegas.

Kyungsoo hanya diam bagai patung tak bernyawa, lalu tanpa mendengar jawaban dari sang menantu, Nyonya Oh berbalik pergi menuju pintu keluar rumah anak sematawayangnya dengan wajah yang kentara sekali terlihat lelah dan letih.

Ya, Nyonya Oh sangat lelah menunggu kehadiran sang cucu yang entah kapan akan hadir di tengah-tengah hidupnya yang mungkin tak akan lama lagi.

Kyungsoo sendiri mulai menangis sesenggukan di ruang tamu rumahnya. Sungguh Kyungsoo sangat sakit hati oleh perlakuan mertuanya itu, Kyungsoo sadar jika ini semua adalah salahnya. Ya, karena dia tak juga mengandung selama 4 tahun pernikahannya dengan Sehun.

Dan seketika sore itu pun Kyungsoo habiskan menangis hingga petang. Kyungsoo tak mau suaminya tahu jika ibunya datang lagi hari ini dan lagi membuat Kyungsoo menangis, Kyungsoo tak mau Sehun bertengkar dengan ibunya hanya karena dirinya.

Akhirnya setelah puas menangis, Kyungsoo pun membersihkan dirinya dan bersiap-siap untuk mengunjungi rumah kedua orangtuanya malam ini.

Setelah Kyungsoo rasa semuanya beres, ia pun duduk manis di ruang tamunya untuk menunggu Sehun pulang dari kantornya. Ya, duduk manis seolah tak terjadi apapun. Selalu seperti ini.

.

.

.

.

.

Di kamar bernuansa coklat muda terlihat seorang gadis cantik bermata rusa dengan rambut coklat madu panjangnya tengah duduk manja di pangkuan seorang pria berparas tampan di belakangnya.

"Oppa ... apa kau akan tetap pergi?" Ujar Luhan seraya memainkan jari-jemari kekar tunangannya.

Chanyeol terkekeh pelan seraya mengecup pipi Luhan gemas akibat tingkah manja gadisnya itu. "Kau manis sekali, Chagiya." Goda Chanyeol seraya mengecup pelan leher belakang Luhan jahil.

Luhan bergerak gelisah ketika merasakan bibir nakal Chanyeol mengecup tengkuknya itu. "Hentikan Oppa! Itu geli! Ahh ... berhentih!" rintih Luhan seraya mencengkeram erat jari-jemari Chanyeol untuk meredam rasa gelinya.

Lagi dan lagi Chanyeol terkekeh gemas seraya memeluk pinggang Luhan erat, Luhan pun menyender manja di dada bidang tunangannya. "Maaf sayang, aku harus tetap pergi demi masa depan kita. Jika aku tidak pergi, aku mau memberikan makan apa pada keluarga kecil kita nanti, eum? Aku harus mencari uang sendiri untuk masa depan kita, kau mengerti, 'kan?" ujar Chanyeol seraya mendekap Luhan erat.

Luhan tersenyum simpul dan mengusap kedua lengan Chanyeol yang tengah melingkari pingganya lembut. "Baiklah, Oppa. Aku hanya merasa sedikit tidak rela harus berpisah denganmu selama 3 tahun." Lirih Luhan.

"Percayalah kita bisa melewatinya, Luhan." Chanyeol mengecup puncak kepala tunangannya itu sayang dan Luhan pun akhirnya mengangguk pasrah.

.

Setelah Chanyeol pamit pulang beberapa menit lalu, gadis rusa itu segera merebahkan tubuhnya di ranjang seraya memeluk boneka rusa putih kesayangannya.

Ia menghembuskan napas berat, sejujurnya ia masih tak rela melepaskan Chanyeol pergi ke Inggris besok. Ya, Chanyeol mendapatkan pekerjaan sebagai Dosen di salah satu Universitas ternama di sana. "Menyebalkan! Padahal untuk apa coba Chanyeol oppa bekerja? Toh warisan dari orang tuanya pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami nanti." Gerutu Luhan sebal seraya menjambak bulu-bulu bonekanya hingga rontok.

Namun beberapa detik setelahnya wajah Luhan merona hebat. "Hm ... rumah tangga ya?" gumamnya. Senyum kecil terpeta di wajahnya yang manis, lalu ia mendekap boneka rusa itu erat dengan iris mata menerawang.

Sudah empat tahun ia menjalin hubungan dengan pria berwajah bayi dan bertubuh tinggi itu. Selama itu pula mereka jarang bertengkar, ya hidup percintaannya dengan Chanyeol selalu manis walau sedikit masalah selalu datang menghampiri, namun ia tak menyangka hubungannya dengan Chanyeol bertahan sampai saat ini. Ia bahagia, tentu saja.

Luhan tertawa kecil ketika bayangan keluarga kecil terbayang di otaknya. "Aku sudah tidak sabar untuk itu. Bahagia bersama anak-anakku dan Chanyeol oppa sebagai suamiku kelak."

Lamunan indahnya buyar ketika mendengar pintu kamarnya diketuk.

"Siapa?" ucapnya tanpa beranjak dari tempat tidurnya. Terlalu malas karena tubuhnya sudah terlanjur nyaman berbaring.

"Ini Eomma sayang, cepat keluar untuk makan malam dan lihatlah di bawah sudah ada Eonnie-mu" ujar yang ternyata ibunya itu lembut.

Mendengar kata 'eonnie' sontak saja Luhan segera berlari tergesa menuju pintu kamar dan membukanya.

Kini di hadapannya tengah berdiri seorang wanita paruh baya yang paling cantik di dunia (setidaknya menurut Luhan) tersenyum padanya.

"Ayo kita turun!" ujar Cho Sungmin seraya menggandeng tangan putri bungsunya erat. Luhan sendiri hanya tersenyum simpul dan berjalan beriringan di samping Sungmin menuju lantai bawah.

.

.

.

.

.

Setelah sampai di lantai bawah, Luhan berjalan pelan menuju ruang tamu yang kini tengah terdapat 3 orang yang tengah mengobrol.

"Eonnie!" pekik Luhan seraya berlari kecil dan langsung saja ia memeluk tubuh mungil kakaknya itu sedikit kencang sehingga membuat Kyungsoo dan Luhan sendiri terdorong ke arah Sehun yang tengah duduk di samping Kyungsoo.

Dengan gerakan reflek, Sehun menahan tubuh istri dan adik iparnya itu dengan kedua tangan kekarnya. Otomatis posisi mereka bertiga adalah saling berpelukan dengan posisi Kyungsoo berada di tengah-tengah antara Luhan dan Sehun.

Luhan dapat merasakan kedua tangan kakak iparnya bertengger manis di punggungnya.

"Ya ampun Luhan! Berhentilah memeluk kakakmu seperti itu! Kau tak malu sama kakak iparmu?!" Ujar Kyuhyun tegas, namun terdapat nada jahil di dalamnya.

Luhan tersentak dan langsung melepaskan pelukan mautnya itu dan menatap Sehun canggung. "Ah, maaf ... Oppa." Ujarnya canggung seraya menggaruk pipinya yang tak gatal sama sekali.

Kyungsoo tersenyum kecil. "Berhentilah menggaruk pipimu itu Luhan, Eonnie tahu itu tidak gatal, 'kan?" ujarnya menggoda Luhan.

Luhan melihat Sehun terkekeh geli seraya menatapnya dan itu membuatnya langsung tertunduk malu. Aish, memalukan. Batinnya kesal.

Jujur saja walaupun Kyungsoo sudah menikah 4 tahun dengan Sehun, Luhan tak pernah akrab dengan kakak iparnya itu. Entahlah, Luhan merasa enggan padanya. Ya, menurutnya Sehun terlalu dewasa dan berwibawa untuk ia ajak bergaul atau hanya sekedar untuk bercanda.

"Sudahlah Kyung-aa, jangan menggodanya terus, lihat dia jadi enggan padaku." Lamunan Luhan buyar ketika mendengar Sehun angkat bicara.

Luhan hanya tersenyum simpul padanya dan dibalas senyum tipis oleh Sehun. Tampannya! Aigo sungguh beruntungnya aku memiliki kakak ipar yang sangat tampan sepertinya dan yang lebih beruntung lagi adalah Kyungsoo eonnie yang memiliki suami seperti Sehun oppa. Batin Luhan seraya menatap Sehun berbinar.

Kyungsoo tersenyum kecil. "Baiklah-baiklah. Nah, bagaimana hubunganmu dengan pria jangkung itu?" tanyanya seraya menyandar manja di dada bidang suaminya.

Luhan menatap mereka iri. "Hubunganku dengannya baik-baik saja dan berhentilah memanggilnya seperti itu!" jawab Luhan sekenanya dan beranjak berdiri dari sofa, lalu berjalan ke dapur meninggalkan mereka yang menatapnya bingung.

"Hey! Kau kenapa Luhan-aa?" teriak Kyungsoo, namun Luhan tak menghiraukannya dan terus berjalan menghampiri Sungmin yang tengah menata meja makan.

.

"Eoh? Kau kenapa sayang?" ujar Sungmin ketika melihat putrinya menghampirinya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Eomma!" Luhan berlari dan langsung memeluk ibunya erat, Sungmin sendiri mengelus punggung Luhan lembut.

"Ada apa?"

"Chanyeol ... aku tak mau dia pergi, Eomma. Bagaimana jika dia selingkuh di sana? Hikss," isak Luhan sesengukan di pelukan Sungmin.

Ya, Luhan sedang ingin menangis. Entah mengapa perasaannya sangat buruk saat ini. Apalagi ketika Kyungsoo menyinggung hubungannya dengan Chanyeol tadi. Mood Luhan langsung drop seketika.

"Aigo ... kau ini sudah 22 tahun Luhan-aa, berhentilah cengeng dan manja seperti ini!" ucap Sungmin.

"Biarkan 'lah Eomma, aku hanya akan cengeng dan manja di hadapan ... Eomma saja!" jawabnya sedikit sesenggukan.

Sungmin menghela napas pasrah. "Ya sudah-sudah. Bagaimana jika appa, eonnie dan oppa iparmu melihatmu menangis seperti ini, eum? Apa kau tak malu?" imbuh Sungmin lembut.

Luhan melepaskan pelukannya dan berhenti menangis. Sungmin tersenyum seraya menghapus jejak-jejak air mata putrinya. Kedua jari tulunjuk Sungmin kini tengah bertengger di kedua ujung bibir Luhan, lalu ia menarik kedua jari telunjuknya ke atas dan otomatis kedua ujung bibir Luhan pun tertarik melengkung ke atas. Luhan yakin kini bibirnya telah melukis sebuah senyuman.

"Nah, kau terlihat cantik jika kau tersenyum sayang dan mana mungkin Chanyeol berselingkuh, eoh? Dia itu sangat mencintaimu dan jika kau juga mencintainnya, maka kau harus percaya seutuhnya pada Chanyeol bahwa dia tak mungkin akan menghianati cinta kalian, mengerti?" Ujar Sungmin menasehati putrinya.

Luhan tertegun sejenak, lalu ia langsung tersenyum tulus. "Ya, Eomma ... aku yakin Chanyeol oppa pasti setia padaku. Terima kasih, Eomma!" Ujar Luhan seraya kembali memeluk Sungmin.

"Nah, baru ini putriku!" Sungmin mengusap rambut panjang Luhan lembut.

Aigo aku ini memang bidoh! Mana mungkin aku bisa meragukan cinta tulus Chanyeol oppa? Hahh ... aku yakin Chanyeol oppa mencintaiku tulus dan begitu pun sebaliknya aku mencintai Chanyeol dengan tulus. Batin Luhan.

.

.

.

.

.

Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring terdengar nyaring di suasana hening keluarga Cho yang tengah melaksanakan kegiatan rutin itu. Ya, apalagi jika bukan makan malam, namun makan malam untuk malam ini sedikit berbeda karena bukan seperti malam-malam sebelumnya yang hanya terdapat tiga orang saja di meja makan itu, kini anak sulung dari keluarga Cho yang telah menikah pun hadir dalam makan malam penuh khidmat.

Mereka makan malam dalam diam, siapapun yang melihat tata cara makan mereka pun pasti dapat menebak bahwa mereka bukanlah orang biasa. Ya, mereka adalah keluarga keturunan darah biru yang terkenal dengan keanggunan, keangkuhan, ketegasan dan aura 'khas' kelas atas lainnya.

Setelah mereka selesai dengan acara makan mereka, mereka pun pindah ke ruang tamu sekedar untuk mengobrol ringan.

"Hmm ... Kyungsoo, Sehun bagaimana? Apakah sudah ada hasil?" ujar Kyuhyun serius.

Kyungsoo dan Sehun terlihat gelisah mendengar pertanyaan Kyuhyun, karena mereka tahu apa yang Kyuhyun maksud.

"Ah, Appa itu ... um kami belum ada hasil Appa. Maaf." Ujar Kyungsoo gugup, namun diakhiri oleh nada pasrah. Kyuhyun dan Sungmin membulatkan kedua bola mata mereka karena terkejut.

"Apa?! Kenapa bisa seperti itu Kyungsoo? Ini sudah 4 tahun Kyungsoo 4 TAHUN!" ucap Kyuhyun dengan nada sedikit meninggi. Kyungsoo menundukkan kepalanya sedih dan Sehun hanya dapat merangkul istrinya sayang tanpa tahu harus berbuat apa lagi.

"Apa kau ... mandul?" Ujar Kyuhyun seraya menutup kedua bola matanya.

Mendengar penuturan Kyuhyun, sontak saja Sungmin, Luhan, Sehun dan Kyungsoo menatap Kyuhyun tak percaya.

"Kau Mandul Kyungsoo! Kau MAN-"

Luhan segera berdiri dari sofa. "CUKUP, APPA!" Teriaknya memotong kalimat Kyuhyun.

Kyuhyun memandang putri bungsunya itu dingin. Ya, Kyuhyun sangat benci jika ada seseorang memotong kalimatnya apalagi membentaknya seperti itu walaupun oleh anaknya sekalipun.

Kyuhyun bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di hadapan putri bungsunya itu, Kyuhyun mengangkat tangannya hendak menampar Luhan, Luhan hanya dapat menutup kedua matanya pasrah.

Beberapa detik berlalu dan Luhan tak merasakan apapun. Karena penasaran Luhan pun membuka kedua matanya dan mata Luhan langsung terbelalak lebar ketika melihat siapa yang tengah menepis tangan Kyuhyun agar tak sampai menyentuh pipinya.

"Jangan anda berani-berani menyakitinya di depan saya, Tuan Cho!" Ujar pria itu dingin.

Semua orang yang berada di sana menatap pria itu tak percaya.

"Kau!"


To be continue


Author's note : Annyeonghaseyo! /bow/ Sasa imnida, author amatir yang iseng bikin fic abal xD Wkwk, salam kenal :) Well, ini fic pertama Sasa di fandom screenplay, maaf ya jelek. Sasa tahu ko fic ini jauh dari kata bagus T.T Tapi walaupun begitu semoga fic ini menghibur, dan semoga kalian suka. Oiya, fic ini pernah Sasa publish di akun facebook. Buat ke depannya, Sasa akan update tergantung minat reader, kalo banyak yang suka nanti Sasa update lagi. Dan untuk senior, mohon bimbingannya. Terima kasih.

Salam hangat,

UchiHaruno Misaki.