Still With You (Sequel of 'In Your Heart')
Main Cast :
Cho KyuHyun
Cho JaeHyun
Warning : alur kecepetan, tidak sesuai EYD, and sorry for typo(s).
.
Annyeong, saya bawa sekuel untuk ff saya sebelumnya yang berjudul 'In Your Heart'. Sekali lagi, Kyuhyun dan Jaehyun itu kembar yaa, jadi Jaehyun itu bukan Ahn Jaehyun. XD
Selamat membaca~
.
.
.
.
Rasa ngilu yang amat pada pergelangan tangan kirinya berhasil membuat Jaehyun terbangun. Ia merintih pelan sambil melirik tangan kirinya, pandangannya masih buram, tapi ia rasa ini bukan di kamarnya, bukan juga di kamar Kyuhyun. Lalu di mana?
"Bisa mendengar saya?"
Jaehyun tidak menjawab. Ia mengerjapkan matanya. Perlahan ia bisa melihat dengan jelas keadaan di sekelilingnya, ada seorang perawat yang sibuk memasang infus di tangannya- pantas saja rasanya sakit, juga ada seorang dokter yang mendampingi perawat itu.
"Sudah selesai, istirahatlah. Saya akan memanggil orang tua anda."
Jaehyun mengangguk. Dia masuk Rumah Sakit? Tapi kemarin setelah pulang dari tempat pemakaman Kyuhyun ia baik-baik saja, lalu malamnya dia tidur di kamar Kyuhyun, kemudian...
"Ah, aku tak mengingat apapun." Jaehyun memijit keningnya pelan.
"Jaehyun-ah!"
Jaehyun nampak terkejut ketika Eomma dan Appa-nya datang dengan raut wajah panik.
"Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa di sini?"
"Kau baik-baik saja? Mana yang sakit?" Eomma Jaehyun menyentuh tangan Jaehyun pelan, kemudian mengelus kepalanya.
Jaehyun mengangkat tangannya yang di infus. Seumur-umur Jaehyun memang belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Pantas saja ia merasa sangat kesakitan.
"Kyuhyun bohong, padahal ini sakit sekali. Ishhhh..." Jaehyun meringis.
"Benarkah, tak ada yang sakit lagi?"
"Tidak. Kenapa aku bisa di sini Eomma? Appa?"
"Kau pingsan."
"Pingsan? Di mana?"
"Kau tak ingat sama sekali?"
"Tidak, memang di mana? Terakhir kali aku ingat, aku sedang akan pulang dari tempat pemakaman, kemudian aku sampai di rumah, lalu... malamnya aku tidur di kamar Kyuhyun, dan tau-tau aku terbangun di tempat ini."
"Kau tau, pagi tadi ketika Eomma masuk ke kamarmu, kau tak ada di sana. Kemudian Eomma mencoba mencarimu ke kamar Kyuhyun, dan memang benar kau ada di sana. Tapi, kau membuat Eomma panik sekali setelah itu. Kau menangis sambil meracau tidak jelas, kau juga terus memanggil nama Kyuhyun. Belum lagi suhu badanmu tinggi sekali. Eomma berusaha menenangkanmu sambil berteriak memanggil Appa, akhirnya kau tenang, tapi tiba-tiba kau pingsan begitu saja."
"Begitukah?"
Jaehyun masih agak bingung, benarkah ia memanggil-manggil Kyuhyun?
"Eomma takut sekali Jaehyun-ah."
"Dokter bilang kau kelelahan, tapi tidak apa-apa. Kau hanya butuh istirahat saja."
Jaehyun hanya mengangguk.
"Sungguh kau tak apa-apa, Jaehyun?"
"Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya ingin segera pulang."
"Ya, tapi kau harus dirawat di sini dulu."
"Appa akan pulang mengambil pakaianmu di rumah, kau di sini bersama Eomma, hm?"
"Iya, Appa."
Jaehyun memandang sang Appa hingga sosoknya menghilang di balik pintu, kemudian beralih memandang sang Eomma. Perlahan Eomma Jaehyun mendekat, mengelus lembut tangan Jaehyun.
"Kenapa? Hm?"
"Eomma... sebenarnya aku mengingat sesuatu... tadi malam aku... seperti melihat Kyuhyun."
"Benarkah? Di mana kau bertemu dengannya?" Eomma Jaehyun terlihat tenang sambil menantikan jawaban Jaehyun.
"Kyuhyun mengajakku masuk ke kamarnya." Raut wajah Jaehyun tiba-tiba terlihat resah.
"Lalu?"
"Kyuhyun tidak berkata apapun, aku ingat sekali, wajahnya terlihat sedih."
"Tenanglah Jaehyun, mungkin itu hanya halusinasimu saja."
"Tidak Eomma, saat di pemakaman aku juga melihat Kyuhyun."
Eomma Jaehyun terdiam, mencoba mencerna setiap perkataan Jaehyun. Benarkah Jaehyun bertemu Kyuhyun? Atau itu hanya sebatas halusinasi Jaehyun karena dia terlalu shock?
"Jaehyun-ah, kau yakin itu Kyuhyun?"
"Aku yakin, Eomma. Dia Cho Kyuhyun, adikku." Mata Jaehyun berkaca-kaca. Tentu saja ia masih merasa sangat kehilangan, dan saat ini hatinya sungguh tak tenang sama sekali. Masa-masa ketika ia bersama Kyuhyun terus saja muncul di pikirannya. Ia juga seperti mendengar Kyuhyun sedang berbicara tepat di sampingnya.
"Iya, Eomma tau Jaehyun-ah. Eomma pun juga begitu. Sama Jaehyun-ah, rasanya sedih sekali. Sekarang, jika kau yakin itu Kyuhyun, jika kau yakin itu adikmu, maka do'akanlah dia Jaehyun-ah. Setelah kau sembuh, kita akan berkunjung ke makam Kyuhyun, oke? Kau harus yakin Kyuhyun telah bahagia di sana. Jadi, kau juga harus bahagia, jangan buat Kyuhyun sedih. Hm?"
"Mianhae, Eomma. Aku bodoh sekali, seharusnya saat itu aku menolong Kyuhyun. Maafkan aku Eomma, maafkan aku Kyuhyun-ah."
"Tidak, tidak Jaehyun. Ini sama sekali bukan salahmu. Walaupun saat itu kau langsung menolong Kyuhyun, tapi jika jalan hidup Kyuhyun memang seperti itu, mau bagaimana lagi? Kyuhyun juga tetap akan pergi, Jaehyun-ah. Tapi Eomma pikir kau tak akan tega jika saat itu kau menolong Kyuhyun."
Kening Jaehyun berkerut.
"Seperti apa keadaan Kyuhyun saat itu, Eomma?"
"Hmm, adikmu sangat kesakitan Jaehyun-ah." Sejenak Eomma Jaehyun memejamkan matanya sambil tersenyum. Berusaha memutar kembali memori penuh ketegangan itu.
"Eomma tidak tau saat itu Appa-mu mengemudikan mobil dengan kecepatan seperti apa. Eomma seakan tidak bisa melihat apapun selain Kyuhyun yang bersandar di pelukan Eomma. Kyuhyun seperti sudah pingsan, dia menutup matanya, tapi tangannya terus saja meremas-remas baju Eomma. Semuanya, seluruh tubuhnya terasa sangat dingin, entah sudah berapa lama Kyuhyun terbaring di lantai seperti itu. Sampai di Rumah Sakit keadaannya malah semakin melemah, Kyuhyun juga tak merespon apapun pada saat itu. Dia dilarikan di UGD, dan Dokter Ahn juga menanganinya langsung. Ya, dan 30 menit kemudian Dokter Ahn keluar dan mengatakan bahwa Kyuhyun memang sudah menyerah, pada akhirnya. Eomma sempat masuk ke ruang UGD bersama Appa. Kau tau Jaehyun-ah... adikmu tersenyum samar dalam tidurnya. Dia terlihat sangat tampan, wajahnya juga tidak terlihat begitu pucat saat itu."
Eomma Jaehyun menjeda ceritanya sejenak, tangannya perlahan menghapus air mata yang telah mengalir begitu derasnya.
"Kemudian Eomma mendekat ke ranjang Kyuhyun, begitu juga dengan Appa-mu. Dan saat itu ada perasaan damai di hati Eomma, entah kenapa ketika melihat wajah Kyuhyun dari dekat Eomma merasa lega... lega karena adikmu sudah terbebas dari penyakit jantung-nya. Eomma sedikit merebah di samping tubuh Kyuhyun, Eomma menyentuh wajahnya, kemudian Eomma menciumnya dalam waktu yang agak lama. Saat itu semua terasa tak berarti Jaehyun-ah, tapi Eomma sangat yakin, adikmu telah bahagia di sana."
"Aku juga yakin... Eomma."
"Do'akan Kyuhyun, ya? Eomma mohon."
"Tentu saja... Eomma." Jaehyun mengangguk yakin.
Eomma Jaehyun perlahan menyentuh wajah Jaehyun, kemudian mengusap air mata yang juga mengalir di wajah Jaehyun. Eomma Jaehyun memeluk Jaehyun yang sedang terbaring, begitupun Jaehyun juga membalas pelukan hangat itu. Berharap pelukan itu sedikit menyalurkan kekuatan untuk terus menjalani hidup walau tanpa seorang... Cho Kyuhyun.
.
.
.
.
Hari ini Jaehyun akan pergi ke makam Kyuhyun sendiri, dia sengaja tidak mengajak Eomma dan Appa-nya, dia hanya ingin berbicara berdua dengan Kyuhyun. Berdua? Ya, mungkin Jaehyun masih mengganggap adiknya ada di dunia ini.
Jaehyun dengan santai melangkah ke area pemakaman, suasana pagi ini sangat sunyi, Jaehyun datang dengan membawa sebuket bunga lagi. Tapi tiba-tiba Jaehyun menghentikan langkahnya, memaksa fokus matanya bekerja lebih keras. Ada seseorang di makam Kyuhyun?
Jaehyun melangkah pelan mendekati anak perempuan kecil yang sedang berjongkok di makam itu, setelah berjarak beberapa langkah dari anak itu, Jaehyun menghentikan langkahnya, tampaknya bocah kecil ini tak menyadari bahwa ada orang lain di belakangnya. Namun, Jaehyun terkejut ketika anak kecil itu tiba-tiba tertawa, padahal tak ada siapapun di tempat itu selain Jaehyun dan gadis kecil itu.
"Oppa, annyeong, besok aku akan ke sini lagi."
Kata gadis kecil itu sambil terus tertawa, kemudian ia berjalan mundur sambil melambaikan tangannya ke arah makam Kyuhyun, dan tanpa sadar ia menabrak tubuh Jaehyun. Gadis itu langsung berbalik ketika ia merasa tubuhnya menabrak sesuatu, mata beningnya membulat- lucu sekali. Seketika gadis kecil itu membekap mulutnya dengan tangannya sendiri, ia menatap wajah Jaehyun lekat-lekat, lalu kembali melihat foto Kyuhyun yang ada di makam itu.
'mengapa wajah oppa ini sama?' tanya gadis kecil itu dalam hati.
Jaehyun berjongkok, menyamakan tinggi tubuhnya dengan gadis kecil itu, menyentuh pundak gadis kecil yang menggemaskan itu.
"siapa namamu, noona kecil?" tanya Jaehyun sambil tersenyum kepada gadis kecil di hadapannya.
"S-song Hwa Y-young imnida." kata gadis kecil itu tersendat, kemudian ia berlari begitu saja meninggalkan Jaehyun yang masih terpaku di tempatnya.
"Ya! Hwa Young-ah, oppa ingin berkenalan denganmu!" Jaehyun berteriak pada Hwa Young, tapi gadis kecil itu malah berlari semakin kencang, seakan ketakutan pada Jaehyun.
Jaehyun berhenti berteriak ketika melihat Hwa Young semakin menjauh, mungkin gadis kecil itu sedang berjalan-jalan di sekitar makam ini. Tapi bagaimana mungkin anak sekecil itu berani pergi ke makam sendirian di waktu sepagi ini?
"ah, entahlah." Jaehyun menghela napasnya, kemudian melanjutkan tujuannya untuk melihat makam Kyuhyun.
"Annyeong, Kyuhyun-ah. Ah, senang sekali ya pagi-pagi sudah di datangi noona cantik, hehe." Jaehyun memulai monolog-nya.
"Kau tau, di rumah terasa sangat sepi, Kyu. Bagaimana denganmu di sana? Apakah seperti itu juga? Apa kau punya teman di sana, Kyu?" Raut wajah Jaehyun berubah, air mata mulai berdesakan keluar dari matanya.
"Apa kau...bahagia? Hm?
Jaehyun tersenyum, tapi air mata-nya terus saja keluar.
"Tidak, tidak, aku tidak boleh menangis, kan?"
Jaehyun segera menghapus air matanya.
"Sering-seringlah datang ke mimpiku, setan! Aku benar-benar merindukanmu. Ah, aku melupakan sesuatu. Kyuhyun-ah, bolehkah aku pindah ke kamarmu? Rasanya nyaman sekali tidur di sana, rasanya seperti kau terus menjagaku ketika aku tidur di sana. Bolehkah? Aku tak akan memindah barang penting milikmu, emm mungkin aku hanya akan memindahkan baju-baju dan buku-bukumu saja."
Jaehyun diam sejenak, dia terus tersenyum sambil menyentuh foto Kyuhyun di sana.
"Aku pulang ya, Kyu. Aku akan ke sini 3 hari lagi."
Jaehyun berdiri, membungkukkan badannya, kemudian melangkah perlahan meninggalkan tempat itu.
.
.
.
Jaehyun beruntung, 2 hari ini ia tidak ada jadwal kuliah, jadi ia bisa menenangkan diri sejenak sebelum menjalani rutinitas hariannya. Sepulang dari makam Kyuhyun, ia berencana mengemas barang-barang Kyuhyun yang ada di kamar Kyuhyun. Jaehyun sadar, ia tidak boleh terus-menerus bersedih, karena apapun yang terjadi, ia harus terus melanjutkan kehidupannya, walau tanpa seorang adik yang sangat ia sayangi. Ia beranjak menuju dapur kemudian mengambil sarung tangan.
"Apa yang akan kau lakukan, Hyun?"
"Eh, Eomma, aku ingin membersihkan kamar Kyuhyun, aku berniat untuk pindah ke kamar Kyuhyun?"
"Ah, begitu. Baiklah. Apa kau akan memindahkan barang-barang penting milik Kyuhyun, juga?
"Tidak, aku tidak bisa memindahkan itu, Kyuhyun tidak suka jika aku memindahkannya. Biarkan saja di sana, aku hanya akan memindahkan pakaian dan buku-bukunya saja."
"Baiklah, pakai masker-mu. Kau mudah sekali flu, kau lupa?" Kata sang Eomma sambil memberikan sebuah masker untuk Jaehyun. Ah, Jaehyun hampir saja lupa, dia memang agak alergi pada debu. Jaehyun memang sering membersihkan kamar Kyuhyun walau tak jarang setelah itu dia flu hingga berhari-hari. Tapi baginya itu bukan masalah. Dia tak mungkin tega menyuruh Kyuhyun membersihkan kamar sendirian, adiknya itu tidak boleh berlama-lama menghirup udara kotor.
"Ah, terimakasih Eomma, aku hampir lupa."
"Perlu eomma bantu?"
"Ah, tidak. Biar ku bersihkan sendiri saja, Eomma."
Eomma Jaehyun mengangguk, ia sangat mengerti bagaimana perasaan Jaehyun saat ini. Wanita itu tersenyum, perasaan aneh selalu menghinggapinya ketika ia melihat wajah Jaehyun, dia merasa bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena ia masih bisa melihat wajah itu, namun di sisi lain, wajah yang sekarang ia lihat adalah wajah Jaehyun, bukan Kyuhyun. Sungguh, sulit dijelaskan.
.
.
Jaehyun memasuki kamar Kyuhyun dengan membawa 2 buah kotak berukuran cukup besar dan 1 kotak berukuran kecil. Ia berencana mengemas pakaian dan buku-buku Kyuhyun ke dalam kotak yang besar, sedangkan kotak yang kecil untuk barang-barang penting milik Kyuhyun. Jaehyun mulai membuka lemari kaca itu, pakaian Kyuhyun masih rapi di sana.
"Hm, tak ada laki-laki yang serapi ini selain Kyuhyun."
Jaehyun bergumam sendiri, Kyuhyun memang tipe laki-laki yang suka kebersihan. Perlahan Jaehyun mengambil setumpuk sweater dan memasukannya pada kotak yang tadi telah ia bawa. Kyuhyun memang punya banyak sweater, adiknya sangat suka dengan itu, sama sekali berbeda dengan Jaehyun yang sangat tidak suka baju-baju hangat seperti itu. Jaehyun tak menyangkal, bau parfum milik Kyuhyun begitu melekat pada baju-bajunya. Jaehyun tidak memasukkan semua baju Kyuhyun, dia membiarkan baju yang sering di pakai Kyuhyun tetap berada di lemari itu.
Kemudian Jaehyun beranjak pada rak buku yang ada di sebelah meja belajar Kyuhyun, ia membuka-buka sedikit buku itu.
"Hm, bahkan tugas matematika-mu ini belum selesai, Kyu. Haruskah aku menyelesaikannya untukmu? Ah, tidak-tidak, bisa-bisa kepalaku botak nanti."
Jaehyun tetap bergumam sendiri. Buku Matematika Kyuhyun memang cukup banyak, entah apa yang membuat adiknya begitu menyukai pelajaran penuh angka itu, ia bahkan belum sempat bertanya. Jaehyun masih membuka-buka buku Kyuhyun, tapi tiba-tiba sesuatu terjatuh dari buku Kyuhyun.
"Foto? Foto siapa?"
Jaehyun mengambil foto itu, kemudian menajamkan penglihatannya pada foto itu.
"Kyuhyun, dan anak ini?"
Jaehyun terkejut dengan apa yang dilihatnya, dalam foto itu tampak Kyuhyun sedang merangkul pundak seorang gadis kecil, sementara jari telunjuk gadis kecil itu tampak memegang pipi Kyuhyun, dan jangan lupakan senyuman manis dari bibir gadis kecil itu. Jaehyun mengingat dengan jelas, wajah gadis kecil itu- Song Hwa Young.
"Song Hwa Young? Siapa sebenarnya anak itu?"
Jaehyun segera menyimpan foto itu di nakas kecil dekat tempat tidur Kyuhyun. Kemudian ia melanjutkan mengemas buku-buku Kyuhyun. Diam-diam Jaehyun teringat akan Song Hwa Young, dia mengingat sesuatu, gadis kecil itu sempat berkata jika besok dia akan ke makam Kyuhyun lagi, dan besok Jaehyun juga harus pergi kesana, ya, Jaehyun harus tau apa hubungan Hwa Young dengan Kyuhyun.
Pekerjaan Jaehyun hampir selesai, kini ia hanya tinggal mengemas barang-barang kesayangan Kyuhyun. Ia mulai mengambil PSP di meja belajar Kyuhyun, kemudian beranjak menuju nakas kecil milik Kyuhyun, kemudian dibukanya laci di nakas itu. Jaehyun mengambil satu persatu barang di laci nakas itu, ada earphone, mp3-player, sebuah gelang hitam, foto masa kecilnya bersama Jaehyun, dompet, handphone, kemudian metronome analog kecil,
Jaehyun tersenyum kecil, Kyuhyun memang sering menggunakan metronome ini untuk bermain piano, Kyuhyun bilang ia tak mau membeli metronome baru lagi, ia sudah jatuh cinta pada metronome tua itu. Jaehyun terkekeh, terkadang adiknya itu juga agak aneh. Jaehyun kembali mengambil benda terakhir yang ada di sana, tentu saja, dua buah tabung plastik bertuliskan 'Kyuhyun-Cho' dengan berbutir pil berwarna putih dalamnya. Sekali lagi, air mata Jaehyun menetes. Tangannya bergetar ketika ia mengambil benda itu. Jaehyun tau benar, hidup Kyuhyun sangat bergantung pada obat-obatan itu, tubuh Kyuhyun seakan protes jika Kyuhyun sampai lupa meminum obatnya. Kemanapun Kyuhyun pergi, pasti Jaehyun akan memastikan jika salah satu dari dua tabung itu tidak ada, itu berarti Kyuhyun tidak lupa membawa obatnya.
Jaehyun mengusap air matanya, kemudian menutup kotak itu, dan menyimpan barang kesayangan Kyuhyun di dalam lemari Kyuhyun.
.
.
.
Esok paginya Jaehyun bangun dengan tergesa-gesa, ia kesiangan. Hari ini ia berencana menemui gadis kecil itu. Jaehyun segera menyambar mantel miliknya dan berlari menuju mobilnya.
"Ya! Kau mau kemana? Eomma sudah menyiapkan sarapan?" teriakan sang Eomma sukses menghentikan langkah Jaehyun.
"Ahh, nanti saja Eomma. Aku harus menemui seorang teman. Aku pergi dulu!"
Jaehyun berbohong, tidak mungkin ia mengatakan yang sejujurnya. Eomma-nya pasti akan berpikir yang tidak-tidak. Kemudian Jaehyun melesat menuju pemakaman, ia berharap anak itu masih di sana.
Beberapa menit kemudian, ia sampai ke tempat pemakaman. Jaehyun keluar dengan buru-buru, ia sedikit berlari menuju makam Kyuhyun yang jaraknya agak jauh dari pintu masuk. Beberapa saat kemudian, Jaehyun mendesah lega, gadis kecil itu ternyata masih di sana. Dilihatnya Hwa Young tengah menggenggam sebuket bunga, dan meletakannya di sana. Jaehyun perlahan mendekat, dia ingin tau apa yang dilakukan anak kecil itu di makam adiknya.
"Oh Oppa kau datang?" Hwa Young tersenyum.
Kening Jaehyun berkerut, lagi-lagi anak itu tersenyum-senyum sendiri. Jaehyun merasa... ada yang aneh. Jaehyun mendekat dengan perlahan, jantungnya berdetak sedikit cepat, entah mengapa perasaannya menjadi takut seperti ini.
"S-song Hwa Young.."
Lirihan kecil dari bibir Jaehyun membuat Hwa Young terkejut, ia mengangkat wajahnya, dan dia sudah akan berlari jika Jaehyun tidak menahan tubuh anak itu.
"Hwa Young-ah? Kau Hwa Young, kan?"
Gadis kecil itu mengangguk. Ia terus menundukkan kepalanya.
"Oppa ingin bertanya, bisakah kau menjawabnya?"
Gadis itu mengangkat kepalanya, suara itu tak asing baginya, suara halus dan menenangkan itu sama seperti suara Kyuhyun.
"Ne, oppa." Jawab gadis itu singkat.
"Kau mengenal orang di foto itu?" Jaehyun menunjuk foto Kyuhyun yang ada di sana.
Hwa Young hanya mengangguk.
"Wajahnya sama persis seperti Oppa." Kata Hwa Young lirih.
Jaehyun tersenyum.
"Lalu, kenapa kau ada di sini?"
"Aku hanya ingin menemani Kyuhyun Oppa."
"Tapi Kyuhyun tidak di sini, Hwa Young-ah."
"Dia di sini, tadi dia duduk di sampingku."
Mata Jaehyun membulat. Jantungnya seperti berdesir mendengar Hwa Young berkata seperti itu. Bahkan mata Hwa Young yang berbinar itu menunjukkan bahwa dirinya tidak sedang bercanda.
"Tapi setelah Oppa datang, dia menghilang."
Lalu, Oppa siapa? Kenapa mirip sekali dengan Kyuhyun Oppa?"
"Ah, namaku Jaehyun. Bagaimana Hwa Young tau kalau Oppa bukan Kyuhyun? Wajah kita kan sama?"
"Ada yang berbeda."
"Ne?"
"Wajah Kyuhyun Oppa lebih pucat daripada wajah Jaehyun Oppa. Dan di sini..."
Hwa Young menunjuk bagian bawah matanya.
"Kyuhyun Oppa punya tahi lalat di sini, sedangkan Jaehyun Oppa tidak."
Perkataan Hwa Young benar-benar membuat Jaehyun tercengang. Itu benar, Kyuhyun memang mempunyai tahi lalat di bagian bawah matanya, sedangkan dirinya tidak. Benarkah anak sekecil ini punya penglihatan sejeli itu?
"Jaehyun Oppa kenal dengan Kyuhyun Oppa?"
Jaehyun terkekeh, walaupun Hwa Young terlihat cerdas, tapi dia tetaplah anak kecil pada umumnya.
"Dia adikku."
"Ne? Wah! Daebak!"
"Kenapa?"
"Wajahku dan noona-ku saja tidak sama, padahal kami kakak-beradik."
"Eoh? Kau punya noona? Bolehkah Oppa bertemu dengannya?"
"Jangan! Dia sangat pendiam, dia tidak suka bertemu seseorang."
"Ah, Oppa mengerti."
Jaehyun terdiam ketika melihat pandangan Hwa Young beralih pada pohon yang ada di pemakaman itu.
"Kyuhyun Oppa, kenapa hanya berdiri di situ? Kemarilah!"
Dengan cepat Jaehyun menoleh ke arah pohon itu, tapi ia tak melihat seorang-pun berdiri di sana. Sementara Hwa Young masih sibuk melambaikan tangannya ke arah pohon itu.
"Oppa! Kemarilah, kenapa tidak mau?"
Hwa Young tampak terus berusaha membujuk Kyuhyun untuk mendekat.
"Hwa Young-ah, siapa yang kau lihat?"
"Kyuhyun Oppa, di sana."
"Di mana?"
"Di bawah pohon itu."
"Benarkah?"
"Iya, dia disana, tapi hanya diam saja. Padahal Hyung-nya ada di sini."
"Ah, Hwa Young-ah, kau mau ku belikan es-krim?"
Jaehyun berusaha mengalihkan perhatian gadis kecil itu, Jaehyun benar-benar merasa takut sekarang.
"Eoh? Ne? Oppa baik sekali."
"Kajja!"
Jaehyun menggandeng tangan Hwa Young menjauh dari tempat itu. Sungguh Jaehyun agak merinding ketika melihat reaksi Hwa Young tadi. Benarkah anak itu melihat Kyuhyun? Tidak, bukan begitu. Tepatnya, benarkah anak itu bisa melihat orang yang sudah meninggal? Tidak, bukan itu juga. Sekali lagi, benarkah anak itu bisa berbicara dengan orang yang sudah meninggal?
.
.
.
.
Kyuhyun menatap Jaehyun dan Hwa Young yang mulai menjauh dari tempat itu.
"Akhirnya kau menemukan anak itu, Hyung." Kyuhyun tersenyum.
.
.
.
.
~TBC~
.
.
Hayo, gimana? Bingung ya? Menurut teman-teman apakah Hwa Young benar-benar mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal? Hehe.. Maaf kalau ini pendek banget, saya lagi dikejar deadline tugas.
Tetep ada Kyuhyun-nya kan?
Mau lanjut atau cukup sampai di sini? :D
Jangan lupa REVIEW-nyaa, oke! :D
