Chapter 1

Sek info...

Baekhyun : 16 tahun

Chanyeol : 20 tahun

Kyungsoo : 21 tahun

"Psst psst Kyung-kyung"

Merasa di panggil seorang namja mungil bermata bulat segera menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Ia segera mendekat kearah namja yang juga mungil kemudian duduk bersimpuh di sampingnya.

"Kau masih ingat apa yang kukatakan tadi?" ia berbicara dengan berbisik bertujuan agar hanya ia dan namja yang di panggil Kyung-kyung yang mendengar.

Hazel sipit namja mungil itu ia edarkan untuk memantau keadaan baru setelah di rasa aman ia kembali berbisik. Sedang si penerima bisikan mempertajam pendengarannnya agar mengerti dengan baik apa yang di sampaikan tanpa menimbulkan masalah.

"Jadi ki-"

"Byun Baekhyun, di mana kesopananmu saat sedang berada di meja makan" perkataannya terpotong oleh instrupsi seseorang dan itu membuatnya bungkam seketika.

Seorang wanita yang mempunyai wajah cantik adalah pelaku pengintrupsian. Wanita yang sekilas mempunyai wajah yang mirip dengan namja yang di panggil Baekhyun itu memandang lurus tepat di matanya dengan tatapan mengintimidasi. Yang di tatap dengan segera menundukan wajah guna sebagai salah satu bentuk dari kesopanan yang telah ia pelajari bertahun-tahun dari pelajaran etika.

"Ne eomma" ia menjawab lirih dengan tetap memastikan volume suaranya bisa terdengar.

Ia mengurungkan semua apa yang akan ia katakan hingga acara makan malam ini selasai. Ia tidak ingin dapat masalah lagi lebih buruknya di hukum. Ia tentu tidak mau.

Byun Baekhyun adalah namja dari keluarga terpandang. Ia putra dari seorang pasangan Byun Heecul dan Kim Taeyon. Ayahnya salah satu menteri kerajaan Exo'dium sedang ibunya adalah seseorang yang juga berdarah bangsawan. Ia mempunyai kepribadian manja dan terkadang sombong. Mempunyai badan mungil hingga terkesan siapa yang menyentuhnya terlalu erat ia akan hancur, ia juga mudah sakit, cengeng adalah beberapa sifat lainnya sehingga membuat Heecul ayahnya mamanjakan putranya itu. Ia selalu menuruti apa yang di inginkan oleh anaknya itu asal jangan sampai ibunya tahu. Berbeda dengan ayahnya sang ibu mempunya pribadi yang keras, tegas dan disiplin. Ini yang membuatnya seperti tikus yang terkepung oleh kucing. Kalian tahukan maksudnya. Ia tidak bisa melawan.

Kyung-kyung yang tidak lain bernama lengkap Do Kyungsoo. Adalah seorang pelayan setia Baekhyun. Saking setianya ia juga turut serta dihukum ketika tuannya Baekhyun berbuat ulah hingga menyebabkan ibu tuan mudanya marah. Ia sangat menyanyangi tuannya itu secara ia telah bersama sejak tuan mudanya sejak baru lahir hingga sekarang. Hal ini juga yang membuat ia menganggapnya sebagai adiknya sendiri.

"Ahhh leherku tegang. Makan malam hanya bersama eomma benar-benar mengerikan"

Ia membaringkan tubuhnya ketika sampai di kamar dan mengeluarkan gerutuannya. Alasan kenapa hanya ia hanya berdua dengan ibunya, itu dikarenkan ayah dan kakaknya sedang menghadiri acara jamuan di istana.

"Mari saya pijat tuan" Kyungsoo yang baik hati memang tahu apa yang ia inginkan. Selain ayahnya, Kyungsoo juga kerap memanjakannya. Jadi ia bangkit dari tidurnya kemudian duduk di tepi ranjang membelakangi Kyungsoo agar ia mudah memijatnya.

"Kyung-kyung"

"Iya tuan"

Ia tidak segera menjawab karena sibuk merasakan betapa nyamannya pijatan pelayannya itu. Pelayanannya itu memang bisa jadi apa saja.

"Kau tidak akan mengingkari janjimukan. Tentang kau yang akan menemaniku ke festival nanti?" lanjutnya.

"Tentu tuan, tapi bagaimana dengan nyonya besar?" bukannya apa hanya saja ia takut kalau sampai ibu tuan mudanya tahu bahwa mereka keluar malam. Jika meminta izin mereka pasti tidak diperbolehkan mengingat festival itu di adakan malam hari. Bukan tanpa sebab Baekhyun tidak diperbolehkan keluar saat malam. Ini terjadi karena kejadian beberapa bulan lalu saat mereka pulang malam, Baekhyun yang hampir dicelakai oleh orang yang tidak dikenal. Kemungkinan besar pelakunya adalah orang yang iri kepada keluarga Byun tapi tetap saja tidak bisa menunjuk pasti siapa orang tersebut. Tapi tuan mudanya ini tidak mengerti kekhawatirannya.

"Jika kita pergi secara diam-diam dan kau tidak membocorkannya kepada eomma pasti kita akan baik-baik saja. Lagi pula besok malam appa dan eomma akan keluar dan kemungkinan mereka akan pulang larut malam atau bahkan menginap. Jadi kita bisa pulang sebelum mereka" ucapnya membujuk.

"Tapi bagaimana kalau kejadian waktu itu terulang lagi. Aku tidak ingin terjadi sesuatu terhadap anda tuan"

Baekhyun memutar tubuhnya menghadap Kyungsoo secara otomatis menyebabkan Kyungsoo menghentikan pijatannya. Memegang pundak sempit pelannya itu kemuadian mempertemukan hazel keduanya.

"Kau tidak mungkin membiarkanku terlukakan. Dan kali ini kita akan lebih berhati-hati dari sebelumnya. Bagaimana kau maukan??

"Kyung-kyung ayolah sekali ini saja. Aku sangat ingin melihatnya. Eungg?" ia mengkupkan kedua tangannya tanda memohon.

"Baiklah" siapa yang tidak luluh dengan tatapan puppy itu bahkan ayah dan kakak tuan mudanya pun akan luluh juga. Oh ya ada satu, nyonya besar.

"Yeay kau memang yang terbaik" ia bersorak senang sambil memeluk tubuh Kyungsoo erat sedang sang penerima pelukan ikut tersenyum, ia turut senang jika tuannya senang.

"Huuf" ini hembusan nafas yang kelima, sambil mengigit bibir bawahnya sesekali membasahinya dengan lidah dan juga meremat jemarinya yang berada dikedua sisi tubuh. Ia menatap gugup pintu besar yang akan segara masuki itu. Ia merasa was-was entah karena apa, ia hanya merasakan firasat buruk.

"Yang mulia silahkan masuk" ucap seorang kasim didekat pintu kepadanya yang dibalas dengan anggukan.

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA TELAH TIBA"

Setelahnya pintu besar itu terbuka menampilkan menteri-menteri dan pentinggi kerajaan yang berdiri rapai menyambut kedatangannya dengan menundukan kepala sebagai bentuk penghormatan.

"Aku ingin menyampaikan suatu hal sebelum acara pejamuan ini berlangsung" suara itu terdengar diantara keheningan membuat semua orang di ruangan yang mendengarnya segera memfokuskan pada sang Raja –asal suara.

Begitu pula dengan yang disebut putra makota tadi yang tidak lain bernama lengkap Park Chanyeol. Ia menatap lurus pada sang ayah -sang Raja Exo'rdium.

"Seperti yang telah kalian ketahui bahwa kesehatanku akhir-akhir ini terus menurun. Ini menyebabkan tidak efektifnya suatu pemerintahan. Jadi aku meminta pendapat kalian tentang usulanku untuk segera menjadikan putraku Park Chanyeol menggantikan jabatanku saat ini sebagai raja" ucapnya dengan nada berwibawa.

Ternyata ini firasat buruknya ia akan segera di nobatkan sebagai raja. Bukannya ia tidak mau tapi ia belum siap untuk mengemban tanggung jawab sebesar itu. Ia masih berusia dua puluh, usia yang masih muda untuk jabatan seperti itu. Ia mau menjadi seorang raja saat dirinya berumur tiga puluh. Menjadi raja bukan perkara mudah seperti membalikkan telapak tangan. Banyak tanggung jawab besar didalamnya dan ia belum merasa mampu akan hal itu. Ia masih harus mempelajari banyak hal baik yang tertera dalam buku, dalam istana serta rakyatnya yang ada diluar sana. Seandainya kakaknya laki-laki pastilah kakaknya yang akan menerima jabatan ini. Ya ia memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Park Yoora yang memiliki usia terpaut tujuh tahun darinya, dan kakaknya telah menjadi ratu karena ia telah diperistri oleh seorang raja.

Ada satu lagi alasan ia belum mau menjadi raja itu dikarenakan ia harus menikah dalam waktu dekat. Bukannya tidak memiliki calon ayolah bahkan ia telah ditunangkan sejak ia berumur sepuluh tahun oleh anak menteri Kim. Masalahnya ia tidak memiliki perasaan apapun terhadap putri Kim itu, saat itu ia mau saja dipertunangkan sebab ia tidak mengetahui makna pertunangan. Yang ia tahu bahwa pertunangan berarti ia akan semakin banyak mendapatkan teman bukan seorang calon pendamping hidup untuknya kelak.

Ia ingin menolak tetapi saat mengingat kondisi kesehatan ayahnya akhir-akhir ini yang mungkin dikarenakan usia yang tidak seperti dulu lagi membuat kata-kata itu tertelan kembali. Walau bagaimanapun ia menyanyangi ayahnya itu.

"Tentu Yang Mulia kami setuju dengan usulan anda" menteri Kim yang tidak lain ayah tunangannya menyampaikan pendapat mewakili yang lain dangan seyum lebar dibibirnya.

"Aku senang jika kalian setuju. Dan bagaimana pendapatmu putraku??"

"Ye Yang Mulia" apakah ia mempunyai jawaban lain.

"Kyung-kyung bagaimana dengan yang ini" Baekhyun menunjukkan dua buah cincin giok berwarna hijau muda dari seorang pedagang kepada Kyungsoo.

Saat ini Kyungsoo sedang dipasar untuk menemani tuannya membeli pernak-pernik yang diinginkannya. Ia heran mengapa seorang lelaki menyukai hal-hal seperti itu.

"Itu bagus tuan, akan terlihat indah dijari anda" ia tidak berbohong saat mengatakannya. Tangan putih berjari lentik itu pasti sangat cantik saat memakai cincin itu.

"Bernarkah. Kalau begitu kemarikan tanganmu" Baekhyun langsung menarik tangan kiri Kyungsoo tanpa persetujuan kemudian dengan cepat memasangkan cincin satunya kejari telunjuk pelayannya.

"Ti..tidak tuan, saya tidak pantas memakai ini apalagi yang sama dengan anda" tolaknya.

"Ayolah Kyung apanya yang tidak pantas. Kalau kau melepasnya aku akan marah padamu" ia mengancam dengan menyipitkan matanya tanda mengimintidasi.

"Tuan tolonglah kami, berilah kami sedikit uang untuk makan. Kasihanilah kami anakku juga sedang sakit"

Tiba-tiba saja datang seorang wanita paruh baya. Pakaiannya sangat lusuh dan kotor tak terawat sambil menggendong seorang anak yang kira-kira berkisar enam tahunan yang terisak dipelukan ibunya.

"apa yang kau lakukan. Menyingkirlah kalian berisik" Baekhyun berkata pedas sambil menarik pakaiannya yang dipegang oleh wanita itu tangannya juga mengibas tanda bahwa ia sedang mengusir.

"Tuan kumohon sedikit saja. Aku tahu bahwa anda adalah seorang yang dermawan" wanita itu masih memohon dengan memelas.

"Tidak. Aku tidak akan memberikan apapun kepadamu. Dasar menyusahkan" Baekhyun berkata tegas selajutnya melirik Kyungsoo dan kemudian meninggalkan wanita itu.

"Hei bibi. Ini kuberikan untukmu" wanita itu tersentak saat Kyungsoo memberikan sekantung uang. Astaga itu sangat banyak.

"Terima kasih tuan anda baik sekali"

"Jangan berterimakasih denganku. Berterima kasihlah pada tuanku ia yang memberikannya padamu. Memang dari mana aku mendapatkan uang sebanyak ini, aku hanyalah pelayan bibi. Dan tentang sikapnya tolong maafkan dia, dia memang seperti itu hingga membuat orang salah paham kepadanya" Kyungsoo menjelaskan sambil menunjuk Baekhyun yang sedang memilah beberapa ketapel didepannya.

"Tuan saya sangat berterima kasih atas kebaikan anda. Dan saya doakan semoga anda dilimpahi banyak keberuntungan" wanita itu berkata tulus sedang Baekhyun menanggapinya dengan deheman, kemudian berlalu melanjutakn perjalananya.

"Tuan apakah anda tahu kenapa banyak sekali warga berkumpul disana??"

"Tidak" Baekhyun menanggapi sekenanya. Ia saat ini sedang focus membidik seeokor burung yang bertengger di dahan dengan ketapel yang baru saja dibelinya.

"Ack" ia berdecak kesal saat sasarannya meleset dan malah membuat burung itu terbang tinggi.

Menolehkan kepala dan melihat Kyungsoo sedang berlari tergopoh-gopoh kearahnya. Sejak kapan Kyungsoo pergi.

"Tuan aku sudah bertanya kepada mereka. Mereka bilang sebentar lagi putra mahkota akan melewati tempat ini dan mereka bermaksud menyambutnya"

"Ohh" ia menjawab lirih berbeda sekali dengan nada antusias pelayannya.

Hening. Kemudian ia melihat kearah Kyungsoo

"Hei ada apa dengan ekpresimu??" sebenarnya ia sudah menduga dari ekspresi Kyungsoo yang memelas itu, ia hanya sedang mengerjai saja.

"Mari kita lihat putra mahkota juga" benarkan dugaannya.

"Kau saja. Biar kutunggu kau disini. Jauh dengan dekat sama saja bukan sama-sama tidak akan melihat wajah putra mahkota"

"Ayolah tuan"

"Iya oke ayo kesana tapi hilangkan dulu air yang ada dimatamu, sebelum aku berubah pikiran" ucapnya dan ditanggapi pekikan oleh Kyungsoo.

Saat ini mereka berbaris cukup jauh dari jalan yang akan dilalui putra mahkota. Alasannya karena Baekhyun tidak mau jika mereka terlalu dekat mereka akan berdesakkan. Jadi daripada tuannya ngambek dan berubah pikiran lebih baik menurut saja. Toh tidak ada bedanya antara dekat dengan jauh, mereka tetap tidak bisa melihat wajah putra mahkota yang katanya rupawan itu. Melihat anggota keluaga kerajaan bukan seperti kau ingin melihat dirimu dicermin jika ingin lihat ya tinggal lihat saja. Rakyat biasa tidak diperkenankan melihat langsung apalagi dari jarak dekat karna itu tidak sopan menurut aturan, yang bisa melihatnya adalah orang yang bekerja dipemerintahan atau orang-orang yang berada dalam istana.

"Pergi dari sini tuan" suara keras itu sontak membuat Baekhyun dan Kyungsoo tersentak kaget. Mereka melihat seorang prajurit istana yang sedang menarik kasar pria tua untuk keluar dari barisan. Sedang pria tua tersebut berisikeras menolak dengan alasan ingin ikut menyambut Putra Mahkota.

"Jika kau ingin melihat yang mulia maka bersikapalah sopan dengan memakai pakaian terbaikmu" kata salah satu prajutit.

"Ini adalah pakaian terbaikku tuan aku tidak memiliki pakaian lain lagi"

"Kalau begitu pergi. Kau tidak boleh berada disini" mereka bisa melihat prajurit lain ikut membantu menyeret pria tua tersebut.

Srett

Baekhyun menarik lengan Kyungsoo agar tetap pada tempatnya.

"Tuan.." Kyungsoo menatap Baekhyun meminta penjelasan.

"Jangan kotori tanganmu dengan hal-hal seperti itu" ujarnya pelan.

"Tapi itu tidak adil dan.."

"Tidak satupun disuatu pemerintahan yang benar-benar adil Kyung. Pasti lebih banyak pihak yang dirugikan dibanding diuntungkan jika melihat lebih detail" Kyungsoo hanya mengangguk setelah ucapannya dipotong oleh penjelasan Baekhyun.

"YANG MULIA PUTRA MAHKOTA TELAH TIBA"

Baekhyun dapat melihat semua orang disana -kecuali prajurit istana bersujud. Tidak ada satupun dari mereka untuk mengangkat kepala guna melihat paras calon pemimpin kerajaan tersebut. Mereka masih sayang dengan kepalanya.

Baekhyun yang juga bersujud dapat mendengar derapan langkah kaki dan kuda rombongan putra mahkota. Ia sedikit mengangkat kepalanya hingga ia melihat tandu putra mahkota yang agak jauh darinya. Ia merasa bersyukur berada pada barisan belakang karena tidak banyak yang mengawasi. Kemudian hendak menundukan kepala kembali sebelum melihat burung yang sebelumnya ia incar tepat berada di atap tandu tersebut. Burung itu sangat indah menurutnya hingga ia berjanji pada dirinya agar mendapatkan burung tersebut.

"Tuan apa yang anda lakukan??" Kyungsoo bertanya saat melihat Baekhyun mengambil sebuah kerikil yang agak besar didekatnya. Ia bertanya akan diapakan kerikil itu oleh tuannya. Tapi tak lama kemudian mata bulatnya melotot saat melihat Baekhyun tuannya berdiri diantara semua orang yang bersujud dilanjutkan membidik sesuatu dengan ketapelnya dan ia tak tahu apa, karna yang ia tahu…

TAAKK

Upss

"PEMBERONTAK"

Apa tuannya sudah bosan hidup.

Tbc

Kalau ada yang familiar dengan bagian akhirnya itu karna q terinspirasi dari salah satu drakor. Tpi udah lupa judulnya.

Oh ya makasih untuk kamu-kamu yang udah mau baca.

karna ini ff pertamaku jadi q butuh banyak masukan kalian.