ANOMALI

.

.

Title:

ANOMALI

Author:

Elixir Edlar

Disclaimer:

All cast belong to God, their parents and Bighit. Ent. I do not own the characters.

Genre:

UFO (Unidentified Fiction Of – mine)

Just a drabble about VKOOK

.

.

.

Jungkook dan Taehyung adalah pasangan gila.

Sudah begitu saja.

Gila.

Tidak kurang tidak lebih.

Petarung jalanan dan pembalap jalanan.

Cocok sekali.

Hubungan mereka itu aneh.

Seaneh anomali air yang justru cair pada suhu minus empat derajat.

Padahal nol itu titik beku.

.

.

Taehyung itu bajingan dan Jungkook itu bangsat.

Dua-duanya sama-sama brengsek.

Karena kesamaan itu mereka bersama.

Bagaikan.

Dualisme identik termanifestasi dalam dua wujud yang terdiferensiasi.

Namun di balik esensi tak ada perbedaan berarti.

Bak Joker dan Harley Quinn.

Nyentrik nan nyeleneh.

Contoh kecilnya.

Jungkook itu berantakan.

Taehyung tak pernah bisa rapi.

Tak ada beda.

Sama saja.

.

.

Taehyung dan Jungkook tinggal di antah-berantah.

Di sebuah apartemen kecil pinggir kota.

Berdua saja pada awalnya.

Sebelum datang seekor piaraan.

Pak Jimin namanya.

Jungkook yang menamainya.

Park Jimin,

Mereka temukan ketika dini hari.

Di dekat tempat penampungan sampah.

Keadaannya..

Telanjang tanpa sehelai benang.

Tubuhnya kotor dan penuh luka.

Menggigil sendirian di tengah dinginnya malam.

Taehyung baru pulang dari balapan liarnya.

Jungkook temani sebab tak ada jadwal tarung.

Memacu mobil dengan kecepatan perlahan.

Menikmati suasana malam.

Membelah jalan ditemani kilatan lampu pinggir bulevar.

"Hentikan mobilnya, Bajingan!"

Jangan salah, Jungkook tidak sedang marah.

Itu panggilan kesayangan tuk kekasih ternistanya.

Ternista ya, bukan tercinta.

Siapa lagi kalau bukan Taehyung?

Taehyung pun hentikan mobil, menepi ke pinggiran.

"Hey, bastard! Let's take him home. This cat pretty cute tho!"

Taehyung angkat satu alis pula angguk kepala.

"Anything you want, Badass!"

Malam itu Jimin resmi mereka adopsi.

Jika kata 'pungut' terlalu kasar.

.

.

Park Jimin

Ternyata amnesia.

Tak ingat siapa diri, jua dari mana asal.

Mental bak anak delapan tahun.

Usia aslinya?

Mungkin sepantaran Taehyung.

Mungkin.

Bisa lebih muda atau lebih tua.

Taehyung delapan belas, Jungkook enam belas.

Semua masih remaja.

.

.

Park Jimin.

Ialah segalanya bagi sepasang sejoli gila itu.

Segalanya berarti ya segalanya.

Secara harfiah maupun kias.

Jimin itu multifungsi.

Semua peran bisa ia jalani.

Dari tukang masak, tukang bersih-bersih, hingga tukang cuci.

Bisa mainkan peran apa pun.

Ya, apapun yang diminta pasangan gila itu.

Kadang dianggap kucing, kadang juga dianggap anjing.

Sering pula dianggap boneka bahkan seorang anak.

Sering didandani macam-macam.

Diminta cosplay kostum-kostum aneh.

Ia terima terima saja.

Pasrah.

Entah bodoh atau polos.

Jimin tidak peduli.

Baginya, tinggal dengan kedua teman barunya.

Adalah berkah tak ternilai.

Tidak jarang juga dua sejoli kurang waras itu,

Perlakukan Jimin secara manusiawi.

Benar-benar manusiawi.

Layaknya adik, kakak, maupun teman sendiri.

Setidaknya satu yang krusial.

Mereka tak pernah anggap Jimin,

Sampah.

.

.

.

Semua orang anggap Jungkook dominan Taehyung.

Alasan?

Tubuhnya besar dan kekar.

Harga mati tuk determinasi dominansinya.

Abaikah wajah imut bak kelincinya, itu sebuah eksepsi.

Jungkook punya kotak-kotak enam di abdomen.

Persis bongkahan cokelat.

Trisep dan bisep tampak kokoh nan gagah.

Meskipun,

Kharisma plus auranya lumayan seram.

Maklumilah, petarung jalanan.

.

.

Taehyung bertubuh kurus langsing bak puan.

No abs, no biceps, no triceps, no muscles.

Garis wajahnya saja yang maskulin.

Sebab alisnya kelewat tebal.

Pembalap jalanan.

Liar dan tak terkendali.

Meski sifatnya konyol sekali.

Ambisinya hanya satu.

Menjadi kecepatan itu sendiri.

.

.

.

Faktanya.

Taehyung bukan submisif.

Bagaimana bisa?

Oke baiklah, ini penjelasanya.

Suatu hari Jimin bertanya.

Kadar keponya setara mata-mata Rusia.

"Jungkook, mengapa Taehyung seme?"

Jungkook diam, Taehyung nyeletuk.

"Cause, mine's bigger than his!"

Terjawab sudah.

.

.

Penentuan seme-uke mereka standar saja.

Bukan ambil posisi 69 lalu oral satu sama lain.

Siapa klimaks terakhir ialah pemenangnya.

Bukan!

Itu biasa.

Mereka tak suka hal biasa.

Seme - Uke ditentukan melalui permainan sederhana.

Janken.

Batu, gunting, kertas.

Tiga kali putaran.

Taehyung menang dua.

Otomatis posisi dominan jatuh padanya.

.

.

Pernah Jungkook menawari kekasihnya.

"Mau tukar posisi, dickhead?"

Taehyung menggeleng cepat.

"No, thank you, asshole!"

Karena Taehyung tahu submisif itu candu.

Sensasi tumbukan pada prostat itu adiktif.

Taehyung tak mau.

Versatilitas bukan gayanya sama sekali.

Cukup di depan publik ia dianggap submisif.

Untuk urusan ranjang dia harus dominan.

.

.

Duo sejoli gila ini kadang lucu.

Bermain peran hingga buat Jimin tergugu.

Pernah suatu ketika di pagi hari,

"Hoeeek!"

Jungkook muntah di toilet.

Taehyung pijat tengkuknya sambil berkicau.

"Morning sickness? Psycho?"

"Um, i guess so, Dumbass."

Jungkook jawab singkat.

"What happen?"

Jimin bingung.

"He's preggo, you'll have a lil bro soon, Son!"

Taehyung jawab Jimin.

Jungkook diam.

"Ow, i see.."

Jimin angguk seolah paham.

Padahal tidak.

"How on earth a man got pregnant?"

Pikir Jimin.

"How old is the baby?"

Jimin tanya lagi.

"It's fetus dear, not baby. Only two months."

Jungkook jawab, ikut main peran.

Jimin angguk-angguk lagi.

Sejak itu Jimin selalu perhatikan perut Jungkook.

.

.

Tiga bulan kemudian...

Jimin heran perut Jungkook tetap rata.

"Jungkook?"

Jimin mulai kepo.

"Ada apa Kitty?"

Jawab Jungkook manis. Hanya pada Jimin.

"Kucing Rapmon hamil dan perutnya membesar."

Seloroh Jimin, Jungkook nyengir getir.

"Lalu?"

"Kenapa perutmu tidak membesar?"

Nah, itu poin pentingnya.

"Karena bayinya tidak tumbuh."

"Kenapa bayinya tidak tumbuh?"

Jimin makin kepo, atau bodoh tepatnya.

"Karena tidak ada bayi dalam perutku."

"Bagaimana bisa? Taehyung bilang kan kau ha.."

"Aku keguguran!"

Jungkook jawab sebelum Jimin makin banyak ngoceh.

Jimin manggut-manggut.

"Tapi semalam kau bilang pada Taehyung kalau kau sedang ngidam."

Astaga Park Jimin.

Jungkook jadi pusing.

"Semalam kau minta abalon sebelum Taehyung pulang balapan."

Jimin terus bertanya, polos sekali, lebih tepatnya bodoh sekali.

"Aku hamil lagi, puas!"

Jungkook jawab sekenanya.

Jimin berbinar riang.

"Berapa bulan?"

Jungkook mendengus keras.

"BERAPA PUN YANG KAU MAU!"

Taehyung bergabung.

Kecup perut Jungkook mesra.

"Don't get mad, it's bad for our baby."

Tak lupa elus nan belai perut Jungkook jua.

"Fuck you!"

Jungkook tendang bokong Taehyung.

"You are welcome~"

Taehyung balik tendang.

Ya begitulah keduanya.

G-I-L-A

GILA

Sudah begitu saja.

.

.

END

.

.

REVIEW IF YOU WANNA~

.

.

NOTE:

Entah kenapa selalu suka bikin semi-abstrak fic when it comes to VKOOK.

Dunno Y.

Yang ini nge-troll abis.

Dan gak pernah jelas.

E.G.P

Yang penting happy..

.

Dan Ebies Yuardi di profilku itu artinya

ABSURD

You may know why rite?

.