title; changmin mencari emak

lenght: 1 of (mungkin 3 chapter)

genre :pure family

part 1

going to tokyo

langit nampak cerah hari ini, jaejoong tengah menjemur cucian yg banyak diantaranya ada sprei bergambar naruto yg terkena ompol changmin semalam.

Bocah kecil itu duduk manis di sebuah bangku kecil sembari melihat sang eomma yg tengah menjemur cucian.

"changmin-ah... Anak eomma kenapa mesti mengompol?"

changmin hanya duduk manis sambil cemberut setelah jaejoong melempar sebuah celetuk-an yg membuat changmin seperti di ceramahi.

"eomma... Semalam changmin mimpi main air sama ultraman juga satria baja hitam eomma"

jaejoong tersenyum tipis mendengar celoteh changmin.

"terus.. Apa yg kau lakukan dengan mereka?"

changmin terdiam sejenak, kemudian dia menghela nafas.

"aku di gendong ultraman buat ngelawan godzila eomma, terus aku di bantu beberapa tokusatsu(power ranger dalam jepang) melawan godzila" celoteh changmin antusias.

Jaejoong hanya tersenyum tipis mendengar celoteh sang anak, changmin tak berhenti bercerita.

Dia menceritakan betapa serunya mimpi semalam, dan jaejoong hanya tersenyum manis sambil duduk di sebelah anaknya itu sesekali jaejoong mencium puncak kepala changmin lembut.

'jagoanku...' gumam jaejoong dalam hati.

"eomma... Aku haus" ujar changmin setelah ia rasa tenggorokanya mulai kering karna tak henti-hentinya ia bercerita tentang mimpinya semalam.

"chotto matte nee(tunggu sebentar ya)" ucap jaejoong dan berlalu dari sana.

Ia melesat menuju dapur mengambil segelas susu yang sudah lumayan menghangat dan sebuah toples yang berisi biskuit.

Kriiiing... Kriiing...

Suara telpon kediaman keluarga jung berdering nyaring menggema disana.

"changmin-ah... Bisa kau ambil susu dan toples ini, eomma mau angkat telphon?" teriak jaejoong.

"ndee... Eomma..." sahut changmin antusias, ia berdiri dari duduknya dan berlari kearah eomma-nya.

Jaejoong menyerahkan gelas dan toples tersebut pada changmin, kemudian ia mengangkat telpon yg sudah dari tadi berdering itu.

"ya halo kediaman keluarga jung disini, ada yang bisa di bantu?"

"jaejoong-ah.. Ini aku yunnie?"

"ah... Yunnie.. Kapan kau pulang hem?"

"ah.. Maaf boo, sepertinya liburan nanti.. Kau saja yang kesini bersama changmin?"

"waeyo yun?"

"junsu dan yoochun juga appa dan eomma kangen pada kalian berdua"

changmin duduk di kursi sambil memakan biskuit sembari melihat eomma-nya yg sedang bicara dengan benda plastik yang di sebut telphone itu.

suasana narita air port begitu ramai lalu lalang manusia dgn kesibukannya masing-masing, begitu juga Jaejoong dan bocah kecil yang ia tuntun menyusuri Narita air port itu.

"eomma, aku haus?" celetuk bocah itu ketika ia merasa kerongkongannya kering, dan ia sudah berulang kali menelan ludahnya agar kerongkongannya basah.

Jaejoong menatap lembut pada jagoan kecilnya itu dan melempar senyum kecil.

"ah.. Maafkan eomma ya sudah membuat jagoan eomma haus, ohya apa jagoan eomma lapar juga?" tanya jaejoong pada jagoan kecilnya.

Changmin hanya menganguk-angukan kepala dan dia terlihat imut, apa lagi senyum manis terpasang diwajah lucunya.

Jaejoong pun menuntun dia kesebuah foodcort tak jauh dari bandara, tempat makan favorit keluarga kecil Jung, dan restoran siap saji yg sudah terkenal di dunia itu.

Changmin duduk di sebuah kursi kakinya ia ayun ayunkan sambil melihat san eomma sedang memesan makanan di sana, ia memainkan sebuah bola bening yg dapat memantul dan di dalam bola itu terdapat sebuah pasir yg bekilauan seperti salju, dan Changmin menyukai bola kecil hadiah natal dari san Appa.

Jaejoong berjalan membawa s ebuah nampan yg berisi makanan pesanannya, Changmin tersenyum sumringah melihat nampan yang dibawah oleh sang eomma.

'makananku datang' gumam Changmin dalam hati.

"ini dia hamburger buat jagoan eomma" celetuk jaejoong seperti seorang pelayan restoran pada jagoan kecilnya itu, sedangkan changmin tersenyum sumringah melihat nampan yg baru saja Jaejoong letakan diatas meja.

Mata changmin berbinar-binar menatap makanan itu, dengan cepatnya ia menyambar makanan itu. Dia memegang hamburger itu dengan dua tangannya dan dia menggigit hamburger itu dan membuat mulut kecilnya di penuhi dengan hamburger, sedangkan jaejoong hanya tersenyum tipis melihat tingkah jagoan kecilnya yang ada di depan matanya.

Jaejoong memperhatikan jagoan kecilnya itu makan, dan ia bergumam dalam hati 'makannya banyak tapi dia tetap kurus'.

"eomma kapan appa akan menjemput" tanya Changmin pada jaejoong yg melahap potongan-potongan kentang goreng.

"ah... Iya lupa, hari ini appa tidak bisa menyusul kita"

Changmin merasa kecewa pada perkataan Jaejoong, dia sudah sangat-sangat merindukan pelukan sang appa dan ingin segera di peluk oleh sang appa.

Ya bocah kecil itu sudah menekuk-nekuk wajahnya dan membuat Jaejoong terkekeh geli melihat jagoan kecilnya itu.

Jaejoong dengan penuh kasih sayang mengusap saos yg sudah belepotan di wajah jagoan kecilnya itu, sungguh demi apapun jaejoong menyayangi jagoan kecilnya itu penuh kasih sayang. Bahkan kadang Yunho merasa iri dan ingin di perlakukan seperti anaknya itu, entah bagaimana seandainya Jaejoong ke hilangan jagoan kecilnya itu.

Changmin keluar dari foodcort dengan perasaan senang perutnya membuncit dan penuh yang ia rasa, sepertinya ia kesusahan untuk berjalan.

Sedangkan Jaejoong dia hanya tersenyum manis melihat sang jagoan kecilnya berjalan dengan gontai itu, ia mengacak-acak rambut changmin dan mulai berjongkok di depan Changmin menyiapkan pungung datarnya agar di naiki oleh sang jagoan kecilnya yg tengah kekenyangan itu.

"eomma, changmin tidak mau di gendong?"

"waeyo minnie?"

"Changmin sudah dewasa eomma"

Lagi-lagi Jaejoong di buat terkekeh mendengar celoteh sang jagoan kecilnya itu, sedangkan Changmin hanya memanyunkan bibir kecilnya sehinga membuat dua pipi gembul yg ia miliki terlihat menggembung, ah... Mungkin jika saat itu ada seorang ibu-ibu hamil pasti Dia akan mendapat sebuah cubitan kecil di kedua pipinya.

Jaejoong menghentikan sebuah taksi, ia membuka pintu dan mempersilahkan jagoan kecilnya duduk dengan tenang.

Changmin tampak mengantuk akibat perut kenyang dan hembusan air conditioner dari mobil tersebut, sesekali ia mengerjap-ngerjapkan matanya agar ia tak tidur disana karna ia ingin sekali melihat kota tokyo saat malam.

"eomma, mataku berat terasa ada lem yang menempel?"

"tidurlah chagi-ya"

"eomma, Aku tidak mau tidur?"

"kau sudah terlihat mengantuk chagi-ya"

changmin bersikuku untuk tidak tidur dan dia melebarkan kedua matanya dengan jari-jari kecilnya, ia merasa sayang sekali jika melewatkan pemandangan kota tokyo di malam hari.

Baginya kota tokyo amat indah di malam hari, lampu-lampu banner dan lampu toko-toko yang berkelap kelip. Ia kadang berteriak bahagia ketika ia menjumpai sebuah poster besar bergambar anime favoritnya atau gambar tokusatsu (super hero dalam jepang).

Jaejoong menarik changmin dan mendudukan bocah kecil itu di pangkuannya, Changmin mulai terhanyut tiap elusan jaejung pada puncak kepalanya.

Sedikit demi sedikit mata Changmin mulai terpejam perlahan namun pasti mata itu sudah tertutup rapat seolah-olah ada sebuah lem yg membuatnya merekat erat.

-o0o-

suara kicau burung terdengar merdu cahaya matahari mulai masuk melalui jendela dan tirai yg bergoyang lembut membuat pagi ini nampak cerah.

Diatas ranjang yg berbalut sprai warna putih tengah tertidur pulas seorang laki-laki dan seorang bocah kecil, sang laki-laki dewasa itu memeluk sang bocah kecil itu hangat.

Sang bocah kecil itu merasa berat ketika sebuah lengan menimpa dadanya, ia menyingkirkan lengan itu kemudian ia menendang tubuh yg semalam memeluknya.

Alhasil tubuh laki-laki dewasa itu terjatuh bebas di lantai.

"au..." rintih sang laki-laki dewasa itu, sedangkan sang bocah kecil itu mengucek mata sipitnya. Ia mengerjap-erjapkan mata kemudian ia mengedipkan matanya dan terlihat imut.

kemudia bocah kecil itu menatap sang laki-laki dewasa yang terjatuh dari kasur empuknya, ia berkedip-kedip mendapat pemandangan yang aneh.

Sedangkan laki-laki dewasa itu memasang senyum di wajah stoicknya.

"ah... Anak appa sudah bangun"

sang bocah tetap dalam keterkejutannya, menatap tak percaya pada laki-laki yang ada di pinggiran kasur empuknya. Ia menggeliat kemudian ia mulai mencari dimana sosok seorang yang sering tidur dengannya, ya sosok seorang eomma yg sering memeluknya dan menciumnya tiap pagi.

"eomma..." teriak bocah itu dan ia mengabaikan sang ayah yang sudah dari tadi ingin mendapat senyuman dari bocah kecil itu.

"eomma..." teriaknya lagi, kali ini teriakannya lebih kencang dari sebelumnya, ya dan itu berhasil membuat Jeajoong berlari kecil dari dapur menuju kamar dimana jagoan kecilnya tidur.

Jaejoong membelalakan mata bulat besarnya melihat Yunho yg terduduk di lantai dan Changmin yg duduk di pojok kamar dan seperti seorang perempuan yg akan di perkosa.

"eomma.. Aku benci appa?"

"wae chagiya?"

Jaejoong berjalan mendekat kearah changmin, kemudian ia merentangkan kedua tanganya membuka lebar-lebar agar Changmin memeluknya.

Secepat kilat Changmin memeluk eommanya dan memeluk erat melingkarkan kaki kecilnya dipingang Jaejoong.

Yunho mendengus kesal pada jagoan kecilnya itu, ia nampak iri pada sang jagoan kecil.

"yunho-ah, pakai baju mu dan celana mu?"

"aku tidak mau chagi-ah?"

Changmin dalam gendongan jaejoong, di berkedip-kedip nampak imut. Sedangkan Yunho berjalan menuju Jaejoong, ia mencubit pipi changmin dan mencium ganas pipi gembul changmin.

"yunho-ah setidaknya kau keluar kamar pakai celana boxer mu, jangan pakai celana dalam saja!" Jaejoong menggerutu melihat kelakuan sang suami.

"ya ya ya, lagi pula..." Yunho terdiam di depan pintu dan dia mengantungkan kalimatnya, wajahnya nampak pucat seperti melihat hantu.

Terpaku dengan keadaan sedikit naked, dan hanya bagian tubuh yang di tutupi oleh celana dalam.

"hai...?" ucapnya kikuk, ia membalik badannya dan secepat mungkin ia melesat kedalam kamarnya.

Junsu dan Yoochun menatap kikuk pada orang dewasa yang terlihat konyol itu.

-o0o-

Empat orang dewasa dan satu bocah laki-laki tengah berada dalam mobil yang tengah melaju di jalanan kota tokyo, sang bocah kecil itu mengamati jalan dari jendela mobilnya.

Ketika lampu merah, Ia melihat seorang gadis kecil yang seumuran dengannya tengah duduk di sebuah trotoar dan sedang memainkan gitar yg lebih besar darinya, dia nampak takjub dengan pemandangan ini.

Lampu sudah hijau mobil pun kembali melaju tapi bocah itu tak bisa berpaling pada bocah perempuan yg tengah duduk di trotoar memainkan gitarnya.

Sampailah mereka di disneyland tokyo, tempat yang yunho janjikan pada changmin beberapa hari lalu.

Changmin ingin sekali berfoto dengan winnie the pooh, ia suka dengan winnie the pooh.

Dengan rasa yg meluap-luap changmin turun dari mobil itu, junsu membantunya turun dari mobil dan jaejoong menjinjing beberapa kantong kresek yg berisi makanan,

"su-ie juhma, bola salju ku" celetuk changmin ketika ia sadar kalau bola saljunya tertinggal di dalam mobil.

"bisakah kita meningalkannya chagi-ah?"

changmin melipat tangan dan berwajah cemberut, ia tak mau jalan bahkan yunho sudah mennuntunya, tak habis akal yunho mengendong bocah itu.

Tapi yang ada bocah itu menangis memekikkan telinga.

"yunho-ah, berhenti di situ?"

"waeyo boo?"

"jangan memaksa jagoan kecilku dan jangan membuatnya menangis?"

Yunho menurunkan Changmin dari gendongan-nya bocah kecil itu tetap menangis, jaejoong menaruh kasar kantong kreseknya sambil menggerutu ia berjalan dimana mobilnya di parkir tadi.

-o0o-

changmin duduk di sebuah bangku kecil sambil menyendok eskrim rasa vanila yang ada di depannya, disampingnya yoochun tengah memeriksa beberapa file-file pekerjaan yg belum ia selesaikan.

Junsu dan jaejoong tengah berbelanja barang pernak -pernik yg menurut dua orang itu terlihat cute, sedangkan Yunho nampak lelah dan kantuk ia bersandar pada sandaran bangku itu dan sedikit mendongak ia pun mulai larut dalam tidur secara perlahan.

Drrrt... Drrrttt...

Handphone yoochun bergetar diatas kardus rokok, ia mengambilnya dan mulai menempelkannya di telinga kiri.

Sedangkan changmin ia hanya menatap polos pada paman yoochun-nya itu, ia berganti menatap sang ayah yang tengah tertidur dalam duduk.

Ia berkedip dan memanyunkan bibirnya, ia memainkan bola salju kesayangannya.

Tiap kali changmin kesepian ia pasti memainkan bola salju itu, changmin sudah mengangap bola salju itu teman setianya.

Mungkin dia rela tidak di peluk eomma dan appanya jika bola itu hilang.

"hyung... Aku harus kekantor, Tuan hiroshi akan kesana"

"hn..." jawab yunho asal tanpa memeperhatikan yoochun yg sudah pergi meningalkannya dan changmin disana.

Changmin melambaikan tangan pada pamannya itu, ia menatap pamannya dengan wajah polosnya sampai sang paman menghilang di antara lalu lalang manusia yang ada di tempat itu.

Changmin kembali memainkan bola saljunya, ia memantul mantulkan bola itu ke lantai.

Duk duk duk...

Changmin memantulkan bola kecil itu terlalu keras sampai ia tak bisa menangkap dengan baik, alhasil bola itu memantul dan bergelinding bebas.

Changmin bangkit dari duduknya dan ia berlaroi mengejar bola salju itu, kadang kala bola salju itu di tendang oleh orang hingga bola itu semakin menjauh dari changmin.

dengan gerak cepat changmin mendapatkan bola itu berada di luar gate disneyland tokyo, ketika ia hendak kembali ketempat dimana appa-nya berada. Mata changmin berbinar-binar melihat sebuah miniatur ultraman yg lengkap.

Ia mengejar penjual itu berharap ia mendapatkan gratis sebuah miniatur ultraman itu.

-o0o-

jaejoong merasa gerah dengan cuaca panas hari ini, tangannya juga sudah terasa kesemutan karena beberapa tas kresek yang penuh dengan beberapa aksesoris seperti kaca mata, gelang kalung dan juga topi.

Benar-benar shoping aholic, apa lagi dia melihat tulisan diskon?

Ia mengajak junsu untuk kembali dimana yoochun, yunho dan changmin menunggu mereka.

Sesampai di tempat yunho, jaejong mengrutkan keningnya. Ia melihat yunho yg tidur sambil menmbuka mulutnya.

"ah.. Changmin pasti dengan yoochun, dasar appa yg buruk" protes jaejoong pada yunho yg tidur, sedangkan yunho tidak bergeming dari tidurnya.

Lebih dari 30 menit jaejoong, junsu menunggu yoochun kembali bersama changmin tentunya.

"yun-ie, yoochun-ah lama sekali coba kau telpon dia, pasti changmin sekarang lapar?" jaejoong membangunkan yunho.

"yoochun sudah kembali kekantor dia berpamitan padaku?"

"apa changmin bersamanya?"

DEG

Yunho terkesiap, ia sadar kalau changmin tafdi ada di sini bersamanya.

"tadi dia disini bersamaku, tapi sekarang..."

yunho segera berdiri dari duduknya ia menuju informasi meminta bantuan mereka untuk mengumumkan bahwa putranya telah hilang, kini dia benar-benar panik.

Begitu juga dengan jaejoong dan junsu, mereka berdua berjalan mencari changmin di seluruh penjuru tempat itu.

Tapi mereka tak menemukan, yoochun pun ikut kembali kesana turut serta mencari changmin?

Kemanakah changmin?

Apa yang akan terjadi?

tebece