Sayonara!

Highschool DxD © Ichie Ishibumi

.Drabble.

.

Dulu saat ia masih terpuruk ada seseorang yang mengulurkan tangannya untuk Kiba. Ia mengatakan jangan menyerah, dan menawarkan diri untuk menjadi keluarganya.

Saat itu Kiba menolak. Ada rasa dendam dihatinya. Namun gadis itu tak pantang menyerah. Ia selalu mengikutinya, kemanapun dan dimanapun.

Hingga akhirnya Kiba merasa jengah dan menerimanya, tentu ini ia lakukan agar Kiba tak lagi di ikuti. Namun ternyata tak semudah itu.

Gadis itu justru mengajaknya ke sebuah kota dan memintanya untuk bersekolah.

Ia hanya menurutinya.

Dan selama itu pula. Kiba mulai bisa melupakan dendamnya seiring waktu. Ia mulai terbiasa, apalagi Kiba juga dikelilingi oleh anggota keluarga Gadis itu yang ramah padanya.

Kiba menikmati itu semua. Ada rasa tenang ketika berkumpul bersama, bercanda, atau bertarung bersama untuk saling melindungi. Lambat laun ada sebuah perasaan yang menghinggapinya.

Rasa aneh yang membuatnya selalu menatap gadis itu dan merasa aneh saat berada di dekatnya. Kiba mengabaikannya dan ia mengganggap itu hal biasa.

Namun bukannya menghilang. Perasaan itu justru semakin serius.

Apakah ia menyukai gadis itu?

Entah, Kiba tak ingin membenarkan hal itu. Ia merasa dirinya tak pantas untuk gadis itu.

Hingga tak lama kemudian,

Kiba tahu bagaimana rasanya rasa sakit yang dulu pernah ia rasakan. Kini luka itu mulai terbuka kembali.

Rasa sakit itu muncul saat seorang remaja seumurannya yang bersurai coklat hadir sebagai anggota keluarga baru. Remaja yang gadis itu katakan mempunyai kekuatan yang sungguh luar biasa.

Sejak saat itulah Kiba mulai merasa tersisihkan. Ia tak lagi mendapat perhatian atau bahkan anggota keluarga lain pun juga kini fokus pada remaja baru itu saja.

Dan rasa sakit yang Kiba alami bertambah saat gadis yang ia sukai ternyata justru menyukai remaja mesum itu.

Pada saat itulah, Kiba tak lagi tampak seperti biasanya.

.

.

.

.

.

"Akeno apa kau melihat Kiba? " tanya Rias.

"Hm.. Tidak bochou! Aku bahkan tidak melihatnya dari kemarin. "

"Haah.. Perasaan ku tak enak! " seru Rias sembari memandang sendu langit yang gerimis.

.

.

.

.

.

End