Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Story © Keilantra
Happy reading!
Sakura menarik nafas panjang sebelum membawa kopernya keluar kamar. Ini adalah yang terbaik. Gumamnya terus dalam hati.
"Kau yakin dengan keputusanmu?" tanya Ino, sahabat Sakura yang jadi saksi nyata untuk keputusan besar yang diambil sahabat kesayangannya tersebut.
"Yakin Ino."jawabnya dengan suara pelan. Digigitnya bibirnya kuat-kuat, karena tidak ingin menangis seperti kemarin.
"Jangan ditahan, keluarkan semuanya untuk terakhir kalinya. agar kau bisa tenang di tempat baru." Ujar Ino lalu memeluk Sakura,
"Hiks.. Ini sangat menyakitkan Ino." gumam Sakura dengan tangis tertahan.
Satu kesalahan paling fatal yang pernah dilakukannya seumur hidup adalah jatuh cinta pada orang yang salah. Jatuh cinta pada Sai, yang tidak lain adalah sahabatnya saat kuliah.
"Iya, aku mengerti, tapi kau juga harus bahagia. Tangisi dia hanya untuk hari ini!" Jika tidak mengingat didikan orang tuanya dengan baik, Ino pasti sudah datang mengacaukan acara pernikahan seseorang hari ini, karena berani membuat sahabat kesayangannya menangis seperti ini.
"Dia jahat." Racau Sakura lagi, patah hati untuk pertama kalinya membuatnya bingung setengah mati untuk menentukan sikap. Hanya dengan menangis, membuatnya bisa merasa lebih baik.
"Iya, dia jahat. Kau pasti ketemu yang lebih ganteng dan lebih baik darinya." Hibur Ino sambil menepuk bahu Sakura dengan pelan, berharap itu bisa memberi Sakura kekuatan.
"Makasih Ino, aku sudah merasa lebih baik sekarang." Ucap Sakura setelah melepaskan diri dari pelukan Ino. Dihapusnya air matanya dengan lembut.
"Jangan lupa kabari aku saat kau tiba di konoha," Ino yang sejak tadi berusaha untuk tegar, tidak bisa menahan air matanya. Empat tahun yang mereka lewati di universitas Gakuen Suna bukan waktu yang singkat. Bersama-sama mempersiapkan diri untuk jadi seorang dokter mereka lewati dengan suka duka di apartemen tersebut.
"Hei, jangan menangis pig." Ejek Sakura yang langsung mendapat jitakan dari Ino.
"Aku tidak menangis forehead, jadi pastikan kau menjaga kesehatanmu sampai kita bertemu lagi."
"Iya, kau juga harus menjaga kesehatanmu." Kali ini Sakura yang memeluk Ino. Pelukan terakhir sebelum meninggalkan kota Suna. "Pastikan kau tidak memberi tahunya kemana aku pergi."
"Iya, aku tidak akan pernah memberi tahu lelaki brengsek itu."
"Baiklah, Sampai jumpa lagi Ino." Ucap Sakura lalu berbalik pergi. Memulai langkah baru untuk menyembuhkan luka hatinya.
"Sial, kenapa aku bisa seceroboh ini di hari pertama bekerja." Umpat Sakura sambil berlari dengan cepat menuju lift rumah sakit Konoha.
Saat hendak masuk ke lift, tangan Sakura ditarik oleh seseorang dan menciumnya dengan tiba-tiba.
"Dia adalah calon istriku." Gumam lelaki sialan itu dengan santainya. Uchiha Sasuke, nametag yang dilihat Sakura di jas dokter yang dimilikinya.
"Dasar laki-laki brengsek." Balas perempuan itu lalu berlari keluar dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.
Sakura yang baru sadar dari rasa cengonya, melayangkan satu tamparan keras ke pipi kanan Sasuke. "Apa yang kau lakukan dokter ayam?" teriak Sakura, karena melihat model rambut aneh Sasuke.
"Kau menamparku?" bukannya menjawab, Sasuke malah balik menanyai Sakura. Ini pertama kalinya, dia ditampar oleh seorang perempuan.
"Iya, aku menamparmu. Ada masalah?"
Tbc
