Disclaimer : Masashi Kishimoto
Summary :
Hinata Hyuuga adalah seorang anak kutu buku yang selalu menjadi korban penindasan di sekolahnya. Tapi, apakah seorang gadis kutu buku seperti Hinata Hyuuga tidak boleh merasakan bagaimana rasanya, jatuh cinta? Apakah gadis kutu buku dilarang hukumnya untuk mencintai seseorang? Apa haram hukumnya?
Chapter 1 : First Sight
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur tahun ajaran baru. Semua anak-anak sekolah sudah memulai aktifitasnya sebagai pelajar, termasuk seorang gadis berambut indigo dengan poni rata tersebut yang orang-orang menyebutnya Hinata Hyuuga.
Dia adalah anak keturunan Hyuuga, dan disebut juga sebagai pewaris utama perusahaan yang di bangun oleh Hyuuga. Walaupun dia seorang pewaris utama, tapi dia bukanlah anak yang selalu memamerkan harta nya yang berlimpah itu.
Dia adalah anak populer. Ya dia memang populer, tapi kata 'populer' itu dalam artian lain. Dia terkenal karena, dia adalah gadis yang selalu di tindas oleh semua orang. Bahkan orang-orang menempatkan Hinata di kasta terendah yang ada di sekolah tersebut.
Hinata selalu saja di perlakukan buruk oleh semua orang yang ada di sekolah tersebut. Dia sangat pintar, bahkan dia sering maju dalam olimpiade, dia memiliki harta yang sangat berlimpah, dia memiliki hati nurani yang benar-benar baik, dia cantik dan juga manis.
Kenapa dia ditindas?
Hinata adalah gadis lemah yang selalu mau di suruh apapun karena, kebaikan hatinya. Dia mau-mau saja disuruh ini dan itu oleh orang-orang yang memanfaatkan kebaikan Hinata.
Hinata hanya bisa menghela napas, dan tersenyum secara terpaksa karena mendapatkan beban yang begitu berat seperti ini.
.
Hinata sekarang berada di depan sebuah papan mading yang bertuliskan semua anak-anak yang akan masuk kelas barunya. Saat Hinata datang, semua anak-anak yang sebelumnya sedang melihat papan mading tiba-tiba saja memberi pandangan mengejek kepada gadis Hyuuga ini. Dia memandang Hinata sebagai sebuah debu yang menjadi pengganggu kegiatan mereka. Tapi, pandangan yang diberikan kepada Hinata itu, sama sekali tidak digubris oleh Hinata. Lagi pula dia sudah terlalu 'kebal' dengan pandangan menjijikan seperti itu.
Hinata mendekatkan dirinya didepan mading. Dia sibuk mencari-cari namanya, hingga dia menemukan dimana namanya berada. Yep! Nama Hinata berada di deretan kelas Superior yang ada di sekolah tersebut, atau disebut juga kelas A.
Memasuki kelas superior seperti itu, bagi Hinata sangatlah biasa. Berhubung karena otak-nya yang encer, dan dia memiliki kemampuan menyusun kata yang baik, sehingga dia dapat masuk pada kelas superior tersebut.
Kelas superior tersebut hanya ada sekitar dua puluh orang. Karena, anak-anak ber-otak encer di sekolah tersebut hanya sedikit, sehingga anak-anak yang dapat menginjakan kaki nya di kelas superior tersebut hanya mencapai dua puluh siswa.
Dan Hinata salah satu dari dua puluh anak itu.
Hinata sekali lagi bersyukur, karena dapat masuk kelas superior tersebut. Hanya dengan masuk kelas superior tersebut, dia dapat menjamin masuk Universitas Oxford. Sedikit berlebihan, namun memang begitu kenyataannya. Banyak alumni yang keluar dari kelas superior ini dapat masuk ke Universitas Oxford, yah walaupun tidak semuanya.
Namun, dia juga harus merutuki ini semua. Apabila dia masuk ke kelas superior tersebut, pasti dia akan di tindas oleh salah satu kelompok yang begitu berpengaruh di kelas unggul ini maupun di Konoha Gakuen.
Kelompok dari Sakura Haruno.
Dia adalah anak yang selalu menindas Hinata. Sakura Haruno adalah anak yang memiliki rambut berwarna soft pink dan memiliki paras yang cantik. Dia memang anak populer dan selalu di agung-agung kan karena paras nya yang cantik.
Dia adalah anak yang periang serta memiliki kekuasaan atas semua anak di sekolah ini. Dia dapat mengomentari atau menindas semua anak di sekolah ini. Orang-orang yang ditindas maupun yang dikomentari hanya bisa tutup mulut, dan tidak mengadukannya kepada siapapun. Atau, dia akan mati dengan lebam-lebam dan ditemukan di gudang belakang sekolah.
Begitu juga Hinata.
Dia juga tidak mau bernasib buruk seperti itu.
Sehingga dia hanya bisa diam, dan rela diperlakukan semena-mena seperti itu.
"Heh, Hyuuga! Sepertinya kita akan satu kelas lagi"
Sang Hyuuga itu pun hanya menunduk mendengar suara khas dari Haruno itu. Hinata hanya diam saja, dan tidak menjawab apapun yang dikatakan oleh Sakura.
"Kau bisu, hah?!" Ujar Sakura yang langsung menjambak rambut indigo Hinata. Sehingga pemilik rambut indigo itu meringis kesakitan.
"A-Aww" Ringis Hinata.
"Heh anak culun! Kenapa kau begitu betah disini hah?!" Ucap Sakura dengan nada yang sangat keras dan menggelegar. Dan anak-anak sudah berkumpul untuk melihat tontonan gratis di depan mata.
"A-Aww" Ringis Hinata sekali lagi, sehingga liquid bening pun meluncur bebas di pipi nya yang seputih porselen tersebut.
"Hei, lihat! Dia menangis!" Ujar salah satu temannya ; Shion.
Lalu semua anak yang ada disitu hanya bisa tertawa terbahak-bahak, hanya karena melihat Hinata tersiksa dan menangis, itu sudah sangat memuaskan. Dan kini, cengkraman pada rambut Hinata pun mengendur dan terlepas. Dan sekarang semua anak-anak di tempat tersebut sudah kembali ke tempatnya masing-masing.
Bahkan, Hinata dapat melihat guru-guru sudah menatap Hinata prihatin. Namun, apa yang bisa mereka lakukan? Sakura Haruno adalah anak yang cukup berpengaruh di sekolah ini. Dia adalah anak dari Kizashi Haruno dan Mebuki Haruno. Dan yang paling penting adalah, perusahaan milik Haruno adalah donatur dari Konoha Gakuen.
Jadi, guru-guru hanya bisa bungkam dan tidak melakukan tindakan apa-apa. Para guru hanya bisa menutup mata dan telinga, seolah-olah hal tersebut tak terjadi. Namun, serapat-rapatnya menutup mata dan telinga, namun hati nurani sebagai guru akan bergerak dengan sendirinya.
Seperti guru satu ini.
"Hyuuga-san, daijobu desuka?" Ujar seorang wanita dengan rambut hitam pekat nya, dan tatapan sendu dari mata milik wanita itu.
"Daijobu, sensei" Ujar Hinata yang memberikan senyuman palsu kepada gurunya yang diketahui bernama ; Kurenai Yuuhi.
"Kalau begitu, ayo berdiri dan pergilah menuju kelasmu" Ujar Kurenai dengan senyuman manisnya.
"Baik, sensei" Ujar Hinata lalu berdiri, dan membungkukkan badanya. Lalu, Kurenai pergi meninggalkan Hinata. Kurenai dan semua guru hanya turut prihatin atas kekejaman kepada Hyuuga manis itu.
Dan sekarang Hinata harus ke kelas baru nya itu.
.
Kelas XII-A
Keadaan kelas tersebut benar-benar bising, layaknya sebuah pasar. Namun, semua senyap ketika ada seorang gadis berambut indigo dengan mata lavendernya, dan pipi nya yang sembab seperti habis menangis.
Semua menatap Hinata dengan pandangan yang paling menjijikan. Hinata sangat bingung, kenapa orang-orang begitu membencinya. Setahu Hinata, dia belum pernah melakukan kesalahan fatal. Ya, setidaknya belum.
Hinata memasuki ruangannya dan mencoba mencari bangku yang kosong. Dan, dia mendapatkan bangku paling depan dekat dengan meja guru. Yah, sepertinya orang-orang ingin Hinata itu di siksa sehabis-habisnya. Apalagi kalau gurunya seperti Orochimaru-sensei, sepertinya mereka ingin menghabisi Hinata secara perlahan-lahan.
Hinata hanya menghela napas pasrah, karena bangku itulah yang kosong.
Lalu, Hinata mengeluarkan gadget nya dari dalam tas. Dia hanya sekedar mengecek Facebook nya sebentar.
Saat Hinata sedang membuka Facebook nya, tiba-tiba diberanda ada tulisan dari salah satu akun, yang bertulis seperti ini ;
Kotomi Ichinose
Ada saja ya, yang betah berlama-lama ditindas seperti itu. Dasar bodoh!
Lalu ada lagi.
Shion Miko
Dia itu bego atau apa yah? Kok mau-maunya betah di sekolah ini. Dasar bego!
Dan ada lagi..
Sakura Haruno
Dasar cewek cupu! Kalau cupu, selamanya juga akan cupu! Cewek bego! Mati saja kau!
Kata-kata terakhir tadi sangat-sangat terasa di hatinya. Sungguh, dia merasa sesak di dada sebelah kirinya. Dia salah apa? Dia memiliki kesalahan apa? Kenapa, dia sampai-sampai menjadi anak korban penindasan? Seumur Hinata sekolah di Konoha Gakuen, dia tidak pernah melakukan kesalahan.
SREK!
Pintu terbuka dan menampakan seorang pria bermasker dan memiliki rambut putih yang melawan gravitasi. Dia akan menjadi wali kelas nya saat ini. Dan setahu Hinata, dia bernama ; Kakashi Hatake.
"Maafkan saya, saya sempat tersesat di jalan yang bernama kehidupan" Ujar guru tersebut yang di jawab sorakan oleh para murid.
"Nah sekarang saya-lah yang akan menjadi wali kelas kalian. Nama saya Kakashi Hatake." Ujar Kakashi dengan tatapan sedikit malas.
"Nah sekarang..."
Perkenalan pun berlangsung, hingga bel tanda istirahat pun berbunyi
Perpustakaan
Disinilah sekumpulan anak-anak kutu buku berada. Yep! Perpustakaan. Semua anak kutu buku akan menyempatkan diri membaca satu atau dua buku sebelum memasuki kelasnya nanti.
Termasuk dengan Hyuuga Hinata ini.
Dia sekarang sedang membaca sebuah buku novel The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald. Cerita itu klasik, dan alurnya membosankan. Namun, entah apa yang di suka dari novel tersebut, Hinata pun tidak tahu.
Saat Hinata sedang fokus pada novel nya saat ini, tiba-tiba saja dia mendengar suara bising di luar. Hinata yang awalnya tidak menghiraukannya, lalu kembali membaca novel favorit nya. Namun, dia benar-benar tidak bisa konsentrasi. Sehingga, dia pergi ke luar perpustakaan.
Dan seketika mata Hinata terbelalak sempurna.
Seorang pemuda berambut raven berwarna hitam, sedang melakukan baku hantam bersama pemuda bersurai merah, dan memiliki mata hazzel. Hinata tahu, siapa pemuda berambut raven itu. Dia adalah ; Uchiha Sasuke, teman sekelas Hinata. Dia memang cerdas, namun masih lebih cerdas dari Hinata dan Shikamaru Nara. Lalu, pria berambut merah yang memiliki mata hazzel itu adalah Sasori Akasuna, dari kelas XII-B.
Apa yang mereka ributkan, hingga terjadi pertengkaran?
Hinata lalu mendekatkan diri pada area perkelahian. Terlihat disana Sakura sedang menyeringai puas, kroni-kroninya pun melakukan hal yang sama seperti Sakura. Sepertinya dalang dari semua ini adalah Sakura. Di antara anak-anak tersebut, termasuk Hinata, tidak ada yang mau melerai mereka. Ya, risiko sangat berbahaya, paling rendah mungkin akan pingsan dan masuk rumah sakit, dan paling tinggi ; mungkin akan masuk rumah sakit, lalu menghadap kepada Tuhan. Untuk itu, mereka mendiami apa yang, harus tidak didiami.
Namun, semua itu terhenti ketika Sasuke tergeletak, dan tak sadarkan diri.
Mereka lalu bersorak dan bertepuk tangan, karena saat ini Sasori Akasuna itu-lah yang menang. Dan Sakura pun berjalan menghampiri Sasori. Dan memberi kecupan di pipi seputih porselen tersebut.
Tidak ada yang membantu Sasuke disana.
Hingga, hati Hinata tergerak untuk membantu pemuda bermarga Uchiha tersebut.
Namun, disisi lain pria bermata hazzel tersebut menatap sinis, kepada seorang gadis bermata lavender dan berambut indigo yang mau menolong pemuda berambut merah tersebut.
.
Ruang Kesehatan
"Nghh.." Lenguh pemuda tersebut.
"Jangan bangun dulu, Uchiha-san" Ujar Hinata lembut.
Lalu mata Sasuke mengerjab-ngerjab untuk membiasakan diri dari cahaya ruangan tersebut. Kepalanya sedikit sakit dan berdenyut-denyut, karena pukulan telak dari pria bermarga Akasuna.
Setelah Sasuke terbiasa dengan semuanya, dia sekarang memperhatikan seorang gadis yang sedang tersenyum lembut ke arah Sasuke. Sasuke sempat tertegun dengan senyuman manis dari seorang gadis berambut indigo tersebut. Namun, pikiran tersebut ia tepis jauh-jauh.
"Mau apa kau?" Ujar Sasuke dingin.
"He? A-Aku membantumu" Ujar Hinata dengan tatapan yang menyiratkan kebingungan.
"Utuk apa?" Ujar Sasuke dengan nada dingin.
"E-Entahlah, a-aku ingin m-membantumu" Ujar Hinata yang kini tersenyum, bahkan menyipitkan matanya.
"Sudahlah! Minggirlah, aku mau kekelas dulu!" Ujar Sasuke lalu pergi sambil memegang kepalanya.
"Tidak ada terima kasih. Tidak ada kata sampai jumpa atau apa. Hah~" Ujar Hinata lalu keluar dari Ruang Kesehatan.
.
Sesampainya di kelas, kelas keadaan sedang ricuh, sehingga mereka tidak menyadari bahwa Hinata Hyuuga sedang memasuki kelas dan, duduk di bangkunya, tanpa tatapan sinis ataupun apa.
Namun, sekejap Hinata dapat mendengar apa yang sedang heboh dibicarakan.
"Ne, Ne, Katanya mereka bertengkar di depan perpustakaan"
"Mereka siapa?"
"Sasori dan Sasuke itu.."
"Oh ya kau benar."
"Sasori yang menang"
"Memangnya mereka bertengkar gara-gara apa?"
"Memperebutkan Sakura"
"Wah, Sakura enak ya.. Di perebutkan oleh dua orang yang tampan"
"Kau benar juga!"
"Namun yang palin heboh lagi, si 'cupu' itu bantuin Sasuke lho"
"Ah masa sih?"
"Iya, Dia bantuin Sasuke ke ruang kesehatan"
"Pasti dia ingin berbuat genit pada Sasuke"
"Ah tapi tidak akan mungkin kan?"
"Ya, kalau 'cupu' ya selamanya akan 'cupu'"
Kata-kata terakhir itu memang disengajakan dikerasin oleh seorang gadis yang bernama Kotomi. Sepertinya dia mengetahui bahwa orang yang disebut 'cupu' itu sudah ada di kelasnya.
Hinata yang merasa kalau si 'cupu' itu adalah dirinya, lalu Hinata menundukan kepalanya dalam-dalam. Dia juga menggigit bibir bawahnya demi menahan air mata yang akan tumpah seketika.
Benar-benar diluar dugaan, sosok bermata onyx tengah menatap lekat kepada gadis yang tengah menunduk itu.
.
Kini bel bertanda pulang sekolah suda berbunyi. Bel tersebut adalah bel penyelamat bagi siswa-siswa yang pemalasnya sudah di atas rata-rata, padahal hari ini pulang lebih awal karena, hari pertama masuk.
Hinata lalu memasuki buku-buku nya dan tempat pensilnya ke dalam tasnya, lalu pergi keluar kelas.
Tujuan utama Hinata Hyuuga saat ini adalah, ke loker sepatunya berada.
Sesampainya disana, Hinata dapat melihat ada seorang pemuda yang memiliki rambut yang mencuat kebelakang dan memiliki mata onyx serta lebam di wajahnya yang dibilang cukup tampan. Dia adalah ; Uchiha Sasuke.
Dan tempat loker sepatunya, ada disebelah loker sepatu Sasuke.
Menyeramkan.
Hinata pergi menuju loker sepatunya dengan menunduk, sehingga wajah nya yang manis tertutupi oleh rambut indigonya. Hinata takut sekali berada di dekat pria itu. Dalam radius lima meter, aura gelap milik Uchiha itu sudah sangat terasa dan begitu mencekam.
Hinata membuka loker sepatunya, lalu mengambil sepatu cokelatnya, dan mengganti uwabaki nya menjadi sebuah sepatu biasa. Hinata juga dapat melihat sekilas, bahwa Sasuke juga melakukan hal yang sama seperti Hinata.
Hinata tidak suka kecanggungan ini, hingga dia membuka suara,
"U-Uchiha-san? L-Lukamu s-sudah sembuh?" Ujar Hinata dengan terbata-bata.
Sontak mata onyx milik Sasuke menatap seorang gadis berambut indigo yang ada disebelahnya. Onyx itu memperhatikan Hinata dari atas sampai bawah, layaknya sebuah mesin scan.
"Hn" Begitulah tanggapan Sasuke, setelah itu Sasuke pergi meninggalkan Hinata yang masih bingung dengan konsonan yang diberikan Sasuke.
Hinata hanya bisa menghela napas dengan kelakuan Sasuke.
.
Hinata sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Hinata tidak pernah membawa alat transportasi pribadi seperti sepeda, motor atau pun mobil. Baginya, berjalan itu lebih sehat dan tidak mencemarkan lingkungan.
Saat Hinata sudah keluar dari gerbang sekolah Konoha Gakuen, tiba-tiba saja ada yang mengklakson mobilnya.
TIINN!
Sontak Hinata melihat siapa orang yang membunyikan klakson mobil. Dan lewatlah sebuah mobil sport berwarna putih mengkilap. Saat pengguna mobil itu membuka kaca mobilnya, dia dapat melihat siapa yang ada didalam mobil tersebut.
Dia adalah,
Sasuke Uchiha.
Hinata menaik 'kan sebelah alisnya, bertanda dia bingung. Untuk apa dia mengklakson mobilnya?
"Kau, masuk." Ujar Sasuke dengan nada dingin.
"Hee?" Ujar Hinata sambil memiringkan kepalanya, sedikit.
"Cepatlah!" Perintah Sasuke.
"U-Uh, B-Baiklah" Ujar Hinata lalu memasuki dirinya kedalam mobil sport putih tersebut.
.
Selama perjalanan mereka hanya diiringi dengan deru mesin mobil, dan deru napas masing-masing. Salah satu dari mereka tidak ada yang mau membuka suara. Hingga lagi-lagi Hinata yang membuka suara,
"U-Uchiha-san, kenapa?" Ujar Hinata yang masih melihat ke arah depan.
"Kenapa, apanya?" Ujar Sasuke juga yang masih fokus menyetir.
"Ya, a-alasan a-apa kau m-mau mengantarku?" Ujar Hinata.
"Ucapan terima kasih" Ujar Sasuke dengan singkat, padat, dan jelas.
"O-Oh, b-begitu? A-Arigatou T-Turunkan aku d-disini s-saja" Ujar Hinata.
"Hn" Ujar Sasuke, lalu memberhentikan mobilnya.
Hinata lalu keluar dari mobil itu, dan menutup pintunya kembali. Sebelumnya, Hinata membungkukan badannya menandakan pemberian hormat. Namun, saat dia sedang melakukan ojigi, mobil sport itu sudah pergi entah kemana.
Lagi-lagi, Hinata hanya bisa menghembuskan napas nya sekali lagi.
.
"Tadaima!" Ujar Hinata sesaat sampai dirumahnya.
"Okaeri, Hinata-Nee!" Ujar seorang gadis kecil dengan rambut yang berwarna cokelat, dan mata yang sama seperti kakaknya.
"Tou-san sudah pulang?" Ujar Hinata dengan senyum manisnya.
"Belum, Nee-chan. Bagaimana tadi disekolahnya?" Ujar Hanabi ; adik Hinata itu.
"Seperti biasa" Ujar Hinata dengan nada yang sendu.
"Nee-chan akan ke kamar dulu ya, Hanabi-chan!" Ujar Hinata lalu pergi kelantai atas, yaitu tempat kamarnya berada.
Hanabi hanya memandang kakak nya dengan tatapan prihatin.
.
Hinata menjatuhkan dirinya di atas ranjang empuk nya. Hinata begitu lelah. Lelah fisik maupun batin. Dia ingin sekali melawan Sakura beserta kroni-kroni nya. Namun, dia adalah wanita yang sangat lemah, dan tidak dapat apa-apa. Hanya bisa bungkam, dan tidak melakukan apa-apa. Dia hanya menggunakan senyuman palsunya, dan berusaha agar air mata nya tidak meleleh begitu saja.
Saat ini Hinata memikirkan seorang pria berambut raven tersebut.
Saat berada dekat dengan pemuda itu, jantungnya memompa sangat cepat. Rasanya begitu gelisah, namun bila berada di dekat pria itu, dia merasa aman. Dan terlebih lagi, saat dia sedang berada bersama pemuda itu, serasa melihat sebuah masa depan. Ya, masa depan bersama pemuda ini. Entah masa depan yang baik dan yang buruk. Dia rasa, pemuda ini akan menyangkutkan dirinya di masa depannya.
.
To Be Continue
A/N :
Hello!~ Aku adalah author baru. Disini aku membuat fic dengan pairing SasuHina. Dan ini adalah My first Fiction. So, don't forget to review and favorite my fiction, right?
See You Again in the next chapter!~
The Next Chapter
Chapter 2 : A Clay
"Hari ini kita akan membuat satu kerajinan dari tanah liat"
"Apa?! aku sekelompok dengan orang itu?!"
"Heh, jangan dekat-dekat dengannya ya! Kalau cupu ya selamanya juga akan cupu!"
"Kita akan membuat apa?"
