SCHOOL; sebuah organisasi siswa dibawah naungan dewan sekolah. Konon, hanya orang-orang yang terpilih yang bisa menduduki kursi-kursi disebuah ruang yang terletak di lantai satu gedung sekolah tersebut. semua orang berlomba-lomba menduduki kursi tersebut.

Sejak upacara kelulusan, kepengurusan School hanya tersisa 3 orang, Saki, ketua School saat ini sedang dalam pencarian anggota baru.


Hime berlari menerobos kerumunan orang-orang, memaksakan tubuhnya untuk masuk dalam barisan siswa yang terlihat sedang asyik melihat sesuatu.

"oh bagus! aku tak bisa menyelak kerumunan... aku benci semester baru!" gumamnya kesal sambil terus berusaha menyeruak kerumunan.

setelah bersusah payah menyeruak kerumunan, dengan rambut yang berkali-kali menyangkut di kancing siswa lain, dan berkali-kali pula ia terkena siku siswa lain ia tiba ditempat tujuannya. Papan Pengumuman.

ya, hari ini semester baru, hari pertamanya di SMA. Hime mau tidak mau harus melihat papan pengumuman, mencari namanya dan dikelas mana ia berada.

matanya terus mencari nama Hinagiku Hime dari 40 nama siswa di kelas A. namun nihil. ia mencari di kelas B, C dan D juga nihil. Hime merenggut. ia mengigit bibirnya kesal lalu mulai mencari lagi dari awal.

"KENAPA NAMAKU TIDAK ADAAA!" hime menjerit tertahan didepan absensi kelas B.

"Hime Hinagiku"

sebuah suara terdengar dari balik punggung Hime, himepun mendongak dan mendapati jari tangan seseorang dari belakangnya sedang menunjukan absensi nomor 12, Hime Hinagiku dihadapannya. Hime tersenyum bahagia sambil berteriak riang ia membalik badannya. "TERIMA KASIH BANYAK! KAU PENOLONGKU, AKU TAK TAHU BAGAIMANA HARUS BERTERIMAKA..."

"suaramu memekakan telinga, Hime"

seorang pria berambut hitam dengan mata ungu yang berkilauan tersenyum kearahnya. Ookami. pria itu mengambil sebuah sisir dari saku tasnya lalu menarik hime menyingkir dari kerumunan orang.

"lain kali kau ikat dulu rambutmu sebelum menyeruak kerumunan orang"

"aku lupa kau murid sekolah ini juga, Ookami!"

"kau tak mendengarkanku..."

"tapi baguslah Ookami dan aku satu sekolah, jika tidak aku tak akan tahu bagaimana rasanya sendirian tanpa kenalan disekolah ini, hahah"

"Hime aku sedang bicara denganmu..."

"kuharap aku segera bertemu dengan banyak teman ba..."

ucapan hime terhenti seketika saat Ookami membekap mulutnya dengan sebuah roti isi. Hime mengerjapkan matanya. "saat kau banyak bicara, perutmu pasti sedang kosong" ucap Ookami tenang sambil memasukan kembali kotak bekalnya kedalam tas ranselnya.

"Tasmu berbeda dengan murid lain...? kenapa?" Hime bertanya disela kesibukannya mengunyah roti isi yang diberikan ookami. "hmm~ daging asap"

"Tas itu terlalu kecil untuk memuat isi buku yang kubawa" Ookami membetulkan dasinya yang melorot saat menyeruak kerumunan. "Ayo cepat habiskan makananmu, bel masuk sebentar lagi berbunyi"

o00o

Bel siangpun berbunyi, jam istirahat siang akhirnya dimulai. dengan tergesa-gesa Hime memasukan seluruh bukunya dan berlari keluar kelas sambil tersenyum riang.

"kira-kira bekal hari ini apa ya? kuharap sesuatu yang spesial, karena aku sangat lapar!"

Hime yang semula berlari tiba-tiba menghentikan langkahnya. berhenti disebuah tikungan dan memandang berkeliling. "a..aku tersesat" gumamnya pelan.

Hime berjalan perlahan, menyusuri koridor sepi dan akhirnya sampai didepan sebuah pintu besar bergaya eropa kuno. Hime memandangi kagum pintu itu. "hmm~ ada bau harum... ini.. wangi kue!" serunya senang.

"pasti ini pintu ruang memasak, atau klub teh, atau klub memasak, atau klub makan... aku harus bergabung dengan klub ini!"

Tanpa pikir panjang Hime mendorong pintu besar itu dengan sekuat tenaga, dan semerbak harum kue yang sejak tadi tercium oleh penciumannya semakin kuat. Hime tersenyum senang, pikirannya sudah dipenuhi oleh ratusan macam kue yang biasa ia lihat di tv.

"ah, ada yang datang..."

"jarang-jarang kita kedatangan tamu"

"kuharap ia bukan siswa yang tersesat..."


To Be Continued...