Akan Kutunggu

Disclaimer: Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Warning: Typo, alur cepat, cerita pasaran, songfic di beberapa chapter

Don't like, don't read yaa...

blackcherry-hime proudly present...

Akan Kutunggu

Chapter 1: NaruHina

Kuperhatikan kau dari jauh,

Kau jalani hidup tanpa jenuh,

Mencari bahagia tanpa keluh, saat itu juga

Kau curi perhatianku...

Dia Naruto. Pahlawanku. Aku yang dulu di-bully oleh beberapa anak laki-laki hanya bisa diam menunduk. Menangis, hanya itu yang terlintas di benakku. Aku takut, mana mungkin seorang gadis kecil sepertiku bisa melawan ketiga anak itu sendirian. Tapi, seseorang tanpa rasa takut datang dan membantuku. Dialah Uzumaki Naruto. Dengan lantang berteriak pada mereka bahwa ialah calon Hokage dimasa depan nanti. Bahkan seluruh desa tahu siapa dia. Dialah si pembuat onar, ninja penuh kejutan di Konoha ini. Dia datang, menolongku. Mengorbankan satu-satunya syal yang ia punya saat itu. Ya, mulai hari itu juga, aku sering memperhatikannya diam-diam. Tak berani mendekat, karena pernah sekali aku menyapa, dia malah melewatiku begitu saja. Jadi, aku putuskan hanya mengamatinya dari jauh. Menjadi seorang stalker. Dia, laki-laki yang mencuri perhatianku.

Mereka lihat kau dari dekat,

Tapi mereka gagal melihat,

Rasa sepi yang lama terpahat, saat itu juga...

Oh kurasakan, oh kuinginkan..

Aku sedikit kecewa, karena tak bisa satu tim bersama dia. Mau bagaimana lagi, Iruka sensei membagi timnya seperti itu. Tapi, setidaknya ia punya teman yang mungkin akan mengerti dia. Setelah cukup lama aku perhatikan, teman-temannya mungkin dekat dengannya, tapi tak begitu banyak yang tahu bahwa dia kesepian. Jelas, dia punya banyak teman, karena dia periang dan sangat ramah. Tapi, aku bisa melihat. Punggung itu terasa kosong dan hampa. Entah apa yang kurang, mungkin itu kasih sayang orang tua. Karena sedari kecil ia sudah hidup sendiri di apartemen pemberian Hokage ke-3. Dulu, saat di akademi juga, ia sering sendirian di taman. Bermain ayunan itu, menatap sendu teman-temannya bersama orang tua mereka. Andai saja aku bisa mendekat, aku pasti akan selalu ada saat ia merasa sedih.

Kuperhatikan kau dari jauh,

Kau jalani hidup tanpa jenuh,

Semangatmu buat aku luluh, saat itu juga

Oh kurasakan, oh kuinginkan...

Ujian chunnin, aku sangat gugup. Banyak shinobi yang kuat di sini, berkumpul menguji kemampuan mereka. Aura di ruangan inipun cukup mengintimidasi siapapun yang bernyali kecil sepertiku. Terasa sangat bahwa mereka semua ingin menang. Bukan, bukannya aku ingin kalah, karena jika aku gagal banyak yang akan aku kecewakan. Aku tak mau, rasa benci anggota klan-ku semakin menggila jika aku kalah. Tapi, satu teriakan semangatnya membuat sedikit nyaliku ada. Ya, hanya karena semangatnya saja..

Dan sekarang, ujian chunnin tahap kedua, aku harus melawan sepupuku sendiri. Hyuuga Neji, dia kuat, dan bahkan ayahku selalu mengagumi dan membandingkannya denganku. Bukan dia saja, bahkan ayahku menganggapku lebih lemah dari adikku yang lebih muda 5 tahun dariku. Pukulan Neji begitu terasa, aku hampir saja menyerah. Apalagi dengan kondisi yang seperti ini, aku pasti kalah. Tapi sekali lagi, teriakan semangat itu membuat aku yakin. Setidaknya aku harus berusaha, melakukan dan menyelesaikan ini dengan segenap kemampuanku. Menang atau kalah tak apa, setidaknya aku sudah berusaha semampuku. Ya, hanya dengan mendengar teriakan semangatnya, aku bisa berdiri lagi. Semangatnya juga ada dalam diriku. Aku benar-benar mengaguminya.

Akan kutunggu, selalu kutunggu,

Sampai kau mampu,

Melihatku sebagai yang mengerti kamu,

Cintai kamu, kan kutemani

Perjalananmu selamanya...

Aku dengar dia akan pergi berlatih keluar desa selama 3 tahun kira-kira. Seseorang yang bernama Jiraiya yang mengajaknya, yang akan membantu melatihnya menjadi kuat. Membantunya agar suatu saat ia layak menjadi seseorang yang dibanggakan. Hari ini, aku melihatnya dari balik tiang listrik. Astaga, ini memalukan dan bahkan mungkin ia tahu aku di sini. Tapi tak apa, karena ini yang terakhir kali untuk tiga tahun kedepan. Aku tak akan mengganggu, dan hanya bisa mendoakan, semoga ia selalu baik-baik saja. Dan semoga tiga tahun ini cepat berlalu. Dan aku, juga akan menjadi kuat, agar suatu saat aku bisa berjalan disampingnya. Ya, aku akan terus menunggu saat itu. Menunggu Naruto kembali lagi.

Mungkin tak banyak yang bisa kuberikan,

Tapi ku kan berikan seluruh cintaku...

Seluruh cintaku...

Entah bagaimana, sekarang desa kami sudah rata dengan tanah. Naruto, dimana kau? Saat itu semuanya pesimis mereka bisa menang. Sakura, bahkan sampai menjerit memanggil namanya. Tentu, siapapun akan merasa tertekan, jika berada dalam keadaan kami. Dan beruntung, sebelum mereka sempat membunuh Hokage kami, dia datang. Dia yang kami percayai, dia yang melatih dirinya demi kami. Dia akhirnya datang, membawa sedikit harapan pada kami. Ya, kami percaya padanya.

Tetapi, beberapa saat kemudian, dia berhasil dilumpuhkan. Dia di sana, terbaring dengan besi hitam yang menancap di sekujur tubuhnya. Benda itu apa, akupun tak tahu, aku hanya bisa mengamatinya dari jauh. Lagi. Aku yakin itu pasti sakit, dan laki-laki yang menyebut dirinya Pain menyebut bahwa ia akan membawa Naruto bersamanya. Tidak, ini tidak bisa dibiarkan lagi, jika tak ada yang mau membantunya, kali ini biar aku saja. Aku akan membantunya, meski harus mempertaruhkan nyawaku untuknya.

Tubuhku bergerak sendiri, aku hanya ingin membantunya. Dia, mungkin tak terima bahwa akulah yang datang menolongnya. Bahkan dia memintaku pergi. Menjauh dari tempat itu. Tapi maaf, kali ini aku hanya ingin menjadi egois. Memenuhi keinginanku sendiri untuk membantunya. Kesempatanku untuk menang memang kecil, tapi itu tak membuatku takut. Dan tanpa aku sadari, kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirku. Semua perasaanku padanya, hari ini aku luapkan semua. Dan aku mulai mendekati musuhku.

I'm just being selfish..

I'm here because i want to be,

This time,

I'm going to save you, Naruto..

I was always crying, and giving up before even trying..

I made a wrong turns so many times,

but you,

You helped me find my way and take the correct path...

I always chased after you,

I wanted to catch up to you,

I wanted to walk beside you all the time,

I want to be at your side always..

You changed me, Naruto...

Your smile is what saved ,

That's why i'm not afraid to die, if it means i can protect you...

Because, I love you... Naruto...

Ya. Kekuatannya memang tak sebanding denganku. Belum lama aku bertarung dengannya, aku sudah terluka parah. Aku mencoba bangkit lagi dan lagi hanya demi dirinya. Aku tak bisa lagi berjalan, kuputuskan untuk merangkak mendekatinya. Mendekati Naruto yang hampir menangis di sana. Tak apa, sungguh aku tak apa, Naruto. Jadi kumohon, jangan menangis. Sedikit lagi, aku tetap memaksakan diri mendekatinya. Disini, aku bertumpu di besi hitam yang menancap ditubuhnya. Mengucapkan kata-kata yang selalu ia gemakan dihadapan musuh-musuhnya.

"I stand by what i say, because that's... my Ninja way"

Sedikit yang kuingat, hanya teriakannya yang memanggil namaku dan rasa sakit di tubuhku. Semuanya menghitam, dan aku kehilangan kesadaranku. Maaf, tak bisa banyak membantumu. Dan maaf karena aku mencintaimu. Tapi sekali lagi, aku akan tetap menunggumu. Menunggu saat dimana kita bisa berjalan beriringan.

Akan kutunggu, selalu kutunggu

Sampai kau mampu, melihatku sebagai yang

Mengerti kamu, cintai kamu...

Kan kutemani perjalananmu,

Selamanya...

To be continued...

A/n: Haiii, minna semua. Fic baru dari saya dan mungkin ini crossover. Buat chara cewek yang rela menunggu si chara cowok. Maaf kalau ada yang nggak sesuai sama animenya. Semoga fic-nya bagus ya, hehe dan sampai ketemu di chapter berikutnya.. jaa

Akan Kutunggu~Sherina Munaf..