Warning: typo and ini adalah hasil karya asli saya sang amatir. Romance

MY TRANSPARANT UMBRELLA

Hari ini cuaca di kotaku begitu labil. Pagi tadi cuacanya begitu cerah, secerah senyum ku saat melihat nilai yang tertera di quiz Statistik, well I got A+, memang dari semua mata kuliah, hanya Statistik inilah yang paling aku kuasai, yang lainnya … cukup dengan nilai A or B nya, tidak lebih dan jangan sampai kurang atau bisa-bisa IP-ku semester tiga ini menjadi bad record untuk beasiswaku .

Keinginanku untuk pulang cepat jadi terhambat, karena hujan deras yang mengguyur kampusku yang tercinta.

"Hmm… gimana caranya supaya bisa pulang tapi nggak kehujanan ya. Hufft… coba aja si Nadya udah pulangin payungku kemarin pasti sekarang aku sudah berada di kamarku yang nyaman, lima belas menit yang lalu. Kemana juga tuh anak, tumben hari ini dia nggak ngajakin aku pulang bareng".

Sebenarnya bukan hanya aku yang "terkurung" disini, mungkin ada sekitar setengah penghuni kelasku yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka ada yang sibuk gosip, update status, baca buku, pacaran, termangu di depan laptop dan banyak lagi, tapi hanya beberapa dari mereka yang terlihat menikmati hujan sore ini.

Sekarang pukul 16.00 WIB, setengah jam sudah aku terduduk di bangkuku, langit yang ku kira akan menerang beberapa menit lalu hingga kini tetap gelap and tidak ada tanda-tanda untuk berhenti.

"Oh my gosh… sampai kapan langit di atas sana menangis. Cup…cup… berhentilah menangis wahai langit… bukan aku tidak bersyukur atas manfaat dari air matamu itu, tapi hari ini aku sudah sangat lelah, ujian selama satu minggu itu sangat melelahkan lagi pula ini kan weekend".

Aku menyenderkan kepala di atas meja, ya aku mulai merasa nguantuk (artinya dosisnya lebih besar dibandingkan dari kata mengantuk), tapi aku menahannya sekuat mungkin untuk tetap terjaga and tiba-tiba.

Di dalam kelas

"Dar…"

"Astaga…" kataku dengan segera mengangkat kepalaku

"Aduh… sakit tau Ra…imut-imut tapi batok kepalanya keras juga"

"Nadya… kamu itu kagetin aku saja sih… rasakan kerasnya batok kepalaku"

"Nyesel banget gue ngagetin elu Ra" katanya sambil mengusap-usap dagunya.

"hahaha… sorry..sorrynggak sengaja kok.."

"Anyway thank you ya udah mau nungguin gw"

"Sohibku yang gembul dan sedang kegeeran ini. Gw itu bukan nungguin loe tapi nungguin hujan yang nggak berhenti (muka Nadya menjadi semakin manyun), but anyway mana payung gue"

"Oh soal itu… hehehe"

"Wah kalo sudah senyum-senyum gaje seperti ini pasti ada sesuatu yang loe sembunyiin, jangan bilang payung gw yang mahal itu rusak atau hilang" jawabku menyelidik

"Ah paling hanya tiga puluh ribu rupiah kan"

" wuih kalau memang harganya sebesar itu, gua akan beli sepuluh"

"Memang harganya berapa sih? (Sambil ngeluarin dompet untuk membayar)

" Seratus lima puluh ribu"

"What… 150?" jawabnya sambil menutup dompetnya sebagai tanda batal untuk membayar

"Ribu ya bukan belas ribu"

"Gila… mahal banget Ra.."

" Ya iyalah, secara gue belinya secara online langsung dari Jepang sana"

"Ya Ampun… payung transparant yang hanya mampu nampung badan gw seorang diri itu ternyata mahal banget ya"

" haha… gak usah jujur seperti itu juga Nad, semua orang juga sudah tau (kalo loe itu gendut ), so mana payung gw?"

" Hmm… gw punya kabar baik dan buruk tentang payung loe yang MAHAL itu. Pertama, kabar baiknya payung itu nggak rusak and yang kabar buruknya payung itu sekarang nggak dengan gw tapi di Ricko"

" Ricko?! Si ketua angkatan kita? Kok bisa… wah jangan-jangan…?"

"hehehe, gw baru jadian sama dia siang ini, that's why gw sempat menghilang dari sini"

" So… wellcongrats buat STATUS baru loe itu and kita pulangnya bagaimana…?"

" hehehe, kalau itu gw gak tau…"

" Aneh ya, kalau si Ricko itu memang pacar loe, kenapa dia nggak ngaterin loe pulang tapi malah TEGA ninggalin loe disini dengan hujan yang gak tau kapan berhenti, and you know what sekarang itu sudah jam 5 sore".

"Sahabatku Andara Putri yang cantik tapi sayangnya selalu Jomblo… Ricko itu bukan pulang tapi lagi ambil Mobil diparkiran,and gw kesini tu mau ngajak loe pulang bareng"

" Beuh… bagus…bagus… yang sekarang sudah punya gebetan… bisa ngejekin gw sekarang ya…" kataku sambil mencoba menggelitik badan gempalnya"

"eh…stop hhahaha..stop.. geli tau Ra".

Dan tiba-tiba ada panggilan dari luar kelas

" Nadya… Ara…"

" Eh Ricko sudah datang" jawab Nadya senyum sumringah menuju kekasih barunya itu.

" Yuk Kita pulang, mobil aku sudah di depan" sambil menunjuk mobil Jazz merah di seberang jalan.

" Yo'.. Ra… kalau mau nungguin hujan reda bisa-bisa loe ketiduran disini"

" Iya-iya… nah itu payung gw kan Ko"

" O… ini payung loe?"

" Hooh…" jawab ku enteng

"Tapi pinjam sebentar ya buat ngaterin Nadya ke mobil dulu"

(wah so sweet. Terlihat jelas wajah Nadya yang berpipi chabby tapi tetep cantik itu memerah… malu).

"Ok… Ok… so here we go" kataku sambil mendorong mereka keluar and melihat mereka menuju mobil terlebih dahulu.

Sangat lucu melihat sepasang kekasih itu, mereka memakai payung yang terlihat sangat tidak cukup untuk mereka berdua. Ops…jangan sampai mereka melihat aku sedang menahan tawaku ini.

Setelah aku melihat Nadya masuk kedalam mobil sekarang giliranku kesana, tanpa menunggu kedatangan Ricko untuk menjemputku, aku langsung menyebrang jalan dan menerabas hujan kemudian langsung masuk kedalam mobil.

Didepan rumah…

" Ok Nad and Ricko, gw turun dihalte ini aja, thank you ya atas tumpangannya, anyway payungnya bisa gw bawa kan… secara gw masih harus menyeberang and hujan belum juga reda ".

" iya…iya… nih bawa payung kesayanganmu ini"

" hehehe… thank you ya guys" kataku sambil menutup pintu mobil and tidak lama kemudian mereka sudah menjauh dan menghilang dari pandangan.

Ketika aku hendak menyeberang jalan, tiba-tiba sebuah mobil melaju cepat dihadapanku dan

" BYURR" cipratan air menuju ke arahku, untung payung yang memang sudah terbuka dari tadi dapat melindungiku dari cipratan, bukan cipratan tapi tepatnya siraman dari genangan air hujan di pinggir jalan.

"Kenapa sih tu mobil (tepatnya pengemudinya), apa lagi nganterin orang yang mau melahirkan ya?"

Dan CHHIIIT… JEDUMM… terdengar suara alarm mobil

"WHAA" aku melihat mobil Mazda berwarna hitam itu menabrak pohon yang tidak jauh dari tempat halte aku berdiri, entah ini refleks atau memang rasa kemanusiaan ku yang terlalu tinggi hingga tanpa berfikir panjang aku berlari menuju mobil itu dan berusaha mengeluarkan penghuninya.

Dalam mobil tersebut ternyata ada dua orang, yang pertama adalah seorang anak balita yang sedang menangis tapi untungnya kondisinya mulus dalam artian tidak tampak luka satu pun dan seorang lagi entah pria atau wanita sebab wajahnya tertutup air bag dan berada di kursi pengemudi. Aku langsung membuka safety belt balita itu dan menggendongnya keluar dan membawanya ke halte yang sangat tempat dimana aku tersiram genangan air tadi, balita itu tak berhenti menangis, dari mulutnya hanya terdengar …

"IYO…IYO…" sambil menunjuk mobil yang ditumpanginya tadi.

.

.

.

TBC

tunggu chapter berikutnya ya. maaf jika masih acak-acakan