Sulay Fanfiction Indonesia

=MINI FIC=

Happy Birthday Yixing!

Sheep and Water

Kim Junmyeon

Zhang Yixing

Kim Jongin

Do Kyungsoo

YAOI

Many typo(s)

Smile cause your enemy hate it

Love your enemy

….

Praaang….

Kedua Kim saling menatap, mencoba mengabaikan suara yang semakin lama semakin sering menghiasi rumah itu. Terlebih ketika waktu sarapan, makan siang dan makan malam. Tuan Kim masih melanjutkan makan nya tetapi tidak dengan nyonya Kim yang kini meletakkan sendok dan garpu nya dan menatap tajam suami nya. Tuan Kim yang mulai terusik kini menghela napas dan ikut meletakan peralatan makannya. Dia tahu yang kemudian terjadi jika terus mengabaikan istrinya itu.

" Ya sayang?." Tanya Tuan Kim hati-hati

" Apa kau sungguh tidak memperbolehkan ku mencari pembantu baru?." Si istri menatap memohon kepada suaminya. Bukan karena dia membenci pembantu mereka yang sudah hampir dua puluh tahun bersama mereka. Bahkan sebelum dia menikah dengan suaminya itu. Pembantu itulah yang mengajarkan bagaimana menaklukan seorang Kim Siwon yang terkenal angkuh di universitasnya dulu. Bagaimana tidak dia harus berjuang mendapatkan perhatian dari laki-laki yang menjadi pujaan di kampusnya itu. Soojun bahkan seperti mengikuti kursus secara diam-diam dengan pembantu kesayangan Siwon tersebut. Kopi yang sesuai dengan lidah nya, baju yang pas di badannya, bahkan aromaterapi yang paling di sukai Siwon. Soojun harus mengingatnya di luar kepala.

" Sayang bukan aku tidak mampu untuk mengupah seorang pembantu lagi. Tapi kau tahu kan bagaimana terikatnya Junmyeon ke Bibi Sung? Apa kau ingin anak itu uring-uringan sepanjang hari?." Siwon mencoba menenangkan istrinya

" Junmyeon bukan anak kecil lagi. Lagipula aku curiga entah Junmyeon atau kau yang tidak bisa lepas. Kita bukan memecatnya. Kita hanya perlu tambahan pembantu. Mungkin untuk berbagi shift dengan Bibi Sung. Ayolah apa kau tidak kasihan dengan usianya?."

" Hmm bila itu menurutmu yang terbaik. Tapi ada baiknya kita membicarakan ini dengan Bibi Sung. Aku tidak ingin dia merasa kecewa."

" Tenang saja. Tidak akan ada pembantu baru jika tidak lolos ujian dari Bibi Sung. Bagaimana?." Tawar Soojun.

" Nah itu lebih baik. Kau memang selalu memikirkan semuanya dengan sempurna." Siwon memuji istrinya. Membuat pipi Soojun memerah.

" Bibi Sung! Kenapa kemejaku tidak ada?! Apa aku tidak harus sekolah hari ini?!." Teriak seorang laki-laki dari lantai atas.

" Lihat anakmu. Sangat mirip denganmu." Soojun kembali memakan sarapannya sambil melihat seorang nenek renta yang naik keatas karena namanya dipanggil.

" Memang sudah seharusnya Bibi Sung tidak bekerja begitu berat. Aku bahkan lupa bagaimana dia bisa setua ini sekarang." Gumam Siwon prihatin melihat pembatu kesayangannya susah payah naik tangga.

.

Pintu terbuka kecil takut mengganggu privasi pemilik kamar yang sudah beranjak dewasa. Bibi Sung tersenyum melihat Junmyeon yang baring di kasurnya hanya mengenakan celana sekolahnya dan baju dalaman. Lelaki kecil itu memang sudah beranjak besar tapi tidak dengan kelakuannya. Sedikit mengingatkannya pada tingkah laku sang ayah si anak yang dulu juga sama percis seperti dirinya.

" Apa kau akan tetap tidur hari ini?." Bibi Sung masuk ke dalam mengemasi bekas baju tidur yang berantakan di lantai.

" Bibi! Kenapa kemejaku tidak ada?. Aku sudah hampir telat mungkin Jongin sudah menungguku di parkiran sekolah saat ini." Rengek Junmyeon yang tak sesuai dengan postur tubuhnya.

" Bagaimana kau bisa bilang tidak ada. Bahkan kau terlalu malas untuk membuka lemari pakaianmu. Ini kemejamu." Bibi Sung menarik sebuah baju dari dalam lemari Junmyeon. Si pemilik lemari menatapnya kagum seakan-akan Bibi Sung mampu menyihir apapun yang dia inginkan.

" Ooh daebak."

" Nah kajja. Sekarang kau sudah tampan. Pergi sarapan aku sudah membuat sup kesukaanmu." Bibi Sung menepuk-nepuk dada Junmyeon dengan bangga.

" Ne. Aku akan semangat sekolah hari ini. Gomawo bibi Sung." Junmyeon memeluk kilat pembantunya sebelum ia berlari menuruni tangga untuk sarapan.

.

.

.

Di suatu rumah yang lebih kecil namun sama hangatnya

Duk duk duk duk

Suara langkah kaki mengisi keseluruhan rumah kecil yang di huni dua orang adik beradik yang berbeda sifat. Si sulung Yixing yang banyak tersenyum dan si bungsu Kyungsoo yang sangat sopan. Begitu julukan kedua adik beradik dari para tetangga mereka. Di rumah kecil yang mereka sewa, karena rumah orang tua mereka yang letaknya sangat jauh.

" Kyungie! Bangun Molly ku. Kyungiee ayo ini hari pertama mu masuk sekolah." Si sulung menarik kaki yang terbungkus selimut dengan semangat.

" Baik-baik. Aku sudah bangun." Seorang pria yang lebih kecil dengan pipi menggemaskan keluar dari dalam selimutnya.

" Pagi Kyungie! Hari ini adalah hari special untukmu. Aku sudah memasakkan sarapan terlezat dan terenak. Air mandi mu pun sudah ku persiapkan dan….."

" Apa masih lama?." Potong Kyungsoo sambil menggosok matanya malas.

" Mwo? Apa nya yang lama?." Tanya Yixing bingung

" Kata sambutanmu. Aku ingin siap-siap kesekolah tapi kau masih menahanku disini."

" Aku tidak menahanmu Kyung." Yixing mengibas-ngibas tangannya seakan menunjukkan dia tidak lagi menarik kaki si bungsu.

Si bungsu menghela napas, dia sudah yakin apa yang di bicarakannya tidak akan di mengerti oleh hyung nya itu.

" Aku ingin mandi Yixing ah. Dan tolong keluar dari kamarku." Ucap Kyungsoo pelan

" Oh… Baiklah-baiklah. Aku akan keluar jika begitu. Yack! Kau Kyungsoo kenapa tidak memanggil aku Hyung! Aku ini lebih tua darimu!." Ucap Yixing garang

" Secara teknis kita hanya beda enam bulan saja. Ibu mengandungku ketika usiamu baru enam bulan." Ucap Kyungsoo santai

" Tapi kan umur manusia baru di hitung setelah kau lahir." Bela Yixing

" Sudahlah. Apa hyung ku ini akan membiarkan aku terlambat di hari pertamaku?." Pujuk Kyungsoo agar cepat selesai.

" Tidak tentu tidak. Baiklah aku akan menunggu dibawah Kyungie!." Yixing menutup pintu Kyungsoo. Meninggalkan Kyungsoo yang menghela napas panjang.

" Aku tidak akan memanggilmu hyung jika kau masih memanggilku dengan sebutan itu."

.

.

.

Pagi yang cerah untuk para siswa siswi di Korea, begitu juga di salah satu sekolah yang lumayan terkenal dan besar. Sekolah itu menjadi salah satu impian dari banyak anak-anak muda di Korea Selatan. Ya tidak hanya di Seoul sekolah itu sudah terkenal. Banyaknya tokoh masyarakat yang hadir dari sekolah itu bahkan kabarnya salah satu perdana mentri dari negara barat sana pernah bersekolah disini ketika keluarganya menetap di Korea Selatan.

Mulai dari sistem penerimaan, ujian yang tidak hanya satu kali dan biaya sekolah yang mahal. Deretan dari alasan-alasan utama mengapa sekolah itu menjadi sekolah unggulan di Seoul. Dan lihat alasan kecil lainnya yang menarik lebih banyak minat dari sekolah itu adalah kedua Kim yang terkenal bersekolah disana.

Kim Junmyeon dan Kim Jongin, kedua Kim yang berasal dari dua keluarga yang berbeda dengan beberapa persamaan. Salah satunya adalah tampan juga kaya raya. Mulai dari Kim Jongin, pria yang mengaku hobinya memanjat tebing sehingga membuat kulitnya berwarna agak kecoklatan dibanding para remaja Korea lainnya, memiliki daya tarik seperti magnet. Senyum yang menawan, lirikan mata mesum nya dan kibasan rambut yang sering dia lakukan.

Seperti sekarang, berada di depan mobil pribadinya yang mahal. Satu kakinya naik ke atas seakan menunjukkan dia tidak begitu peduli dengan berapa mahal harga mobil yang dimilikinya. Badan yang cukup atletis terkadang membuat kancing di kemeja nya tertarik ketika dia mengangkat tangannya untuk mengibas rambutnya.

Murid perempuan disana menjuluki Jongin sebagai 'standar kesempuraan' yang tidak akan pernah dipenuhi oleh para namja lainnya disekolah ini ataupun di luar sana. Jongin selalu memiliki cara menjadi pusat perhatian untuk semua orang.

Murid laki-laki setengah mengagumi dan iri dalam diam dengannya. Setidaknya mereka memiliki satu yang mungkin malas untuk dicapai Jongin, yaitu keberhasilan dalam belajar. Jongin jarang mengikuti pelajaran di sekolahnya. Dia sering mengulang ujian-ujian yang dianggapnya tidak penting. Ya siapa yang peduli dengan nilai A jika kau memilki daya tarik dan kehidupan terpenuhi seperti milik Jongin.

Criiiiiit

Mobil hitam dove memasuki parkiran tepat disebelah Jongin. Dengan smirk nya Jongin memandang kedatangan mobil yang seperti sudah ditunggunya sejak tadi. Para siswa dan siswi yang masih asik menonton pesona Jongin menjadi tambah riuh akibat kedatangan mobil dove hitam itu.

Ya Kim Junmyeon, anak pembisnis sukses yang hampir saja menjadi menteri keuangan Negara Korea Selatan. Dan dengan mudah ditolak secara halus oleh Kim Siwon dengan alasan hanya ingin menjadi rakyat biasa saja. Rakyat biasa yang tidak biasa tentunya. Bisnis milik keluarga Junmyeon melingkupi dari bisnis darat, udara hingga laut. Sudah sama seperti kemiliteran yang dimiliki Negara itu.

Paras yang nyaris sempurna diwariskan dari kedua orang tuanya, membuat Junmyeon menjadi satu-satunya orang yang bisa mengalahkan pesona Jongin di sekolah itu. Nilai pelajaran yang selalu di atas baik. Dan sifat angkuh yang dimilikinya dianggap wajar untuk seorang Kim Junmyeon. Itulah dua Kim, Kim Jongin yang senang menebar pesona dan Kim Junmyeon yang terlihat angkuh dingin di depan umum.

" Lihatlah! Dia belum keluar dari mobilnya tapi jantungku sudah akan meledak!." Teriak gadis-gadis

Jongin yang mulai risih menunggu Junmyeon yang belum juga keluar dari dalam mobilnya. Dengan kesal dia menghampiri pintu mobil Junmyeon.

" Hei bukalah. Apa kau mau membuat kemacetan di jalan masuk sekolah? Lihat semakin banyak siswa yang berdiri hanya menunggumu keluar." Ucap Jongin dari balik jendela mobil. Junmyeon menurunkan sedikit kaca mobilnya yang gelap. Dengan wajah kekanak-kanaknya dia melirik kanan dan kiri takut di curi dengar.

" Ada apa kau?." Tanya Jongin menyadari wajah Junmyeon yang cemas.

" Bibi Sung lupa mengikat tali sepatuku dua kali." Ucap Junmyeon pelan nyaris tidak terdengar oleh Jongin.

" Lalu apa masalahnya?." Tanya Jongin masih belum mengerti

" Aku tidak mau keluar. Bagaimana jika nanti tali sepatuku lepas?." Ucap Junmyeon menyadarkan sahabatnya bahwa dia tengah dalam situasi terancam.

" Tinggal ikat lagi saja! Sudah keluar." Ucap Jongin tambah kesal karena tahu masalah Junmyeon tidaklah berat

" Aku tidak bisa mengikat tali sepatu tahu!." Tekan Junmyeon. Jongin cengo tidak percaya melihat sahabatnya itu. Jongin memang tahu Junmyeon memiliki dua kepribadian yang berbeda. Junmyeon yang manja jika di dalam rumah dan Junmyeon yang angkuh di sekolah. Tapi sungguh Jongin tidak menyangka jika hal sepele seperti inipun tidak bisa dilakukan seorang Junmyeon karena pembantunya sangat menyayanginya itu.

" Baiklah aku akan mengikatkannya dua kali untukmu. Keluarlah!." Ucap Jongin

" Apa kau mau menjatuhkan harga dirimu sendiri? Mengikatkan tali sepatuku di depan ratusan siswa? Aku sebagai sahabatmu menolak." Ucap Junmyeon ingin menutup kembali kaca jendela

" Baik-baik. Aku akan mengikatnya di dalam mobilmu. Buka cepat." Dengan pertimbangan Junmyeon akhirnya membuka pintu mobilnya untuk Jongin. Suara kagum para siswa terdengar begitu mendengar suara pintu mobil Junmyeon yang mahal.

" Sini kaki mu. Aku tidak perlu masuk cukup hanya anak-anak lain tidak melihatnya."

.

.

Dengan susah payah kedua Zhang masuk ke dalam gerbang sekolah yang dipenuhi kerumunan siswa-siswi itu. Yixing terus memegangi tangan adiknya karena takut Kyungsoo tersesat. Sedangkan Kyungsoo sibuk melepaskan dirinya dari Yixing karena tidak ingin terlihat sebagai anak kecil.

" Kenapa mereka berkerumuman seperti ini?." Tanya Kyungsoo

" Entahlah mereka sering berkerumunan seperti ini semenjak aku sekolah disini. Namun aku tidak tahu apa yang mereka lihat. Ayo kita kedepan dan lihat. Mungkin saja itu adalah petunjuk soal-soal ujian nanti." Ucap Yixing semangat. Kyungsoo mendengus, bagaimana bisa sekolah seperti ini meletakkan petunjuk ujian mereka di sebuah parkiran mobil siswa.

" Hmm apa kita diminta menghitung jumlah mobil?." Tanya Yixing mulai menghitung mobil dari ujung. Kyungsoo yang akhirnya mencari jawaban sendiri melihat kepusat perhatian para murid. Dua buah mobil yang terlihat mahal dan salah satunya sedang sedikit terbuka pintunya.

" Kurasa mereka melihat itu." Ucap Kyungsoo menunjuk titik perhatian. Yixing mengikuti telunjuk jari Kyungsoo yang menunjukkan sebuah mobil dove hitam dengan seseorang yang tampak berada di dalam dan seorang lagi sedang berjongkok seperti…

" Apa Jongin sedang melakukan sesuatu dengan Junmyeon?." Bisik murid perempuan berpita pink kepada temannya disebelah.

" Apa kau yakin? Kim Junmyeon dan Kim Jongin? Apa benar mereka? Tidaaak kita sangat rugi besar."

" Kita tidak boleh asal menuduh mereka, kau tahu kan apa reaksi Junmyeon nanti kalau dia mendengarnya. Bisa-bisa kau diusir dari Negara ini."

" Be-benarkah."

" Ne! yang kutahu Ibunya kan keturunan raja dari Korea."

Kyungsoo yang mendengar pembicaraan murid-murid perempuan itu memutar kedua bola matanya jenuh. Sosok yang sok menguasai sekolah, si pangeran kaya raya, si pengikut nya yang setia dibelakang dan sama menjengkelkan dengan sosok si pengeran. Seperti sosok pengecut yang hanya bisa mengertak di dalam sekolah dan menari dalam harta orangtua. Semua sudah dapat di prediksi Kyungsoo.

" Apa kau tidak mengenali mereka?." Tanya Kyungsoo kepada Yixing

" Siapa? Mereka?." Yixing menunjuk kedua siswa yang tampak terang-terangan berbuat mesum itu. dengan wajah merah dan berusaha berwibawa Yixing menjawab pertanyaan Kyungsoo dengan lantang.

" Aku tidak mungkin kenal dengan dua siswa mesum dan tidak berbudi seperti itu!."

Krik krik krik

Mata kecil Yixing melirik ke kanan dan kirinya yang kini semua siswa mengganti titik pemandangan mereka ke wajah Yixing. Suara keras Yixing membuat mereka terkejut sekaligus semakin menguatkan dugaan bahwa antara dua Kim itu memiliki suatu hubungan melebihi sahabat.

" Hei! Apa katamu?!." Jongin yang menyadari isu jelek tentang dirinya baru saja terjadi cepat menghampiri si penebar isu.

" A-aku? Aku hanya bilang tidak kenal dengan kalian! Apa itu salah?!." Yixing membalas teriakan Jongin. Wajah Jongin yang semakin mencoklat karena kilatan amarahnya tidak sedikit pun menciutkan nyali Yixing yang memang tidak merasa bersalah. Sedangkan para siswa yang menonton mulai menyingkir dari kanan dan kiri Yixing.

" Kau…."

" Apa kau tidak mendengar perkataan Hyung ku? Dia tidak mengenalimu, apa itu salah? Atau kau mengenali Hyungku?." Jongin semakin terbelak mendengar bantahan dari seorang pria bermata bulat yang tampak cuek menghadapinya.

" Aku- aku juga tidak mengenali siapa dia!." Ucap Jongin

" Ya sudah selesaikan. Ayo Hyung kita pergi. Aku harus berkumpul di depan aula utama." Ucap Kyungsoo menarik Yixing pergi.

" Tunggu!." Para siswa semakin menjauhi Yixing begitu satu suara keluar. Yixing dan Kyungsoo menghentikan langkahnya. Menatap si pemanggil yang tampak angkuh di depan mereka.

" Kau dan kau.. Tidak seharusnya mengomentari apapun tentang kami berdua." Ucap Junmyeon menunjuk wajah Yixing dan Kyungsoo.

" Memangnya kenapa jika….."

" Sudah. Kyungsoo kukira aku memang salah. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu kepada kalian." Kyungsoo menoleh tidak percaya ke kakaknya yang kini memandang Junmyeon dengan wajah tidak enak. Kyungsoo tidak menduga bahwa Yixing akan menyerah dengan si penguasa pengecut.

" Maafkan aku. Aku tahu hal seperti ini sudah diterima di beberapa Negara hanya saja aku baru melihat ini di depan mata kepala ku sendiri. Karena itulah aku terkejut. Silahkan lanjutkan hubungan kalian. Aku permisi dulu." Kyungsoo hampir meledak dalam tawa mendengar perkataan Yixing. Sosok Hyung yang polos ini memang selalu membuat lelucon tanpa dia sendiri sadari. Dengan pasrah Kyungsoo mengikuti tarikan Yixing keluar dari kerumunan murid-murid.

Wajah merah Junmyeon dan mata tidak percaya Jongin mengikuti kedua anak yang baru saja pergi dari hadapan mereka berdua. Bagaimana bisa seorang Kim Junmyeon hanya diam tidak berkutik akibat perkataan namja kurus tadi. Bisik-bisik mulai menghiasi kanan dan kiri. Siswa yeoja mulai sibuk menyayangkan kenyataan yang dibuat Yixing. Dan siswa namja sedikit takut-takut menunjukkan wajah bahagia mereka. Itu artinya saingan mereka telah tiada. Ya, Kim Junmyeon rupanya berpacaran dengan Kim Jongin.

.

.

.

Di dalam sebuah kelas yang terasa lebih tenang dan sunyi. Seorang namja tampak mengejar namja lain di depannya. Dia tahu bukan dialah penyebab Kim Junmyeon marah, bagaimana bisa dia dipasangkan dengan sahabatnya sendiri. Jongin memang tidak pernah memikirkan apakah laki-laki ataupun seorang wanita yang di pacarinya kelak. Jongin selalu ingin tampil mempesona di hadapan keduanya. Namun, jika memang laki-laki yang kelak membuatnya jatuh cinta. Sudah pasti bukan Kim Junmyeon. Dia tidak mungkin berada sama dengan Junmyeon.

Apakah Junmyeon mau menjadi bottom nya? Pasti tidak. Dan apa Jongin mau menjadi bottom Junmyeon? Walaupun itu demi persahabatan mereka, Jongin sudah pasti telak menolak semua itu.

Braak!

Junmyeon menendang kursi di depannya, beberapa siswa di dekatnya kaget dan menjauh. Berurusan dengan Junmyeon yang sedang marah, sama saja dengan mengumpankan diri ke dalam kandang singa.

" Siapa bocah itu?! Berani sekali dia membuat cerita kita seperti sepasang kekasih!."

" Er aku juga tidak pernah melihatnya. Apalagi kau lihat adiknya? Kau lihat ada yang salah dengan tatapannya. Dia menatapku seakan aku ini mangsa buruan yang mau dia cincang."

" Dia harus membersihkan nama baik kita berdua!. Kau lihat Jongin? Bagaimana sekarang murid-murid ini memandang kita."

" Ne. bahkan aku dengar tadi teriakan salah satu dari siswa mau membuat fansclub shipper kita berdua." Junmyeon memandang Jongin dengan pandangan ingin muntah, begitu juga Jongin.

" Apa kau membayangkan kita berdua saling berciuman atau…."

" Jongin! Hentikan!."

" A-aku hanya membayangkan saja. Itu sudah sangat mengerikan Junmyeon."

Junmyeon mengacak-ngacak surai coklatnya dengan kesal. Image yang dibangunnya jauh dari kepribadian manja di rumah. Tiba-tiba rusak oleh seorang namja berwajah kecil, berlesung pipi dan kurus.

" Kita harus balas dendam dan menunjukkan dengan siapa dia berurusan." Gumam Junmyeon

.

.

.

Yixing kembali memastikan kelas yang akan di masuki Kyungsoo itu tidak salah sebelum melepas adiknya. Kyungsoo dengan jenuh menatap Yixing. Dia bukan bayi lagi, ditambah sepertinya saat ini Yixinglah yang harus dikhawatirkan. Manusia-manusia seperti dua orang tadi tentu tidak menerima bulat-bulat perbuatan polos Yixing tadi. Seketika Kyungsoo merasa kasihan dengan hyungnya. Bagimana bisa dia tidak menyadari bahaya yang akan menimpanya.

" Kyungie, masuklah. Ini memang kelasmu. Nanti pulang sekolah aku akan menjemputmu lagi. Kau tunggu ne." ucap Yixing tersenyum manis kepada adiknya.

" Apa kelasmu jauh?." Tanya Kyungsoo

" Kelasku berada satu tingkat di atas. Tenang saja aku pasti akan cepat menjemputmu." Yixing salah mengartikan maksud Kyungsoo. Yixing menduga bahwa Kyungsoo takut dengan lingkungan barunya.

" Hmm.. Terserah saja." Kyungsoo masuk kedalam kelas dengan pasrah.

" Semangat Kyung!. Hyung akan menjagamu!."

.

Pelajaran yang menyenangkan dan para teman yang saling membantu, tampaknya hanya berada dalam sebuah cerita di dalam buku pelajaran. Kyungsoo membuang wajahnya ke jendela disebelah dirinya duduk. Sesungguhnya Kyungsoo tidak perlu terlalu mengikuti pembelajaran di kelas. Dengan IQ di atas rata rata dia mampu menjawab pertanyaan yang bahkan dengan rumus paling susah sekalipun.

Bukan keinginannya lah dia berada di sekolah ini. Sebenarnya sekolah ini adalah impian untuk ayahnya dan Yixing. Ayahnya ingin anak-anaknya bersekolah di sekolah bergengsi seperti ini. Walaupun harus menjual sebidang tanah dan terus bekerja keras. Yixing menjadi orang yang lebih banyak belajar untuk dapat masuk kesekolah ini. Begitu Yixing diterima, ayahnya sudah menaruh harapan bahwa Kyungsoo dapat mengikuti jejak anak pertamanya itu.

Disinilah Kyungsoo didalam sekolah bergensi dan penuh dengan gangster lokal. Andai saja ayahnya dan hyungnya mau mereka bersekolah di perdesaan sudah tentu kehidupan yang mereka jalani akan lebih mudah dan sederhana.

Teeet teeet

Lamunan Kyungsoo terhenti, jam istirahat tampaknya sudah mulai. Kyungsoo langsung keluar tanpa peduli kanan kirinya tampak sedang mencari teman untuk menuju kantin sekolah. Kyungsoo tidak memiliki uang untuk makan di kantin sekolah.

Yixing sering bercerita jika sedang istirahat dan untuk membunuh rasa lapar, Yixing akan pergi ke perpustakaan untuk tidur. Mungkin cara itu juga yang akan Kyungsoo jalankan. Tidur ataupun menemukan sesuatu yang menarik untuk membunuh rasa lapar. dengan membawa sebuah pulpen dan dan sebuah buku untuk mencatat apapun itu Kyungsoo melangkahkan kaki melihat peta sekolah yang diberi setiap siswa baru ketika dia berada di aula utama tadi.

" Lepaas! Lepaskan aku!." Mata bulat Kyungsoo semakin membulat mendengar suara teriakan. Dia kenal suara itu. sudah pasti milik hyungnya. Dengan cepat Kyungsoo mengejar suara teriakan yang semakin menjauh.

" Yixing! Yixing ah!."

.

.

Susah payah Junmyeon dan Jongin membawa Yixing diantara kerumunan siswa yang tampak penasaran. Untuk apa kedua Kim membawa si pembawa berita. Akhirnya Jongin melepaskan tangannya begitu cakaran Yixing mengenai kulitnya.

" Astaga! Dia benar-benar menyusahkan!." Junmyeon masih terus menyeret Yixing hingga mereka tiba di dalam ruangan tempat penyimpanan bola-bola basket dan loker para pemain basket.

Setelah Jongin memastikan tidak ada satu orang pun di dalam sana. Junmyeon mencampakkan Yixing di depannya dan menatap tajam laki-laki itu.

" Apa mau kalian!." Teriak Yixing

" Kau mau kami!." Balas Junmyeon

" Dua lawan satu? Dasar pecundang!." Teriak Kyungsoo masuk ke dalam ruangan. Jongin cengo melihat Kyungsoo yang langsung menatap Jongin dengan tatapan mematikan.

" Kyungie! Untuk apa kau kemari? Keluarlah."

" Tidak!. Biar aku juga tahu apa mau mereka berdua pecundang ini." Junmyeon menahan geram mendengar ucapan Kyungsoo.

" Kami mau kau meminta maaf kepada kami berdua di depan umum!." Ucap Jongin kesal

" Untuk apa?."

" Masih kau Tanya? Untuk gossip murahan yang kau buat tentang kami berdua. Asal kau tahu aku dan Jongin bukanlah pasangan seperti yang kau maksud! Kau membuat kesabaran kami benar-benar hilang!."

" Ya sudah! Kalau kau hanya ingin memintanya meminta maaf untuk apa sampai menyeretnya di depan umum seperti tadi." Kyungsoo masih menatap kesal kedua Kim

" Karena kami ingin kau dan adikmu ini meminta maaf sambil berlutut di depan kaki kami berdua. Hingga semua orang tahu siapa Kim dan siapa kau." Ucap Junmyeon angkuh

" Apa? Kenapa kau libatkan adikku juga? Kami tidak mungkin melakukan itu!."

" Sepertinya kau mulai berani." Junmyeon memajukan wajahnya kehadapan Yixing. Yixing yang menolak takut terus menatap mata Junmyeon yang sama sekali tidak berkedip. Tanpa peringatan Junmyeon mencium paksa bibir Yixing. Kyungsoo dan Jongin yang melihatnya merasa terkejut dan sama-sama saling melepaskan keduanya. Yixing yang terus meronta dibantu dengan Kyungsoo. Tubuh Junmyeon yang sama sekali tidak mau pisah dari tubuh Yixing walaupun Jongin telah menarik paksa dirinya.

" Junmyeon! Apa kau gila!."

" Hentikan! Hentikan hyungku akan kehabisan oksigen!."

Junmyeon melepaskan ciumannya, menatap Yixing yang kini tampak pucat dan mengeluarkan air matanya. Junmyeon termenung, tatapan benci dan takut Yixing menusuk dirinya. Bagaimana bisa, ini tidak boleh terjadi. Pikir Junmyeon. Dia harus tampak seperti kepribadiannya disekolah sebelum dihancurkan oleh namja berlesung pipi ini.

" Kau… Kau brengsek!."

Yixing menarik Kyungsoo untuk pergi meninggalkan Junmyeon dan Jongin. Jongin yang ingin mengejar mereka langsung ditahan oleh Junmyeon. Entah mengapa hatinya ikut ngelangsa seperti ini.

" Biarkan saja mereka pergi." Ucap Junmyeon pelan

Ayolah Junmyeon! Bahkan kau tidak mengenali namanya!. Teriak batin Junmyeon.

.

.

Pegangan Yixing terus mengendur begitu mereka sampai di halaman parkir depan sekolah. Tidak mungkin untuk dirinya kembali ke kelas dengan mata dan mulut bengkak. juga air mata yang masih terus menetes. Kyungsoo yang tahu dengan keadaan Yixing merasa sedih. Hyung yang selama ini tidak pernah sedih kini harus menangis sesakit ini.

" Pengecut sialan!. Akan ku pukul mereka! ." Teriak Kyungsoo mencoba kembali ke tempat semula namun ditahan oleh Yixing.

" Jangan. Aku tidak ingin kau bernasib sama sepertiku. Aku- aku- hiks…" Yixing kembali menangis

Kyungsoo memeluk Yixing, tidak peduli air mata Yixing yang membasahi kemejanya. Tangannya terus mengelus punggung hyungnya itu. matanya menatap lurus kedepan, melihat dua mobil mewah yang salah satunya diketahuinya milik namja yang mencium Yixing tadi.

Tadi mereka berdua muncul dari mobil itu. sudah pasti mobil hitam itu milik si mesum. Pikir Kyungsoo

Dengan sigap Kyungsoo mendudukkan Yixing dan mengeluarkan pena yang dibawanya tadi.

" Tunggu disini. Aku akan memberi pelajaran kepada mereka." Ucap Kyungsoo

" Kyungie! Jangan!."

Terlambat Kyungsoo telah berlari dan mengoreskan mobil mahal itu dengan ujung pena yang di pegangnya.

" Kau lihat ini! Ini yang didapat dari seorang pengecut!." Yixing cengo melihat tindakan Kyungsoo. Kyungsoo yang jarang berbicara, Kyungsoo yang tidak banyak menunjukkan ekspresi. Kini tengah dikuasai oleh emosi. Menghabisi sesuatu yang mahal….. mahal…. Ya mahal….

" Kyungie! Jangan! Habislah kita!."

Tbc

IM CHINA SHEEP!

Aaaa Yixing

Siapa yang nunggu lagu solo Yixing?

Siapa yang nunggu Yixing manggung sama EXO lagi?

Sabar ya sabar

Semua butuh proses

Apapun itu

HAPPY BDAY MY UNICORN!

MY SHEEP?

YES YIXING YOU ARE CHINA SHEEP

URI SHEEP

WE ARE LOVE YOU!