Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : GaaraMatsuri and SasoriKonan

Genre : Drama

Rate : T

"Why Don't You Think of Me?"

Musim panas telah tiba, Akasuna no Sasori adalah seorang guru di Akatsuki University. Ia memiliki seorang adik yang sangat tampan bernama Sabaku no Gaara. Gaara masih bersekolah di Konoha Gakuen. Sesungguhnya sifat mereka sangat bertolak belakang. Sasori yang ramah, suka bersosialisasi, rajin, pintar, sangat tampan dan mau berteman dengan siapapun. Gaara adalah sosok yang tidak suka bersosialisasi, tidak murah senyum, jarang bicara, percaya diri, pintar, introvert, pemalas namun sebenarnya dia sangat pintar, dan tentunya tampan. Setiap orang yang menyukai Sasori, ia selalu bersikap baik pada orang tersebut, berbeda dengan Gaara, banyak yang menyukainya tetapi, tak pernah bersikap baik. Ini adalah hari pertama mereka melakukan aktivitasnya di musim panas.

"Gaara, cepatlah bersiap-siap sebelum terlambat." ujar Sasori.

"Hn." jawab Gaara.

Sebelum bekerja, Sasori selalu mengantar Gaara ke sekolahnya dan menjemputnya.

"Sebelum aku pulang, kau tunggu di sini." ucap Sasori setelah mengantar Gaara.

Gaara sama sekali tidak menjawab, ia langsung masuk ke gedung sekolahnya. Para wanita yang melihat kakak beradik ini langsung terkesima. Sampai-sampai ada teman sekolah Gaara yang menyukai Sasori.

"Gaara! Apa yang tadi itu kakakmu? Wah, tampan sekali. Sampaikan salamku padanya." ucap gadis bersurai merah muda yanng bernama Sakura.

Tak ada jawaban sama sekali dari mulut Gaara.

Bel sekolah pun berbunyi. Gaara memasuki kelasnya dan duduk di bangku paling belakang. Setiap pergantian musim, siswa-siswa pun mendapat kelas baru dan tentunya dengan teman-teman yang baru. Kelas Gaara pun sudah terisi penuh, hanya sisa satu bangku lagi, yaitu bangku sebelah Gaara. Tak lama, Sang Guru pun datang.

"Hai semua, musim panas kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Aku Konan-sensei dipilih untuk mengajar di kelas ini dan ..."

Tok..Tok..

"Oh, masuklah. Kau bisa duduk di belakang." lanjut Konan-sensei.

Seseorang yang terlambat itu duduk di samping Gaara, namun kesan yang dibuat orang itu sepertinya tidak membuat Gaara senang. Orang ini bertindak sangat angkuh dan selalu berpikir bahwa ialah yang paling tampan. Saat orang itu baru datang, para wanita di kelas itu seperti terpesona kepadanya. Bangku depan Gaara adalah dua orang wanita. Mereka langsung menoleh ke belakang.

"Hai, pria tampan, boleh kuminta tandatanganmu?" ucap seorang gadis berambut ponytail.

"Tentu saja." jawab pria itu mengedipkan sebelah mata.

"Hai, pria tam.. eh, Gaara, baru saja sebelum masuk kita bertemu. Oh, ya, aku tidak jadi menitipkan pesan kepada kakakmu. Aku akan menyampaikan pesanku pada pria tampan ini." ucap Sakura.

"Kau pikir aku mau menyampaikan salammu itu kepada kakakku? Bodoh!" jawab Gaara.

"Tenang sedikit, jangan berkata begitu pada wanita. Tenanglah nona-nona, ia hanya iri terhadapku." Ujar pria itu.

"Aku Yamanaka Ino, jika kau ingin mendapat bunga yang indah datanglah ke rumahku." ucap Ino.

"Tidak, tidak. Aku Haruno Sakura. Pria tampan sepertimu tidak mungkin menginginkan bunga. Jika kau mau kubuatkan makanan, datanglah ke rumahku." ucap Sakura.

"Hey, apa kau bilang?!" seru Ino kesal.

"Tenanglah. Aku Uchiha Sasuke, tapi sungguh aku sangat ingin berkenalan dengan pria membosankan sebelahku ini. Tadi kau menyebut dia 'Gaara'? Hm, nama yang membosankan untuk orang yang membosankan." ucap Sasuke.

Gaara masih tetap mempertahankan gaya diamnya.


..

..

Sekolah pun telah selesai. Gaara menunggu Sasori yang tak kunjung datang. Di sana, Sasuke terlihat berlari menghampiri Gaara. Gaara berpura-pura tidak melihatnya. Yang ia harapkan adalah kakaknya segera datang.

"Kau menunggu siapa? Menunggu wanita yang datang menghampirimu?" tanya Sasuke.

"Bukan urusanmu." jawab Gaara.

Tiba-tiba Sasori datang.

"Gaara, ayo pulang." ajak Sasori.

Gaara pun berjalan di samping Sasori. Selama perjalanan, tak ada perbincangan diantara mereka. Maka Sasori memulai duluan.

"Gaara, siapa orang yang tadi di sebelahmu?" tanyanya.

"Bukan orang penting, hanya sampah." jawabnya.

"Kau tidak boleh berbicara begitu, Gaara!" Sasori mulai marah mendengar adiknya yang seperti itu.

Tak ada lagi percakapan diantara mereka, seperti perang dingin antara Amerika dan Rusia. Sampailah mereka di rumah. Sasori merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu rumahnya, sedangkan Gaara langsung ke kamarnya. Sasori tak pernah merasa memiliki teman di rumahnya, meskipun ada Gaara. Gaara itu bagaikan peliharaan di rumah Sasori yang hanya diberi makan, mandi, dan diajak keluar rumah untuk berjalan-jalan. Bukan ini hubungan kakak-adik yang sesungguhnya. Sasori membutuhkan kehangatan di hidupnya. Lain halnya dengan Gaara yang menyukai suasana dingin. Kakaknya hanya dianggap sebagai bank baginya karena hanya dipergunakan untuk membayar sekolahnya saja. Gaara tidak pernah menyadari rasa sayang kakaknya terhadap dirinya.

"Gaara, bisakah aku berbicara sesuatu padamu?" tanya Sasori yang membuka kamar Gaara perlahan. Gaara sangat malas mendengar pembicaraan kakaknya, maka ia pura-pura tertidur.


..

..

Kejadian ini sudah berlangsung lama. Kehidupannya setiap hari tidak berubah, baik hidup Gaara maupun Sasori. Hingga pada suatu hari ...

"Hey, sampai kapan kau akan bertindak seperti bocah yang terus diantar dan dijemput kakakmu?" tanya Sasuke.

"Berisik sekali." jawab Gaara.

"Hey, semuanya, lihat. Ada seseorang yang terlihat sangar namun mentalnya lemah. Inilah dia, Sabaku no Gaara!" seru Sasuke hingga semua orang yang berada di lapangan sekolah mentertawai Gaara.

Saat itu, kesabaran Gaara sudah habis. Pukulan pun dilontarkannya di wajah Sasuke. Sudah terlalu sering Sasuke mengejeknya dan mempermalukannya.

"Ah! Kau ingin bertarung denganku? Ayo maju!" ucap Sasuke.

Pukulan demi pukulan, tendangan demi tendangan dilontarkan oleh keduanya hingga menjadi pertengkaran hebat. Keduanya terluka, namun jauh lebih parah luka Sasuke. Melihat itu semua, Konan-sensei menghentikan pertarungan mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Konan-sensei dengan nada keras. Melihat Sasuke terluka parah, Konan-sensei menuduh Gaara penyebab utamanya.

"Gaara, panggil orangtuamu menghadapku!" Konan-sensei sangat marah pada Gaara.

Tak lama kemudian, Sasori datang menjemput Gaara dan tidak melihat Gaara di gerbang.

"A-no, senpai adalah kakak dari Sabaku no Gaara, bukan? Senpai diminta menghadap Konan-sensei." Sakura segera memberitahukan kabar itu kepada Sasori, ia pun berlari menemui Konan.

Di ruangan itu hanya ada Gaara yang sedang menunduk karena bingung apa yang harus dijelaskan kepada guru dan kakaknya.

"Gaara, ada apa?" tanya Sasori.

"Kau adalah ayah dari Gaara?" tanya seseorang di belakang Sasori. Lalu Sasori menoleh ke belakang.

Mata Sasori terbelalak melihat wanita berambut biru di belakangnya.

"Bu-bukan, aku adalah kakak dari Gaara." jawab Sasori.

"Oh, kalian mirip sekali."

"A-ada apa kau memanggilku?"

"Begini, Gaara terlibat perkelahian hebat dengan temannya bernama Sasuke. Sudah kupanggil orangtua Sasuke namun belum juga datang. Aku benar-benar terkejut melihat Gaara yang semula pendiam menjadi seperti ini." jelas Konan.

Entah apa yang terjadi dengan Sasori tapi tingkahnya sangat aneh, seperti.. seperti sedang jatuh hati.

"Gaara, apa yang kau lakukan?" tanya Sasori.

"Sampah itu lebih dulu menyerangku."

"Berhenti berkata 'sampah'. Bagaimanapun ia adalah temanmu."

"Tidak."

"Mungkin Gaara hanya butuh bimbinganmu sebagai kakak." ucap Konan.

"Baiklah. Kami permisi. Gaara, ayo pulang!" ucap Sasori.

Di depan pintu, Sasori bertemu dengan Itachi. Mereka adalah sahabat.

"Sasori? Kau disini? Oh, adikmu bersekolah di sini? Adikku juga. Sasuke, kenalkan ini Sasori, rekan kerja terbaikku." ucap Itachi.

Dengan perasaan kesal, Sasuke bersalaman denga Sasori.

"Gaara, ini Itachi, ia ..." ucapan Sasori terpotong.

"Apa? Gaara? Jadi adikku berkelahi dengan adikmu?" potong Itachi.

"Y-ya."

'Pasti Itachi tidak ingin mengenaliku lagi karena Gaara memukuli adiknya' pikir Sasori.

"Hahahaha. Konyol. Adik kita bertengkar, tapi kita bersahabat."

Apa? Itachi tidak marah?

"Oh, tuan, tuan, ternyata kalian saling mengenali. Syukurlah, jadi kurasa masalah ini bisa terselesaikan. Wah, dunia ini terasa sempit. Aku pergi dulu." ucap Konan tiba-tiba.

"Sudahlah, Sasori. Ini bukan masalah besar. Nah, Sasuke, meminta maaflah kepada Gaara."

"Tidak."

"Cepat! Atau aku tidak akan membelikan apapun yang kau mau, tidak akan memberimu uang, dan tidak akan mengurusimu lagi." ancam Itachi.

Akhirnya mereka pun bersalaman.

Sasuke bisa menurut pada Itachi hanya dengan ancaman itu? Hal itu terbesit pada pikiran Sasori untuk melakukan hal sama pada Gaara, tapi sudah terbayang bahwa jika Gaara diancam, jawabannya tidak akan jauh dari "Silakan saja."


..

..

Gaara dan Sasori pulang. Sasori sangat ingin, melakukan perbincangan dengan Gaara.

"Gaara, gurumu itu cantik juga, ya?" Sasori tiba-tiba berkata begitu dan Sasori merasa bodoh bertanya begitu.

"Apa? Kau menyukainya? Menyukai seseorang pada pandangan pertama? Manis sekali. Akan kubilang pada Konan-sensei." Gaara sedikit terkekeh dan senyum terlebar yang pernah Sasori lihat terlukis di bibirnya walau bibirnya hanya bertambah panjang 2 cm, tapi Sasori belum pernah melihatnya tersenyum setulus itu. Entah Sasori harus berterimakasih kepada siapa tapi jawaban Gaara barusan adalah jawaban terpanjang yang pernah Sasori dengar.

"Tidak, Gaara. Jangan!" seru Sasori sambil tersipu malu.

"Besok aku akan bilang padanya." Gaara berkata sambil berlari menjauhi Sasori. Sasori mengejarnya. Sasori merasa seperti ada di sebuah mimpi bisa seakrab ini dengan Gaara.


..

..

Hari terasa begitu cepat. Pagi ini, Sasori mempersiapkan sarapan untuk Gaara.

"Hari ini aku akan mengikuti pelajaran tambahan di rumah Konan-sensei. Jika kau mau menjemput, jemput saja aku di rumahnya pada pukul 3 sore. Ini alamatnya" Gaara memberikan secarik kertas berisikan alamat.

Sasori merasa aneh, apa ini hanya akal-akalan Gaara untuk membuatnya dekat dengan Konan atau apa? Tapi Sasori hanya mengiyakan saja.


..

..

Waktu sekolah telah usai. Gaara pergi ke rumah Konan.

"Silakan masuk, Gaara." Konan menyuruh Gaara masuk sambil menyalakan lampu rumah yang gelap.

Gaara duduk di sebuah sofa dan melihat sekeliling, ia melihat foto di dinding ruang tamunya. Foto Konan dengan seseorang gadis yang terlihat lebih muda darinya. Gadis itu bersurai cokelat dan sangat manis.

"Ini, hanya ini yang kupunya. Silakan dimakan." Konan menaruh nampan berisi teh hijau, dan empat potong kue.

"Itadakimasu." Gaara mengambil gelas dan meminumnya.

Tak lama...

"Tadaima!" seru seseorang di belakang Gaara.

"Okaerinasai, Matsu-chan. Kenalkan, ini Gaara. Ia adalah muridku. Mari duduk bersama di sini" jawab Konan.

Gaara menatap Matsuri dan begitupun sebaliknya. Entah apa yang dirasakan Matsuri, tapi ia baru pertama kali melihat pria setampan Gaara. Ia menyukainya sejak pandangan pertama. Terkadang ketika Konan sedang menjelaskan pelajaran kepada keduanya, Matsuri selalu tidak fokus dan pandangannya terpaku kepada Gaara.

Jam 3 sore, waktunya Sasori menjemput Gaara.

Ting.. Tong..

Bel rumah Konan berbunyi. Konan membukakan pintu dan ternyata itu adalah Sasori.

"Um, mari ma-masuk.. Okerinasai." Konan gugup melihat Sasori. Sepertinya Konan pun mulai menyukai Sasori. Sasori pun masuk.

"Oh,ya, tadi saat aku pulang, aku bertemu Itachi-senpai di jalan. Ia menitipkan pesan bahwa besok ia akan menjemputmu." ucap Matsuri tiba-tiba kepada Konan.

Tunggu, apa? Menjemput?

"Kalian saling mengenal?" tanya Sasori kepada Konan.

"Hahaha, jika tidak ada halangan tahun depan kami akan menikah." ucap Konan sedikit tersenyum.

Apa? Jadi ungkapan 'Wah, dunia terasa sempit' bermaksud bahwa Sasori mengenal Itachi karena ia tunangannya dan bukan berarti antarkakak saling mengenal. Hati Sasori bagai tersayat-sayat pisau menyimpulkan hal itu.

"Gaara, ayo pulang." ajak Sasori.

"Ayo." jawab Gaara sambil tersenyum-senyum seolah mengerti perasaan Sasori.

"Mata ashita, Konan-sensei" ucap Gaara.

Mereka pun pulang.

Matsuri merasakan sesuatu dari mimik wajah Sasori setelah mendengar itu.

"Kurasa, Sasori-senpai menyukaimu." ucap Matsuri.

"Matsuri, aku pun merasa begitu tapi aku tak yakin. Masalahnya aku sudah terkait dengan Itachi." Konan tiba-tiba berekspresi sedih.

"Kau dengan Sasori saja, supaya aku dengan adiknya." wajah Matsuri memerah.

"Apa? Kau menyukai Gaara?" Konan terkejut.

"Uhm, tidak, eh, ya, aku harus ke kamar."

"Matsuri, tunggu!"


..

..

Entah bagaimana, hari ini seolah berbalik. Kali ini Sasori yang menjadi pendiam dan Gaara dengan riang mengejek-ejek kakaknya.

"Hentikan, Gaara! Habis sudah harapanku."

"Mau kubantu?"

"Apa? Sejak kapan kau mau membantuku?

"Ya sudah."

"Eh, Gaara, baiklah. Apa yang akan kau lakukan?"

"Rahasia." Gaara meninggalkan Sasori.


..

..

Keesokan hari, Gaara melihat Konan dengan Itachi seperti bertengkar. Gaara mendengar beberapa percakapan mereka.

"Apa? Kau tidak mau mengaku salah, Itachi?"

"Karena aku tidak salah!"

"Betapa sulit kau meminta maaf kepadaku."

"Aku bilang aku tidak salah!"

"Sudah! Aku lelah! Sudahi ini semua, aku membencimu!" Konan pergi meninggalkan Itachi dan begitupun sebaliknya.

Gaara mendengar percakapan mereka.

"Uhm, Gaara, apa yang kau lakukan?" tanya seseorang dari belakang Gaara.

"Eh, Matsuri. Tidak." Jawabnya.

"Kau memata-matai kakakku,ya?"

"Tidak. Untuk apa? Seperti tidak ada pekerjaan lain yang lebih penting saja."

"Jangan marah seperti itu. Ada sesuatu yang mau kutunjukan."

"Apa?"

Matsuri mengeluarkan bungkusan berbentuk balok dari tasnya. Itu seperti.. seperti.. bingkai foto.

"Untukmu." Matsuri memberi bungkusan itu kepada Gaara lalu pergi.

Gaara segera pulang untuk menyampaikan apa yang ia dengar kepada kakaknya.


..

..

Sasori baru pulang bekerja. Belum sempat membereskan diri, tiba-tiba Gaara membuka pintu rumah dengan dibanting.

"Tadaima! Aku punya kabar baik, kabar yang takkan kau duga. Konan-sensei dan kekasihnya tidak berhubungan lagi. Mereka terlibat pertengkaran dan sepertinya Konan-sensei akan memilihmu. Ia bilang bahwa ia sudah membenci Itachi." Gaara berkata dalam 1 tarikan napas dan tanpa berhenti.

"Bernapas, Gaara! Bernapas. Apa benar itu?"

"Hn."

"Itu adalah kata-kata terpanjang yang kau lontarkan kepadaku."

"Hn." Gaara mulai menyalakan mode panjawaban singkatnya.

"Hey, bungkusan apa yang kau bawa? Sepertinya untukku."

"Hn. Eh, apa? Untukmu? Bukan!"

"Daritadi kau hanya menjawab itu saja. Beritahu aku itu dari siapa?"

"Matsuri."

"Siapa dia?"

"Adik Konan-sensei."

Gaara pergi ke kamarnya seolah tidak sabar membuka bungkusan itu. Ia menutup pintunya rapat-rapat lalu membuka bungkusan itu. Ia menyobek kertas bungkusan secara perlahan. Ternyata benar, isinya bingkai. Bukan foto yang terpasang di sana, melainkan sebuah gambar dirinya dengan seorang wanita. Gaara heran, siapa dia. Setelah diperhatikan lagi ternyata itu menyerupai Matsuri. Gambar yang sangat indah. Pikiran Gaara terbuka, apakah Matsuri menyukainya?

"Ya. Ia menyukaimu." Sasori datang tiba-tiba.

"Hey, ketuk pintu, baru masuk!" Gaara terlihat kesal.

"Kau dengan Matsuri, aku dengan Konan. Bagaimana?"

"Aku bukan orang yang mudah tebar pesona sepertimu."

"Apa katamu?"

"Kau mendapatkan Konan dengan caramu sendiri, aku akan mendapatkan Matsuri dengan caraku sendiri. Aku harus membuktikan ketulusan seseorang menggunakan ujian. Tak semudah itu mempercayai orang."

Sasori keheranan, mengapa adiknya menjadi sebijak ini?


..

..

Keesokan harinya, Sasori libur bekerja, Gaara libur sekolah. Sasori pergi pagi-pagi sekali ke rumah Konan. Gaara melihat Sasori membawa sebuah kotak merah kecil.

'Seperti kotak cincin.' pikirnya.

"Gaara, siapkan sarapanmu sendiri. Kau hari ini libur. Aku ada urusan." ucap Sasori.

"Terserah." jawabnya.

Gaara pun memiliki rencana menemui Matsuri. Gaara bingung bagaimana caranya menemui Matsuri karena kakaknya sedang berada di rumah Konan yang berarti rumah Matsuri juga. Sungguh tidak lucu apabila Gaara dan Sasori berada di tempat yang sama dan menyatakan cinta secara bersamaan. Gaara pun pergi ke sebuah bukit, tempat favoritnya semasa kecil bersama ibunya, Karura.

Ia pergi ke sana dan melihat ayunan yang sewaktu dulu dibuat oleh Karura, Sasori dan dirinya diduduki oleh seorang wanita yang seperti tak asing baginya.

"Matsuri?" panggilnya.

"Gaara!" Matsuri menoleh ke belakang. Ia tersenyum sangat manis kepada Gaara.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Aku suka menggambar. Ini tempat favoritku untuk menggambar. Aku memiliki pertanyaan untukmu. Mengapa di ayunan ini terdapat ukiran namamu, kakakmu dan 'Karura"? Karura? Siapa dia?"

"Karena kami bertiga yang membuat ayunan ini. Karura adalah ibuku."

"Kemana ibumu sekarang?"

"Ia telah pergi. Seseorang membunuhnya"

"Oh, maaf, sedih sekali."

Gaara melihat kertas gambar Matsuri yang tergambarkan dirinya dengan rambut merah menyala seperti aslinya.

"Matsuri, kau sedang menggambar diriku?"

"Oh,um,ya. Jujur saja, aku kagum padamu."

"Matsuri, apa kau menyukaiku?" Gaara bertanya tanpa basa-basi dengan muka datar. Membuat Matsuri tersipu malu

"Gaara-kun..."

"Jawab saja."

"Ya."

"Baiklah. Jika kau sungguh menyukaiku, aku memiliki syarat untukmu. Kau bisa memilikiku apabila lolos syarat ini. Syaratnya adalah kau harus membuat kue 10 tingkat dengan tanganmu sendiri. Diameter paling dasar adalah 15 cm. Semakin ke atas, semakin mengecil diameternya sengan mempertahankan tinggi yang sama setiap tingkat, yaitu 10 cm. Penuhi oleh hiasan, apapun itu jangan ada sisi kosong." jelas Gaara.

Matsuri keanehan dengan syarat konyol Gaara.

"Tapi jika penuh hiasan, kuenya bisa tumbang." Matsuri berkata dengan nada bingung.

"Itu bukan urusanku." Lalu Gaara pergi meninggalkan Matsuri.

'Aku harus bisa melakukannya. Ini kesempatanku!' pikirnya.


..

..

Di rumah Konan, Sasori dengan penuh basa-basi membuat Konan mengetahui apa tujuan kedatangannya. Karena kebingungan, Sasori langsung menyodorkan kotak cincin ke hadapan Konan sambil berlutut.

"Konan, sejak pertama aku melihatmu, hatuku sudah kusimpan hanya untukmu. Tolong terima ini." Sasori memasangkan cincinnya di jari Konan. Perasaan bahagia terlukis di hati Konan.

"Jujur saja, ketika awal aku berjumpa denganmu pun rasanya hatiku selalu membandingkan dirimu dengan Itachi. Kalian jauh berbeda. Itachi sangat keras kepala." jelas Konan.

'Apa? Itachi? Jika ia tau hal ini bagaimana perasaannya terhadapku?' hati Sasori menjadi sangat tidak tenang.

"Apa ini? Jadi pria itu penyebab semuanya? Kau seperti ini kepadaku karenanya? Sangat lucu, Konan!" Itachi tiba-tiba datang dengan marahnya.

"Untuk apa lagi kau datang. Sudah kubilang aku benci dirimu." ucap Konan.

"Sasori, keterlaluan kau! Kau merebut Konan dariku!" Itachi sangat marah.

"Tunggu, Itachi. Konan sudah bukan milikmu, maka siapapun boleh mendekatinya. Bahkan Konan pun tidak keberatan aku mendekatinya." jelas Sasori.

"Keterlaluan! Kau tidak memikirkan perasaanku, Sasori. Kupikir kau adalah sahabatku." Itachi tak kuasa menahan amarahnya, lalu melontarkan satu pukulan ke arah Sasori namun tak berhasil ketika Sasori berhasil menangkis pukulannya.

"Dengar, Itachi. Jika kau berani menyentuh Sasori, habislah riwayatmu! Sekarang, pergilah!" seru Konan.

Itachi pun pergi, hanya tinggal Konan dan Sasori di sana.

"Sasori, pulanglah. Aku butuh waktu sendirian." Pinta Konan.

"Tapi, Konan ..."

"Kumohon."


..

..

Jika Gaara pulang ke rumah dengan ekspresi bahagia walau tersembunyi dalam wajah datarnya, Sasori sebaliknya.

"Bagaimana kencan pertamamu?" tanya Gaara.

"Tak perlu dibahas. Semuanya kacau!" jawab Sasori.

"Ya sudah." balas Gaara.

"Kau sama sekali tak bertanya 'mengapa'?"

"Untuk apa? Kau bilang tidak perlu dibahas."

"Oh, ya, benar juga."

Sasori langsung melemparkan tubuhnya ke tempat tidur dan berharap semua ini hanya mimpi.


..

..

Matsuri pulang ke rumahnya membawa dua kantung terigu, delapan butir telur, dan bahan-bahan kue lainnya. Ia menyimpannya di dapur. Sebelum membuat kue, ia merapikan diri terlebih dahulu. Pakaiannya sudah terganti dengan pakaian seperti koki.

"Baiklah, Matsuri. Sekarang apa yang harus pertama kau buat,ya?" tanya Matsuri kepada dirinya sendiri.

"Oh, mangkuk. Tuang terigu... ups, cukup. Tambah telur, masukkan gula. Hm, Gaara menyukai makanan manis tidak, ya? Ah biarlah."

Semua bahan telah dicampurkan oleh Matsuri. Saatnya dipanggang. Ia harus menunggu 30 menit.

Ting..

Alaram pada pemanggangnya telah berbunyi.

"Ah, kueku matang!" Matsuri mengeluarkannya dan tercium aroma yang sangat enak. "Gaara pasti akan menyukai ini." lanjutnya.

Ini adalah saatnya ia menghias kue. Cokelat, almond, cream, gula salju, strawberry, dan buah lainnya digunakan untuk menghias. Matsuri menghiasnya dengan hati-hati.

Setelah lama, kuenya pun jadi. "Yeahh!" serunya. Ia menyimpan kue itu dalam lemari pendingin.

"Sudah pukul berapa sekarang? Oh, pukul 9 malam. Sudah berapa lama aku membuat kue? Aku harus segera tidur supaya besok pagi tidak terlambat memberikan kue ini." Matsuri berbicara sendiri sambil berlari ke kamarnya. Sebenarnya dari tadi hatinya bertanya-tanya 'Kemana kakakku?' tapi tidak dihiraukan karena terfokus kepada kue.


..

..

Pagi-pagi sekali, Konan terbangun. Saat ia melihat kalender di dinding kamarnya, ia ingat bahwa ini adalah hari ulang tahun Sasori karena pada waktu itu Gaara pernah bercerita banyak tentang Sasori.

"Kemarin aku mengusir Sasori. Berhubung sekarang hari ualng tahunnya, aku harus meminta maaf dengan memberinya sesuatu." ucap Konan kepada dirinya sendiri.

Konan berjalan ke dapur dan melihat keadaan yang berantakan. Ia terkejut, dapurnya bagai dilanda angin topan. Belum sempat ia memarahi Matsuri, ia sudah membuka lemari pendingin. Matanya terbelalak melihat kue yang sangat indah.

"Jadi Matsuri membuatkanku kue ini dengan susah payah hingga seberantakan ini dapurku? Oh, aku ingat. Sewaktu Gaara menceritakan tentang Sasori, ia ada di sana." Konan sangat bahagia. Ia ingin mengucapkan terimakasih kepada Matsuri, namun ia tak ingin membangunkan Matsuri.

"Nanti siang saja kuucapkan terumakasih kepada Matsuri." Konan mengambil kue itu lalu bersiap pergi ke rumah Sasori.


..

..

Ting..Tong..

Bel rumah kediaman kakak beradik berambut merah itu berbunyi. Sasori membukakan pintu. Ia terkejut melihat Konan.

"Otanjoubi omedetou, Sasori-kun! Gomenasai... Sikapku padamu kurang baik kemarin. Ini untukmu." ucap Konan.

"Terimakasih banyak. Wah, ini indah, darimana kau tahu ulang tahunku?" tanya Sasori.

"Gaara menceritakan banyak hal tentangmu kepadaku." jawabnya.

Mereka pun menikmati kebersamaan mereka. Gaara melihat kue yang mereka makan. Ia teringat akan syarat-syaratnya kepada Matsuri. Ia beranggapan bahwa syarat yang diberikan Sasori kepada Konan sama dengannya, tapi tidak mungkin.

'Matsuri dan Konan satu rumah. Mungkin ketika Matsuri membuatnya, Konan berpikir itu untuk Sasori' lamunannya terpecah ketika Sasori memanggilnya untuk bergabung.

"Otanjoubi omedetou, Sasori. Kau kakak yang terbaik." Gaara memberikan sebuah bungkusan besar. Sasori sangat senang. Baru kali ini ia dianggap dengan sebutan 'kakak'.

"Arigatou, Gaara-kun!"

Sasori mulai membuka bungkusan itu dan isinya adalah boneka hasil jahitan tangan Gaara. Boneka itu berbentuk seperti ibu mereka, Karura. Sasori memeluk Gaara, ia tidak tahu harus berkata apa untuk melukiskan kabahagiaannya.

Seusai berpesta, Gaara pergi ke bukit tempat favoritnya. Ia mulai memikirkan kue itu.

"Gaara!" teriak seseorang di belakangnya. Gaara menoleh dan ternyata itu adalah Matsuri. Ia menangis lalu berlari.

"Matsuri?"

"Gaara, syaratmu telah kupenuhi. Ketika aku akan memberikannya kepadamu, kuenya hilang."

"Seperti apa kue itu?"

"Kuenya sama seperti yang kau syaratkan, aku beri cream berwarna kuning dan biru, dengan banyak hiasan seperti yang kau inginkan."

"Aku tahu dimana kue itu. Kakakmu mengira kau membuatkannya untuk ulang tahun kakakku, maka ia memberikannya kepada kakakku."

"Apa? Tapi itu... Oh, Gaara aku minta maaf aku tidak bisa melakukan apa yang kau mau." Matsuri berlari menjauhi Gaara. Lalu Gaara mengejarnya.


..

..

Di sebuah jalan, Gaara, Matsuri, Sasori, dan Konan bertemu.

"Mengapa kau mengambil kueku?" tanya Matsuri tiba-tiba kepada Konan

"Apa? Kuemu? Kau membuatkan itu untukku, bukan? Aku baru saja akan berterimakasih." jawab Konan.

"Itu adalah persyaratan yang kubuat untuk Gaara. Seharusnya kau bertanya padaku. Apa kau tidak memikirkan perasaanku sekarang?" Matsuri sangat marah.

"Matsuri. Kau tak perlu marah kepada kakakmu. Syarat itu kubuat untuk menguji ketulusanmu saja. Bukan apa-apa." ucap Gaara.

"Jadi itu hanya ujian?" tanya Matsuri.

"Ya, dan kau lolos. Sekarang aku milikmu." ucap Gaara.

Matsuri tidak tahu apa yang ia rasakan sekarang, perasaan sedihnya berubah menjadi bahagia. Ia memeluk Gaara erat-erat.

"Konan, aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu." ucap Sasori.

"Apa itu?" jawabnya.

Sasori mengeluarkan dua buah boneka berbentuk dirinya dan Konan. Boneka itu sangat indah.

"Sasori, tetaplah bersamaku." ucap Konan.

Mereka semua menjadi pesangan yang berbahagia.


..

..

Gaara datang ke sekolah dengan keadaan yang berbeda dari biasanya. Hatinya selalu diselimuti perasaan senang.

"Gaara, kemari bergabunglah dengan kami." sekelompok wanita menggodanya, namun Gaara mengabaikan.

Ia melihat Sasuke berjalan berdua dengan Sakura. Tiba-tiba Ino datang menghampirinya dan marah kepada Sasuke.

"Sasuke! Kau kemarin berjanji akan tetap bersamaku, sekarang kau sudah bersamanya!" tunjuknya kepada Sakura.

"Tenanglah." jawabnya dengan santai.

Sasuke menarik tangan Ino di sebelah kirinya dan menggandeng Sakura di sebelah kanannya. Mereka melintasi Gaara.

"Hey, Gaara! Pernahkah kau merasa sepertiku? Dikelilingi banyak penggemar." ucap Sasuke.

Tiba-tiba 5 kelompok wanita memanggil Gaara dengan panggilan menggoda.

"Lihat? Tidak perlu tebar pesona sepertimu sudah banyak yang datang kepadaku." ucap Gaara.

Hari ini sekolah Matsuri libur, Konan membawa Matsuri ke sekolahnya. Dan ...

"Gaara!" panggil Matsuri lalu langsung menghampiri Gaara yang sedang berhadapan dengan Sasuke.

"Lihat? Walaupun aku banyak penggemar, namun tetaplah aku hanya memilih satu orang." ucap Gaara dan langsung menggandeng Matsuri.

"Oh, manisnya... Andaikan aku bisa mendapatkannya. Andai saja Sasuke seperti Gaara." Ino dan Sakura berkata bersamaan.

Owari!


Review? Favorite? Follow?

Thank you for reading

Sorry for my mistake

*Setiap fanfiction buatanku pasti akan ada GaaraMatsuri ;)