Summary: Sekeping puzzle kehidupannya telah hilang. Ketika ia sadar ia mendapati orang tuanya telah mengangkat seorang bayi perempuan bernama Sarada. 9 tahun berlalu, ia mendapati banyak kemiripan antara dirinya dan adik angkatnya itu. Hatinya tergelitik tuk mencari tahu semua misteri itu, ia mulai mencari teman-teman lamanya. Tak mempedulikan bisikan hati yang melarang. Di sisi lain Sasuke sudah terlepas dari ibis yang membelenggunya namun mampukah ia mengontrol kekuatannya dan bisikan iblis itu. AU, Illuminati, misteri, mature content

Hai. Aku kembali dengan FF baru, bagi yang tak suka adegan mature seperti lemon, darah dan adegan kekerasan lainnya aku harap jangan baca FF ini.

Disclaimer : Naruto is not mine. Tapi miliknya embah MK

Pada tahun 1880 kristen masuk ke jepang dan menyebarluaskan ajarannya ke seluruh penjuru negeri termasuk dengan aliran-alirannya. Dan pada waktu yang sama ajaran Satanisme sedang berkembang pesat di eropa. Bahkan pengikut mereka telah menyebar ke seluruh dunia termasuk jepang. Satanisme merupakan ajaran yang memerintahkan pengikutnya untuk menyembah setan. Pergerakan mereka sangat tersembunyi dan rahasia dikarenakan banyaknya pertentangan-pertentangan dari nyaris seluruh masyarakat yang menganggap ajaran mereka menyesatkan karena tak sesuai dengan norma-norma yang ada.

Di sebuah kota terpencil Konoha Jepang hiduplah seorang penganut Satanisme yang taat bernama Uchiha Madara. Ia seorang pria jepang keturunan Perancis. Semasa remajanya ia habiskan di Paris, kota kelahiran ibunya sebelum akhirnya ia memilih menetap di jepang ketika berusia 23 tahun. Semasa di Paris, ia berkenalan dengan seorang evengelis yang mengajaknya masuk ke dalam organisasi masonic. Sejak awal ia memang tertarik dengan hal-hal berbau satanisme. Ia telah mempelajari kitab injil hitam, gematria, numerologi dan sebagainya entah itu yang berasal dari jaman Mesir kuno atau bahkan Yunani tak lupa juga dengan semua koleksi lambang-lambang suci seperti Pentagram, Baphomet dan lainya yang menghiasi rumahnya.

Madara adalah seorang illuminati beraliran Testik, sebuah aliran satanisme tradisional yang menganggap tuhan adalah dewanya. Berbagai ritual telah ia jalani mulai dari aktifitas seksual, obat-obatan, musik sampai pengorbanan darah hanya demi mendapatkan kekuatan yang ia inginkan. Tak peduli jika ia harus bertindak tak layaknya manusia.

Semua itu tak sia-sia, Uchiha Madara akhirnya telah menjadi abdi setan yang memiliki kekuatan yang luar biasa yang tak ada pengikut lain mampu menandingi kekuatannya. Bukan hanya memiliki kekuatan mengendalikan empat elemen/benda sekitarnya, mengendalikan pikiran orang sekitarnya atau melihat masa depan. Ia juga mampu melakukan perjalanan ke portal dimensi lain tuk mengunjungi para roh jahat dan dunia setan.

Tak ada satu orang pun yang berani menghentikan kejahatan Uchiha Madara di Konoha. Karena itulah ia mendapatkan julukan manusia iblis, seorang manusia yang benar-benar telah menyatu dengan iblis sejati. Entah sudah berapa ratus nyawa yang melayang demi menuruti hasrat haus darah dari iblis yang ada dalam dirinya.

Tapi kegelapan itu akhirnya sirna ketika Uchiha Izuna, adik se-ayahnya menghentikan semua kezalimannya dengan kekuatan putih yang tuhan berikan kepadanya. Ia seorang penganut kristen yang taat, ia rajin beribadah dan melakukan tindakan baik seperti yang diperintahkan tuhannya. Melihat kakaknya sudah di luar batas ia tak bisa tinggal diam, sebuah rahasia yang ia tahu. Semua kekuatan yang kakaknya dapatkan berasal dari kitab kuno mengandung mantra yang berasal dari campuran Spanyol, Perancis, Inggris, Latin namun ada pula bahasa yang tak diketahui asal-usulnya. Maka tak heran banyak yang tak mampu menerjemahkannya dengan baik apa maksud kandungan mantra tersebut entah bagaimana bisa Madara menguasainya. Didalamnya terdapat mantra untuk memanggil iblis dan meminta kekuatan padanya, selain itu terdapat juga mantra untuk menutup dan menyegel iblis.

Diam-diam Izuna masuk ke kamar rahasia milik kakaknya. Kebetulan saat itu Madara sedang tak ada di Konoha, dengan berbekal kemampuan bahasa asing yang terbatas. Ia membuka satu persatu lembaran dalam kitab itu. Tuhan seperti menuntunnya tuk menemukan halaman yang paling berharga itu. Hatinya tergelitik ketika mendapati kata 'seal' di halaman 66,walaupun tak seberapa pandaisedikit-sedikit ia tahu apa artinya itu.

Izuna menyobek lembaran itu, lalu menaruh kembali ke dalam lemari kakaknya. Butuh waktu seminggu untuk benar-benar mengetahui apa isinya. Namun setidaknya ia telah memegang kartu as yang paling berharga.

Hal itu terjadi pada malam hari ketika bulan purnama di hari keempat bulan Oktober. Di sebuah gedung kosong tepat di belakang kompleks Uchiha. Terdapat sebuah ruangan yang lantainya dipenuhi oleh lambang pentagram dengan sebuah meja persembahan berbaring seorang pria diatasnya. Didepannya terlihat sekelompok manusia setengah telanjang yang berbalut jubah hitam kebesaran berjumlah tujuh orang yang terdiri dari 3 orang wanita dan 4 orang laki-laki.

Seorang pria berdiri paling depan sambil memejamkan matanya. Mulutnya berkomat-kamit membaca mantra yang diikuti oleh pengikutnya. Di depan meja persembahan nampak seorang laki-laki dalam keadaan terikat, berbaring ketakutan memandang para penyembah setan gila yang ada dihadapannya, ia tahu skenario selanjutnya yang akan terjadi pada dirinya, mati.

"Arcanjo.. anjo negro conce-dame voza luz pelo veu de morte ate que ten hamoz"

Tak jauh dari pria itu terlihat seorang gadis cantik berambut coklat meringkuk tanpa sehelai benang pun sedang terikat ketakutan sama sepertinya. Air mata gadis itu tak henti-hentinya menangis meratapi betapa malang nasibnya.

Sang pemimpin menghentikan kegiatan berdoanya. Ia memberikan isyarat kepada salah seorang gadis berambut pirang yang merupakan pengikutnya. Paham, segera saja ia mengangkat pedang yang tergeletak diatas meja tak jauh dari dirinya. Lalu gadis itu mendekati pria berbaring tadi. Pedang ia hunuskan.. dan...

Brakkkk

Dengan sangat mudah ia membenamkan pedangkan ke perut pemuda itu. Seperti membunuh hewan saja, tak ada raut ngeri atau kasihan di wajah para penyembah setan itu.

Tak sanggup melihat kejadian mengerikan itu sang gadis yang terikat tak jauh darinya pun berteriak histeris

AAKKKKHHHH...

Gadis itu membelalakkan matanya kearah mereka, ia seakan tak percaya ada manusia berhati iblis seperti mereka di dunia ini. Pria malang itu meronta-ronta kesakitan, darah muncrat dari tubuhnya dan dalam beberapa detik pria itu menghembuskan nyawanya.

Pandangan Uchiha madara beralih pada sang gadis yang ketakutan. Ia mendekati gadis itu perlahan, rasa ngeri tiba-tiba menghinggapi gadis tak bersalah itu. Matanya tertuju pada benda panjang yang sudah mengeras di pangkal pahanya.. apakah benda itu akan mencabik-cabik mahkota berhargan dirinya. "tidakk... ini buruk sekali.. aku tak mau diperkosa oleh iblis itu."

Tubuhnya meronta-ronta ketika tangan madara menyentuh kulit leher telanjangnya. Lalu Madara mengangkat tubuh telanjangnya ke meja persembahan tadi, tepat disamping mayat pria yang baru saja meninggal. Rasa ngeri menghinggapinya namun ia tak mampu berbuat apa-apa karena tangannya terikat, yang bisa ia lakukan hanya meronta-ronta.

Madara membuka jubah panjangnya hingga sekarang ia benar-benar telanjang. Tubuhnya sekarang tepat berada diatas gadis itu. Ia membuka kedua paha gadis itu, semburat senyum terlihat di wajahnya ketika melihat lipatan merah muda menggiurkan terpampang jelas di depannya. Tak mau membuang waktu segera ia letakkan kepala kejantannya diantara kedua lipatan kecil itu.

"Tidaakkkkk... Madara-sama..."

Bless...

Dengan sekali hentakan kejantannya telah masuk seperempat. Gadis itu membelalakkan matanya, telah robek.. rasa sakit tak terhingga menghinggapi hampir seluruh daerah pangkal pahanya. Seperti terbelah menjadi dua.

Bless..

Dengan berbagai tekanan yang memaksa akhirnya ambleslah keseluruhan kejantanannya ke dalam rahim wanita berambut coklat itu. Madara tak dapat menahan rasa sensasi nikmat yang menghinggapi syaraf kejantanannya. Ia menggoyangkan miliknya keluar dan masuk mengikuti ritme detak jantungnya yang bergerak cepat. Ditengah permainan mereka gadis berambut coklat itu dibuat kaget dengan kehadiran sesosok mengerikan di belakang pria yang tengah menggagahinya. Sontak saja ia berteriak ketakutan ditengah desahan menahan sensasi yang bertubi–tubi.

AKKKHHHH...

Ia memejamkan matanya tak mau melihat sosok iblis menyeramkan yang ada disamping Madara ataupun melihat mayat yang darahnya terus mengalir ada disampingkan. Hatinya menjerit kenapa kejadian ini semua bisa terjadi pada dirinya, padahal ia adalah wanita baik-baik.

Semua orang di dalam sana dapat melihat kehadiran sang iblis tuan mereka. Iblis itu menyeringai kesenangan seolah ikut merasakan apa yang Madara rasakan. Terangsang melihat kegiatan dihadapan mereka. Tanpa malu-malu lagi mereka akhirnya saling berhubungan seks satu sama lain. Tak ayal ruangan itu telah menjadi pesta orgy bagi pengikut setan.

Setelah dua jam lebih berlalu, Madara tak mampu lagi untuk menahan ejakulasinya.

"akkkhh..."

Ia menumpahkan semua benih ke dalam rahim wanita yang ada dibawahnya. Akhirnya wanita itu pingsan tak berdaya setelah menahan gempuran bertubi-tubi dari seorang Uchiha Madara, tidak dia bukan orang tapi iblis, manusia biasa takkan mungkin sanggup melakukan semua ini. Setelah selesai dengan kegiatannya Madara dan para pengikutnya menundukkan kepalanya dihadapan iblis yang ada di depan mereka.

"Darah... Darahh... Darahh... disini aku merasakan kuranggg darahhh... Aku butuh darahhh"

Sang iblis berkata kepada para hamba manusianya. Mereka saling bertatapan tak mengerti dengan maksud tuan iblis mereka. Madara yang tahu maksud tersirat itu tersenyum penuh arti. Segera ia mengambil pedang yang tertancap dalam perut mayat pria bekas tumbalnya.

Brakkk.. Brakk...

Madara menebas tubuh kedua pengikut setianya. "Darahh... Aku masih kurang daraahhh"

Brakkk... Brakkk... "DARAAHHH... DARRAAHH... AKU BUTUH LEBIHH DARAHHH.."

Tanpa rasa kasihan Madara membantai kelima pengikut setianya dan menyisakan seorang pengikut wanita yang ia perintahkan tuk membunuh pria tadi "Ampun.. Madara-sama.. Ampunn.. jangan bunuh aku!"

Wanita itu segera berlari mengambil tas miliknya yang terletak tak jauh dari mereka. Mencari-cari kitab sang empunya,kunci dari semua ini. Ia pernah di ceritakan oleh Masashi seorang pengikut Madara paling setia bahwa Madara mempunyai kitab yang berisi mantra-mantra tuk memanggil atau menyegel iblis. Ia tahu hal ini akan terjadi makanya ia mencuri kitab itu dari Madara. Setelah menemukan apa yang ia cari segera ia mencari halaman berisi mantra tuk menyegel iblis haus darah yang akan menghabisi nyawanya. Namun sayang ia tak dapat menemukannya, seluruh kitabnya menggunakan bahasa asing sehingga sulit memahaminya.

GRRRRRR

Madara sangat marah melihat kitab berharga miliknya ada di tangan orang lain. "BUNUHH DIAAA" titah sang iblis.

Brakkkk...

Bunyi suara pintu terdobrak.

"HENTIKAANN.. MADARA-NIII"

Izuna kaget melihat pemandangan didepannya. Semuanya kacau, mayat setengah telanjang dengan bergelimpangan darah dimana-mana dan astaga.. Apakah yang ia lihat itu nyata? Ia melihat sesosok iblis hitam menyeramkan dengan taring dan tanduk. Ini baru kali pertama Izuna melihatnya.

Rasa sesal menghinggapi dirinya, andai saja ia datang lebih awal ini takkan terjadi. Izuna memang sudah berfirasat kakaknya akan mengadakan ritual pemujaan lagi, hanya saja ia tak tahu kapan tepatnya. Untung seorang pelayan mengadu jika Madara terlihat pergi bersama pengawal setianya ke belakang kompleks beberapa menit yang lalu.

Madara menyeringai menatap Izuna, tangannya mengayuhkan pedangnya tuk menebas pengikut terakhirnya yang sudah pasrah akan nasibnya.

"BERIKAN KITAB ITU PADAKU!"

Teriak Izuna. Sebelum lehernya di tebas ia berhasil melemparkan kitab itu padanya.

BRAAKKKK..

Darah segar memuncrati seluruh ruangan sampai mengenai kitab dan lengan baju Izuna. Sebilah pisau keluar dari ransel kecilnya. Matanya terpejam dan mulutnya berkomat-kamit.

"Padre nuestro que estás en los cielos. Santificado sea tu Nombre. Venga tu reino. Hágase tu voluntad. En la tierra como en el cielo."

Madara tahu apa arti yang baru saja dibaca oleh adiknya itu. Tidak mungkin.. itu adalah mantra untuk menyegel iblis yang ada dalam dirinya.

"Tidakkkk..."

Izuna segera membenamkan pisaunya ke dalam buku terkutuk itu. Sebuah cahaya putih menyilaukan seluruh ruangan. Dengan perlahan-lahan sang iblis mulai tersedot ke dalam cahaya. "HHHAAAHHH! Seperti perjanjian kita.. Aku tak akan pergi sendirian.. jiwamu adalah milikku" sebelum sempat Madara tuk bergeming jiwa madara tertarik keluar ikut bersama sang iblis. ini adalah sebuah harga mahal yang harus ia bayar karena telah bersekutu dengan setan. Izuna menatap kakak tercintanya dengan sedih, ia tahu ini hal ini mungkin saja terjadi namun demi kebaikan orang banyak ia harus melakukannya.

Brukkk..

Tubuh telanjang tak bernyawa Madara terjatuh hempas ke tanah. Cairan bening keluar dari mata sayu Izuna, ia telah membunuh saudaranya sendiri.

"Nii-san" Lirihnya.

"To... long... a..kuu... i.. zu..na.. kun... "

Perhatiannya tertuju ke sumber suara, samar ia melihat ada seorang wanita berambut coklat panjang tanpa sehelai benang tengah meminta pertolongannya. Matanya terbelalak setelah mengenali sosok yang memanggil namanya itu.

"Megumi?"

Hatinya remuk melihat Megumi, gadis yang ia cintai dalam keadaan mengenaskan seperti itu. Apa yang telah terjadi pada dirinya? Tidak mungkin Madara mengorbankannya pada iblis keparat itu kan? Segera ia mendekap wanita pujaan hatinya dengan penuh penyesalan. Madara telah memperkosanya.

"Kau tak apa-apa?"

"Aku sudah kotor Izuna-kun.. hikss..."

"Sudah berakhir... ini sudah berakhir.. tenanglah.."

Sebuah akhir tapi tak benar-benar berakhir, titisan sang iblis sudah terlanjur bersemayam di tubuh keturunan-keturunan dari sang pengabdi setan. Membisikkan mereka tuk mengikuti kemauan sang iblis dengan memperlihatkan pada mereka kekuatan, kekayaan dan hasrat tak terbatas manusia seolah ia tuhan yang akan mewujudkan semua kehendak itu.

Seperti sebuah kutukan yang terus menerus berulang 'kutukan Uchiha', kesalahan itu tak akan cukup sampai di generasi sebelumnya. Selama manusia di penuhi hasrat, kedengkian dan ketamakan maka iblis akan selalu senantiasa menggodanya.

Suhu kota tokyo mencapai minus 3 derajat selsius. Sekarang sedang musim dingin, orang-orang pun enggan tuk keluar rumah tuk sekedar jalan atau berkumpul dengan teman. Jika bukan karena stok makanan dan keperluan bulanan rumahnya sudah habis Sakura juga malas pergi ke supermarket dengan suhu seperti ini.

"Cepatlah jalannya... disini dingin sekali.. apa kau mau kita mati kedinginan di tengah jalan begini"

Sakura mendengus kesal mendengarkan keluhan adiknya itu.

"Heii.. kau pikir aku senang berada di luar seperti ini.. kau tak lihat belanjaanku sebanyak ini.."

Ujar Sakura kedua tangannya memeluk belanjaan besar sampai pandangannya terhalang. Ia juga harus membawa plastik jinjing berisi obat-obatan di tangan kanannya, belum lagi tali tas jinjingnya yang selalu jatuh. Bagaimana ia bisa berjalan lebih cepat? melangkah saja ia harus hati-hati. Sial.. andai saja mobilnya tak terjebak salju di parkiran depan rumahnya mungkin hal ini tak akan terjadi.

"Makanya kau segera mencari pacar seperti ino-nee yang belanja selalu di bantu Sai-nii! Kan kalau belanja seperti ini jadi ada yang bantu.. hmm.. untung saja ada aku kalau tidak pasti kau akan kerepotan"

Adiknya memang sangat rewel terutama menyangkut soal pacar. Yah.. memang benar sejak putus dengan Lee dia tak pernah berhubungan lagi dengan pria. Padahal banyak yang mendekatinya tapi Sakura menilai mereka belum cukup baik. Lelaki idamannya tentunya harus seorang yang alim dan rajin beribadah sepertinya.

"Haii.. jangan bahas soal pacar denganku.. itu tabu tau.. lagi pula siapa yang merengek meminta makanan sebanyak ini?"

Sarada cekikikan mendengar ucapan sang kakak, gadis nakal itu memang senang menggoda kakaknya apalagi melihatnya kerepotan seperti itu.

"hehe.. aku kan dalam masa pertumbuhan jadi harus banyak mengkonsumsi makanan yang bergizi.. kau kan dokter pasti tau soal itu. Kenapa aku tak boleh membahas itu? Apa kau masih memikirkan si alis tebal aneh itu?"

Sebelah alisnya terangkat mendengar ucapan adiknya.

"Jangan bilang tentang Lee seperti itu, di jaman sekarang sulit menemukan orang sebaik dia. Kau anak kecil mana tahu cara menilai pria"

"Jika yang di maksud pria baik itu pria yang tak akan menyentuhmu sampai kalian menikah itu aku tahu. Tapi aku sangsi dengan si alis tebal itu, mungkin saja dia impoten makanya tak mau menyentuhmu.. "

Sakura tersentak mendengar perkataan seperti itu dari anak berusia 9 tahun. Sudah sejauh mana Sarada mengetahui hubungan antara pria dan wanita. Sebenarnya dia anak kecil atau wanita seumurannya sih kenapa sampai bisa kepikiran sampai ke situ.

"Berhentilah berbicara seperti orang dewasa.. anak kecil, sebenarnya usiamu ini berapa? 9 tahun atau 29 tahun sih? Dan heiii.. aku ini kakakmu! Berhentilah berbicara 'kau-kau' padaku. Panggil aku onee-san atau Sakura-nee.. lagipula perbedaan usia kita ini 17 tahun kau ingat? Itu sangat jauh tau. Kalau perempuan di Konoha jaman dulu, mungkin kita seusia ibu dan anak.. kau mengerti?"

Sakura sudah kehilangan kesabarannya menghadapi bocah berkacamata di depannya.

"Aku tak mau.. lagipula aku ini bukan anakmu.. kenapa aku harus bersikap seperti itu"

"Ya sudah.. kalau kau tak mau menuruti perintahku.. pulang saja ke Konoha dan duduk manis bersama tou-san dan kaa-san.. jangan tinggal di apartemenku"

"Tidak mau.. kalau aku pulang sekarang apa yang akan kau kata tou-san dan kaa-san? Kau sudah berjanji kan akan menjagaku selama aku bersekolah di sini?"

Sakura menghebuskan nafasnya keras. Sekarang pikirannya harus jernih mungkin mengalah adalah hal terbaik yang ia lakukan saat ini. Setidaknya untuk saat ini saja, rasanya ia ingin cepat-cepat masuk ke dalam apartemen dan menyalakan penghangat ruangannya sambil menyeruput cappucino panas.

"Baik.. aku kalah jika berdebat denganmu.. sekarang tuntun aku melewati jalan ini. Aku tak dapat melihat dengan baik karena belanjaan ini"

Sarada kembali kegirangan mendengarkan pengakuan kakaknya, tangannya segera meraih jaket tangan Sakura dan mulai membimbingnya melewati jalan bersalju sampai apartemen mereka.

Berdebat dengan Sarada di tengah salju dan udara seperti ini bukan ide yang baik. Ujung-ujungnya ia bad mood sendiri. Perdebatan ini pasti takkan ada habisnya jika tak ada salah satu yang mengalah. Ada saja balasan anak kecil itupada Sakura. Entah dari siapa ia menuruni sifat menjengkelkan seperti itu. Hmm.. mungkin agak mirip dirinya. Walaupun mereka tak memiliki hubungan darah namun Sakura merasa terlalu banyak persamaan dengan adik angkatnya ini. Mulai dari makanan yang mereka suka dan benci, kebiasaan-kebiasaan, alergi dengan susu sapi dan tentu saja sifat mereka. Selain itu wajah mereka juga terlihat mirip hanya saja Sarada memiliki sepasang mata onyx dan rambut gelap. Andai saja warna rambut dan matanya sama sepertinya maka mereka adalah saudara kembar. Mungkin semua itu hanya kebetulan tapi entahlah.. Sakura ragu soal itu.. Dan mudah-mudahan keputusannya tepat untuk kembali ke Konoha.

Awalnya keluarga Haruno memang tinggal di Konoha. Tapi setelah Sakura lulus SMA keluarga mereka pindah ke Suna dan itu terjadi ketika usia Sakura 17 tahun. Sakura tak mengingatnya karena memorinya setelah usia 16-17 tahun telah hilang. Dia telah melompati 2 tahun dari usia sebenarnya. Ketika sadar dari koma yang Sakura tahu ia masih berusia 15 tahun, namun orang tuanya bilang ia telah lulus SMA dan berusia 17 tahun.

Sakura tak pernah mempermasalahkan tentang hal itu. Tapi setelah 9 tahun berlalu ada keinginan hati untuk mencari kembali potongan ingatannya yang telah hilang. Ia berharap dengan kembalinya ia ke Konoha dapat menemukan puzzle miliknya.

TBC

Review please.. mungkin chapter depan akan banyak adegan Sasuke atau Sasusakunya. Aku membuat Flashback soal Madara agar gak bingung aja sama jalan cerita ini. Yah.. walaupun baru chapter satu belum terlalu jelas ceritanya. Hehe..

Oke.. makasih ya buat yang mau baca..