Disclaimer
KnB chara is belong to Fujimaki Tadatoshi
Harry Potter setting is belong to J.K Rowling


Aomine bertanya-tanya.

Ia tidak pernah lagi menemukan Kagami di ranjang sebelah, di pagi hari ia membuka mata. Aomine tidak bisa menemukannya di mana pun dalam area asrama Gryffindor. Ruang duduk, kamar mandi, bahkan Aomine sempat hampir menjadi bulan-bulanan para perempuan beringas lantaran menyelinap masuk ke kamar tidur mereka demi menemukan titik terang keberadaan sohib sepermainannya tersebut–meskipun sebenarnya mustahil Kagami berada di sana.

Ini benar-bernar sebuah ketidakwajaran.

Kagami Taiga adalah seorang anak laki-laki tinggi besar yang memiliki rambut merah bergradasi hitam di ujung-ujungnya, alis merah bercabang, dengan otak sebesar kacang kenari (yang tidak jauh berbeda dengan dirinya sendiri), serta memiliki nafsu makan sebesar troll. Biasanya Kagami-lah orang pertama yang membangunkan Aomine Daiki dan cepat-cepat mengajaknya ke Aula Besar untuk menjadi dua orang pertama yang melihat menu sarapan pagi itu.

Sebuah rekor–kata Kagami.

Di saat semua murid masih berada di asrama mereka atau barangkali masih ada yang berada di alam mimpi, mereka berdua telah stand by di meja makan Gryffindor, di Aula Besar bersama para hantu asrama yang berterbangan di sekitar mereka. Tuan Nick Si Kepala Nyaris Putus sudah hafal akan kebiasaan mereka.

Kemudian mereka akan mulai bermain suit untuk memutuskan siapa yang akan mendapatkan menu terlezat yang telah disepakati dan yang kalah tidak boleh ikut mencicipinya barang satu jilatanpun. Dalam hal ini Aomine merasa bahwa ia lebih bodoh daripada kawannya itu karena Aomine jauh lebih sering kalah. Maka dari itu, ia sering pindah ke meja Ravenclaw secara diam-diam dan meminta menu yang sama pada Momoi Satsuki dan gadis rambut pink itu sudah mengerti apa yang sedang terjadi.

Dan pagi ini adalah kesekian-kalinya Kagami Taiga menghilang dari kamar putra asrama Gryffindor, entah ke mana. Teman-teman sekamarnya yang lain tidak ada yang tahu perihal ke mana Kagami membawa eksistensi dirinya pergi, bahkan Fukuda yang menjabat sebagai prefek tahun kelima Gryffindor.

"Ini sudah terjadi berturut-turut," Aomine menggumam sendiri.

Ia sudah pernah menanyakan ini pada si pelaku yang hanya dibalas cengiran tengil tanpa suara. Awalnya Aomine hanya membiarkannya saja, berpikir bahwa Kagami mungkin merasa jenuh dengan rutinitas pagi yang selalu mereka lakukan.

"Cih, dia yang mulai, dia yang bosan," Aomine hanya bisa mencebik dalam hati.

Kalau sudah begini, Aomine hanya melakukan kegiatan pagi harinya seperti biasanya ia. Bangun sedikit lebih telat dibanding saat ada Kagami yang siap sedia membangunkannya, lalu sampai di Aula Besar saat tempat itu telah ramai oleh anak-anak yang hendak mengisi lambung mereka. Kemudian ketika menjelang selesainya acara sarapan, Kagami akan muncul, menepuk bahunya, lalu duduk di sisinya. Setiap kali Aomine berniat menanyakan keabsenan Kagami, cowok alis bercabang itu selalu menimpalinya terlebih dahulu dengan topik lain yang membuatnya lupa pada apa yang ingin ditanyakannya tadi.

Namun kali ini, Aomine tidak akan mengulanginya lagi.

Hari Minggu, berarti kegiatan belajar-mengajar diistirahatkan. Ini adalah kesempatan untuknya berkeliling kastil mencari keberadaan Kagami Taiga. Meskipun terdengar merepotkan, tetapi orang bilang 'Penasaran bisa membunuhmu'. Aomine tidak mau mati penasaran dan dirinya menjadi hantu kastil baru dalam daftar Hantu Penghuni Kastil Hogwarts.

Aomine menyelipkan tongkat sihir di saku celananya dan mulai keluar dari lubang lukisan Nyonya Gemuk, lalu menuruni tangga-yang-bisa-berpindah-sendiri menuju Aula Besar untuk meminum secangkir jus labu dan membawa sebuah roti sobek sebagai sarapannya di tengah pencarian. Sebelum ia berlalu dari Aula Besar, Aida Riko menghadangnya dengan pertanyaan mengenai perkamen yang terletak di bawah karpet Ruang Rekreasi Gryffindor.

"Sumpah, yang itu bukan punyaku! Terakhir kali kau menyita milikku itu benar-benar punyaku yang terakhir, aku tidak pernah membawanya lagi ke asrama."

"Lalu itu punya siapa? Semua orang juga tahu siapa yang berotak paling mesum di antara seluruh anak laki-laki Gryffindor! Aku sudah memeriksanya dan gambarnya adalah model favoritmu, Aomine-kun!"

Aomine melotot karena Riko mengucapkannya keras-keras. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Dengar, senpai, sekali lagi kutegaskan itu bukan milikku. Aku tidak punya banyak waktu, aku harus pergi. Jadi, bye." Aomine tak memedulikan panggilan-panggilan senpai-nya. Ia melanjutkan tujuan awalnya dan kini ia malah bingung.

Aku harus mulai dari mana?

Pertanyaan itu bergaung di dalam pikirannya. Di depannya kini adalah Aula Depan, tempat itu biasa dijadikan tempat para senior Gryffindor mengorientasi murid-murid baru tahun pertama sehingga hanya ramai di tahun ajaran baru. Sejauh mata memandang, entitas Kagami Taiga tidak terendus, sehingga Aomine memutuskan berpaling ke arah tangga yang menuju lantai atas, menara-menara dan ruang-ruang bawah tanah.

Sepanjang pertemanannya dengan Kagami, tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi bersama selain asrama, Aula Besar, dan ruang-ruang kelas hanyalah lapangan Quidditch–dan perpustakaan kalau boleh menambahkan, tapi sayangnya bukan untuk mengerjakan PR atau membaca buku, melainkan menjalani detensi. Sebetulnya menara astronomi juga menjadi salah satu tempat favorit Aomine untuk tidur–dengan atau tanpa Kagami.

Tapi, untuk apa Kagami ke menara astronomi pagi-pagi? Melihat bintang? Di pagi hari? Jangan buat Aomine Daiki tertawa. Mana ada bintang di pagi hari. Lagipula ia hanya ke menara astronomi di siang atau sore hari saat pelajaran berakhir. Itupun hanya untuk tidur atau membicarakan hal-hal yang lebih banyak tidak pentingnya. Seperti misalnya; impian tidak berbobot Kagami yang ingin menemukan dapur Hogwarts yang berada di dalamnya seratus peri rumah yang bekerja keras membuat makanan yang lezat untuk seluruh penghuni kastil. Pasalnya, tak ada yang tahu secara jelas di mana tempat itu berada–rumornya tempat itu berada di ruang bawah tanah–kecuali kau memiliki peta legendaris yang isunya mengatakan bahwa tidak hanya sebagai penujuk jalan, namun juga bisa mendeteksi keberadaan seseorang. Sayangnya, peta itu entah ada di mana.

Perpustakaan, kantor Kepala Sekolah, dan ruang-ruang kelas berada di lantai atas. Di menara-menara terdapat kelas Ramalan dan asrama Gryffindor serta Ravenclaw. Aomine tidak menemukan alasan Kagami berada di antaranya–kecuali asrama Gryffindor kalau Aomine belum memeriksanya.

Ruang bawah tanah sejauh yang Aomine ketahui hanya terdapat kelas Ramuan, asrama Hufflepuff dan Slytherin, sepertinya ada kelas-kelas kosong tak terpakai juga, dan dapur kalau tempat itu memang benar-benar ada di sana.

Tunggu–dapur?

Apa Kagami telah menemukan tempat itu?

Aomine baru melangkah tiga kali sebelum tersadar bahwa ia tak memiliki petunjuk apapun mengenai keberadaan ruang dapur. Apa yang akan dilakukannya di sana kalau otaknya sudah buntu? Semua anak tertumpah seluruhnya di Aula Besar, ia tak akan memiliki kesempatan bertanya pada siapapun yang lewat. Aomine kembali ke Aula Besar, ia memiliki ide untuk membawa serta Momoi bersamanya.

"Satsuki, bisa ikut aku?"

"Ada apa, Dai-chan? Aku belum selesai sarapan nih. Tetsu-kun, kenapa kau makan sangat sedikit?" kata Momoi, ia hendak menyendokkan secentong bubur ke dalam piring Kuroko Tetsuya di sampingnya, namun segera ditahan oleh sang empunya.

"Aku sudah kenyang, Momoi-san. Terima kasih."

"Satsuki, cepat, aku tidak punya banyak waktu," Aomine menyambar tangan kiri Momoi.

"Huh, dasar Dai-chan tidak sabaran," Momoi menrengut. "Ya sudah, Tetsu-kun, aku pergi dulu, ya. Midorin juga, bye!"

Kuroko hanya memandangi Momoi dan Aomine yang menjauh, sedang Midorima Shintarō di seberangnya hanya menggumam pelan menanggapi. Aomine segera mengatakan maksudnya di perjalanan mereka ke Aula Depan. Momoi adalah gadis pintar yang pandai mencari dan menganalisa informasi. Aomine yakin Momoi-lah yang memiliki pengetahuan paling banyak mengenai kastil Hogwarts dibanding siapapun.

"Aku pernah dengar sedikit soal dapur," kata Momoi. "Walaupun di buku Sejarah Hogwarts tidak disebutkan secara detail, tetapi aku yakin tempat itu memang berada salah satu area di ruang bawah tanah."

"Kalau begitu, ayo, Satsuki."

Dari Aula Depan mereka berbelok ke kiri dan memasuki pintu yang biasa dilewati anak-anak Hufflepuff untuk menuju asrama mereka. Kemudian mereka menuruni anak tangga batu, namun alih-alih meneruskannya sampai tangga berakhir, Momoi malah mencegahnya dan menuntunnya ke koridor batu yang luas dan terang, nampak ceria karena dindingnya dihiasi lukisan-lukisan bertema makanan.

"Inikah?" Aomine bertanya.

"Kurasa ini jalannya ..."

Momoi melanjutkan langkahnya pelan-pelan diikuti Aomine di belakangnya sampai mereka berhenti di tengah koridor. Momoi memandang berkeliling sebelum akhirnya mendorong Aomine ke samping dan menunjuk sebuah lukisan mangkuk perak besar berisi buah-buahan yang sempat terhalanginya tadi.

"Tapi bagaimana ..." Momoi bergumam sendiri yang membuat Aomine penasaran setengah mati.

"Apa, Satsuki? Ada apa?" Aomine bertanya dengan tidak sabar.

Momoi merengut, "Aku rasa pintunya di sini, tapi aku tidak tahu bagaimana caranya kita masuk."

"Well, sepertinya di balik lukisan ini ada pintu rahasia, Satsuki," kata Aomine sambil memulai menggeser celah antara tepi lukisan dan dinding batu, namun tak ada perubahan. Lukisan itu seakan bersatu dengan dinding.

Momoi terperangah ketika buah pir hijau dalam lukisan berubah bentuk menjadi sebuah gagang pintu. Momoi berseru memanggil Aomine sambil menarik-narik ujung rompi kasmirnya, lalu tiba-tiba lukisan terbuka dan menampakkan sosok Kagami.

"Kagami!"

"Kagamin!"

"Eh? Aomine, Momoi! Apa yang kalian lakukan di sini?" alis bercabang Kagami naik. "Kalian mencariku, ya?"

Tangan Aomine mencengkeram kerah kaos Kagami dan berkata, "Kau menemukannya dan tidak bicara apapun padaku selama berhari-hari? Teman macam apa kau!"

Kagami meringis penuh rasa bersalah, "Maaf, maaf, nggak maksud kok. Ya sudah, sini kalian berdua masuk! Kalian akan menemukan surga dunia yang sebenarnya hahahaha!"

Kagami memimpin jalan diikuti Momoi dan Aomine di belakangnya. Aomine bisa melihat ruangan besar dengan langit-langit yang tinggi seperti di Aula Besar. Tumpukan panci dan wajan yang terbuat dari kuningan berkilauan di sepanjang dindingnya, lalu ada perapian besar dari batu bara di ujung satunya. Aomine melihat empat meja panjang di sisi lain yang mengingatkannya persis seperti posisi meja-meja panjang di Aula Besar.

"Yeah, pikiranmu benar," kata Kagami, "dari sinilah menu-menu lezat itu ditransfer ke meja di Aula Besar."

Momoi bergumam terpana ketika melihat kira-kira seratus peri rumah mengelilingi dapur dan menatap ke arah mereka bertiga dengan senyum berseri-seri. Mereka mengangguk dan membungkuk ketika Kagami menuntun Aomine dan Momoi melewati mereka.

"Oi, Kagami, bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?" Aomine masih belum sembuh dari ketidakpercayaannya.

"Oh, itu ... bagaimana, ya ..." Kagami berkata lambat-lambat. "Aku hanya berkeliling area bawah tanah dan bertemu Filch tepat di depan lukisan, lalu entah bagaimana setelah Filch pergi gagang pintu yang tadinya sama sekali tidak ada jadi muncul. Terus peri rumah di sini memberitahuku cara memunculkan gagang pintu itu."

"Lalu kenapa tidak memberitahuku sama sekali? Dasar Bakagami!" Aomine mengepalkan tangannya, merasa dilupakan.

Kagami terkekeh, "Maaf, ya, aku cuma ingin menikmati ini sendirian sebelum memberitahumu hahahaha!" Aomine mendengus sebal. "Maafkan aku, ya, Dai-chaaaaan."

"Ih, jangan memanggilku begitu! Kau yang mengatakannya jadi terdengar menjijikan."

Kagami hanya tertawa semakin keras. "Nah, karena kalian sudah di sini, ayo, ayo, minta saja apapun yang kalian inginkan. Peri rumah di sini baik-baik loh, apalagi kalau kalian juga bersikap baik pada mereka."

Momoi bertepuk tangan kegirangan dan mereka mulai menikmati surga dunia yang Kagami katakan.


A/N:

Ini hanya efek WB dan imajinasi absurd saya tentang bagaimana jika chara KnB jadi murid-murid Sekolah Sihir Hogwarts wakakakakak! Gak usah memusingkan antara Jepang dan Inggris karena berpotensi menyebabkan konstipasi berkepanjangan XP

Well, saya gak tahu masuknya crossover atau bukan T_T Mohon bantuannya, nanti saya ganti kalo emang salah :')

Semoga suka ^^