Chap 1: Clash of King: Starting...

.

.

Disclaimer: Dua-duanya bukan punya Aoi
Idea: Punya Aoi
Genre: Adventure, Humor, Frienship
Rating: T+ (-M)
Warning: OOC, Typo

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Evil Piece King: Naruto Windstrom (Pureblood Devil muda pemalas yang biasa-biasa saja juga Normal).
Hobby: Playing Games, Read Manga.
Skill: Master teleportation spell dan dimensional space magic.
Wear: Tuxedo set hitam, kadang-kadang kaos atau hoodie jacket and jeans, dll.

.

Evil Piece Queen: Hatsune Kurama (Yandere Yokai Fox) kadang-kadang menjadi super yandere ketika memakai senjutsu form.
Hobby: Koleksi gelas antik+imut
Skill: Master healing and wind fire water magic! (Fire+wind=blaze?/fire+water=steam/water+wind=ice).
Wear: Kimono, onepiece dress, dan lainya.

Note: Naruto menyerbu kastil yang ditempati ibunya (kastil youkai musang) dengan tujuan untuk mengambil Kurama dan menjadikanya anggota peeragenya.

.

2 buah Evil Piece Bishop: Shikamaru D Shadow. (Lazy genius vampire)
Hobby: Tidur
Skill: Shadow Magic user.
Wear: Tuxedo, jas, kaos, dll

Note: Untuk menjadikan shikamaru peerage, Naruto bertempur habis-habisan denga shikamaru. Dan hampir berhasil membakar shikamaru dengan cahaya matahari. Sedangkan naruto juga hampir mati gara-gara terkena jebakan yang dipasang Shikamaru

.

2 buah Evil Piece Knight: Hanazawa Hinata (Timid Clumsy Yokai Cat)
Hobby: Koleksi senjata dan bersih-bersih rumah
Skill: Mastery of weapons. Menggunakan bermacam jenis senjata. (Hinata akan menjadi orang yang berbeda ketika memegang/menghunuskan senjatanya)
Wear: Selalu memakai pakaian maid yang berbeda-beda setiap harinya.

Note: Naruto menemukan Hinata didaerah kumuh underword. Saat itu, hinata kelaparan dan hampir mati kelelahan. Karena dipaksa kerja terus menerus oleh seorang bangsawan devil yang menjadikan Hinata dan Yokai Cat lainya sebagai budak.

.

2 buah Evil Piece Rook: Sakura von Einzben (average girl type, fast anger, half human/fallen angel)
Hobby: Belanja.
Skill: Sama seperti fallen lainya. Sakura hanya bisa menggunakan elemen cahaya. Meskipun bertempur dengan membentuk cahaya sebagai sarung tanganya.
Wear: Biasanya memakai armor silver ringan atau t-shirt dan jeans

Note: Sakura bergabung, ketika naruto menyelamatkanya yang hampir mati dari pengejaran fallen angel yang diperintah oleh kokabiel. Karena sakura yang tidak mengikuti perintahnya.

.

8 buah Evil Piece Pawn: Katsuragi Sasuke (Cool human/SacredGear user of Ancient Being Kirin) Black gauntled with several white line.
Hobby: Membaca
Skill: Seni memasak.
Wear: Pakaian sehari-hari

Note: Entah kenapa, sasuke merasa benci terhadap Naruto.

.

.

.

.

.

Naruto adalah pureblood devil. Pada umur 16 tahun. Dia dipaksa ayahnya untuk mengumpulkan peeragenya sendiri. Naruto adalah tipe Devil yang sangat pemalas, karena itulah, meskipun dia mendapatkan evil piecenya di waktu kecil. Dia tidam pernah menggunakanya dengan alasan malas. Tetapi, dia adalah tipe orang yang akan melakukan sesuatu dengan sangat serius sampai tuntas (supaya dia bisa melakukan malas-malasan sesudahnya)

.

.

# Klub Kebudayaan dan Seni #

Klub ruangan ini terletak di bangunan lama Kuoh high school, berdekatan /bertetangga dengan ruangan klub penelitian alam gaib. Meskipun kebanyakan klub-klub extrakurikuler lainya berada di bangunan baru, dua klub ini memang dihitung agak terasing dari keramaian sekolah, wajar dengang posisi bangunan yang ada di bagian ujung sayap kiri denah Kuoh High school yang terbilang sangat luas.

BRAKKK!

Sebuah pintu dibuka dengan keras.

"Haaah...Kemana sih, si baka itu pergi? Hari ini (minggu) kita punya jadwal latihan? Hinata, apa kau tahu dia kemana?" Seorang gadis berambut pink keputihan yang menggenakan pakaian olahraga biru bergaris putih lengkapnya mengedarkan pandanganya kesekeliling ruangan.

"Oh, ma-maaf Sakura-san. Sa-saat aku masuk ke ruangan klub untuk bersih-bersih tadi pagi, dia juga su-sudah tidak ada. Ya-yang tersisa diruangan ini hanyalah se-seonggok vampire pemalas yang tak beguna yang ma-masih tertidur disofa" sahut Hinata polos, yang hari ini menggunakan terusan maid one piece dan mini skirtnya, yang didominasi warna hitam dan pitih, seraya melanjutkan beres-beresnya dengan tangan kanan memegang vacuum cleaner dan tangan kiri berupa window washer.

Yah, keadaan ruangan ini bisa dibilang jauh dari rapi. Konsol game berhamburan di lantai, beberapa buku Light Novel, manga, doujin, majalah, bungkus makanan ringan, botol-botol air minum, dan berbagai macam benda tak karuan lainya berceceran di seluruh ruangan. Karena itulah, sudah merupakan kebiasaan Hinata setiap pagi-pagi sekali membersihkan seluruh ruangan sebelum ruangan ini bisa beroperasional sebagai mana mestinya.

"Oi...! Jangan anggap aku tidak disini! Aku mendengarnya!" Sahut seorang beramnbut hitam gaya nanas, yang menggenakan pakaian t-shirt hitam dengan tulisan "IM NOT LAZY" dan celana pendek abu-abunya yang saat ini dengan malas berusaha bangun dari sofa.

"Shikamaru, apa kau tahu dimana Naruto? Dia berjanji akan menjadi samsak tinjuku, ups!.. Maksudnya menjadi latih tandingku hari ini" tanya gadis bernama Sakura, yang masing berdiri didepan pintu.

"Oh, wajar kau tidak tahu kebiasaan Naruto, mengingat kau baru 3 minggu ini masuk kedalam peeragenya" sahut Shikamaru malas, seraya menuju kulkas dan menggambil sebotol minuman soda.

"Ugh.. Kau tidak perlu mengingatkan ku hal itu, cepat beritahu! Dimana si raja bodoh itu!" Sungut Sakura yang makin kesal.

"Um, karena hari ini minggu pertama di awal bulan, kemungkinan besar dia berada di depan salah satu toko game di Akiba untuk menunggu antrean pembelian game terbaru seperti biasanya. Hmm...Terakhir aku bersamanya jam 10 tadi malam. Kemudian dia bergegas pergi meninggalkanku sendirian dan menyuruhku untuk meneruskan game FF XXXI yang dimainkanya sebelum pergi." Balas Shika malas, seraya menggaruk-garuk perutnya dan menuju kamar mandi.

Oh, ruangan klub ini, sudah ditata ulang oleh King Mereka yang bodoh. Sehingga, yang awalnya cuma ruangan kecil seukuran kelas, sekarang berubah menjadi mansion kecil dengan sedikit trik - space manipulation seal - miliknya. Jadi sekarang ada dua kamar tidur (tempat Shikamaru dan Naruto), satu dapur, dua kamar mandi, dan beberapa ruangan lainya. Alasan Naruto mengaturnya sedemikan rupa ialah, karena dia malas untuk pulang ke rumahnya setelah jam pelajaran (jarak rumah Naruto-Kuoh High cuma beberapa blok). Selain itu, dengan multi fungsi ruangan klub, waktu yang dihabiskanya untuk main game juga bertambah. Sedangakan para gadis memilih tinggal di rumah Naruto yang kosong.

"Didepan toko game?" Tanya Sakura heran.

"U-um, A-aku baru ingat! Ke-kemarin, Naru-kun terlihat sangat bahagia saat menceritakan so-soal release dating game terbaru berjudul "DxD Ero Kai" atau semacamnya. Jadi kemungkinan besar memang seperti ituluah keaadaanya. Naru-kun memang selalu ingin menjadi yang pertama dalam memainkan game kesukaanya. Jadi hampir setiap kali release game, dia akan mengantri dari tengah malam seperti yang sudah-sudah" jelas Hinata sambil tersenyum manis yang membuat Sakura terhenti dari rasa marahnya sesaat. Hinata yang sempat menghentikan kegiatanya tadi, kemudian melanjutkanya kembali.

"Ugghhh! Dasar King tak berguna bisa-bisanya dia melewatkan latihan penting hanya untuk game! Awas saja nanti!" dengus Sakura seraya menuju sofa. Kemudian, Sakura dan Hinata pun melanjutkan percakapan ringan.

Tap..tap...tap...

Tak lama, terdengar suara langkah cepat menggema dikoridor depan klub.

Brakkkk!

"Hei! Lihat! Lihat! Hinata chaan! Aku menemukan gelas bermotif kelinci terbaru! Lihat! Lihaat!" Seru seru gadis yang terlihat seperti umur 17an dengan mata berbinar-binar. Gadis berambut panjang kuning kemerah-merahan (mirip miko di anime NO Game NO Life)ini memakai sundress warna hijau cerah. Gadis itu meloncat-loncat kegirangan sambil mengangkat cangkir berganggang keramik putih dengan motif 'beberapa kelinci yang berlari dari harimau'.

"Syukurlah Ku-Kurama chan, ko-koleksimu bertambah lagi. Ta-tapi bahaya kalau loncat-loncat seperti it-" balas Hinata dengan senyumnya, meskipun terhenti karena sebuah suara nyaring dan keras yang muncul.

"Ahhhh!, kau berisik seperti biasanya Kuu-" teriak Shikamaru yang masih mengenakan handuk di pinggulnya setelah habis mandi, seraya membuka pintu kamar mandi untuk keluar. Namun Shika menghentikan teriakanya saat melihat Kuu yang sepertinya terjerembab kaget karena teriakanya dan memjatuhkan gelassnya sampai pecah.

"Shi-Shi-Shikaaaaaa~maruu!" Terdengar suara geraman dan aura youki yang meningkat dahsyat diruangan itu.

"O-Oi! Oi! Itu bukan salahku! Kau sendiri yang terjerembab! Gyaaaaa!"

Shikamaru yang instingya berteriak 'DANGER' langsung meloncat dari jendela yang letaknya di lantai dua itu.

Saat itu pula Shikamaru dihujani tombak es dan lusinan bola api yang melesat cepat menujunya.

"Gyaaaa! Setidaknya biarkan aku mengenakan pakaian dulu!"

Shikamaru yang masih mengenakan handuk, meneruskan usaha lari yang sia-sia itu.

Sementara Kurama yang saat ini melayang di atas bangunan klub mengumpulkan element api dan angin membentuk sebuah bola api raksasa dengan diameter 25 meter tersenyum manis. Kemudian tanpa sepatah kata, dia melemparkanya menuju Shikamaru yang berdiri gemetar ketakutan.

"Oh! Shit!"

Pagi minggu yang indah di Kuoh High diawali dengan hangus dan terbakarnya lapangan olahraga dan beberapa bangunan disekitarnya, juga sesosok berwarna hitam diantaranya.

.

.

# Suatu tempat sekitar Akibacity #

"Hm... Saatnya mengembalikan buku-buku yang sudah kupinjam di perpustakaan publik," Seorang pemuda berambut hitam bergaya 'Duck butt'. Yang mengenakan kemeja motif garis, dan jeans biru gelap sedang melakukan monolog didepan rumahnya. Dengan langkah santai dia menyusuri jalan di komplek perumahanya menuju perpustakaan.

Ketika dia membelok disalah satu pertigaan dia melihat seseorang yang terbaring menghadap trotoar jalan.

". . . . ."

Dia pun melewatinya tanpa acuh. 'aku tidak ingin terlibat masalah' batinya.

Grep!

Tiba-tiba sebuah tangan memegang kaki kananya, memaksanya untuk berhenti.

"Oi! Lepaskan kakiku!" Cetus Sasuke.

". . . . ."

"Oi, Kau mendengarku kan?" Sasuke mulai kesal dengan orang ini, terlebih setelah melihat rambutnya yang berwarna kuning.

". . . . ." Still no answer.

"OI! Aku lagi sibuk! Ganggu orang lain saja!" Bentak Sasuke yang hampir kehilangan coolnya.

"La...la..la.."

"Lalalala? Kau bersenandung?" Tanya Sasuke.

"La-la..Lapar"

"Lapar? Bukan urusanku! Cari polisi sana!" Sasuke yang kini mulai menarik kakinya dengan keras. Tapi tanpa hasil, entah kenapa untuk ukuran orang kelaparan dia cukup kuat mencengkram kakinya.

"Ugh..! Pa-paling ti-tdak pi-pinjam u-uang..." Sahut orang itu.

"Memangnya uangmu kemana? Kau dirampok?" Sasuke menghela nafasnya dan berjongkok.

Melihat orang didepanya terlihat mau mendengarkan curhatanya, dia melepaskan kaki Sasuke dan mulai bangkit duduk perlahan.

Setelah orang berambut kuning itu duduk, Sasuke bisa melihat jelas rupa dan penampilan wajah orang itu. Dia terlihat seperti seorang remaja seumuranya, dengan kulit tan, tanda dipipi, memakai kaos berwarna hitam, jaket orange, dan jeans abu-abu. Dan di tangan kananya ada beberapa kantong plastik berlogo toko yang tidak dikenalnya.

"He he.. A-aku menghabiskan seluruh uangku untuk membeli game. Awalnya aku cuman ingin membeli game favorite-ku, tapi, ternyata ada beberapa gamme versi lama yang belum kupunya. Jadi akhirnya aku memborong semua. Hahahahahaha..." Jawabnya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sementara Sasuke hanya memasang wajah datarnya, kemuadian dia berdiri, dan melanjutkan perjalananya yang sempat tertunda.

"HEIIIII! Paling tidak berikan aku respon!" Seru pemuda, seraya menarik ujung kemeja Sasuke dan memaksanya terhenti kembali.

"Aku tidak kenal kau" balasnya

"Oh, ya, namaku Naruto Windstorm! Salam kenal"

"Aku tidak peduli!"

"Hei, bukanya kita sudah saling kenal!"

"Aku sibuk!"

"Hei! Aku kelaparan dari malam tadi tidak makan!"

"Toh, cuman semalaman!"

"Yah, karena dari kemaren aku cuman makan sarapan buatan Hinata, setelah itu cuman makan keripik dan cemilan"

"Bukan urusanku!"

"Kau dingin sekali! Aku benci kau!"

"Aku juga, lepaskan tanganmu!"

"Tidak sampai kau meminjamkanku uang!"

'Ughh! Kalau begini tidak ada habisnya' pikir Sasuke.

"Apakah kau tidak mau menyerah? Kulihat kau masih semangat begitu?"

"Aku tidak akan menyerah! Karena aku cuman lapar!"

"Hahhh... Baiklah, aku akan mengajakmu sarapan, kebetulan aku juga mau sarapan sebelum keperpustakaan. Tapi ingat, kau harus membayarnya nanti."

"Oh, terimakasih tuan yang baik hati! Aku akan membayarnya!" Setelah itu Naruto melepaskan tanganya dari kemeja Sasuke yang kumel ujungnya gara-gara ditarik Naruto.

Tidak lama kemudian mereka mampir disebuah restoran keluarga. Dan memesan beberapa makanan.

"Oh, jadi namamu Katsuragi Sasuke? Kalau begitu aku akan memanggilmu Sasuke, dan kau bisa memanggilku Naruto!" Ucap Naruto disela makanya.

"Terserahmu saja! Aku tidak peduli!" Sahut Sasuke.

Kemudian mereka berbincang bincang setelahnya. Sementara Naruto ngoceh tentang anime yang menceritakan akan keadaan dunia yang sedang dilanda perang dingin antara tiga kubu, Angel, Fallen Angel, dan Devil. Sementara manusia hanya menjalani kehidupanya seperti biasa tanpa menyadari keadaan mahkluk gaib tersebut. Sementara Sasuke hanya mendengarkan dengan malas.

"Yosh, makasih makananya" seru Naruto seraya menyudahi makananya. Dan beranjak berdiri.

"Oi, bagaimana dengan bayarnya?" tanya Sasuke

"Ah, kalau begitu kita tukar email adress, dengan begitu aku bisa menghubungimu" seru Naruto seraya mengeluarkan smartphonenya.

Setelah mereka bertukar alamat email, dan Sasuke membayar uang dikasir, mereka pun hendak berpisah pergi.

"Oh, Sasuke, ambil ini" Naruto menyerahkan sebuah pawn dari kantongnya.

"Apa ini?" Tanya Sasuke.

"Um, anggap saja sebagai hadiah dariku. Gunanya adalah untuk jimat keselamatanmu. Kau harus membawanya setiap saat yah.." Senyum Naruto, kemudian meletakkan pion itu ditangan Sasuke dan beranjak pergi.

"Hn" Sasuke pun memasukanya ke kantung celananya dengan tak peduli dan menuju perpustakaan.

.

.

Naruto yang akhirnya sampai di ruang klub di siang hari. Langsung diseret oleh Sakura menuju lapangan latihan khusus yang sering mereka pakai, yang dibuat Naruto dengan -space manipulation seal- miliknya. Sementara Shikamaru masih terbaring lemah dikamarnya, dengan penuh perban ditubuhnya.

"Ugh..untung aku masih sempat menggunakan pelindung bayanganku. Kalau tidak aku akan benar-benar mati" seru Shika yang dibalut seperti mumi oleh Hinata merintih, menahan lukanya.

(AN: spell yang digunakan shika adalah 'Shadow Shell' sihir yang digunakan untuk menangkal segala sihir lain. Yaitu dengan membuat bayangan menyelimuti dirinya dan membuat karakteristik element 'Null'. Shikamaru terluka karena membuatnya tidak sempurna, sehingga meskipun sihirnya sempat menagkis sebagian besar api Kurama pada akhirnya pecah karena tidak stabil.)

"Ja-jangan terlalu banyak be-bergerak Shikamaru! Me-meskipun cuma luka bakar ri-ringan, kalau tidak diolesi sa-salep akan lama sembuhnya" cicit Hinata.

"Kalau cuman disalep buat apa aku dimumi seperti ini!" Tanya Shikamaru.

"Ka-karena kau terlihat le-lebih lucu ka-kalau seperti ini" cicit balik Hinata.

'Ugh! Dasar gadis-gadis disini memang aneh dan merepotkan!' batinya.

"Shikamaru! Kau harus mengganti gelas-KU! Mengerti!" Terdengar sebuah suara yang berasal dari dapur.

"Ba-baik" kini giliran Shikamaru yang bersuara kecil.

'Lebih baik aku pura-pura terluka parah, sambil menunggu keadaan tenang kembali.' Batinya.

Tidak lama kemudian, muncullah, Kurama yang membawa teh teko dan beberapa cemilan.

Hinata yang mencium aroma segar teh pun menuju keruang tamu klub seni dan kebudayaan. Disana Hinata dan Kurama menikmati cemilan mereka, sambil menonton beberapa tayangan dari TV.

.

.

2 jam kemudian, pintu yang menghubungkan arena latihan dan ruang tamu terbuka menampilkan Sakura dengan bajunya yang compang camping yang memperlihatkan sebagian dalamanya serta beberapa memar dan lecet. Disampinya Naruto yang berjalan dengan malas.

"Ugh...! Badanku sakit semua" ucap Sakura seraya merebahkan badanya disamping Kurama, seraya mengambil beberapa cemilan dan meminum teh buatan Kurama.

"A-apakah perlu ku-kuobati?" Tanya Hinata dengan mata berbinar.

"Ti-tidak usah, biar aku sendiri Hinata, he he.." Senyum Sakura dengan tidak wajar. 'aku tidak ingin dibalut menjadi mumi' batinya, seraya mengambil peralatan P3K dan memulai mengobati lukanya.

"Haha... Kau masih lemah Sakura! Masih terlalu cepat 100 tahun untuk mengalahkanku. Hahahahaha" ejek Naruto, seraya mengobrak-abrik kulkas dan membawa beberapa botol air mineral.

"Ughh!" Sakuranya hanya bergumam kesal dengan kenyataan yang ada.

"Fufufu... Jangan terlalu keras melatih Sakura Naruto-kun. Dia masih harus menyesuaikan tubuhnya dengan tubuh iblis barunya" bela Kurama.

"Ya ya ya..." Sahut Naruto malas "Hm.. Saatnya aku main game yang kubeli tadi!" Dia pun memulai kegiatan harianya dengan khidmat.

Selanjutnya suasana di klub cuma diisi oleh perbincangan gadis-gadis disana, sesekali diiringi candaan ringan. Sementara Naruto yang tidak tahu menahu masih melanjutkan gamenya dengan sangat fokus disisi lain ruangan.

Yah, ruangan utama/ruangan tamu klub ini lumayan besar sekitar 3m lebar dan 8m panjang. Sehingga dibagi menjadi dua sisi. Satu sisi untuk santai/rapat, dimana disana terdapat satu set sofa (Sakura, Kurama, dan Hinata duduk)dan tv. Yang disisi lain berisi barang-barang klub, ada lemari koleksi sebagian kecil gelas Kurama (sebgaian besar berada dirumah Naruto), rak-rak buku, rak-rak game, meja dan kursi untuk ketua klub dan tumpukkan dokumen, juga satu sofa panjang yang diduduki Naruto yang memainkan gamenya.

"Naruto, apa kau sudah tahu bahwa tadi malam, terjadi pertempuran di gereja bobrok yang ada di utara kota?" Tanya Kurama

"Hmm.. Tidak"

"Me-menurut familiarku 'Hanabi' Rias dan pe-peeragenya bertarung melawan fal-fallen" sambung Hinata sesekali melirik kearah Sakura.

"Tidak apa Hinata, toh aku tidak ada hubungan dengan organisasi fallen lagi sekarang. Menjadi devil dan teman sepertimu malah lebih menyenangkan" ucap Sakura dengan senyum.

"Jadi?" Ucap Naruto yang saat ini masih fokus dengan gamenya.

"Fallen mengekstrak sacred gear dari seorang suster, tapi berhasil direbut dan dikembalikan kepemiliknya oleh Rias" jelas Kurama seraya memakan kue keringnya. Sebelumya, Hinata sudah menceritakanya kepada Kurama pagi tadi.

"Dikembalikan? Maksudmu suster itu mati dan dijadikan devil oleh Rias?"

"Be-begitulah" sahut Hinata. Sementara Sakura yang sudah mengetahui ceritanya hanya mendengarkan dan menonton tv tentang berita pembunuhan berantai.

"Bagus lah" sahut Naruto cuek

"Hei, kau terlihat tidak peduli Naruto?" Kali ini Sakura yang bertanya.

"Tentu, aku tidak peduli dengan yang lain.."

"Apa maksud-"Perkataan Sakura dihentikan oleh Naruto

"Asalkan kan mereka tidak mengganggu keluargaku, dan tentu kalian sebagai peerage sekaligus anggota klubku." Ucap Naruto seraya melanjutkan gamenya.

"Fufufu... Jangan khawatir Sakura, meskipun dia terlihat pemalas, bodoh, cuek, dan suka seenaknya, dia orang yang paling setia dan berhati tulus. Dia juga punya sisi lembut dan imutnya" jelas Kurama.

"I-iya, Na-naru-kun adalah ya-yang terbaik" sambung Hinata yang mukanya yang memerah.

"..." Sementara Naruto melanjutkan gamenya dengan menahan malu dan muka yang sedikit merona.

"..."

"Cih, dia orang yang merepotkan!" Ucap Shikamaru yang dalam mumi mode-nya keluar dari kamar, mungkin dia bosan dengan berbaring saja.

""Diaaaam!"" Kurama dan Hinata melempar Shikamaru dengan biskuit yang ada ditangan mereka dan sukses menghantam perut Shikamaru sampai dia terpental kebelakang dan menghempas tembok. Sementara Sakura yang merasa sedikit terkejut melihat perubahan sifat Hinata. (sesaat another personality/diri lain Hinata sempat muncul, dengan menganggap biskuit yang ditanganya adalah senjata).

"Ugh... Sakiit... Bisakah kalian tidak membunuhku setiap saat" seru Shikamaru yang merayap kesakitan menuju tempat duduk Naruto. Sementara dua pelakunya tetap acuh terhadapnya.

"Terus, apa kalian tahu kemampuan peerage barunnya?" Tanya Naruto

"Um, me-menurut familiarku dengar, sa-salah seorang fallen me-mengatakan 'twilight light' jelas Hinata.

"Hoh, menarik, selain Rias memiliki pengguna Sacred Gear Naga Merah yang unik. Pensummon pedang, Half Fallen, Youkai Cat, Sekarang dia juga memiliki healer. Hmm.. Semoga saja dia bisa menemukan peerage yang lebih kuat nantinya.. Fufufu" seringai Naruto.

"Oi, Naruto, kita main game yang lain saja, bagaimana kalau balapan? Fighting? Shooter? Atau sepak bola? Aku bosan dikamar terus" seru Shika yang sudah disamping Naruto yang masih mengelus perutnya yang masih terasa sakit gara-gara biskuit yang menghantamnya tadi.

"Baiklah, tunggu sampai save point. Setelah itu kita main RE 9. Kita akan membasmi para zombie! Haha!" Seru Naruto semangat.

""Hahh..."" Hela nafas Hinata dan Kurama. Sementara Sakura menatap bingung kedua temanya.

"Sudahlah, ayo kita siapkan makan malam!" Seru Kurama semangat.

-Deg- semua yang ada diklub berkeringat dingin, merasakan dewa kematian tertawa untuk menyambut kedatangan mereka. Mengingat masakan Kurama lebih membahayakan daripada masakah seorang vampire penghisap darah (Seraphim) dan gadis muda berambut pink panjang (Himeji) dari dunia paralel lainya.

"Um, biar Kurama chan dan Sakura yang membeli persediaan buat sarapan besok? Bagaimana? Soalnya persediaan dikulkas sudah menipis" tiba-tiba Hinata yang bisanya gagap menjadi gugup tak keruan.

"Ouohh! Baik, biar aku dan Kurama nee yang ke super market" Sakura pun langsung menarik tangan Kurama yang kebingungan menuju pintu keluar. 'aku masih ingin hidup' batinya.

'''Fyuuuuh! Syukurlah!''' batin Naruto, Hinata, dan Shika.

Setelah itu, Hinata pun bersiap menyiapkan makan, sementara Naruto dan Shika (yang mulai melepas perbanya) meneruskan main game.

.

.

# Akiba City #

Matahari yang sudah berubah menjadi gelap menutupi awan kota. Seorang pemuda ekor bebek berjalan santai diantara kerumunan pejalan kaki.

"Uh, aku pulang terlalu malam lagi gara-gara terlalu banyak baca!" Seraya melihat jam diponselnya yang menunjukkan 18.38

Sasuke pun meneruskan perjalanya sampai tiba disebuah taman yang menyediakan satu penjual minuman otomatis.

'Aku tiba-tiba haus' batinya.

Sasuke pun membeli sebotol kopi dan meminumnya di sebuah bangku taman, sambil menikmati udara malam.

'Brrr dingin... Seharusnya aku membawa jaket tadi'

Setelah lega dari hausnya, Sasuke hendak melanjutkan perjalananya kerumah. Sayangnya hal itu tidak semulus yang dia duga. Di salah satu jalan yang dilaluinya, dia menemui seseorang gadis yang dikelilingi oleh 5 orang pemuda sangar yang terlihat mabuk dan tertawa layaknya seorang penjahat.

Sasuke pun berlalu, dia menghiraukan tangisan perempuan yang menutup matanya ketakutan karena dikelilingi oleh preman-preman itu.

'Bukan urusanku! Aku tidak ingin mencari masalah! Dan aku tidak ingin menyesal karena berususan dengan hal yang merepotkan' batinnya

Kemudian dia berhenti beberapa langkah, kemudian berbalik, berlari dan memukul seseorang preman dikepalanya dengan tas kosong, yang tadi pagi digunakan untuk membawa buku. Tetapi, orang yang dipukulnya tidak pingsan, malah menjadi marah.

'Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Aku tidak ingin menyesal karena membiarkan seseorang menangis begitu saja'

"Hei, siapa kau bocah?" Tanya preman A yang dipukul tadi "beraninya kau!" Dia pun melancarkan pukulanya kearah Sasuke, tapi sayangnya meleset. Karena Sasuke sudah menghindar.

"Heh, itu tidak penting! Aku paling benci dengan sampah seperti kalian" seru Sasuke memberanikan diri.

"Sialan! Ayo kita hajar dia" seru preman B (author tidak peduli dengan preman yang nantinya juga dimakan oleh stray devil, haha)

Kemudian kawanan preman pun mengeroyok Sasuke, dan memukulnya berkali-kali. Meskipun mereka juga mendapat beberapa pukulan balik dari Sasuke.

Dhuaaakkk!

Sasuke tersungkur ditanah, tapi dia bangkit kembali.

"Ugh! Hanya segitu kemampuan kalian? Hajar aku kalau bisa!" Kemudian Sasuke mengeluarkan jurus pamungkasnya, 'Jurus langkah seribu!'.

"Sial bocah itu kabur!" Seru preman C

"Kita kejar dia" seru preman A.

"Ayoo!" Balas preman B dan D.

'Rencana berhasil, mereka yang dalam keadaan mabuk sangat mudah diprovokasi, saatnya lari!.' Sasuke pun berlari dengan kencang.

'Semoga gadis bodoh itu memanggil bantuan dan tidak ikut mengejarku sendirian hanya karena alasan untuk mengetahui siapa yang menyelamatkanya seperti film-film picisan lainya. Yang akhirnya malah menimbulkan keaadan yang lebih gawat' Sasuke meneruskan larinya walaupun sudah ngos-ngosan.

'Sial! Mereka sangat keras kepala untk ukuran para pemabuk!' Sasuke yang berlari akhirnya berhenti.

'Ok, harus berapa kali aku harus berkata 'sial' hari ini?' batin Sasuke kesal, karena yang ada dihadapanya adalah jalan buntu.

Para preman yang telah sampai menyusul Sasuke langsung menyerang tanpa aba-aba. Bukan seperti difilm, yang menunggu heronya untuk bersiap-siap. Kemudian 5 vs 1 pun dimulai kembali.

Mekipun Sasuke berhasil mendaratkan beberapa pukulan dan tendangan, tetapi dia juga mendapatkan pukulan dan tendangan yang lebih banyak. Sasuke banyak mendapat memar dan goresan dimana-mana, karena beberapa kali terjatuh dan mendapat pukulan keras. Bahkan ada beberapa tulangnya yang retak atau patah, yang jelas dia tidak tahu, karena bukan dokter.

"Hahaha... Rasakan akibatnya bagi orang yang sok pahlawan seperti kamu lakukan" seru preman E, seraya menarik pisau lipat dari kantung celananya.

'Sial, ternyata preman yang tadinya paling diam lebih berbahaya dari yang lain. Kalau terkena aku bisa masuk rumah sakit. Dan kalau kehilangan banyak darah aku bisa bahaya. Aku tidak ingin mati! Aku harus bisa melampaui kakakku sebelum aku mati!' batinya, sementara pandangannya yang mulai buram berusaha memfokuskan pandanganya kearah pisau lipat.

Greb!

Sasuke terkejut, ketika dua preman yang sebelumnya sudah jatuh dibelakangnya kini menahan kedua tanganya.

'Sial! Ternyata mereka masih sadar! Ugh! Aku tidak bisa bergerak' batin Sasuke, sementara adrenalinya semakin memacu. Keringat becucuran dipelipisnya Yang yang bercampur dengan noda merah.

"Heaaa!" Dengan seruan preman E maju dengan cepat mengarahkan pisaunya kearah Sasuke.

'Uhg.., apakah ini akhir dari hidupku?'

Jleb!

Tusukan mengenai tepat di bagian tengah perut Sasuke. Setelah itu para dua preman lain melepaskan cengrkamanya dari tangan kanan dan kiri Sasuke.

Jrash!

Pisau yang ditusukkan pun di tarik kembali, sehingga lukanya mengeluarkan banyak darah.

"Hahaha! Rasakan itu bocah!" Preman D berlalu setelah menendang bagian kiri tubuh Sasuke. Kemudian mengikuti teman lainya yang sudah lebih dahulu menjauh dari TKP

". . . . ."

Sunyi, hanya keheningan malam yang menemani Sasuke.

'Uh, nii-san, kuharap aku bisa bertemu denganmu untuk Yang terakhir' batin Sasuke seraya menahan sakit. Menahan dirinya untuk tidak kehilangan kesadaran. Matanya semakin gelap.

". . . . ."

Entah berapa lama akhirnya sirine polisi terdengar dari jauh, dan tiba-tiba derap langkah menghampirinya. Seblum akhirnya Sasuke pun kehilangan kesadaran sepenuhnya...

.

.

Tik tak tik tak tik tak

Suara jam dinding terdengar di telinganya. Entah kenapa badanya terasa kaku.

'Ugh.. Apa yang terjadi?' batinya seraya bangun dari tidurnya.

Dia pun memperhatikan sekelilingya yang terlihat asing.

"Ugh..., dimana aku?"

"Ruang klub kebudayaan dan kesenian" jawab suara laki-laki yang agak jauh di samping Sasuke.

"Hei! Narutoo! Awass! Zombie disebelah kirimu!" Sasuke menengok kekanan, dan melihat wajah asing dan familiar.

"Oaaah! Rasakan iniii!" Seru Naruto seraya menekan joysticknya dengan semangat.

Muncul perempatan didahi Sasuke, meskipun tidak kelihatan karena keadaanya yang sekarang.

"Naruto?"

"Yo, Sasuke! Kau sehat?" Tanyanya santai. "Shikaaa! Bersiap! Akan banyak musuh yang mendekat setelah ini!"

"Serahkan padaku!"

Sementara kedutan didahi Sasuke semakin bertambah.

"Hei! Apa yang kalian lakukan dikamarku!" Bentak Sasuke. Sementara yang dibentak tidak tahu menahu karena disibukkan oleh banyaknya gerombolan zombie yang mendekat dengan player mereka. Mereka malah semakin semangaat!

-Tes!- Putus sudah tali kesabaran Sasuke. Dia pun menyingkap selimutnya berusaha bangun. Tapi tidak berhasil, karena satu tangan disebela kiri menahanya.

"Ma-maaf Sasuke kun! Ja-jangan terlalu bergerak, Ka-kau masih belum pulih total dan ini a-adalah ruangan klub" terdengar suara alunan merdu Angel. Kemudian Sasuke perlahan menatap kekirinya dan hampir membuat urat nadinya copot dan jantungnya meledak. Dan melupakan fakta kalau dirinya berada ditempat asing.

Ternyata bukan angel, melainkan goddess berpakaian maid!

"Hei, hei, lihat Naruto, bagaimana kesan pertama orang baru kita, setelah melihat Hinata? Hahaha"

"Aku yakin Shika, kalau wajahnya tidak tertutup seperti itu, pasti wajahnya merah dan matanya melotot dan memasang raut wajah yang super kaget! Hahaha..."

Sedangkan Sasuke yang menatap Hinata masih loading...

"Sa-Sasuke-kun? Sa-Sasuke kun?" Tanya Hinata cemas.

Tidak lama kemudian, dia bangkit duduk sepenuhnya dari tidur, dan mengarahkan kedua tanganya yang diperban seperti mumi hendak memegang tangan Hinata.

"Ma-maukah kau jadi istriku?" Tanya Sasuke. Yang sontak membuat Hinata kaget dan bersemu merah.

Dhuaaak!

Hal itu mendapat balasan berupa pukulan di pipi kiri yang membuat Sasuke terpental. Entah kenapa dia masih belum mati sehabis tertabrak truk di pipinya.

"HEI! MUMI BARU! Jangan seenaknya memegang tangan Hinata!" Sakura yang muncul dengan menyilangkan kedua tangan di dada kecilnya itu.(Diam kau author!)

"Ugh! Mumi? Aku manusi..a...?!" Sasuke terhenti membalas perkataanya setelah sadar akan seluruh keaadaan tubuhnya. Dia diselimuti perban dari ujung kepala sampai kaki!.

"Gyaaaa! Aku mumi!?" Barulah dia sadar, akan ingatan terakhirnya. Saat perutnya ditusuk dan kehilangan kesadaran. Sementara diperutnya sekarang sudah tidak ada sakit(meskipun pipinya masih sakit). 'Apa aku mati? Apa aku jadi mumi?'

""Hahahahahaha"" sementara Naruto dan Shika tertawa melihat nya.

"Ehem... Bisakah kalian diam sebentar, dan kau Sasuke! Kau juga harus menahan pertanyaanmu sebelum aku selesai menjelaskan semuanya?" Tampak seorang gadis berambut panjang kuning kemerah-merahan yang memiliki aura dewasa yang membawakan mereka teh hangat di nampan yang dia bawa.

'Glek' Sasuke pun mengangguk, dan yang lainya pun diam.

.

.

Setelah penjelasan panjang yang sesekali disela dengan pukulan yang didapat Sasuke dipipi oleh nampan yang dipegang Kurama, karena Sasuke hendak menyela penjelasanya.

"Ughh... Ja-jadi.. Aku sudah dihidupkan kembali oleh Naruto menjadi iblis? Dan harus melayani dia sebagai bawahanya?" Tanya Sasuke sambil menggosok pipinya Yang terasa sakit. Dah hanya diberi anggukan dan senyum oleh Kurama, Hinata dan Sakura yang sudah diperkenalnya. Sementara Naruto (sdh kenal) dan Shikamaru (Yang sudah diperkenalkan pula) hanya meneruskan game mereka.

"Apakah kalian gila?" Tanya Sasuke singkat?

Sementara Kurama mendengus lelah, setelah penjelasan panjang lebarnya di acuhkan begitu saja. Kemudian Kurama menjentikkan jarinya. Dan langsung membungkus Sasuke dengan es yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Dan dengan jentikkan lainya untuk menghilangkanya, menyisakan Sasuke yang menggigil.

"Apakah kau sudah percaya?" Tanya Kurama.

Sasuke hanya menggeleng dan mendapatkan api yang membakar tubuhnya. Kemudian menyisakan dirinya dan perban yang hangus. Sementara bajunya juga hangus dan robek terbakar disana sini.

"Apakah kau percaya?" Tanya Kurama.

Sementara Sasuke hendak menggelengkan kepalanya lagi. Soalnya sebenarnya dia sudah percaya, semenjak dibekukan tadi, hanya saja dia tidak ingin mempercayainya keadaannya yang tidak masuk akal ini... Dan, akhirnya dia pun menyerah dan menjawab.

"A-aku percaya! Kumohon jangan siksa aku lagi!" ucapnya sungguh.

"Nah, baiklah. Karena hal ini, maka mulai besok kau akan di pindahkan sekolah ke Kuoh high school. Biar Naruto yang meungurus surat-suratnya" tegas Kurama.

"Ehhhhh? Kenapa tidak Kuu-chan saja?" Sanggah Naruto dengan nada santai seraya masih fokus dengan gamenya.

"Kau sebagai ketua klub dan king! Jadi lakukanlah tugasmu sekali-sekali na-ru-to-kun?" Senyum Kurama.

"Ba-baik Nee-chan sama!" Balas Naruto dengan memberi salute(hormat).

'Ternyata tidak salah aku takut terhadap gadis bernama Kurama ini. Orang semenjengkelkan seperti Naruto saja bisa takut padanya' batin Sasuke.

Tidak lama setelahnya Sasuke pamit, untuk pulang kerumahnya. Dengan alasan sudah terlalu malam. Wajar saja dia pingsan selama 4 jam. Karena sekarang jam smarphonenya menunjukkan 23.01. Dan tidak lama sesudahnya Hinata, Kurama, dan Sakura juga meninggalkan ruang klub menuju rumah (Naruto) yang mereka tempati.

"Fyuuh akhirnya kita bisa memainkan game eroge kita!" Seru Naruto semangat.

"Akhirnya mereka sudah pulang! Saatnya pesta! Yeaii!" Seru Shika, seraya menuju depan TV dengan membawa beberapa cemilan malam.

Tidak lama, mereka memulai galge yang berjudul 'DxD Ero Kai' (dua tv yang ada diruangan itu dipindahkan Naruto sehingga bersampingan tv yang dihadapanya.) Setelah itu, mereka memulai game mereka, dengan tujuan berlomba siapa yang bisa menamatkan terlebih dahulu dan mendapatkan semua bonus CG. Disela-sela permainanya mereka pun memulai percakapan.

"Hei, naru. Apa tidak salah kau menghabiskan semua pawn milikmu untuk membangkitkanya?"

"Bukanya kau sudah lihat?" jawab Naruto seraya menekan beberapa tombol.

". . . . ." Shikamaru sudah melihatnya ketika Sasuke direinkarnasikan menjadi devil. Sebelumnya ketika Naruto membawa Sasuke yang sudah mati mengatakan bahwa pawn yang diberikanya kepada Sasuke telah bereaksi terhadap tubuh Sasuke, tetapi masih belum cukup untuk membangkitkanya. Kemudian, Naruto pun memberikan tubuh Sasuke bidaknya satu persatu. Setelah ke delapan bidak masuk ketubuh Sasuke, barulah lingkaran sihir muncul dan memulai ritual pembangkitan.

"Hm... Jadi, pada awalnya, apa alasanya kau memberikanya salah satu bidak milikmu? Apakah kau sudah mengukur enegri didalam tubuhnya? Apakah kau mengetahui dia memiliki kemampuan khusus atau sacred gear lunginus yang sejenis dengan pawn milik Rias?" Tanya Shika.

"Tidak" sahut Naruto pendek, seraya masih fokus kepada gamenya.

"Kau? Jadi? Apa alasanmu memberikanya bidak? Tidak mungkin kan kau memberikanya kepadanya tanpa sebab apapun?" Tanya Shikamaru ragu, meskipun dia sudah tahu jawabanya.

"..." Naruto diam.

"Hahhh..." Shikamaru mendengus pasrah.

"Kau sudah tahu jawabanya kan?" Tanya Naruto.

"Ya.. Ya... Mana mungkin aku sebagai anggota peeragemu pertamamu tidak mengetahuinya. Sudahlah, kita lanjutkan permainanya" seru Shikamaru. Kemudian dia teringat ketika pertama kali dia kalah dan diajak menjadi peerage Naruto.

'Yah, kalau ini soal Naruto, tentu memberikan bidak tanpa sebab apapu merupakan hal yang wajar. Karena dia tidak peduli dan tidak menilai seseorang dari kekuatan.'

.

* Shikamaru flashback *

"Ohok! Kau, apa alasanmu mengajakku masuk ke peerage mu?" Tanya Shikamaru yang babak belur habis dihajar Naruto dan memuntahkan darah. Dia tersandar si sebuah kastil yang indah dan besar...err.. Tepatnya bekas kastil. Karena sekarang semua bangunan yang ada disana hanyalah puing-puing reruntuhan.

Sedangkan Naruto yang juga tidak kalah banyak dalam hal mendapat banyak luka parah, hanya tersenyum sambil berbaring ditanah.

"Apa karena kekuatan atau kemampuan fikirku?" Tanya Shikamaru sekali lagi.

"Heh, kenapa harus memakai alasan membosankan seperti itu?" Senyum Naruto

"Jadi? Apa alasanya?" Tanya Shika heran.

"Tentu saja karena kau menarik, dan aku ingin jadi temanmu. Itu saja" balasnya dengan senyum.

"Ohok! Heh, alasan bodoh apa itu?" Seru Shika.

"Terserah alasan bodoh atau tidak, tapi itu cukup untuk ku! Aku tidak peduli kau kuat atau lemah, yang kuinginkan hanya kau menjadi anggota peerage ku!"

'Heh, egois sekali dia' batin Shika. 'Yah, meski begitu, dia sudah membuktikan kepadaku kesungguhanya dengan melewati seluruh tantanganku, tidak salahnya kan menjadi peerange dari devil yang kuat?' dilihatnya sekeliling kastil dan hutan disekitarnya sudah tidak bisa dikenal lagi.

"Jadi, aku tidak bisa mengubah keputusanmu?" Ejek Shika.

"Tentu, karena itu sudah kuputuskan! Apa kau takut dikucilkan oleh kaum-mu? Jangan khawatir aku yang akan melindungimu sebagai king-mu!"

"Sombong sekali kau!" Seru Shikamaru.

"Hahaha.. Tentu saja, asalkan ada teman, aku tidak peduli dengan apa pun! Aku akan berjuang dan menjadi yang terkuat dan melindungi kalian!"

'Dasar orang bodoh, semua yang dikatakanya tidak ada yang masuk akal. Tapi..., dia menarik.'batin Shika.

"Baiklah, Aku Shikamaru D Shadow. Akan menjadi temanmu!"

# Flashback END#

.

"Hoi! Shika! Apa yang kau lamunkan? Aku akan menyusulmu!" Seru Naruto semangat.

"Heh, coba saja mengejar. Tidak ada yang bisa mengalahkanku dalam hal dating game!" Ejek Shika.

"Tentu saja, aku akan mengalahkanmu...nanti.." Sahut Naruto dengan nada yang sedikit dipaksakan dan fokus kepada game Yang dihadapnya. Naruto tentu sadar kalau soal strategi belum ada yang bisa mengalahkan Shikamaru.

Sementara itu, Shikamaru-pun meneruskan game dihadapanya.

'Heh, sejak saat itu, aku masih takut akan satu hal yang kusadari ada padanya. Naruto yang mengganggap semua sama saja, kecuali orang yang dicintainya, menganggap semua tidak penting kecuali orang yang dekat denganya. Tidak peduli dengan apapun kecuali orang yang kasihinya. Apa yang terjadi bila salah satu orang itu menghilang? Apakah dia akan melawan Old God atau Old Satan dengan sendirian? Heh, dasar! Kenapa aku harus memikirkan hal yang repot seperti itu. Tentu saja jawabanya simple. AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN HAL ITU TERJADI!'

Mereka pun terus memainkan game itu sampai pagi.

.

.

# Pagi-Sasuke's house #

"Uh.. Aku masih ngantuk. Apa gara-gara mimpi aneh kemarin?"

Perlahan Sasuke bangun dari tidurnya karena mendengar teriakan yang memanggil namanya. Apakah kakaknya yang kerja di Kyoto libur dan balik kerumah?

Dengan malas dia turun dari kamarnya menuju kamar mandi yang terletak di lantai bawah.

"Sasukeeee!" Kemudian dia bisa dengan jelas mendengar ada yang memanggilnya dari arah pintu. Dengan ngantuk dia mendekati pintu.

"Iyaaa.. Tunggu kak! Aku segera kesana!" Sahutnya malas.

Cklek!

Pintu terbuka dan menampakkan seorang gadis berambut pink dengan seragam sma?

"Eh?" Chibi-chibi Sasuke yang ada diotaknya sibuk, dan panik untuk mengumpulkan data dan analisa yang sesuai dengan keadaanya sekarang.

"Hei, Sasuke! Cepat ganti mandi dan ganti baju! Kita akan terlambat!" Seru Sakura.

". . . . ."Still loading.

"Cih! Kenapa aku yang harus menjemputmu! Ah, dan ini baju seragam barumu! Cepatlah! Atau aku akan meninggalkanmu!"

"EEEHHHHHH? Sakuraaa?Jadi ini bukan mimpi?" Seru Sasuke dengan wajah horor!

"Hei! Cepatlah ekor bebek! Kita akan terlambat!" Perintah Sakura seraya melempar seragam Sasuke kemukanya.

Sementara Sasuke langsung berlari kekamar mandi.

"Oi! Namaku bukan ekor bebek! Namaku Sasuke!"

"Cepatlah! Kalau tidak aku akan tetap memanggilmu seperti itu!"

Kemudian terjadilah keributan kecil layaknysa suami istri baru dipagi hari dikediaman katsuragi Sasuke.

.

.

# Markas Grigori #

"Lapor Azazel sama, orang yang anda perintahkan untuk saya awasi yang bernama Katsuragi Sasuke telah mati, dan dibawa seorang devil elit muda dan kemungkinan di reinkarnasikan menjadi devil tadi malam juga" salah seorang fallen bernama Rock Lee, berlutut dihadapan Azazel yang duduk malas dan Shemhazai yang berada disampinya.

"Kenapa baru lapor?" Tanya Shmehazai tegas. Sementara yang ditanya berkeringat dingin.

"Errr. Maaf, malam tadi saya kelupaan melapor gara-gara nonton World Cup. Awalnya saya cuma mau nonton sebentar, ternyata saya menjadi lupa setelahnya" jawabnya dengan suara kecil. Karena Lee takut dengan aura membunuh Yang keluar dari Shemhazai .

"Ouh! Kau nonton juga?" Kali ini Azazel terlihat semangat.

"I-iya" balas bawahanya.

"Negara mana yang kau dukung? Aku memilih Brazil!"

"Saya mendukung Prancis! Apalagi karena ada... Bla.. Bla... Bla.."

"Ah, benar! Seandainya pelatih disana.. Bla.. Blaa.."

Kemudian terjadilah adu argumen antar penggemar sepak bola disana. Tanpa membedakan status, keduanya saling membandingkan tim satu sama lain. Sementara shmenhazai yang awalnya hanya mendengus, kemudian menahan marah, kemudian ingin marah, dan kemudian meledakk!

Akhirnya malah Azazel dan Rock lee yang dimarahi dan diwanti wanti oleh Shemhazai . Awalnya dia marah karena soal keteldoran dalam menjalankan tugas, kemudian keprofesionalan dalam menjalankan tugas, kemudian sikap dalam bertugas sebagai pimpinan, dan setelah hampir dua jam diceramahi oleh Shemhazai , diapun kembali marah-marah, kenapa mereka membahas soal Brazil dan Prancis, bukanya Itali negara andalanya..

Kemudian terjadilah bantah membantah dan saling adu argumen menentukan tim mana yang lebih hebat.

.

.

.

.

.

I Recommended you My Fic:

Curse of Kyuubi by AoiKishi
Fate-Dragon: Cheater by AoiKishi
Naruto The Writer: Normal Live? by AoiKishi
Kiiroiyasha by AoiKishi

.

.

Silakan berikan Kritik dan Saran.

Terima kasih sudah membaca.

Aoi Out! Henshin!