A/N: Halo, baru kali ini aku nulis fanfic di fandom ini _ *plak!* umm…sebelumnya, hati-hati karena fanfic ini mengandung spoiler berat dari fanfic saya yang berjudul "Crescent's Diary", sengaja aku pisah fandomnya karena ada beberapa karakter yang berasal dari seri FF lain yang muncul… Jadi, bagi yang nggak mau spoiler, mendingan jangan baca. Tapi bagi kalian yang suka spoiler, boleh-boleh saja kok. *author dilempari okonomiyaki(?)*

Alright, sit back and enjoy the whole story…

Entry Zero: Chronicles of the Black Sword

Disclaimer:

Final Fantasy series © Square-Enix

Entry Zero: Chronicles of the Black Sword © Roanolic


Di suatu malam yang dingin, ada seorang pemuda berambut perak, acak-acakan, kedua matanya bewarna hijau emerald dan mengenakan jubah hitam sedang memandangi langit malam. Dia merasa tenang saat melihat bulan purnama di langit.

"Indah sekali…" kata pemuda itu.

Kemudian dia mengingat-ingat tentang berbagai kejadian yang dia alami selama ini. Tentang bagaimana dirinya lahir…sebagai senjata bagi orang yang ingin mendapatkan kekuatan yang sangat besar. Dia lahir sebagai clone dari seorang Phantom bernama Sephiroth. Sephiroth sendiri memiliki sosok asli yang bernama Cloud Strife. Dia diperintahkan untuk meningkatkan kekuatan mereka berdua dengan cara bertarung dengan mereka. Pertama kali dia bertarung dengan Sephiroth, dia ingin membunuhnya, karena tentu saja, Sephiroth adalah monster…

Di samping itu, pemuda ini pernah bertarung dengan Cloud. Saat bertarung dengannya, dia tidak ingin membunuh pria itu. Meskipun pada awalnya dia tidak menyadarinya, namun dia tidak ingin membunuh Cloud, karena merasa simpati terhadapnya setelah melihat kenangan-kenangan Cloud melalui penglihatannya.

Kemudian, saat dia menyadari bahwa dia hanyalah 'alat' oleh seorang profesor yang ambisius bernama Hojo dan ingin membunuh dirinya, dia tidak percaya. Perasaan benci, frustasi, dan merasa dikhianati telah menguasai dirinya, sampai-sampai dia membunuh Hojo dan menghancurkan seisi ruangan laboratorium waktu itu. Namun dia juga menyadari bahwa ambisi Hojo akan berlanjut meskipun dirinya telah mati. Tapi dia bersyukur, karena ambisi itu telah musnah.

Pemuda berjubah hitam ini menghela napas setelah dia mengingat kejadian-kejadian itu. Kemudian dia memandangi 'sang putri bulan' yang cantik sambil menikmati hembusan angin yang membelai tubuhnya.

.

.

DEG!

Tiba-tiba dia merasakan sesuatu di dadanya.

'Ada apa ini…?' batinnya. Tiba-tiba dia mendapat penglihatan mengenai Sephiroth yang sedang menuju ke suatu reruntuhan kuno.

'Bu-bukannya dia sudah tewas? Seharusnya kutukannya sudah lenyap! Tapi kenapa…?'

Saat penglihatan itu menghilang, ribuan pertanyaan langsung muncul di benaknya. Dia lanngsung menunduk.

'Bagaimana keadaan Cloud ya?' batinnya. Dia langsung berdiri dan berjalan menuju suatu kota yang bernama "Midlight's Hollow". Dia mengkhawatirkan Cloud, sang La Faine yang dia tolong.


Di suatu tempat yang terpencil…

Sudah dua bulan sejak Sephiroth berhasil dikalahkan oleh Cloud. Saat ini, dia bersama Vaan dan Lightning sedang berjalan menuju 'markas' mereka. Vaan, Lightning, dan teman-teman Cloud yang lain adalah para La Faine. Mereka semua ditugaskan oleh Makhluk yang disebut Luire untuk menghalau para Phantom yang ada.

Dan sudah lama Cloud tidak mengetahui keadaan sang pemuda berjubah hitam yang membawa dua pedang laser hitam sebagai senjatanya.

'Noir…bagaimana keadaannya ya?' pikir Cloud. Dia mengenali pemuda itu dengan nama Noir, sosok misterius yang datang untuk membantunya waktu itu.

"Hei, Cloud." Suara Vaan berhasil membuyarkan lamunannya. Lightning menatapi dirinya dengan tampang serius.

"Ada apa?" tanya Vaan.

"Oh, bukan apa-apa kok." Jawab Cloud singkat. Dia dan teman-temannya berjalan lagi.

Setelah beberapa meter, tiba-tiba Cloud terjatuh. Tentu saja Vaan dan Lightning terkejut. Beberapa detik kemudian, Cloud mendapat penglihatan tentang Sephiroth yang sedang menuju suatu ruangan dan tertawa. Dia tidak percaya.

'Mengapa Sephiroth masih hidup?' batinnya. Kemudian dia mendengar suara Sephiroth…

"Cloud…jika kau ingin melenyapkan aku, datanglah kesini…"

Rasa sakit langsung menerjang tubuh Cloud. Ada sesuatu yang keluar dari tubuhnya, sayangnya benda itu melesat dengan cepat sehingga tidak tertangkap oleh pandangan. Vaan dan Lightning berusaha untuk menolongnya, namun secara tiba-tiba Cloud menyerang mereka berdua, entah apa yang membuatnya melakuan itu.

"Cloud! Ada apa dengamu?"

Pria berambut pirang jabrik ini tidak peduli. Dia terus menyerang mereka tanpa ampun. Untungnya Vaan dan Lightning dapat menghindari serangannya.

"Aku harus…membunuh…Sephiroth…jangan halagi aku." Kata Cloud dingin. Lightning berusaha untuk menyadarkannya dengan sihirnya, tapi di halau secara kasar oleh Cloud. Kemudian pria muda itu langsung pergi begitu saja sambil mengambil jalan yang lain.

"Lightning, kau tak apa?"

"Aku tidak apa-apa, Vaan. Ayo kita ke markas, cepat!"


Noir berlari menuju Midlight's Hollow. Firasatnya buruk, dia semakin mempercepat langkahnya. Kemudian, dia melihat bintang jatuh melesat kearahnya. Dia terkejut, tapi tidak sempat menghindar. 'Bintang' itu merasuki dadanya dan beberapa detik kemudian dia mendengar suara…

"Aku tidak ingin melibatkan mereka…"

"C-Cloud?"


"Berkat kekuatan cadangan yang aku miliki, aku bisa selamat dari serangan Cloud. Kali ini, aku akan balas dendam, dengan menggunakan kekuatan Luire di dalam reruntuhan ini…

Sebelumnya, aku berhadapan dengan Angeal dan Genesis, mereka tidak ada apa-apanya…

Nah, Cloud…kali ini aku yang akan menghabisimu…"


A/N: Iya, aku tahu. Konflik masih belum usai ==a untuk mengetahui beberapa istilah yang muncul di fanfic ini, silahkan klik Crescent's Diary di profile saya (baca: malas)
*author dilempari pisau* masih belum jelas? Tenang, saya akan menjelaskannya di chapter selanjutnya :) *author dilempari panci dan wajan* T^T