このストーリを読んでくれてありがとう。
皆の考えることを私に教えてください。
"Memang kau ada hubungan apa dengan Yoshida?"
.
こっちむいて、みい子!belongs to ONO ERIKO.
This fiction belongs to ME.
.
Warning: Typo (s), OOC, Mainstream Plot, OC in the future, etc.
.
DO NOT LIKE, DO NOT READ.
.
.
Seize The Day
Confession
.
Jam pulang sekolah sudah lama berlalu. Setelah piket kelas, Miiko berniat menghampiri Mari di klub komik sebelum pulang. Ia tidak sengaja bertemu Tappei di kantin. Cowok itu baru saja membeli jus kotakan di vending machine dan Miiko menyapanya ramah seperti biasa, tapi entah mengapa Tappei hanya melirik ke arahnya sinis dan membuang muka.
Miiko tidak tahan. Sudah seharian ini, Tappei mengacuhkannya. Pagi tadi saat ia menyapanya di loker, ia bergegas menarik Kenta pergi, saat jam istirahat ia juga segera keluar kelas berdalih tidak membawa bekal dan ingin membeli roti melon di kantin. Ada apa dengannya? Miiko segera menarik seragam Tappei sebelum cowok itu menjauh.
"Hari ini kau kenapa sih, Tappei?"
"..."
"Ada apa? Kalau memang aku punya salah, katakan! Jangan mendiamiku seperti ini!" Ucap Miiko lagi saat Tappei tak kunjung menjawabnya. Tanpa sadar, Miiko merasa takut kalau-kalau ia sudah menyakiti Tappei hingga cowok ini membencinya. Salahkan sikapnya yang masih bocah kalau sudah marah, mungkin ia sudah tidak sengaja melukai Tappei dengan perkataannya. Tapi itu kan karena Tappei juga sering seenak hati mengejeknya terang-terangan hingga ia kesal.
"Kau ada hubungan apa dengan Yoshida?"
"Hah?!" Kening Miiko seketika mengeryit heran. Kenapa sekarang ia dikaitkan dengan Yoshida Ikuya?
"Memang kau ada hubungan apa dengan Yoshida?" Tappei bertanya ulang.
"Tunggu-" Miiko mencoba menyela Tappei, "Aku dengar, tidak perlu diulang. Dan apa tadi katamu? Hubunganku dengan Yoshida?" Miiko balik bertanya seraya menunjuk dirinya sendiri. Ia tidak habis pikir kenapa Tappei bertanya hal sepele macam itu. "Kami berteman," lanjutnya singkat sebagai jawaban.
Tappei terlihat sangsi, ia mendengus kasar, "Jangan bohong. Kau berkencan dengannya hari minggu kemarin, kan?!" tanyanya lagi dengan nada tak biasa.
"Aku memang jalan dengannya Minggu lalu" jawab Miiko jujur. Dada Tappei terasa panas, baru saja ia akan menyela, gadis Yamada itu cepat-cepat melanjutkan. "Aku menemaninya membeli hadiah untuk Haruna. Kau kenal dia, kan? Teman kita dari Fukushima. Mereka pacaran."
Tappei terperangah. Ia merasa malu karena telah menuduh yang tidak-tidak dan bersikap tak bersahabat sebelumnya, tapi ia mengakui ada rasa lega yang meredam gemuruh amarah di hatinya. Katakan saja ia memang merasa kesal sebelum mengetahui kebenarannya. Apalagi ia, dengan mata kepalanya sendiri melihat Miiko jalan berdua dengan Pemuda Yoshida itu di daerah distrik pertokoan pinggiran Tokyo minggu lalu. Ia yang berniat membeli sarung tangan baseball baru bersama Kenta segera mengurungkan niatnya dan pulang saat itu juga. Menyebalkan.
Miiko berkacak pinggang dengan wajah cemberut lucu. "Kau ini aneh Tappei! Seperti orang cemburu buta saja! Sudahlah! Lebih baik aku ke tempat Mari-chan dari tadi!" Keluhnya lalu berbalik pergi, tapi dengan cepat lengannya ditahan dari arah belakang.
"Apa lagi Tappei?" Miiko menoleh tak sabar.
"..."
"Ada apa lagi? Aku harus ke tempat Mari-chan sebelum ia mengo-.."
"Aku memang cemburu buta."
"Hah?!" Miiko menatap Tappei yang kini merona merah. "Maksudmu?"
Tappei menghela nafas. Tidak menyangka bahwa gadis ini bisa begini bodoh untuk soal seperti ini. Ia memposisikan Miiko agar berhadapan dengannya, kemudian digenggamnya erat dua tangan Miiko. Ia menatap gadis itu dalam sebelum berkata, "Aku menyukaimu,"
"Tappei, jangan bercanda..."
"Aku serius." Ucap Tappei dengan penekanan membuat Miiko terpana.
"Jangan bilang ini cara barumu untuk mengejekku. Kau selalu menggodaku sejak kita masih kecil, sejak SD! Dan sekarang kau berkata seperti itu?"
"Aku selalu menggodamu agar kau bisa terus memperhatikanku. Kau saja yang tidak peka! Kenta, Shimura juga Ogawa saja mengerti perasaanku tapi kau malah sebaliknya. Padahal aku sudah menyukaimu sejak lama,"
Kali ini tidak hanya wajah Tappei yang semerah Tomat, tapi Miiko yakin wajahnya pun sudah sewarna layaknya kepiting rebus. Pernyataan Tappei terhadapnya sungguh tak pernah sekali pun Miiko bayangkan. Benarkah semua perkataan barusan itu? Tapi Miiko dengan jelas melihat kesungguhan dalam sepasang iris Tappei dihadapannya.
Apa yang harus ia lakukan? Apa yang harus ia katakan? Bagaimana ia harus menjawab? Bagaimana... bagaimana perasaannya pada Tappei? Pertanyaan-pertanyaan di kepalanya membuat jantung Miiko yang berdebar semakin berdegup kencang. Miiko dilanda kebingungan sementara ia juga merasa makin tak nyaman dengan tatapan juga genggaman Tappei terhadapnya.
"A-aku.. Aku..,"
"MIIKO!"
Sebuah seruan mengalihkan keduanya. Dari arah koridor, Shimura Mari berjalan menghampiri. Gugup, Miiko melepas genggaman Tappei cepat. Cowok itu sepertinya juga langsung salah tingkah.
"Miiko! Kukira kau-"
"Ayo, Mari-chan!" Miiko bergegas menarik Mari menjauh, membuat sahabatnya itu tergopoh-gopoh mengikuti langkah Miiko yang bergerak cepat seperti dikejar sesuatu. Ada apa ini? Mari tau ada sesuatu yang terjadi antara Miiko dan Tappei. Jelas sekali sejak pagi tadi Tappei menghindari gadis Yamada ini, dan sekarang gantian Miiko yang menjauhi Tappei, begitu?
"Miiko, ada apa? Jangan menarikku seperti ini! Bisa jatuh peralatan komikku nanti!"
Miiko tidak menjawab tapi juga tidak berhenti. Ia hanya menurunkan kecepatan berjalannya saja. Mari mencoba tidak mengoceh bawel seraya berusaha tidak menjatuhkan bawaannya. Kalau sampai gara-gara ini tinta untuknya menggambar jatuh, Mari akan membuat Miiko ganti rugi! Dikira peralatan seperti ini tidak mahal? "Kau tadi jadi tidak sih, menghampiriku di klub? Klub dipulangkan lebih cepat, jadi aku segera mencarimu. Kukira kau pulang duluan,"
Tetap tak ada jawaban. Kening Mari berkedut jengkel. Ia memaksa Miiko untuk berhenti, "Miiko! Sebenarnya kau kenapa-.." pertanyaan Mari tidak selesai diucapkan saat ia yakin melihat raut muka Miiko yang sudah merah padam.
.
.
.
.
.
Miiko bergelung dalam selimutnya yang hangat. Untung besok tidak ada tugas, jadi ia tidak terlalu menambah pikirannya.
Pulang tadi, ia bergegas masuk kamar. Dan ia melewatkan waktu makan malam bersama keluarga dengan dalih ingin diet yang langsung ditertawakan Mamoru. Awas saja adiknya yang satu itu! Dia sama saja seperti Tappei selalu mengejeknya. Ah.. mengingat Tappei, ia jadi ingat kejadian sepulang sekolah itu. Peryataan suka Tappei masih terngiang jelas di kepalanya sampai detik ini. Miiko menghentakkan kakinya ke ranjang dan menutup muka dengan bantal. Ia malu...
Beberapa detik kemudian ponselnya bergetar. Sebuah e-mail baru masuk. Cepat, Miiko membukanya.
From: EguchiTappei
To: Miiko0505
Subject: -
Jangan dipikirkan apa yang kukatakan padamu di sekolah.
Pesan macam apa itu?! Apa Tappei tidak punya kata-kata lain selain kalimat singkat dan padat seperti itu?! Dan lagi, kenapa ia menyuruh Miiko tidak memikirkan peryataannya di sekolah tadi?! Miiko mendadak merasa hatinya sakit. Jangan bilang Tappei sungguhan mengerjainya?! Dengan kesal Miiko meninju boneka rubah di sampingnya. Dasar cowok menyebalkan!
"Kak Mii kenapa?" Adiknya Momo memandangnya heran. Semenjak masuk SMP, Miiko tidak lagi sekamar dengan Mamoru, dan setelah Momo masuk SD kini dialah yang menjadi teman sekamar Miiko. Adik perempuannya yang satu ini selalu perhatian padanya, tidak pernah mengomel seperti Mamoru dulu, jadi Miiko bisa senang berbagi dengannya.
"Hanya masalah kecil," jawab Miiko singkat.
"Sungguh?" Momo duduk di ranjang kakaknya seraya mengeringkan rambut. "Masalah apa? Dengan Kak Tappei?"
Miiko bangkit dari tidur terlentangnya. Balik menatap heran adiknya. Momo yang mengerti hanya tersenyum kecil. "Kak Mii seharusnya jadi makan banyak kalau sedang bertengkar dengan Kak Mari atau Kak Yukko, bukan berdiet seperti ini," katanya yang langsung gemas di pipi oleh Miiko.
"Aku tidak jadi diet,"
"Aku tau. Kak Mii sudah langsing, untuk apa diet segala?" Ujar Momo memuji. "Makanya, aku bawakan ini. Tidak ada sisa makan malam, jadi aku cuma bisa buatkan Kak Mii nasi kepal" Miiko baru menyadari piring kecil berisi nasi kepal di atas meja nakas dekat lampu tidur. seketika itu ia merasa terharu dan memeluk Momo erat dan mengucapkan terima kasih.
Miiko makan dalam diam tapi Momo yakin kakak perempuannya ini belum sepenuhnya tenang. Ia mengambil boneka rubah yang terjatuh dan kembali ke tempat tidurnya sendiri. Ia dan Miiko memang memiliki tempat tidur masing-masing dan dengan warna bed cover berbeda pula. Untuk Miiko adalah warna kuning dengan motif Daisy yang indah sementara untuk Momo warna peach dengan motif apel lucu. Masih mengamati Miiko di seberangnya Momo menepuk-nepuk si boneka rubah. "Kupikir Kak Tappei bukan orang yang bisa membuat seseorang bersedih. Apalagi kalau itu untuk Kak Mii,"
"..."
"Jadi, kalau kalian ada masalah, coba deh Kak Mii rundingkan lagi dengan Kak Tappei. Dia pasti punya alasan tertentu berbuat seperti itu.."
Miiko menelan suapan terakhir nasi kepalnya dengan berat. Ah.. kenapa adiknya yang masih kelas lima SD bisa lebih dewasa daripadanya? Ia menghela nafas dan berfikir lagi. Tidak mungkin hanya dia yang pusing memikirkan ini, Tappei pasti juga sama sepertinya. Mungkin memang dialah yang harus menenangkan pikiran dan menjawab bagaimana sebenarnya perasaannya terhadap Tappei.
"Kalau sudah selesai jangan lupa Kak Mii taruh di cucian piring. Aku tidur duluan ya, oyasumi," ucap Momo setengah berbisik. Sudah mengantuk sepertinya. Ia menguap sekali lagi dan menarik selimut, meninggalkan Miiko yang masih akan terus berjaga hingga berapa jam kedepan.
.
.
.
A/N: Karena saya publish fanfiksi ini pukul 22:51, jadi Selamat Malam! Ini Fanfik TappeiMiiko keduaku. Aku minta maaf untuk siapapun yang membaca cerita pertamaku sebulan lalu itu karena aku terpaksa menghapusnya. Bukan, bukan masalah review tapi karena aku kehilangan minat pada ceritanya. Bagaimana ya? ini cerita padaku untuk fandom pojokan sih.. *nangismiris* tidak peduli jumlah review, saya tau seberapa peminat fiksi ini dari reader traffic jadi tidak masalah.
Sebenarnya TappeiMiiko termasuk Couple besar. Mereka (sudah dipastikan) Canon dan punya Fans yang selalu jungkir balik liat betapa manisnya pasangan ini. Jadi, saya sebagai Author newbie di sini mau bilang, jangan takut untuk menulis TappeiMiiko! Ayo ramaikan fandom ini! lebarkan layarnya, kayuh, jalankan kapalnya agar jangan di pinggiran melulu. hahaha! Jujur saja ini keinginan pribadi Saya yang haus pasangan ini.
Terima kasih sebelumnya, Salam hangat!
