: 악순환-ASH-
Other: Agsunhwan
Author: BaeQra
Main Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol.
———————
Warning!: Saia ingatkan! Tolong perhatikan tanda di bawah ini...
Present : ...
Flashback : 000
Karena alurnya maju mundur!! XD
...
...
...
...
"Ambil itu!"
Ia selalu berpikir bahwa mungkin...
Mungkin ia bisa lulus dari sekolah ini dengan tenang.
"Siapa yang menyuruhmu mengambil dengan tangan? Gunakan mulutmu tolol!"
Laki-laki itu menaruh satu kaki nya di punggung anak laki-laki yang berjongkok di depannya yang kemudian memberi beban tekanan di kaki berbalutkan sepatu branded itu hingga membuat anak laki-laki yang semenjak tadi membuatnya sedikit emosi dengan tidak segera melakukan perintahnya untuk mengambil permen karet bekas kunyahannya di lantai dengan mulutnya, tersungkur ke lantai.
"Berani kau mengabaikan perintahku hah!?"
Sepatu yang bahkan dengan bekerja paruh waktu selama satu tahun pun tidak akan mampu anak itu beli, menekan punggungnya.
"Dasar manusia rendah tidak tahu terimakasih," dan seciprat cairan yang disebut dengan ludah, mengenai belakang kepalanya, "apa kau lupa, manusia-manusia rendahan sepertimu bisa bersekolah di tempat ini karena KAMI! Jadi sedikitnya tunjukan rasa terimakasih!"
Semua orang di kafetaria yang menjadikan itu sebagai tontonan, menunjukan ekspresi wajah jijik mereka saat anak laki-laki dengan sebuah kaki di punggungnya itu mulai mengambil permen karet bekas itu di lantai dengan mulutnya.
"Good boy!" Laki-laki bernama Huang Zi Tao itu menjauhkan kakinya dari punggung anak laki-laki itu dan menyeringai puas, kemudian berjongkok dan menjambak rambut belakang anak laki-laki yang tersungkur di lantai itu hingga wajahnya sedikit menengadah dan mereka bertemu pandang, "Masukan itu ke mulutmu bodoh! Dan kunyah!" Seringaian yang terpahat di wajah Tao semakin melebar saat anak laki-laki itu dengan patuhnya mengunyah permen karet bekas kunyahannya. " Makhluk-makhluk menjijikan sepertimu memang sampahlah makanan yang paling cocok memasuki mulut dan perut kalian! Cuh!" Sekali lagi namja bermata sarkas itu meludah dengan seringaian.
"Woahh~" Seorang laki-laki dengan rambut coklat terang menguap sambil berdiri dari kursinya duduk dan mulai beranjak dari tempatnya melewati Tao dan mainannya dengan ekspresi bosan, "sudah cukup Tao, ayo kembali ke kelas!" Ucapnya sambil lalu.
"Ck, aku belum puas," Tao menggerutu namun ia bangkit juga dari jongkoknya lalu mengikuti kedua orang temannya yang sudah lebih dulu meninggalkannya.
Setelah ketiga orang itu lenyap dari kafetaria, semua orang mulai ribut dan bahkan mereka memandang jijik dan ada juga yang menyeringai meremehkan melihat anak laki-laki yang jadi mainan Tao itu yang kini mulai bangkit dari lantai dan berjalan ke arah tempat sampah lalu meludahkan permen karet dari mulutnya.
Padahal ia pernah berpikir ia bisa lulus dari sekolah ini dengan tenang.
Apakah ini balasan atas kepengecutannya selama ini?
000
"Selamat pagi Baekkie...!!"
Namja berkulit Tan itu tersenyum cerah sedikit mengejar sahabat sejak kecilnya yang telah berjalan di depannya. Anak yang dipanggil Baekkie itu berbalik yang kemudian langsung mendapat rangkulan dari sahabat sejak kecilnya.
"Selamat pagi Kai..." Ia tersenyum membalas sapaan sahabatnya. Dan kedua sahabat itu bersamaan memasuki gedung sekolah Hanyoung High dimana mereka telah menjadi bagian dari sekolah elit itu selama setahun 6 bulan ini.
Byun Baekhyun.
17 tahun. Hobi menggambar. Hidup bersama ibu dan adik kecilnya yang masih duduk di bangku kelas 1 SD. Bisa bersekolah di Hanyoung High adalah salah satu cita-citanya sejak lama, itu adalah janjinya bersama Kim Jongin, sahabatnya yang lebih suka dipanggil Kai, bahwa mereka akan selalu bersama dan sekolah di tempat yang sama sampai mereka mengecap universitas. Dan karena Kai berasal dari keluarga yang cukup berada dan kedua orang tuanya seakan terobsesi atau karena gengsi ingin agar Kai sekolah di sekolah dan universitas yang elit, karena itu Baekhyun berusaha mati-matian mengimbangi itu demi bisa terus bersama sahabatnya. Dia bukan anak dari keluarga konglomerat seperti kebanyakan para siswa-siswi yang bersekolah di sekolah elit dan terfavorit di Seoul itu. Tapi kemampuan otaknya lah yang membuatnya bisa mengecap pendidikan di sekolah itu. Berbeda dengan Kai yang orang tuanya mampu membayar mahalnya iuran dan segala tetek bengek nya sekolah itu, Baekhyun mengandalkan otaknya untuk bisa terus bersekolah di Hanyoung High tanpa sepeserpun membebani ibunya yang hanya seorang buruh di sebuah pabrik.
"Aku minta maaf, aku tidak—"
"Daripada minta maaf dan beralasan, alangkah lebih baiknya jika kau berhati-hati sejak awal dan pikirkan akibat dari kecerobohanmu!" Laki-laki bernama Tao memangku kedua tangannya, memojokan seorang anak laki-laki yang lebih pendek darinya.
"Aku benar-benar tidak sengaja, aku minta maaf Chan—"
"Sudah kubilang kami tidak terima permintaan maaf!" Tao menangkap wajah anak laki-laki yang lebih kecil darinya yang terlihat gemetar ketakutan, menekan kedua pipi anak laki-laki berwajah bulat itu dengan ibu jari dan telunjuknya. "Kau harus membayar apa yang telah kau perbuat..." Tao menyeringai menunjuk kemeja seragam leadernya yang ternodai cipratan minuman calon mainan di hadapannya, "ASH~" yang kini anak laki-laki itu sudah melebarkan matanya mendengar satu kata itu keluar dari mulut Tao.
"Tidak... Aku mohon maafkan aku!!"
Baekhyun segera beranjak dari tempat itu saat mata anak tidak beruntung itu menemukannya tidak jauh di sana, terdiam tanpa melakukan apa-apa. Dari tatapan itu... Baekhyun tahu anak itu berteriak dalam hati meminta pertolongannya, tapi tidak! Ia adalah seorang pengecut. Jika itu demi menjalani kehidupan sekolahnya dengan damai dan lulus tanpa hambatan hingga ia bisa memenuhi janji yang ia buat bersama Kai untuk bisa melanjutkan ke universitas yang sama, tidak apa menjadi pengecut.
Dan Ia bisa menjalani kehidupan sekolah dengan damai dan lulus dengan tenang... dengan tidak terlibat dan berurusan dengan Geng Tao. Karena itu Baekhyun selalu menghindar, bukan pertama kalinya ia tak sengaja melihat seorang siswa dibully dan dinistai hanya karena hal sepele dan setiap ia menemukannya ia selalu melarikan diri seolah tak melihat apa-apa. Meski Baekhyun merasa itu tidak adil dan ia sangat menentang akan aksi geng yang paling ditakuti di Hanyoung High itu, ia memilih diam. Jika bahkan para guru tak bisa melakukan apa-apa karena geng itu adalah anak-anak dari orang-orang terpandang yang telah banyak menyumbangkan uangnya untuk Hanyoung High dan masuk kelas Spesial di sekolah itu, maka apa yang bisa dilakukan Baekhyun yang hanya murid beasiswa yang selalu dikatai sebagai benalu di sekolah itu? Meski Baekhyun selalu merasa bersalah setiap ia berpura-pura seolah tak melihat apa-apa, ia tidak ingin mengorbankan masa depannya dengan mengambil resiko untuk berurusan dengan Tao dan kawan-kawan hanya demi menolong orang yang tidak akrab bahkan kenal dengannya.
"Baek!"
"Hn?"
"Kau melamun?" Kai mengernyitkan dahinya sambil mengunyah makan siangnya.
"Ah, ahah maaf... Kau bilang apa tadi?" Baekhyun menggaruk tengkuknya sedikit merasa bersalah telah mengabaikan sahabatnya beberapa saat.
Kai menghela nafas, "sudahlah, sepertinya memang belum saatnya aku untuk mengatakan ini."
"Eh? Kau marah?" Baekhyun semakin merasa bersalah, sepertinya Kai bermaksud membicarakan hal yang penting namun dengan bodohnya pikirannya lari kesana kemari. "Hei, Kai! Aku minta maaf! Ayolah ~"
"Tidak mau!" Kai akting ngambek sambil memasukan suap demi suap makan siangnya.
"Jonginie~ jangan begitu! Ayolah ,Aku minta maaf, ok?!"
Kai tersenyum mendengar Baekhyun memanggil nama kecilnya seperti yang biasa sahabatnya itu lakukan ketika mereka masih kecil dulu. Dia menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku tidak marah. Sepertinya aku memang belum siap mengatakannya."
"He? Tentang apa sih?" Baekhyun mengernyitkan dahinya.
Kai kembali menggelengkan kepalanya, "sudahlah, cepat habiskan bekalmu! Sebentar lagi masuk."
"Kau membuatku penasaran~" Baekhyun sedikit merengek namun Kai hanya tertawa menganggap rengekan sahabatnya itu hal yang lucu.
Mereka berhasil melewati tahun pertama dengan lancar dan menyenangkan dan berharap tahun kedua yang sedang mereka jalani pun berjalan dengan tanpa hambatan. Bahkan tahun ketiga nanti... Baekhyun berharap dia dan Kai tetap bisa menikmati saat-saat menyenangkan seperti menghabiskan waktu istirahat dan makan siang bersama di tempat rahasia dan favorit mereka, atap sekolah. Tempat mereka tertawa dan bercanda bahkan merenung, begitu banyak hal yang mereka lakukan di sana yang pasti akan menjadi tempat kenangan saat mereka telah lulus nanti. Setelah mereka lulus dengan tanpa hambatan nanti...
Ya...
Baekhyun berharap...
Meski entah bagaimana pada akhirnya harapannya harus kandas sejak hari itu.
#TBC#
.
.
.
Terimakasih sudah membaca.RnR? :') #PLAK
